Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KMB I ( PENGAMBILAN DARAH KAPILER,


ARTERI, VENA)

TINGKAT II A
LISTA K. AHADIN
NIM: 22016

AKADEMIK KEPERAWATAN JUSTITIA PALU


DIII KEPERAWATAN
2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini membahas “PENGAMBILAN DARAH
KAPILER,ARTERI, DAN VENA”.

Dalam penyusunan makalah ini, saya mendapatkan banyak ilmu dan


pengetahuan baru mengenai materi ini. Pengetahuan ini akan sangat
berguna bagi saya sebagai mahasiswa dan juga bagi pembaca yang ingin
memperluas pengetahuan mengenai PENGAMBILAN DARAH
KAPILER,ARTERI, DAN VENA. saya menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa depan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan
( keperawatan).

Penulis desember 2023


Dafrat Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
A.PENGANMBILAN DARAH KAPILER
B. Arteri Koroner (Coronary Heart Disease)
C.Vena (Pembuluh Balik)
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Tujuan: Untuk memperoleh sampel darah dalam jumlah yang kecil
kurang dari 0,5ml guna pemeriksaan hematologi.
Prinsip: Darah kapiler dapat diperoleh pada ujung jari ke 2, 3, dan 4 atau
cuping telinga pada orang dewasa dan pada ujung ibu jari kaki atau
tumit pada bayi dengan menggunakan lancet steril dengan arah tegak
lurus dengan garis sidik ibu jari.
Alat dan bahan: Alkohol 70% Lancet steril Kapas steril
Aspirator Becker glass Pipet Hb Tempat sampah
Cara kerja: 1. Pilih daerah tusukan
2. Pijat jari tangan, biasanya menggunakan jari tengah karna ada
selaputnya 3. Jari yang akan ditusuk dibersihkan atau diusap dengan
Alkohol 70% menggunakan kapas (hal ini guna mencegah infeksi dan
juga meningkatkan sirkulasi darah, jadi usapan yang kuat dan berulang-
ulang sangat dianjurkan.
4. Biarkan daerah tusukan beberapa saat agar kering 5. Jari yang dipilih
diurut dari proksimal ke distal (dari barang ke ujung) yang kemudian
berhenti +1cm daerah tusukan dan kemudian dijepit dengan ibu
6. Kemudian tusuk menggunakan lancet steril dengan cukup dalam
(tusukan yang dalam dapat mengurangi rasa sakit)
jari dan telunjuk pemeriksa ssehingga ujung jari menegang dan kaku
7. Darah pertama yang keluar harus dihapus dulu menggunakan kapas
sampai permukaanya bersih8. Pijat perlahan-lahan pada daerah +1cm
dari area tusukan
9. Ketika darah ke-2 keluar maka cepat gunakan untuk pemeriksaan
karena
darah yang mudah membeku
10. Usap jari menggunakan kapas pada bekas tusukan, tekan kapas
hingga
bekas tusukan kering dan pendarahan berhenti.
Beberapa aturan pengambilan sampel darah kapiler yang benar:
1. Pastikan darah mengalir dengan bebas, bersih dan hangat, dengan
tusukan
yang kering.
2. Selalu menghapus darah pertama yang keluar (kecuali pada saat
pemeriksaan hemostatis).
3. Tekan perlahan, mencengkram digit tegas antara pangkal ibu jari dan
jari
telunjuk. Ini akan menekan dengan solid tanpa menyakiti pasien atau
menyebabkan sel darah merah pecah.
Sumber-sumber kesalahan dalam pengambilan sampel darah kapiler:
1. Tusukan terlalu dangkal atau kurang dalam sehingga darah yang
keluar
sedikit dan tidak lancer.
2. Bila pada waktu pengeringan setelah diberikan alcohol tidak baik,
maka
darah tidak mengumpul pada tempatnya, melainkan menyebar
disekitarnya, darah semacam ini tidak boleh digunakan untuk
pemeriksaan.
3. Pemijatan yang terlalu keras akan membuat darah menjadi encer
karna
bercampur dengan cairan jaringan.
Lokasi pengambilan darah kapiler:
a) Pada bayi: Ujung ibu jari kaki dan pada tumit.
b) Pada orang dewasa: Ujung jari (telunjuk, tengah, manis) dan cuping
telinga.
Sebelum melakukan penusukan, periksa dulu adanya kelainan yang
terjadi dan
merupakan kontra indikasi:a) Bekas luka yang baru saja sembuh b)
Paronichia (infeksi kulit sekitar kuku yang disebabkan bakteri atau
jamur) c) Dermatitis (peradangan pada kulit) d) Oedema (pembengkakan
jaringan tubuh dikarenakan penumpukan cairan) e) Cyanosis (kondisi
dimana jari, kuku, dan bibir berwarna biru dikarenakan kurangnya
oksigen dalam darah)
f) Shock (kondisi dimana ketidak mampuan tubuh untuk memasok
oksigen yang cukup untuk organ-organ)
Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler: 1.
Pada saat penusukan sebaiknya dilakukan di sisi-sisinya dan tegak lurus,
hal
2. Pada waktu darah pertama keluar, tidak boleh diambil karena darah
ini tercampur dengan cairan jaringan. Untuk darah yang keluar
selanjutnya, jangan pijat terlalu keras agar cairan jaringan tidak
tercampur dengan darah.
ini dapat mengurangi rasa nyeri
3. Untuk pemeriksaan Antal Eritrosit, Hematokrit, Hemoglobin, Antal
Leukosit, darah kapiler akan lebih rendah disbanding dengan darah vena.
Karena itu bila pasien cukup umur lebih dianjurkan untuk pengambilan
darah vena.
B. Arteri Koroner (Coronary Heart Disease)

A. Definisi
Penyakit arteri koroner (coronary heart disease) ditandai dengana adanya
endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding
suatu arteri koroner dan menymbat aliran darah. Endapan lemak
(ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi
jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan
ateroma disebut ateroklerosis. Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri
danmneyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar,
bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau
bisa terbentuk bekuan darah di dalam permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari
arteri koroner. Jika penyumbatan arteri semakin memburuk, bisa terjadi
iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan
kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial ada;lah
penyakit arteri koroner. Komplikasi utama dari penyekit arteri koroner
adalah angina dan serangan jantung (infark miokardial).
B. Epidemiologi
Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab utama kematian
dewasa ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 11 7
juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002.
angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang apda tahun 2020. Di
Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan karena pesatnya
perubahan gaya hidup. Meski belum ada data epidemiologis pasti, angka
kesakitan/kematiannya terlihat cenderungmeningkat. Hasil survey
kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk
Indonesia menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan
kemajuan teknologi kedokteran menyebabkan umur harapan hidup
meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia bertambah. Survey di tiga
kecamatan di daerah Djakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan
prevalensi lansia melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan
hanya 7,5% bagi Negara berkembang. Usia lansia yang didefinisikan
sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai meningkatkan
berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK
(Penyakit Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka
kematian mencapai lebih dari 80% yang berarti setiap 2 (dua) orang
lansia satu mengidap PJK danjika terserang PJK maka kematian
demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.
C. Etiologi
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian
paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri
tampaknya bukan merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup
seseorang. Secara spesifik, factor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya arteri koroner adalah :
• Diet kaya lemak • Merokok
• Malas berolah raga Kolesterol dan penyakit arteri koroner Resiko
terjadinya penyakit arteri koroner meningkat padapeningkatan kadar
kolesterol totaldan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah.
Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol
HDL (kolesterol baik), maka resiko terjadinya penyakit arteri koroner
akan menurun. Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan
karena itu makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri
koroner. Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari
rokter) bisamenurunkan kadar kolesterol total dankolesterol LDL bisa
memperlambat atau mencegah berkembangnya arteri koroner.
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang
yang memiliki
bourgeois resiko berikut :
• merokok sigaret
• tekanan darah tinggi
• kegemukan
• malas berolah raga
• kadar trigliserida tinggi
• keturunan
• steroid pria (androgen).
Factor resiko Kajian epidemiologis menunjukkan bahwa ada
berbagai kondisi yang mendahului atau
menyertai awitanpenyakit jantung koroner. Kondisi tersebut dinamakan
bourgeois resiko
karena satu atau beberapa diantaranya, dianggapmeningkatkan resiko
seseorang untuk mengalami penyakit jantung koroner.
Factor resiko ada yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan ada yang
tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable). Factor resiko modifiable dapat
dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi;
bourgeois resiko nonmodifiable merupakan konsekuensi genetic yang
tidak dapat dikontrol. Factor resiko dapat bekerja sendiri atau bekerja
sama dengan bourgeois resiko yang lain. Semakin banyak bourgeois
resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan terjadinya
penyakit arteri koroner. Orang yang beresiko dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan medis berkala dan tidak mungkin dengan kemauan sendiri
berusaha mengurangi jumlah dan beratnya resiko tadi.
