Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
2.1.Rerangka Teoretis
Kerangka teoritis adalah hubungan beberapa konsep yang akan diteliti melalui
penelitian yang akan dilakukan. Kerangka teoritis dapat menggambarkan antar variable
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variable independent (X) ada dua yaitu Dept to
Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DER), sedangkan variable dependent (Y)
yatu Earning Per Share.
DER
(X1)
EPS
(Y)
DAR
(X2)
Keterangan:
EPS = Earning Per Share atau Laba Per Saham
DER = Debt to Equity Ratio
DAR = Debt to Asset Ratio
2.2.Teori Utama
1. Earning Per Share (EPS) / Laba Per Saham
a. Pengertian
Laba per saham / Earning Per Share (EPS) adalah salah satu alat yang
digunakan investor dan para pemegang saham dalam mengevaluasi kinerja
perusahaan. Tujuan dari informasi laba per saham adalah menyedikan ukuran
mengenai hak setiap saham biasa perusahaan atas kinerjanya selama periode
pelaporan tertentu. Dua variable laba per saham adalah jumlah laba dalam satu
periode dan jumlah saham biasa beredar (Hans, dkk, 2019). Sedangkan Menurut
Irham Fahmi dan Yofi Lavianti Hadi (2011, 77) EPS atau laba bersih per lembar
saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Definisi lain menurut Kasmir (2014) tentang Earning Per Share (EPS)
adalah “EPS adalah rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya
dengan rasio yang tinggi maka kesejahteraan pemegang saham meningkat”
b. Faktor-Faktor yang memperngaruhi Earning Per Share (EPS) / Lembar Per
Saham
Dalam menentukan sumber dana dalam menjalankan perusahaan,
manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan adanay perubahan
dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001: 19) perubahan dalam menggunakan utang
akan mengakibatkan perubahan laba perlembar saham (EPS) dan, karena itu, juga
mengakibatkan perubahan harga saham. Sehingga dapat disimpulkan perubahan
penggunaan utang, perubahan utang berarti perubahan struktur modal merupakan
faktor yang mempengaruhi tingkat Earning Per Share.
Dalam memenuhi sumber dananya, manajemenpun dihadapkan bahwa
beberapa alternatif sumber pendanaan. Dengan menggunakan modal sendiri
ataukah dengan pinjaman (modal asing). Menurut Sutrisno (2001: 255) dalam
proses pemilihan alternatif sumber dana hal yang perlu diketahui adalah pada
tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak berapa apabila dibelanjai dengan
modal sendiri atau utang menghasilkan Earning Per Share yang sama. Dari ini
dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)
merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya laba perlembar saham.
2. Struktur Modal
a. Pengertian Struktur Modal
Menurut Bambang Riyanto (2001: 22) adalah pembelanjaan permanen
yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari
struktur keuangan. Sementara itu struktur keuangan adalah perimbangan antara
total utang dan modal sendiri.
b. Rasio Struktur Modal
Menurut Sjahrial dan Purba (2013: 37) rasio struktur modal diuraikan
sebagai berikut:
Rasio Total Utang Terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang
dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini juga dapat berarti
sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar
utangnya dengan jaminan modal sendiri. Sejalan dengan Harahap (2013:303)
“Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar” Semakin tinggi DER
menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, juga akan
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar
(kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar.
Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets
Ratio/DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva
guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Van horn dan wachowicz
(2012:176) menjelaskan semakin tinggi rasio utang terhadap total asset,
semakin besar risiko keuangannya, semakin rendah rasio maka semakin
rendah risikonya. Menurut Kasmir (2014:156) jika rasio DAR tinggi, artinya
pendanaan dengan utang semakin banyak, sehingga semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan
perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Bambang Riyanto (2001: 297) struktur modal dipengaruhi oleh
banyak faktor, namun ada beberapa faktor yang utama yaitu :
Tingkat Bunga
Stabilitas dari “Earning”
Susunan Aktiva Perusahaan
Kadar Resiko Aktiva
Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan
Keadaan Pasar Modal
Sifat Manajemen
Besarnya Suatu Perusahaan
2.3.Teori Pendukung
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Earning Per Share
Debt to Equity Ratio adala rasio hutang terhadap ekuitas yang dihitung dengan
membagi total keseluruhan hutang/liabilitas perusahaan dengan total ekuitas. DER
yang tinggi berarti perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi dengan beban
tetap yang tinggi, sehingga akan mengurangi beban pajak dan menciptakan
keuntungan (earning per share / laba per saham) bagi perusahaan. Hal tersebut tentu
akan mempengaruhi laba bersih bagi pemegang saham biasa termasuk deviden,
dilain pihak meningkatkan risiko karena kewajiban untuk membayar hutang lebih
diutamakan (Harahap, 2007:303). Pemegang saham mungkin menginginkan suatu
perusahaan lebih banyak hutang karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan
yang dilihat dari sisi EPS (Brigham dan Houston, 2001: 105).
2. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio Terhadap Earning Per Share
Debt to Total Asset Ratio (DAR) adalah rasio hutang terhadap total asset didapat
dari membagi total hutang perusahaan dengan total asset perusahaan. Rasio ini
menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.
Penggunaan hutang yang tinggi atau rendah dapat mempengaruhi naik turunnya EPS.
Dan apabila dari dana yang dipinjam itu perusahaan memperoleh hasil yang lebih
besar daripada bunga yang dibayarnya, maka berarti penghasilan untuk pemilik
bertambah besar (Brigham, dan Houston, 2006: 41). Artinya semakin tinggi DAR
maka akan menciptakan EPS yang tinggi apabila perusahaan bisa menghasilkan laba
yang bisa menutupi hutang.
2.4.Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan Riadi (2005) dalam penelitian berjudul “Analisis
variabel-variabel struktur modal dan pengaruhnya terhadap laba per lembar saham (EPS)
pada perusahaan industry rokok yang Go public di BEI”. Hasil peneitian menunjukkan
bahwa secara simultan, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variable struktur aktiva,
pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan stabilitas arus kas terhadap laba per
lembar saham (EPS).Sedangkan secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dua variable struktur modal yang berpengaruh terhadap EPS, yaitu pertumbuhan
penjualan dan ukuran perusahaan.Sedangkan variable struktur modal yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap EPS adalah struktur aktiva dan stabilitas aruskas.
Penelitian yang dilakukan Widyawati Ismail, dkk (2016) yang berjudul “Pengaruh
Current Ratio dan Struktur Modal Terhadap Laba Per Lembar Saham pada Perusahaan
Pertambangan Batubara yang terdaftar di BEI”. hasil penelitian ini menyatakan Current
Ratio dan Struktur modal (Debt to equity ratio) secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba perlembar saham. Current Ratio secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Laba per lembar saham. Struktur modal (Debt to equity
ratio) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba per lembar saham.
H1
DER
H3 EPS
DAR
H2
H1 : Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Earning Per
Share pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2018.
H2 : Debt to Asset Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Earning Per
Share pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2018.
H3 : Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Earning Per Share pada perusahaan sub sektor property dan
real estate yang terdaftar di BEI tahun 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasinal Variable
1. Variable Dependent
Earning Per Share (EPS)
Menurut Irham Fahmi dan Yofi Lavianti Hadi (2011, 77) EPS atau laba
bersih per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan
kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Laba per lembar saham, perusahaan akan diukur dengan menggunakan
rumus:
Laba BesihSetelah Pajak
Laba per lembar saham =
Jumlah Lembar Saham yang Berrdar
2. Variable Independent
Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Kasmir (2009) DER merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. Debt to
Equity Ratio diukur dengan cara:
Total Liabilitas(Debt )
Debt to equity ratio =
Total Ekuitas ( Equity)
Debt to Asset Ratio
Van horn dan wachowicz (2012:176) menjelaskan semakin tinggi rasio
utang terhadap total asset, semakin besar risiko keuangannya, semakin rendah
rasio maka semakin rendah risikonya.
Total Liabilitas
Dept to Asset Ratio=
Total Asset
Eugene F, Brigham and Joel F, Houston. 1998. Fundamentals of Financial Management. Edisi
kedelepan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. 2001. Managemen Keuangan.
Buku dua. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Eugene F, Brigham and Joel F, Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih
bahasa: Yulianto, dkk. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi pertama. Cetakan
kedua. Yogyakarta: Ekonisia.
Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Horen, James C. Van dan Jonh M. Wachowicz, Jr. (2012). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro.
Riady, Andry. 2005. “Analisis variable – variable struktur modal dan pengaruhnya terhadap laba
per lembar saham (EPS) pada perusahaan industry rokok yang Go public di BEI”.
Diakses pada
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/865/cover.pdf?
sequenc e=4.
Ismail, Widyawati, dkk. 2016. “Pengaruh Current Ratio dan Struktur Modal Terhadap Laba Per
Lembar Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di BEI”.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16(1).
www.idx.co.id
www.sahamok.com