Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian aspek hukum rumah sakit menggunakan minimal 3 kepustakaan nasional dan 1
kepustakaan internasional.
Hukum kesehatan merupaka cabang ilmu hukum yang secara relative baru berkembang
di Indonesia. Hukum kesehatan ini merupakan cakupan dari aspek-aspek hukum perdata, hukum
administrative, hukum pidana, dan hukum disiplin yang tertuju pada subsistem kesehatan dalam
masyarakat. Di Indonesia, perkembangan hukum Kesehatan dimulai dari terbentuknya kelompok
studi untuk Hukum Kedokteran FK UI/ RS Ciptomangunkusumo di Jakarta 1982. Perhimpunan
untuk Hukum Kedokteran Indonesia (PERHUKI), terbentuk di Jakarta pada 1983 dan berubah
menjadi Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) pada Kongres I PERHUKI di
Jakarta pada 1987.
Prof. Van der Mijn, hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai kumpulan pengaturan
yang berkaitan dengan pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata,
hukum pidana dan hukum adminstrasi. Hukum medis yang mempelajari hubungan yuridis
dimana dokter manjadi salah satu pihak, merupakan bagian dari hukum kesehatan. Jika di lihat
hukum kesehatan, meliputi:
1. Hukum medis (Medical Law)
2. Hukum keperawatan (Nurse Law)
3. Hukum rumah sakit (hospital law)
4. Hukum pencemaran Lingkungan (Environmental law)
5. Hukum Limbah (dari industry, rumah tangga, dan sebagainnya)
6. Hukum polusi (bising, asap, debu, bau, gas yang mengandung racun).
7. Hukum peralatan yang memakai X-ray (cobalt, nuclear)
8. Hukum keselamatan kerja
9. Hukum dan peraturan lainnya yang ada kaitan langsung yang dapat memengaruhi
kesehatan manusia
Saat ini dapat disepakati luas ruang lingkup peraturan hukum untuk kegiatan pelayanan
kesehatan menurut ilmu kedokteran, mencakup aspek-aspek di bidang pidana, hukum perdata,
hukum administrasi, bahkan sudah memasuki aspek hukum tata negara.
1. Persayaratan pendidikan keahlian, menjalankan pekerjaan profesi, tata cara membuka
praktik pengobatan, berbagai Batasan serta pengawasan profesi dokter masuk dalam
bagian hukum administrasi.
2. Hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan pelayanan kesehatan, persetujuan antara
dokter-[asien serta keluarganya, akibat kelalaian perdata serta tuntutannya dalam
pelayanan kesehatan masuk bagian hukum perdata.
3. Kesaksian, kebenaran isi surat keterangan kesehatan, menyimpan rahasia, penguguran
kandungan, resep obat keras atau narkotika, pertolongan orang sakit yang berakibat
bahaya maut atau luka-luka masuk bagian hukum pidana.1
Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Rumah Sakit adalah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan perseorangan
secara paripurna melalui Pelayanan Kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau
paliatif dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan Gawat Darurat. 4
Hukum rumah sakit menyangkut segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan Rumah
Sakit, berbagai fungsionaris, sistem hubungan, dan interaksi Rumah Sakit ddengan faktor luar.
Banyak peraturan perundang-undangan yang berlakuk terhadap berbagai kegiatan rumah sakit.
Pembentukan sistem hukum rumah sakit yang baru merupakan suatu keharusan.3
Rumah sakit bukan lagi sekedar sarana tempat dilakukannya pelayanan kesehatan, namun
juga sebagai subjek hukum, maka Rumah Sakit mempunyai hak dan kewajiban.4
Berdasarkan pasal 189 hal. 182 (1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:2
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
b. memberikan Pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminatif, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan Pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit;
c. memberikan pelayanan Gawat Darurat kepada Pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya;
d. berperan aktif dalam memberikan Pelayanan Kesehatan pada bencana sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan bagi
Pasien tidak mampu atau miskin, pelayanan Gawat Darurat tanpa uang muka, ambulans
gratis, pelayanan bagi korban bencana dan KLB, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah
Sakit sebagai acuan dalam melayani Pasien;
h. menyelenggarakan rekam medis;
i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak, antara lain sarana ibadah, tempat
parkir, ruang tunggu, sarana untuk penyandang disabilitas, wanita menyusui, anak-anak,
dan lanjut usia;
j. melaksanakan sistem rujukan;
k. menolak keinginan Pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan kewajiban Pasien;
m. menghormati dan melindungi hak-hak Pasien;
n. melaksanakan etika Rumah Sakit;
o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p. melaksanakan program pemerintah di bidang Kesehatan, baik secara regional maupun
nasional;
q. membuat daftar Tenaga Medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi
dan Tenaga Kesehatan lainnya;
r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit;
s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas; dan memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.
Pada ayat (2) menyebutkan Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 190 menyebutkan Rumah Sakit wajib menerapkan Sistem Informasi Kesehatan
Rumah Sakit yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
Pasal 191Rumah Sakit mempunyai hak yaitu:
menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah
Sakit;
a. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan
penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam mengembangkan pelayanan;
c. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
e. mendapatkan pelindungan hukum dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan; dan
f. mempromosikan layanan Kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Yang dimaksud dengan "peraturan internal Rumah Sakit" adalah peraturan yang disusun
untuk internal Rumah Sakit dalam rangka menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit yang baik
dan tata kelola klinis yang baik. 4 Berdasarkan Kepmenkes RI 2022 tentang Standar Akreditasi
Rumah Sakit disebutkan:
(a) bahwa dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien
sehingga tercapai tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang baik, serta sebagai
pelaksanaan program pembangunan kesehatan nasional, perlu dilakukan akreditasi sesuai dengan
standar akreditasi;
(b) berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.

1. Is MS. 2015. Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta
2. Undang Undangn Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
3. Scheinder A.C. 2012. Hospital Law. Springer Berlin Heidelberg.
https://www.google.co.id/books/edition/Hospital_Law/7hgrBAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
4. Lesmonojati S. 2019. Pertanggungjawaban Pidana Atas Perbuatan Kelalaian Pada Tindakan
Medis di Rumah Sakit. Scopindo Media Pustaka. Surabaya.
5. Kepmenkes RI. 2022. Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1128/2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai