Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KEGIATAN SEMINAR

KUPAS TUNTAS ATURAN HUKUM


RUMAH SUSUN CAMPURAN

“IMPLEMENTASI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
TENTANG RUMAH SUSUN DALAM
PENYELENGGARAAN RUMAH
SUSUN CAMPURAN (SUPERBLOCK)”
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR NASIONAL
POLEMIK HUKUM DALAM
PENYELENGGARAAN RUMAH
SUSUN CAMPURAN (SUPERBLOCK)
Proposal ini telah dibaca dan disetujui oleh :

Ketua Kamar Dagang Indonesia Ketua Pelaksana

________________________________ ________________________________
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Rumah Susun merupakan salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi
masalah keterbatasan lahan baik untuk hunian maupun untuk melakukan kegiatan
usaha. Sesuai dengan Pasal 3 huruf e Undang-Undang Rumah Susun No. 20 Tahun
2011 yaitu “Tujuan Penyelenggaraan Rumah Susun adalah memenuhi kebutuhan
sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan
tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan perumahan dan pemukiman
yang layak”.

Rumah Susun memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan rumah tapak,


dimana pada rumah susun terdapat kepemilikan yang bersifat pribadi dan
kepemilikan yang bersifat bersama-sama (bagian bersama, benda bersama, dan
tanah bersama). Saat ini sudah terdapat satu wadah khusus untuk mengelola
kepemilikan bersama-sama tersebut yang dinamakan Perhimpunan Pemilik dan
Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS).

Seiring dengan berkembangnya hukum di Indonesia saat ini Rumah Susun terdiri
dari 2 jenis pemanfaatan, yaitu Rumah Susun Hunian dan Rumah Susun Campuran
(hunian dan non hunian) sesuai dengan Pasal 4 PP No. 13 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Rumah Susun. Namun dengan adanya perbedaan fungsi, manfaat
dan kepentingan maka banyak terjadi permasalahan dan perbedaan pendapat
dalam hal pengelolaan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama di
Rumah Susun Campuran.

Pada kesempatan kali ini Kamar Dagang Indonesia akan membedah, memetakan,
dan memberikan solusi-solusi yang dibutuhkan terkait permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam Penyelenggaraan Rumah Susun Campuran
(Superblock) sehingga kedepannya para Pelaku Pembangunan dapat menjalankan
kegiatan usahanya sesuai dengan koridor hukum yang tepat dan tetap bersinergi
baik dengan para pemilik/konsumen dari Rumah Susun yang mereka pasarkan.

II. Landasan Kegiatan

Landasan Kegiatan ini adalah salah satu program kerja dari Kamar Dagang
Indonesia bidang properti periode _______ terkait penyelesaian perbedaan
pandangan dan permasalahan-permasalahan Rumah Susun Campuran saat ini.
Isu-isu yang terjadi :

1. Regulasi Khusus Terkait Rumah Susun Campuran

a. Dibutuhkannya sebuah regulasi yang mengatur terkait hak suara dalam


penyelenggaraan Rumah Susun Campuran dimana terdapat perbedaan
mendasar terkait dasar keadilan dalam pemberian hak suara oleh regulasi
saat ini. Apakah adil itu sama rata sama rasa, atau adil sesuai dengan porsi
hak dan kewajibannya.
b. Perlunya regulasi yang mengatur terkait Pajak-pajak Rumah Susun
Campuran, dimana pada saat ini terdapat rumus pengali untuk Pajak Bumi
Bangunan sebuah Rumah Susun diantaranya 0,1%, 0.2%, dan 0.3% yang
dibedakan berdasarkan luas dan sudah atau belumnya dilakukan pemecahan
sertipikat ke nama pemilik unit.
c. Adanya kepastian hukum terkait pengenaan pajak PPh dan PPN atas
penarikan biaya utilitas oleh Badan Pengelola kepada seluruh Pemilik
Rumah Susun.

2. Penyesuaian-Penyesuaian Dalam Pemenuhan Perijinan Rumah Susun


Campuran

a. Peninjauan kembali terkait penetapan KDB, KLB, dan KDH dalam Rumah
Susun Campuran dimana dalam kawasan Superblock membutuhkan
pemanfaatan lahan lebih untuk penggunaan jalan yang menyambung hunian
dan non hunian.
b. Peninjauan kembali dalam pemenuhan kewajiban IPPR terkait fasos fasum
yang seringkali tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat.
c. Peninjauan kembali atas jangka waktu pemenuhan kewajiban IPPR.
d. Percepatan penerbitan Sertifikat Laik Fungsi yang tepat sasaran.
e. Peninjauan kembali terkait dengan kebutuhan lahan parkir diukur dari
ketersediaan transportasi publik saat ini.

