Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok 4 : Aini Nur Habibah_210311100103

Putri Marlinda Nurwati_210311100114


Anisa Fansiska_210311100125
Jannatin Milyani_210311100139
Naylatul Amani_22031100154
Mata Kuliah : Teknologi Produksi Tanaman Pangan di Lahan Kering
Judul Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di
Provinsi Jambi
Jurnal Prosiding Pekan Serealia Nasional
Halaman 301-307
Tahun 2010
Penulis Syafri Edi
Reviewer Aini Nur Habibah, Putri Marlinda Nurwati, Anisa Fansiska, Jannatin
Milyani dan Naylatul Amani
Tanggal 05 April 2023
Tujuan Peneltian Tujuan kegiatan untuk mengetahui pertumbuhan, hasil dan analisis
usahatani jagung paket introduksi dan paket petani pada lahan kering.
Subjek Penelitian Jagung, paket teknologi budidaya, lahan kering, Jambi
Pendahuluan jagung merupakan tanaman pangan terpenting setelah padi dan
perannya semakin meningkat setiap tahun sejalan dengan pertambahan
penduduk, peningkatan usaha peternakan, dan berkembangnya industri
pangan berbahan baku jagung. Lahan kering di Provinsi Jambi
didominasi oleh jenis tanah Ultisol yang dicirikan dengan rendahnya
kandungan bahan organik, tingginya kandungan liat, dimana air terikat
pada pori-pori mikro sulit digunakan tanaman sehingga air tidak
tersedia bagi tanaman dan horizon argilik dapat merupakan lapisan
kedap air sehingga proses infiltrasi lambat dan aliran permukaan lebih
cepat terjadi. Upaya pencapaian swasembada jagung ditempuh melalui
program: (a) pengembangan sistem distribusi faktor produksi, (b)
peningkatan produktivitas tanaman, (c) optimalisasi lahan, (d)
peningkatan pola tanam, (e) peningkatan peran penelitian, (f)
pendampingan dan kemitraan, dan (g) progam khusus yang
dibutuhkan. Pada tahun 2008 provisi Jambi diketahui luas panen 9.520
ha dengan total produksi 34.616 ton atau produktivitas 3.64 t/ha.
Rendahnya produksi tersebut diantaranya disebabkan mutu benih
jagung yang kurang baik. Petani disana menerapkan budidaya tanaman
jagung pada lahan
kering baik monokultur maupun sebagai tanaman sela pada tanaman
perkebunan karet. Varietas unggul merupakan salah satu teknologi
inovatif yang handal untuk meningkatkan produktivitas tanaman
jagung, baik melalui peningkatan potensi daya hasil tanaman, maupun
melalui peningkatan toleransi dan ketahanannya terhadap berbagai
cekaman lingkungan biotik dan abiotik.
Metode Penelitian Penentuan sampel pengamatan secara sengaja sejak awal pertumbuhan
tanaman dengan luas 3 m x 5 m. Selanjutnya ditentukan 10 sampel
secara acak untuk pengamatan tinggi tanaman, tinggi tongkol dan
komponen hasil yang mencakup lingkaran tongkol, bobot 100 biji,
jumlah baris per tongkol dan jumlah biji per tongkol. Untuk data panen
diambil dari ubinan 3 m x 5 m tersebut di atas, kemudian
dikonversikan ke t/ha pada kadar air 14 %. Data dianalisis secara
deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kelayakan
usahatani.
Hasil Pembahasan Karakterlistik Lokasi
Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru Kota Jambi merupakan
kawasan sentra produksi pertanian terutama tanaman sayuran dan
tanaman pangan. Tanaman sayuran didominasi oleh sayuran pe nghasil
buah seperti, kacang panjang, terong, gambas, dan mentimun.
Tanaman pangan didominasi oleh jagung terutama jagung manis.
Banyaknya tanaman jagung manis di daerah ini didukung oleh
tingginya permintaan dari kota Jambi, untuk jagung bakar dan jagung
rebus.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Analis Usahatani
Harga jual jagung Rp 1.750,- per kg pipilan kering panen. Alokasi
biaya tertinggi diperoleh pada paket introduksi Rp 2.743.000, dengan
penerimaan Rp 9.450.000,- dan keuntungan Rp 6.707.000, sedangkan
paket petani biaya produksi Rp. 2.430.000, dengan penerimaan
Rp7.280.000,- dan keuntungan Rp 4.850.000. Terjadi peningkatan
keuntungan usahatani jagung pada paket introduksi sebesar
Rp1.857.000, atau 38,29 % dari paket petani. Kedua paket ini layak
untuk dikembangkan pada lokasi kegiatan dan agroekosistem yang
sama karena dari B/C ratio dan R/C ratio kedua paket tersebut > 1.
Indikator kelayakan teknologi mencakup tiga aspek yaitu secara teknis
mudah diterapkan, secara sosial dapat diterima dan secara
ekonomi menguntungkan.
Kesimpulan 1. Paket introduksi menggunakan varietas jagung Sukmaraga,
dengan jarak tanam 75 x 25 cm satu biji per lobang tanam,
pemupukan 200 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg KCl dan 1.000
kg/ha pupuk organikmampu memberikan pertumbuhan tana-
man dan hasil yang lebih baik dari paket petani.
2. Paket introduksi memberikan hasil 5,48 t/ha dan paket petani
4,16 t/ha, yaitu terdapat peningkatan hasil 1,32 t/ha atau 31,73
% lebih baik paket introduksi.
3. Terjadi peningkatan keuntungan sebesar Rp 1.857.000,- atau
38,29 % lebih baik paket introduksi. Kedua paket ini layak
untuk dikembangkan pada lokasi kegiatan dan agroekosistem
yang sama karena dari B/C ratio dan R/C ratio kedua
paket tersebut > 1

Anda mungkin juga menyukai