D. Komplikasi
• Tromboemboli
• Angina pectoris
• Gagal jantung kongestif
• Infark miokardium
E. Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima
arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan
mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun
lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel
pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran
darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar,
akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Halini menjelaskan
bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah
diajukan,tetapi tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan.
Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan thrombus pada
permukaan plak; danpenimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa
pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran
darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang
pecah. Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap
mekanisme aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok
saat memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang rentan untuk
terbentuknya ateroma.
F. Pemeriksaan Penunjang
Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan
untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang
sederhana sampai yang invasive sifatnya.
1. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran
elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk
memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat
mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan
jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi,
yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda.
2. foto rontgen dada
dari foto roentgen pappa dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-
tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru.
Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari
ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada
pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada
payah jantung. Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar.
3. pemeriksaan laboratorium
dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai bourgeois
resiko. Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan
jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.
4. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil
ditegakkan, biasanya dokter jantung/ kardiologis akan
merekomendasikan untuk dilakukan treadmill. Dalam kamus kedokteran
Indonesia disebut jentera, alat ini digunakan untuk pemeriksaan
diagnostic PJK. Berupa ban berjalan serupa dengan alat olah raga
umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG.
Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat
terjadi berupa gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk
adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga
serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam
keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal. Dari hasil teradmil ini
telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tidak
100% karena pemeriksaan dengan teradmil ini sensitifitasnya hanya
sekitar 84% pada pria sedangka untuk wanita hanya 72%. Berarti masih
mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya dari 100 orang pria
penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang. Biasanya perlu
pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung. Pemeriksaan
ini sampai sekarang masih merupakan “Golden Standard” untuk PJK.
Karena dapat terlihat jelas tingkat penyempitan dari pembuluh
arterikoroner, apakah ringan,sedang atau berat bahkan total.
5. kateterisasi jantung
pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam
selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke
pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau
melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan
tuntunan alar rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah
tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga
mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat
adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan.
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa
tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai
beberapa pembuluh koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini
akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup
hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan
bourgeois resiko. Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal
dengan balon. Banyak juga yang menyebut dengan istilah ditiup atau
balonisasi. Saat ini disamping dibalon dapat pula dipasang stent,
semacam penyangga seperti cincin atau gorng-gorong yang berguna
untuk mencegah kembalinya penyempitan. Bila tidak mungkin dengan
obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan
melakukan bedah pintas koroner.
C. Vena (Pembuluh Balik)
Pembuluhbalik atau vena adalah pembuluh yangmembawa darah
menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida.
Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.
Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut
jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang
pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah.
Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir
menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi
merembes. Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi
satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava.
Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan.
Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung
lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang
kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak
mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.
Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.
Anatomi Secara umum, fungsi urat darah terdeoksigenasi kembali
ke jantung , dan pada dasarnya tabung yang runtuh ketika
mereka lumen tidak diisi dengan darah. Lapisan terluar tebal vena
terbuat dari jaringan ikat , yang disebut tunika adventitia atau tunika
eksterna. Lebih adalah pita dari otot polos yang disebut tunika media,
yang pada umumnya, tipis, karena pembuluh darah tidak berfungsi
terutama dalam cara kontraktil. Interior dipagari dengansel
endotel disebut tunika intima. Kebanyakan vena-arah flaps satu disebut
katup vena yang mencegah darah mengalir kembali dan penyatuan di
bawah kaki karena efekgravitasi . Lokasi yang tepat dari vena yang lebih
bervariasi banyak dari orang ke orang daripada arteri . Vena saphena
besar adalah vena superfisial yang paling penting dari ekstremitas
bawah. Pertama dijelaskan Persia Oleh Dokter Ibnu Sina, vena Suami
namanya berasal Dari kata Safina, Yang berarti “tersembunyi”. Pertama
dijelaskan oleh dokter Persia Ibnu Sina, vena ini namanya berasal dari
kata Safina, yang berarti “tersembunyi”. vena Suami adalah
“tersembunyi” di kompartemen fasia Sendiri di paha dan Keluar fasia
Hanya Dekat lutut. vena ini adalah “tersembunyi” di kompartemen fasia
sendiri dalam paha dan keluar fasia hanya dekat lutut. Inkompetensi
vena Suami merupakan penyebab parts varises tungkai pada Bawah.
