Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL (DEPT TO EQUITY RATIO DAN DEPT TO ASSET

RATIO) TERHADAP EARNING PERSHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN SUB


SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE TAHUN 2018

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas UTS dan UAS Mata Kuliah

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

Dosen Pengampu :

Hastanti Agustin Rahayu, SE, M.Acc, AK, CA, BKP.

Disusun oleh :

Vindi Feronita Purnama (G92218098)

PROGAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persaingan bisnis yang semakin berat menuntut semua perusahaan harus dapat
bertahan dalam kondisi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan dampak pada berbagai
indeks yang berisi saham pilihan. Indeks yang berisi saham-saham blue chips tidak
menjamin bahwa kinerjanya akan selalu cemerlang. Guna menjamin keberlangsungan
usahanya, perusahaan harus tetap bekerja keras untuk mengelola aktivitas usahanya agar
mampu bersaing sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu untuk memaksimalkan
kemakmuran para pemegang saham yang dapat diukur dari Earning Per Share (EPS).
Earning Pe rShare (EPS) atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik, sehingga para
calon pemegang saham tertarik dengan earning per share (EPS) yang besar. Tujuan
tersebut harusnya menjadi dasar dalam melakukan analisis dan tindakan rasional dalam
proses pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.
Dalam pencapaian Earning Per Share (EPS) yang besar tersebut tentunya setiap
perusahaan pasti membutuhkan dana, sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
operasional maupun untuk mengembangkan perusahaan, yang nantinya akan berdampak
pada keuntungan bagi perusahaan. Kebutuhan modal tersebut berupa modal kerja
maupun pembelian aset tetap. Untuk memenuhi hal tersebut perusahaan harus mampu
mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan biaya paling rendah
sehingga dapat efektif dan efisien dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan harus mempertimbangkan
dan menganalisis sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan investasi
serta dalam mejalankan kegiatan operasinya. Keputusan pendanaan ini tentunya akan
mempengaruhi bentuk struktur modal perusahaan serta mampu memberikan
kemakmuran kepada stockholders dan juga stakeholders secara keseluruhan.
Keuntungan atau laba yang diperoleh harus lebih besar dari biaya modal. Sehingga
penentuan kebijakan struktur modal akan mempengaruhi ruang lingkup kegiatan
perusahaan.
Struktur modal merupakan proporsi antara modal sendiri dan pinjaman. Jika
terdapat kesalahan dalam pembentukan struktur modal akan berdampak luas terutama
apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang
harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal ini juga berarti akan
meningkatkan risiko finansial, yaitu risiko saat perusahaan tidak membayar beban bunga
atau angsuran hutang-hutangnya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan struktur
modal yang optimal baik itu dari modal sendiri maupun dari hutang agar menghasilkan
struktur modal yang terbaik yang dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik yang
tercermin dalam nilai EPS.
Dari latar belakang diatas, penulis memutuskan untuk menguji “PENGARUH
STRUKTUR MODAL (DEPT TO EQUITY RATIO DAN DEPT TO ASSET
RATIO) TERHADAP EARNING PERSHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN SUB
SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE TAHUN 2018”

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh Dept to Equity Ratio (DER) terhadap Earning Per Share (EPS)
pada perusahaan sub sektor property dan real estate tahun 2018?
2. Bagaimana pengaruh Dept to Asset Ratio (DAR) terhadap Earning Per Share (EPS)
pada perusahaan sub sektor property dan real estate tahun 2018?
3. Bagaimana pengaruh Dept to Equity Ratio (DER) dan Dept to Asset Ratio (DAR)
terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan sub sektor property dan real
estate tahun 2018?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Dept to Equity Ratio (DER) terhadap Earning Per Share
(EPS) pada perusahaan sub sektor property dan real estate tahun 2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Dept to Asset Ratio (DAR) terhadap Earning Per Share
(EPS) pada perusahaan sub sektor property dan real estate tahun 2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh Dept to Equity Ratio (DER) dan Dept to Asset Ratio
(DAR) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan sub sektor property dan
real estate tahun 2018
1. Sebagai bahan referensi tentang pengaruh struktur modal terhadap Earning Per Share
(EPS), untuk melanjutkan penelitian serupa dan sebagai referensi untuk penelitian
dimasa yang akan datang,
2. Diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan sebagai penerapan ilmu
pembelajaran di bangku perkuliahan pada kenyataan yang terjadi di lapangan.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai
masukan untuk lebih mengetahui pengaruh struktur modal terhadap Earning Per
Share (EPS).
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Rerangka Teoretis
Kerangka teoritis adalah hubungan beberapa konsep yang akan diteliti melalui
penelitian yang akan dilakukan. Kerangka teoritis dapat menggambarkan antar variable
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variable independent (X) ada dua yaitu Dept to
Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DER), sedangkan variable dependent (Y)
yatu Earning Per Share.

DER
(X1)

EPS
(Y)
DAR
(X2)

Keterangan:
EPS = Earning Per Share atau Laba Per Saham
DER = Debt to Equity Ratio
DAR = Debt to Asset Ratio

2.2.Teori Utama
1. Earning Per Share (EPS) / Laba Per Saham
a. Pengertian
Laba per saham / Earning Per Share (EPS) adalah salah satu alat yang
digunakan investor dan para pemegang saham dalam mengevaluasi kinerja
perusahaan. Tujuan dari informasi laba per saham adalah menyedikan ukuran
mengenai hak setiap saham biasa perusahaan atas kinerjanya selama periode
pelaporan tertentu. Dua variable laba per saham adalah jumlah laba dalam satu
periode dan jumlah saham biasa beredar (Hans, dkk, 2019). Sedangkan Menurut
Irham Fahmi dan Yofi Lavianti Hadi (2011, 77) EPS atau laba bersih per lembar
saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Definisi lain menurut Kasmir (2014) tentang Earning Per Share (EPS)
adalah “EPS adalah rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya
dengan rasio yang tinggi maka kesejahteraan pemegang saham meningkat”
b. Faktor-Faktor yang memperngaruhi Earning Per Share (EPS) / Lembar Per
Saham
Dalam menentukan sumber dana dalam menjalankan perusahaan,
manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan adanay perubahan
dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001: 19) perubahan dalam menggunakan utang
akan mengakibatkan perubahan laba perlembar saham (EPS) dan, karena itu, juga
mengakibatkan perubahan harga saham. Sehingga dapat disimpulkan perubahan
penggunaan utang, perubahan utang berarti perubahan struktur modal merupakan
faktor yang mempengaruhi tingkat Earning Per Share.
Dalam memenuhi sumber dananya, manajemenpun dihadapkan bahwa
beberapa alternatif sumber pendanaan. Dengan menggunakan modal sendiri
ataukah dengan pinjaman (modal asing). Menurut Sutrisno (2001: 255) dalam
proses pemilihan alternatif sumber dana hal yang perlu diketahui adalah pada
tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak berapa apabila dibelanjai dengan
modal sendiri atau utang menghasilkan Earning Per Share yang sama. Dari ini
dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)
merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya laba perlembar saham.
2. Struktur Modal
a. Pengertian Struktur Modal
Menurut Bambang Riyanto (2001: 22) adalah pembelanjaan permanen
yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari
struktur keuangan. Sementara itu struktur keuangan adalah perimbangan antara
total utang dan modal sendiri.
b. Rasio Struktur Modal
Menurut Sjahrial dan Purba (2013: 37) rasio struktur modal diuraikan
sebagai berikut:
 Rasio Total Utang Terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang
dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini juga dapat berarti
sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar
utangnya dengan jaminan modal sendiri. Sejalan dengan Harahap (2013:303)
“Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar” Semakin tinggi DER
menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, juga akan
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar
(kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar.
 Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets
Ratio/DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva
guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Van horn dan wachowicz
(2012:176) menjelaskan semakin tinggi rasio utang terhadap total asset,
semakin besar risiko keuangannya, semakin rendah rasio maka semakin
rendah risikonya. Menurut Kasmir (2014:156) jika rasio DAR tinggi, artinya
pendanaan dengan utang semakin banyak, sehingga semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan
perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Bambang Riyanto (2001: 297) struktur modal dipengaruhi oleh
banyak faktor, namun ada beberapa faktor yang utama yaitu :
 Tingkat Bunga
 Stabilitas dari “Earning”
 Susunan Aktiva Perusahaan
 Kadar Resiko Aktiva
 Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan
 Keadaan Pasar Modal
 Sifat Manajemen
 Besarnya Suatu Perusahaan