3. Pemulihan Sektor Usaha Properti Pada Masa Pandemi

a. Perlunya regulasi khusus yang bisa mempercepat pembangunan Rumah


Susun sehingga sektor usaha di bidang properti bisa lekas membaik.
b. Perlunya atensi dan kebijakan-kebijakan khusus sehingga sector usaha
properti bisa menjadi salah satu penopang perekonomian negara.

4. Maraknya Gugatan Kepailitan Dengan Dasar Belum Dipecahnya Sertipikat


Atas Nama Pemilik Unit, Dimana Hal Ini terjadi dikarenakan Pembangunan
Rumah Susun Campuran Secara Bertahap Atau Belum Diserahkannya
Kewajiban IPPR.
IV. Nama Kegiatan

Kegiatan ini bernama “Seminar Kupas Tuntas Aturan Hukum Rumah Susun
Campuran”

V. Tema Kegiatan

Tema dari kegiatan ini adalah “Implementasi Peraturan Perundang-Undangan


Tentang Rumah Susun Dalam Penyelenggaraan Rumah Susun Campuran
(Superblock)”

VI. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah adanya kesepakatan bersama dari para Pelaku
Pembangunan di seluruh Indonesia dalam hal penyelesaian permasalahan yang
terjadi terkait Penyelenggaraan Rumah Susun Campuran (Superblock).

VII. Waktu Kegiatan

Tanggal : __________
Waktu : __________
Agenda : __________
Tempat : __________

VIII. Deskripsi Acara

Kegiatan seminar ini ditujukan kepada seluruh Pelaku Pembangunan dan


masyarakat umum calon-calon pemilik rumah susun dengan menghadirkan
pembicara-pembicara yang inspiratif dan ahli di bidang hukum Rumah Susun,
dimana adanya edukasi di bidang rumah susun secara umum serta lahirnya solusi-
solusi terkait permasalahan dalam penyelenggaraan Rumah Susun Campuran.

IX. Susunan Acara

WAKTU AGENDA PIC


Registrasi
Pembukaan
Doa
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Sambutan Ketua Pelaksana
Sambutan Ketua Kadin
Sesi 1 (Regulasi Rumah Susun
Campuran)
Sesi 2 (Ijin-Ijin khusus Rumah Susun
Campuran)
Sesi 3 (Pemulihan Sektor Properti Pada
Masa Pandemi)
Sesi 4 (Antisipasi Gugatan Pailit Akibat
Belum Terbitnya SHMSRS)
Kesimpulan dan Penutup

X. Narasumber

1. _______________
2. _______________
3. _______________
4. _______________

XI. Anggaran Biaya

____________________

XII. Penutup

Demikian Proposal ini kami susun dengan sebaik-baiknya, besar harapan kami
agar proposal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk dilaksanakan dan semoga
informasi yang terkandung di dalamnya dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami
selaku pemohon pelaksanaan seminar ini menyadari bahwa masih ada
kekurangan
dalam pembuatan proposal ini. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik,
saran, serta kerjasama demi mensukseskan kegiatan ini. Atas waktu dan
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

LAMPIRAN 1
SUSUNAN KEPANITIAN

Penasihat :
Pembina :
Penanggungjawab :

PANITIA PELAKSANA

Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :

SEKSI-SEKSI

1. Sekretariatan
a. _____________
b. _____________

2. Perlengkapan dan Dekorasi


a. _____________
b. _____________

3. Konsumsi
a. _____________
b. _____________

4. Acara
a. _____________
b. _____________

5. Akomodasi dan PIC Pembicara


a. _____________
b. _____________

6. Publikasi dan Dokumentasi


a. _____________
b. _____________

LAMPIRAN 2
PENAWARAN SPONSORSHIP

1. Sponsor Utama
a. Menanggung 50% dari budget
b. Fasilitas yang terdiri dari :
1) Pencatuman logo (XL) dan nama isntansi dalam setiap media publikasi
baik elektronik maupun cetak, selama dan sebelum kegiatan;
2) Penayangan logo sponsor pada slide selama acara berlangsung;
3) Ads Lips oleh pembawa acara pada pembukaan dan penutupan acara;
4) Mendapatkan kesempatan mempublikasikan produk atau instansi
dalam bentuk stand banner selama acara berlangsung;
5) Pencantuman logo pada ID Card Panitia;
6) Pencantuman logo pada backdrop utama dan setiap spanduk kegiatan;
7) Pencantuman logo pada sertifikat peserta.

2. Sponsor Pendukung
a. Menanggung 25% dari budget
b. Fasilitas yang terdiri dari :
1) Pencatuman logo (L) dan nama isntansi dalam setiap media publikasi
baik elektronik maupun cetak, selama dan sebelum kegiatan;
2) Penayangan logo sponsor pada slide selama acara berlangsung;
3) Pencantuman logo pada ID Card Panitia;
4) Pencantuman logo pada backdrop utama dan setiap spanduk kegiatan;
5) Pencantuman logo pada sertifikat peserta.

Anda mungkin juga menyukai