Inkompetensi vena ini merupakan penyebab penting varises pada
tungkaibawah. urat paru relatif membawa Jantung Darah beroksigen ke
paru-paru Dari. Pembuluh darah paru relatif membawa darah beroksigen
dari paru-paru ke jantung. Yang superior dan inferior venae cavae
membawa relatif terdeoksigenasi Darah Dari sirkulasi sistemik dan tetap
Permanent Yang lebih rendah, masing-masing. The cavae venae superior
dan inferior membawa relatif terdeoksigenasi darah dari sirkulasi
sistemik atas dan bawah, masing-masing.
Sebuah sistem adalah serangkaian vena portal atau vena venula
Yang Secara menghubungkan kapiler doa Tempat Tidur Langsung.
Sebuah sistem vena portal adalah serangkaian vena atau venula yang
secara langsung menghubungkan dua tempat tidur kapiler. Contoh
sistem Pembongkaran termasuk hati dan vena portal Contoh portal
hypophyseal sistem sistem tersebut termasuk sistem vena portal hati dan
hypophyseal portal Warna Vein warna ditentukan sebagian Besar
Dibuat warna vena Darah, Yang biasanya berwarna merah tua sebagai
akibat Dari Kadar oksigen rendah. Vein warna ditentukan sebagian besar
oleh warna darah vena, yang biasanya berwarna merah tua sebagai
akibat dari kadar oksigen rendah.
Vena karena biru muncul Lemak subkutan menyerap Frekuensi
Cahaya rendah, Yang memungkinkan biru Hanya Panjang Gelombang
Yang Sangat energik untuk menembus ke pembuluh Darah Gelap dan
mencerminkan off. Veins muncul biru karena lemak subkutan menyerap
cahaya frekuensi rendah, hanya memungkinkan panjang gelombang biru
yang sangat energik untuk menembus ke pembuluh darah gelap dan
mencerminkan off. Fungsi Vena berfungsi untuk mengembalikan darah
dari organ ke jantung. kesawan sirkulasi sistemik Darah dipompa
oksigen Dibuat ventrikel ke arteri Canada Kiri muscle dan organ-organ
tubuh, Dimana nutrisi dan gas ditukarkan di kapiler, memasuki vena
diisi Artikel Baru limbah dan Karbon dioksida seluler. Dalam sirkulasi
darah sistemik oksigen dipompa oleh ventrikel kiri melalui arteri ke otot
dan organ-organ tubuh, dimana nutrisi dan gas ditukarkan di kapiler,
memasuki vena diisi dengan limbah seluler dan karbon dioksida. Darah
De-oksigen Dibuat vena diambil ke atrium Kanan Jantung, Darah Yang
mentransfer Kanan ke ventrikel, Yang kemudian dipompa Canada arteri
paru-paru ke paru-paru. Darah de-oksigen diambil oleh vena ke atrium
kanan jantung, yang mentransfer darah ke ventrikel kanan, yang
kemudian dipompa melalui arteri paru-paru ke paru-paru.
Kesawan- kesawan sirkulasi vena paru-paru paru Dilaporkan
beroksigen Darah Dari paru-paru ke atrium Kiri, Yang bermuara di
ventrikel Kiri, siklus menyelesaikan Darah sirkulasi. Dalam sirkulasi
paru vena paru kembali darah beroksigen dari paru-paru ke atrium kiri,
yang bermuara di ventrikel kiri, menyelesaikan siklus sirkulasi darah.