2.3.Teori Pendukung
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Earning Per Share
Debt to Equity Ratio adala rasio hutang terhadap ekuitas yang dihitung dengan
membagi total keseluruhan hutang/liabilitas perusahaan dengan total ekuitas. DER
yang tinggi berarti perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi dengan beban
tetap yang tinggi, sehingga akan mengurangi beban pajak dan menciptakan
keuntungan (earning per share / laba per saham) bagi perusahaan. Hal tersebut tentu
akan mempengaruhi laba bersih bagi pemegang saham biasa termasuk deviden,
dilain pihak meningkatkan risiko karena kewajiban untuk membayar hutang lebih
diutamakan (Harahap, 2007:303). Pemegang saham mungkin menginginkan suatu
perusahaan lebih banyak hutang karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan
yang dilihat dari sisi EPS (Brigham dan Houston, 2001: 105).
2. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio Terhadap Earning Per Share
Debt to Total Asset Ratio (DAR) adalah rasio hutang terhadap total asset didapat
dari membagi total hutang perusahaan dengan total asset perusahaan. Rasio ini
menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.
Penggunaan hutang yang tinggi atau rendah dapat mempengaruhi naik turunnya EPS.
Dan apabila dari dana yang dipinjam itu perusahaan memperoleh hasil yang lebih
besar daripada bunga yang dibayarnya, maka berarti penghasilan untuk pemilik
bertambah besar (Brigham, dan Houston, 2006: 41). Artinya semakin tinggi DAR
maka akan menciptakan EPS yang tinggi apabila perusahaan bisa menghasilkan laba
yang bisa menutupi hutang.
2.4.Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan Riadi (2005) dalam penelitian berjudul “Analisis
variabel-variabel struktur modal dan pengaruhnya terhadap laba per lembar saham (EPS)
pada perusahaan industry rokok yang Go public di BEI”. Hasil peneitian menunjukkan
bahwa secara simultan, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variable struktur aktiva,
pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan stabilitas arus kas terhadap laba per
lembar saham (EPS).Sedangkan secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dua variable struktur modal yang berpengaruh terhadap EPS, yaitu pertumbuhan
penjualan dan ukuran perusahaan.Sedangkan variable struktur modal yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap EPS adalah struktur aktiva dan stabilitas aruskas.
Penelitian yang dilakukan Widyawati Ismail, dkk (2016) yang berjudul “Pengaruh
Current Ratio dan Struktur Modal Terhadap Laba Per Lembar Saham pada Perusahaan
Pertambangan Batubara yang terdaftar di BEI”. hasil penelitian ini menyatakan Current
Ratio dan Struktur modal (Debt to equity ratio) secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba perlembar saham. Current Ratio secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Laba per lembar saham. Struktur modal (Debt to equity
ratio) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba per lembar saham.

2.5. Hipotesis Konseptual

H1
DER
H3 EPS
DAR
H2

H1 : Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Earning Per
Share pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2018.
H2 : Debt to Asset Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Earning Per
Share pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2018.
H3 : Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Earning Per Share pada perusahaan sub sektor property dan
real estate yang terdaftar di BEI tahun 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasinal Variable
1. Variable Dependent
 Earning Per Share (EPS)
Menurut Irham Fahmi dan Yofi Lavianti Hadi (2011, 77) EPS atau laba
bersih per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan
kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Laba per lembar saham, perusahaan akan diukur dengan menggunakan
rumus:
Laba BesihSetelah Pajak
Laba per lembar saham =
Jumlah Lembar Saham yang Berrdar
2. Variable Independent
 Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Kasmir (2009) DER merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. Debt to
Equity Ratio diukur dengan cara:
Total Liabilitas(Debt )
Debt to equity ratio =
Total Ekuitas ( Equity)
 Debt to Asset Ratio
Van horn dan wachowicz (2012:176) menjelaskan semakin tinggi rasio
utang terhadap total asset, semakin besar risiko keuangannya, semakin rendah
rasio maka semakin rendah risikonya.
Total Liabilitas
Dept to Asset Ratio=
Total Asset

3.2. Metode Pemilihan dan Pengumpulan Data


Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan penelitian jenis kuantitatif,
yang mana penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian beberapa teori melalui
pengukuran beberapa variable penelitian dengan angka serta melakukan analisis data
dengan menggunakan prosedur statistik. Populasi berjumlah 62 Perusahan Jasa yang
merupakan Perusahaan sub Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2018. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan
perusahaan. Total sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 50 perusahaan pada tahun
2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yang
merupakan catatan dari peristiwa masa lalu. Metode dokumentasi yang digunakan berupa
pengumpulan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Perusahaan sub Sektor
Property dan Real Estate pada tahun 2018. Teknik analisis data memanfaatkan program
Microsoft Excel dan SPSS.

3.3.Metode Analisis Data


1. Uji Normalitas
Uji Normalitas, yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang berdistribusi normal. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Normalitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
(Ghozali, 2013).
2. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. tujuannya untuk mengukur
kekuatan dua variabel atau lebih serta menunjukan arah hubungan antara variabel
independent dengan variable dependent. Adapun rumus dari regresi linier berganda
(multiple linier regresion) adalah sebagai berikut :
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan :
Y = Earning Per Share (EPS)
X1 = Debt to Equity Ratio (DER)
X2 = Debt to Total Asset (DAR)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel DER
b2 = Koefisien regresi variabel DAR
e = error
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F (simultan) dan uji t (parsial). Ada
dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan pengujian yaitu uji-F dan uji-t.
a. Uji-t
Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
variabel independennya (Priyanto, 2010:68). Tingkat signifikansi yang digunakan
adalah sebesar 5% (α = 0.05). Dasar penerimaan atau penolakan hipotesis dapat
dilihat dengan membandingkan nilai thitung dengan t tabel, apabila t hitung lebih
besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ghozali, 2013).
b. Uji-F
Uji–F digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependent
(Priyanto, 2010:67). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% (α =
0.05). Dasar penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilihat dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel, jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima (Ghozali, 2013).
c. Koefisien Determinan (R2)
Uji koefisien determinan (R2) bertujuan untuk melihat seberapa besar
pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.
Koefisien determinan (R2) antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). jika R2
mendekati nol, maka pengaruh dari variabel independent yaitu variabel Debt to
Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap variabel
Earning Per Share (EPS) adalah kecil. Bila mendekati 1, maka pengaruh dari
variabel independent yaitu variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to
Total Asset Ratio (DAR) adalah besar.
DAFTAR PUSTAKA
Hans, dkk. 2019. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta: IAI.
Irham Fahmi dan Yovi Lavanti Hadi. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Teori dan
Soal Jawab. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Eugene F, Brigham and Joel F, Houston. 1998. Fundamentals of Financial Management. Edisi
kedelepan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. 2001. Managemen Keuangan.
Buku dua. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Eugene F, Brigham and Joel F, Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih
bahasa: Yulianto, dkk. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi pertama. Cetakan
kedua. Yogyakarta: Ekonisia.

Rianto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Cetakan


ketujuh. Yogyakarta: BPFE.

Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Horen, James C. Van dan Jonh M. Wachowicz, Jr. (2012). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro.

Priyanto, D. 2010. Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediako.

Riady, Andry. 2005. “Analisis variable – variable struktur modal dan pengaruhnya terhadap laba
per lembar saham (EPS) pada perusahaan industry rokok yang Go public di BEI”.
Diakses pada
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/865/cover.pdf?
sequenc e=4.

Ismail, Widyawati, dkk. 2016. “Pengaruh Current Ratio dan Struktur Modal Terhadap Laba Per
Lembar Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di BEI”.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16(1).

www.idx.co.id

www.sahamok.com

Anda mungkin juga menyukai