Kembalinya Darah ke Jantung Dibuat Aksi-Pompa skeletal muscle
dibantu, Yang Sangat rendah mempertahankan tekanan sistem vena
Darah Dari membantu. Dibuat Pingsan dapat disebabkan kegagalan
Pompa-muscle skeletal. Kembalinya darah ke jantung dibantu oleh aksi
pompa rangka-otot, yang membantu menjaga tekanan darah sangat
rendah dari sistem vena. Pingsan dapat disebabkan oleh kegagalan
pompa kerangka-otot. Panjang periode Darah dapat mengakibatkan
penyatuan berdiri di kesemek, tekanan Terlalu Darah Tinggi untuk
Artikel Baru Dilaporkan Darah ke Jantung. neurogenik dan syok
hipovolemik Juga dapat menyebabkan pingsan. periode panjang berdiri
dapat mengakibatkan penyatuan darah di kaki, dengan tekanan darah
terlalu tinggi untuk kembali darah ke jantung. Neurogenik dan syok
hipovolemik juga dapat menyebabkan pingsan. Kesawan Suami kasus,
muscle-muscle polos di sekitar Darah pembuluh vena menjadi kendur
dan isi Artikel Baru kesawan mayoritas Darah tubuh, menjaga jauh
Darah Dari Otak dan menyebabkan ketidaksadaran. Dalam kasus ini,
otot-otot polos di sekitar pembuluh darah menjadi kendur dan vena isi
dengan mayoritas darah dalam tubuh, menjaga darah jauh dari otak dan
menyebabkan ketidaksadaran.
Arteri dianggap sebagai membawa Darah beroksigen ke Jaringan,
sedangkan vena membawa terdeoksigenasi Darah Dilaporkan ke
Jantung. Arteri dianggap sebagai membawa darah beroksigen ke
jaringan, sedangkan vena membawa darah terdeoksigenasi kembali ke
jantung. Suami hal Berlaku Dari sirkulasi sistemik, lebih Besar Dari
Suami sejauh doa sirkuit Darah kesawan tubuh, mengangkut oksigen
Yang Dari Jantung ke Jaringan tubuh. Hal ini berlaku dari sirkulasi
sistemik, sejauh ini lebih besar dari dua sirkuit darah dalam tubuh, yang
mengangkut oksigen dari jantung ke jaringan tubuh. Namun, kesawan
sirkulasi paru-paru, arteri terdeoksigenasi membawa Darah Dari Jantung
ke paru-paru, Darah dan vena Dilaporkan Dari Jantung ke paru-paru.
Namun, dalam sirkulasi paru-paru, arteri terdeoksigenasi membawa
darah dari jantung ke paru-paru, dan darah vena kembali dari paru-paru
ke jantung. Penyusutan antara vena dan arteri Arah adalah mereka Dari
Aliran (Keluar Dari Jantung arteri Artikel Baru, Dilaporkan ke vena
untuk Jantung), Bukan kandungan oksigen mereka. Perbedaan antara
vena dan arteri adalah arah mereka dari aliran (keluar dari jantung
dengan arteri, kembali ke jantung untuk vena), bukan kandungan
oksigen mereka. Selain ITU, Yang dibawa terdeoksigenasi Darah Dari
Jaringan Dilaporkan ke kesawan untuk reoxygenation Jantung sirkulasi
sistemik Masih beberapa membawa oksigen, JAUH Dibuat dilakukan
meskipun Kurang Dari Yang arteri sistemik atau pembuluh paru Darah.
Selain itu, terdeoksigenasi darah yang dibawa dari jaringan kembali ke
jantung untuk reoxygenation dalam sirkulasi sistemik masih membawa
oksigen beberapa, meskipun jauh kurang dari yang dilakukan oleh arteri
sistemik atau pembuluh darah paru.
Meskipun kebanyakan mengambil Dilaporkan Darah vena ke
Jantung, Variabel argumen penanganan ada. Meskipun kebanyakan
mengambil darah vena kembali ke jantung, ada pengecualian. Portal
vena membawa Darah antara Tempat Tidur kapiler. Portal vena
membawa darah antara tempat tidur kapiler. Sebagai contoh, vena portal
hati mengambil Darah Dari Tempat Tidur kapiler kesawansaluran
pencernaan dan transportasi ke Tempat Tidur kapiler di hati. Sebagai
contoh, vena portal hati mengambil darah dari tempat tidur kapiler
dalam saluran pencernaan dan transport ke tempat tidur kapiler di hati.
Darah kemudian dikeringkan di saluran pencernaan dan Limpa, di mana
besarbesaran diambil Dibuat hati pembuluh Darah, dan Darah
Dilaporkan diambil ke Jantung. Darah kemudian dikeringkan di saluran
pencernaan dan limpa, di mana ia diambil oleh pembuluh darah hati, dan
darah diambil kembali ke jantung. fungsi Suami adalah mamalia parts
karena kesawan, kerusakan pada vena portal hati Bisa berbahaya.
Karena ini adalah fungsi penting dalam mamalia, kerusakan pada vena
portal hati bisa berbahaya. Pembekuan darah kesawan vena portal hati
dapat menyebabkan hipertensi portal, Yang hati menghasilkan
penurunan Darah ke cairan. Pembekuan darah dalam vena portal hati
dapat menyebabkan hipertensi portal, yang menghasilkan penurunan
cairan darah ke hati.
Klasifikasi Vena diklasifikasikan dalam berbagai cara, termasuk
dangkal vs dalam, paru vs sistemik, dan besar vs kecil.
vena superfisial adalah mereka Saja Yang Dekat tubuh Artikel Baru
tentu permukaan, dan regular tidak memiliki arteri sesuai yang. vena
superfisial adalah mereka yang tentu saja dekat dengan permukaan
tubuh, dan tidak memiliki arteri yang sesuai. Deep urat pembuluh darah
Deep vena tubuh kesawanYang lebih sesuai dan memiliki arteri yang.
Deep vena yang lebih dalam tubuh dan memiliki arteri yang sesuai.
Vena vena paru paru Para urat adalah serangkaian vena paru Jantung
Yang memberikan Darah beroksigen ke paru-paru Dari. Pembuluh darah
paru adalah serangkaian vena yang memberikan darah beroksigen dari
paru-paru ke jantung. Pembuluh Darah vena sistemik Sistemik vena
sistemik menguras Jaringan tubuh dan memberikan Darah Jantung ke
terdeoksigenasi. vena sistemik menguras jaringan tubuh dan
memberikan darah terdeoksigenasi ke jantung.
Pembuluh balik
balik atau vena adalah pembuluh yang
membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon
dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-
biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut
jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang
pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah.
Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir
menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi
merembes. Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi
satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh
darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi
pertukaran gas diparu-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena
paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi,
darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon
dioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang menyerang
pembuluh balik adalah varises. Ciri-Ciri Pembuluh Nadi & Vena:
Pembuluh Nadi ( arteri ) 1. Denyut terasa
2. Umumnya terletak di
bafian dalam tubuh ( tersembunyi ) 3. Dinding tebal, kuat,
dan elastis 4.Tekanan darahnya tinggi
5. Darah mengalir cepat
6. Jika terjadi luka, darah
memancar 7. Katup hanya satu yaitu pada
awal pembuluh ( dekat jantung ) 8. Membawa darah bersih
Pembuluh Balik
( Vena ) 1. Denyut tidak terasa
2. Letaknya dekat dengan
permukaan tubuh 3. Dinding tipis dan tidak
elastis 4.Tekanan darahnya rendah
5. Darah mengalir lambat
6. Jika terluka, darah tidak
memancar 7. Terdapat banyak katupdi
sepangjang pembuluh 8. Membawa darah kotor
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 25 sampel darah yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
16 sampel kadar hemoglobin darah kapiler lebih tinggi dari darah
vena, 6 sampel kadar hemoglobin darah vena lebih tinggi dari darah
kapiler dan 3 sampel kadar hemoglobin darah vena sama dengan darah
kapiler yang berarti kadar hemoglobin darah kapiler lebih tinggi dari
darah vena.
Saran
1. Gunakan sampel darah yang cukup dalam pemeriksaan.
2. Apabila hasil mencurigakan lakukan pemeriksaan ulang.
3. Peneliti lain dapat menentukan kadar hemoglobin darah vena dan
kapiler dengan metode yang berbeda sehingga dapat digunakan sebagai
pembanding terhadap hasil yang diperoleh.
4. Perlu penelitian lebih lanjut terhadap hasil pemeriksaan darah vena
dan kapiler.
DAFTAR PUSTAKA
Baron D.N. 1995. Patologi Klinik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian
Rakyat. Ganong W.F. 2003. Fisiologi Kedokteran Ed. 20. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC. Guyton A. C.1997. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Ed 9.
Jakarta:EGC Kedokteran. Hoffbrand A.V dan Pettit J.E. 2005.
Haematologi Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Junqueira, Luis
C dan Caneiro, J. 1991. Histologi Dasar. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC. Leescon, C.R., Leescon, T.S. dan Paparo, A.A. 1996. Buku Ajar
Histologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Pearce Evelyn. 2008.
Anatomi dan Fisiologis Untuk ParaMedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama Sutedyjo, A.Y. 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui
Hasi Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books Subroto L.
Patologi Klinik. Surabaya : Bratajaya Offset. Syaifuddin. 2012. Anatomi
untuk keperawatan dan kebidanan. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai