Anda di halaman 1dari 17

Laporan Hodrolika

Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

BAB I
JARINGAN PERPIPAAN
1.1 Hidraulika Aliran Pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih
Air di dalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi energi lebih
besar menuju tempat yang memiliki tinggi energilebih kecil. Aliran tersebut memiliki
tiga macam energi yang bekerja di dalamnya, yaitu (Priyantoro, 1991:5):
1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan
dengan kecepatannya.
2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan
dengan tekanannya.
3. Energi ketinggian, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan
dengan ketinggiannya terhadap garis refrensi ( datum line).
1.1.1 Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran dalam pipa berbeda-beda tergantung jenis pipa yang digunakan,
dimana hal ini juga akan disesuaikan dengan kondisi setempat mengenai kemiringan
lahan maupun adanya penambahan tekanan dari adanya pemompaan. Kecepatan
aliran tidak boleh terlalu kecil sebab dapat menyebabkan endapan dalam pipa tidak
terdorong, selain itu juga diameter pipa jadi berkurang karena adanya endapan dan
akan membebani biaya perawatan. Sebaliknya, jika kecepatan aliran terlalu tinggi,
maka akan berakibat korosi pada pipa dan juga menambah nilai headloss yang
berakibat elevasi reservoirnya harus tinggi. Untuk menghitung kecepatan digunakan
rumus sebagai berikut:
Q= A . V
1
Q= . π . D2 . V
4
dengan:
Q = Debit yang mengalir (m3/detik)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan (m/detik)

1
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

1.1.2. Hukum Bernoulli


Air di dalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi energi lebih
besar menuju tempat yang memiliki tinggi energi lebih kecil. Hal tersebut dikenal
dengan prinsip Bernoulli, bahwa tinggi energi total pada sebuah penampang pipa
adalahjumlah energi kecepatan, energi tekanan dan energi ketinggian yang dapat
ditulis sebagai berikut:
ETot = Energi ketinggian + Energi kecepatan + Energi tekanan

V2 p
ETot = h + 2g
γ
+ w
dengan:
p = Tekanan(kg/m2)
w = Berat jenis air (kg/m3)
V = Kecepatan aliran (m/det)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)
h = Tinggi (m)
Menurut teori Kekekalan Energi dari Hukum Bernoulli apabila tidak ada
energi yang lolos atau diterima antara dua titik dalam satu sistem tertutup, maka
energi totalnya tetap konstan. Hal tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 2.2.
berikut :
a
2
V1 EG L
2g hL
a
P1 HGL
2
 V2
2g

V1
P2

V2
h1

h2

. b b

Gambar 1 Garis Tenaga dan Tekanan pada Zat Cair


Sumber: Priyantoro 1991:7

Adapun persamaan Bernoulli dalam gambar diatas dapat ditulis sebagai berikut
(Priyantoro, 1991:8):

2
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

2 2
h 1  p1  v1  h 2  P2  v 2  h L
γ 2g γ 2g
dengan:
p1 p2
γw , γw = tinggi tekan di titik 1 dan 2 (m)
V V
12 22
2g , 2g = tinggi energi di titik 1 dan 2 (m)
p1, p2 = tekanan di titik 1 dan 2 (kg/m2)
w = berat jenis air (kg/m3)
V1, V2 = kecepatan aliran di titik 1 dan 2 (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
h1, h2 = tinggi elevasi di titik 1 dan 2 dari garis yang ditinjau (m)
HL = kehilangan tinggi tekan dalam pipa (m)
Pada Gambar 2 tampak garis yang menunjukkan besarnya tekanan air pada
penampang tinjauan. Garis tekanan ini pada umumnya disebut garis gradien hidrolis
atau garis kemiringan hidrolis. Jarak vertikal antara pipa dengan garis gradien hidrolis
menunjukkan tekanan yang terjadi dalam pipa. Pada gambar juga tampak adanya
perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 merupakan kehilangan energi ( head loss)
yang terjadi sepanjang antara penampang 1 dan 2.
1.1.3. Hukum Kontinuitas
Air yang mengalir dalam suatu pipa secara terus menerus yang mempunyai
luas penampang (A m2) dan kecepatan (V m/det) akan memiliki debit yang sama pada
setiap penampangnya. Dalam persamaan Hukum Kontinuitas dinyatakan bahwa debit
yang masuk ke dalam pipa sama dengan debit yang keluar, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.3.

3
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Gambar 2 Aliran dengan Penampang Pipa yang Berbeda


Sumber: Triatmodjo 1996:137

Hubungan antara Hukum Kontinuitas dengan ketiga bagan pada Gambar 2


dapat ditunjukkan dengan dua persamaan berikut (Priyantoro, 1991:8):
Qmasuk = Qkeluar
A1 . V 1 = A 2 . V 2
dengan:
Q = debit yang mengalir (m3/detik)
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan (m/detik)
Hal ini juga berlaku pada pipa bercabang. Hukum Kontinuitas pada pipa
bercabang, dimana debit yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan penjumlahan
dari debit-debit yang keluar dari percabangan pipa.
Q1 = Q 2 + Q3
A1 . V 1 = A2 . V 2 + A 3 . V 3
Hukum Kontinuitas pada pipa bercabang seperti diperlihatkan pada Gambar 2.4.

2
Q2
1
V2
2
3
Q1 1 V1

V3
Q3
Gambar 2.1. Pipa Bercabang
Sumber:Triatmojo, 1996 : 276 3

Pada jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan komponen yang utama.
Pipa berfungsi sebagai sarana mengalirkan zat cair dari suatu titik simpul ke titik
simpul yang lain. Aliran dalam pipa timbul bila terjadi perbedaan tekanan pada dua
tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena
digunakannya pompa.

4
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

1.1.4. Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)


Pada perencanaan jaringan pipa air tidak mungkin dapat dihindari adanya
kehilangan tinggi tekan selama air mengalir melalui pipa tersebut. Kehilangan tinggi
tekan dalam pipa dapat dibedakan menjadi kehilangan tinggi tekan mayor ( major
losses) dan kehilangan tinggi tekan minor (minor losses).
1.1.5. Kehilangan Tinggi Mayor (Major Losses)
Tegangan geser yang terjadi pada dinding pipa merupakan penyebab utama
menurunnya garis energi pada suatu aliran ( major losses) selain bergantung juga pada
jenis pipa. Ada beberapa teori dan formula untuk menghitung besarnya kehilangan
tinggi tekan mayor ini yaitu dari Hazen-Williams, Darcy-Weisbach, Manning, Chezy,
Colebrook-White dan Swamme-Jain. Adapun besarnya kehilangan tinggi tekan mayor
dalam kajian ini dihitung dengan persamaan Hazen-Williams (Anonim2000):

Q=0. 85⋅Chw⋅A⋅R0 , 63⋅S 0 ,54

V =0. 85⋅Chw⋅R 0 ,63⋅S 0, 54

dengan:
V = kecepatan aliran pada pipa (m/det)
Chw = koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams (Tabel 2.5)
A = luas penampang aliran (m2)
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
S = kemiringan hidraulis

=
hf /L
R = jari-jari hidrolis (m)

A 1 /4 πD2
=
= P πD

=D/4

Untuk Q = V / A, didapat persamaan kehilangan tinggi tekan mayor menurut Hazen-


Williams sebesar (Webber, 1971 : 121):

h f =k . Q1, 85
10 , 7 L
=
C 1, 85 . D 4 ,87
k hw

5
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

dengan:
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
D =Diameter pipa (m)
k =koefisien karakteristik pipa
L =panjang pipa (m)
Q =debit aliran pada pipa (m3/det)
Chw =koefisien kekasaran Hazen-Williams

Tabel 2.4 Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-Williams (Chw)

Pipe Materials CHW


Asbestos Cement 140
Brass 130-140
Brick sewer 100
Cast Iron
New Unlined 130
10 years old 107-113
20 years old 89-100
30 years old 75-90
40 years old 64-83
Concrete or concrete
lined
Steel forms 140
Wooden forms 120
Centrifugally spun 135
Copper 130-140
Galvanized iron 120
Glass 140
Lead 130-140
Plastic (PVC) 140-150
Steel
Coal-tarenamel lined 145-150
New Unlined 140-150
Riveted 110
Tin 130
HDPE 130-150
Vitrified clay 110-140
Wood stave 120
Sumber: Priyantoro Dwi (1991 : 20)

Adapun penggunaan metode Hazen-Williams ini disebabkan karena metode Hazen-


Williams ini paling sering digunakan oleh para teknisi dalam analisis sistem pipa

6
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

bertekanan (Bentley, 2007:934). Selain itu penentuan nilai koefesien kekasaran pada
masing-masing jenis bahan pipa juga lebih mudah karena tidak dalam bentuk grafik
seperti pada metode yang lain sehingga kesalahan dalam penentuan nilai kekasaran
dapat lebih diminimalisir.

1.1.5.1. Kehilangan Tinggi Minor (Minor Losses)


Kehilangan energi minor diakibatkan oleh adanya belokan pada pipa sehingga
menimbulkan turbulensi. Selain itu juga dikarenakan adanya penyempitan maupun
pembesaran penampang secara mendadak.
Pada pipa-pipa yang panjang, kehilangan minor ini sering diabaikan tanpa kesalahan
yang berarti (L/D >>1000), tetapi dapat menjadi cukup penting pada pipa yang
pendek (Priyantoro, 1991:37). Kehilangan minor pada umumnya akan lebih besar bila
terjadi perlambatan kecepatan aliran di dalam pipa dibandingkan peningkatan
kecepatan akibat adanya pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari
bidang batas pipa (Linsley, 1989:273). Adapun kehilangan tinggi tekan minor dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

V2
h Lm=k .
2g
dengan:
hLm = kehilangan tinggi minor (m)
V = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
k = koefisien kehilangan tinggi tekan minor (Tabel 1)
Besarnya nilai koefisien (k) sangat beragam, sesuai dengan bentuk fisik
pengecilan, pembesaran, belokan, dan katup. Namun nilai (k) ini masih merupakan
pendekatan karena dipengaruhi bahan, kehalusan sambungan, dan umur
sambungan.Adapun nilai (k) dapat dilihat pada Tabel 1

7
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Tabel 1 Koefisien Kehilangan Tinggi Tekan berdasarkan Perubahan Bentuk Pipa (k)
Jenis Perubahan Bentuk Jenis Perubahan
k k
Pipa Bentuk Pipa

Inlet Belokan 90o


Bell mounth 0,03 – 0,05 Radius belokan/D = 4 0,16-0,18
Rounded 0,12-0,25 Radius belokan/D = 2 0,19-0,25
Sharp Edged 0,50 Radius belokan/D = 1 0,35-0,40
Projecting 0,80 Belokan Tertentu
Pengecilan Tiba-tiba θ = 15o 0,05
D2/D1 = 0,80 0,18 θ = 30o 0,10
D2/D1 = 0,50 0,37 θ = 45o 0,20
D2/D1 = 0,20 0,49 θ = 60o 0,35
Pengecilan Mengerucut θ = 90o 0,80
D2/D1 = 0,80 0,05 T (Tee)
D2/D1 = 0,50 0,07 Aliran searah 0,03-0,04
D2/D1 = 0,20 0,08 Aliran bercabang 0,75-1,80
Pembesaran Tiba-tiba Persilangan
D2/D1 = 0,80 0,16 Aliran searah 0,50
D2/D1 = 0,50 0,57 Aliran bercabang 0,75
D2/D1 = 0,20 0,92
Pembesaran Mengerucut 45o Wye
D2/D1 = 0,80 0,03 Aliran searah 0,30
D2/D1 = 0,50 0,08 Aliran bercabang 0,50
D2/D1 = 0,20 0,13

Sumber:Haestad, 2001

Belokan Pada Pipa


Kehilangan energi yang terjadi pada belokan pipa tergantung pada sudut belokan
pipa. Rumus kehilangan energi pada belokan adalah serupa dengan rumus pada
perubahan penampang, yaitu (Triatmodjo, 1993:64):
2
V
hb = Kb x (2-51)
2g
dimana:

8
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Kb = koefisien kehilangan energi pada belokan

Koefisien Kb sebagai fungsi sudut belokan α


Sudut Belokan Pipa (α) 20o 40o 60o 80o 90o
Koefisien Kb 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98
Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

1.1 Evaluasi Hasil Simulasi Program WaterCAD V8i untuk Kondisi Studi.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan air pada titik simpul
adalah jumlah orang per-rumah, jumlah rumah yang terlayani dan Load factor.
Sedangkan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan pada titik simpul adalah
elevasi reservoir dengan titik simpul, debit kebutuhan dan spesifikasi pipa (diameter,
panjang, dan jenis pipa) yang berhubungan dengan kehilangan tinggi tekan mayor.
Junction merupakan titik bayangan yang berguna sebagai titik kontrol dalam
perencanaan jaringan pipa sehingga hasil yang diperoleh memenuhi standar
perencanaan SNI. Data yang dibutuhkan untuk junction adalah elevasi dan demand
(kebutuhan air penduduk jika ada). Penempatan junction direncanakan pada patok-
patok hasil topografi yang berjarak antar patok 50 m.
Kondisi aliran yang terjadi didasarkan pada kondisi pengaliran penuh dengan
kecepatan aliran v (m/detik) yang ditentukan berdasarkan debit aliran Q (lt/detik) di
setiap luas penampang A (m 2). Pada simulasi kondisi tidak permanen terjadi corak
permintaan yang berubah-ubah maka dengan luas penampang yang tetap sementara
debit berubah pada setiap jamnya maka kecepatan aliran yang terjadi dalam setiap
jamnya berubah. Persamaan yang digunakan dalam menentukan kehilangan energi
disini adalah persamaan Hazen-Williams, kehilangan energi akan sangat dipengaruhi
oleh panjang pipa, debit yang mengalir, diameter pipa, dan koefisien kekasaran relatif.
semakin besar kecepatan aliran maka kehilangan energi akibat gesekan juga akan
semakin besar. Dari hasil simulasi dengan bantuan program WaterCAD V8i didapat
headloss yang cukup bervariasi dan kecepatan yang cukup tinggi pada setiap pipa
dalam sistem jaringan distribusi. Hal ini terjadi karena debit yang mengalir pada pipa
mengalami perubahan baik dari diameter pipa maupun topografi daerah studi yang
relatif naik turun dan curam oleh karena itu dalam perencanaan distribusi harus
memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan
standar yang ada.

9
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Diketahui
 El. Tandon : 103,2
 Debit yg dialirkan : 2 l/dt
 Diameter Pipa : 4 Inch
 Panjang Pipa : 3185 m = 3,1 km

PIPA 4 INCH DENGAN EL. TERTINGGI 101,50 M


Tabel 3.15 Hasil Analisa Jaringan Pipa

Hydraulic
Elevation Flow (Out net)
Label Zone Grade
(m) (L/s)
(m)
R-1 103,20 PRIMER 2 103,20

Headlos
Length Hazen- s
Diamete Materia Flow Velocity
Label (Scaled) William Gradien
r (in) l (L/s) (m/s)
(m) sC t
(m/km)
P-1 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-2 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-3 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-4 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-5 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-6 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-7 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-8 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-9 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-10 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-11 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-12 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-13 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-14 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-15 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-16 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-17 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-18 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-19 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-20 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-21 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-22 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781

10
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Headlos
Length Hazen- s
Diamete Materia Flow Velocity
Label (Scaled) William Gradien
r (in) l (L/s) (m/s)
(m) sC t
(m/km)
P-23 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-24 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-25 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-26 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-27 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-28 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-29 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-30 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-31 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-32 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-33 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-34 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-35 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-36 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-37 49 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-38 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-39 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-40 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-41 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-42 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-43 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-44 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-45 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-46 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-47 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-48 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-49 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-50 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-51 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-52 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-53 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-54 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-55 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-56 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-57 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-58 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-59 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-60 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-61 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-62 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780

11
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Headlos
Length Hazen- s
Diamete Materia Flow Velocity
Label (Scaled) William Gradien
r (in) l (L/s) (m/s)
(m) sC t
(m/km)
P-63 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-64 35 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
Sumber : Hasil Running Software

Pressur
Elevatio Deman
Label Zone e (m
n (m) d (L/s)
H2O)
J-1 96,89 PRIMER 0,00 6,26
J-2 92,44 PRIMER 0,00 10,66
J-3 87,21 PRIMER 0,00 15,84
J-4 75,09 PRIMER 0,00 27,90
J-5 71,94 PRIMER 0,00 31,00
J-6 69,50 PRIMER 0,00 33,40
J-7 68,71 PRIMER 0,00 34,15
J-8 68,86 PRIMER 0,00 33,96
J-9 66,15 PRIMER 0,00 36,62
J-10 67,77 PRIMER 0,00 34,97
J-11 72,53 PRIMER 0,00 30,18
J-12 75,59 PRIMER 0,00 27,09
J-13 76,50 PRIMER 0,00 26,14
J-14 74,94 PRIMER 0,00 27,66
J-15 73,00 PRIMER 0,00 29,55
J-16 71,08 PRIMER 0,00 31,43
J-17 66,95 PRIMER 0,00 35,51
J-18 66,00 PRIMER 0,00 36,42
J-19 65,50 PRIMER 0,00 36,88
J-20 64,79 PRIMER 0,00 37,55
J-21 64,49 PRIMER 0,00 37,81
J-22 65,46 PRIMER 0,00 36,81
J-23 71,73 PRIMER 0,00 30,51
J-24 76,25 PRIMER 0,00 25,96
J-25 80,64 PRIMER 0,00 21,54
J-26 79,28 PRIMER 0,00 22,86
J-27 73,20 PRIMER 0,00 28,89
J-28 76,65 PRIMER 0,00 25,41
J-29 85,68 PRIMER 0,00 16,36
J-30 91,22 PRIMER 0,00 10,79
J-31 90,97 PRIMER 0,00 11,00
J-32 86,78 PRIMER 0,00 15,14

12
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Pressur
Elevatio Deman
Label Zone e (m
n (m) d (L/s)
H2O)
J-33 79,35 PRIMER 0,00 22,52
J-34 76,50 PRIMER 0,00 25,32
J-35 75,33 PRIMER 0,00 26,45
J-36 73,23 PRIMER 0,00 28,51
J-37 69,92 PRIMER 0,00 31,77
J-38 64,30 PRIMER 0,00 37,34
J-39 61,92 PRIMER 0,00 39,68
J-40 73,33 PRIMER 0,00 28,25
J-41 72,24 PRIMER 0,00 29,30
J-42 78,50 PRIMER 0,00 23,01
J-43 74,42 PRIMER 0,00 27,05
J-44 75,54 PRIMER 0,00 25,89
J-45 83,42 PRIMER 0,00 17,99
J-46 91,63 PRIMER 0,00 9,76
J-47 96,77 PRIMER 0,00 4,59
J-48 97,99 PRIMER 0,00 3,33
J-49 97,95 PRIMER 0,00 3,33
J-50 101,50 PRIMER 0,00 -0,25
J-51 93,61 PRIMER 0,00 7,58
J-52 86,73 PRIMER 0,00 14,41
J-53 78,42 PRIMER 0,00 22,67
J-54 73,38 PRIMER 0,00 27,66
J-55 75,20 PRIMER 0,00 25,80
J-56 83,76 PRIMER 0,00 17,22
J-57 89,83 PRIMER 0,00 11,12
J-58 87,58 PRIMER 0,00 13,33
J-59 84,35 PRIMER 0,00 16,51
J-60 83,09 PRIMER 0,00 17,73
J-61 81,82 PRIMER 0,00 18,96
J-62 83,34 PRIMER 0,00 17,41
J-63 85,06 PRIMER 0,00 15,65
J-64 84,50 PRIMER 2,00 16,18

Dari hasil running WaterCAD V8i di atas dapat dikatakan bahwa sistem ini tidak sesuai
dengan kriteria perencanaan tekanan pada pipa terdapat tekanan negative.

PIPA 4 INCH DENGAN EL. TERTINGGI 101,50 M

Hydraulic
Elevation Flow (Out
Label Zone Grade
(m) net) (L/s)
(m)

13
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

R-1 103,20 PRIMER 2,00 103,20

Headlos
Length Hazen- s
Diamete Materia Flow Velocity
Label (Scaled) William Gradien
r (in) l (L/s) (m/s)
(m) sC t
(m/km)
P-1 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-2 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-3 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-4 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-5 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-6 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-7 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-8 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-9 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-10 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-11 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-12 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-13 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-14 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-15 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-16 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-17 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-18 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-19 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-20 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-21 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-22 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-23 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-24 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-25 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-26 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-27 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-28 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-29 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-30 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-31 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-32 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-33 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-34 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-35 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-36 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-37 49 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-38 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780

14
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Headlos
Length Hazen- s
Diamete Materia Flow Velocity
Label (Scaled) William Gradien
r (in) l (L/s) (m/s)
(m) sC t
(m/km)
P-39 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-40 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-41 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-42 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-43 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-44 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-45 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-46 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-47 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-48 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-49 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-50 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-51 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-52 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-53 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-54 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-55 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-56 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-57 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-58 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,781
P-59 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-60 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-61 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-62 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-63 50 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780
P-64 35 4,0 HDPE 140,0 2,00 0,25 0,780

Hydraulic
Elevation Deman Pressure
Label Zone Grade
(m) d (L/s) (m H2O)
(m)
J-1 96,89 PRIMER 0,00 103,16 6,26
J-2 92,44 PRIMER 0,00 103,12 10,66
J-3 87,21 PRIMER 0,00 103,08 15,84
J-4 75,09 PRIMER 0,00 103,04 27,90
J-5 71,94 PRIMER 0,00 103,00 31,00
J-6 69,50 PRIMER 0,00 102,97 33,40
J-7 68,71 PRIMER 0,00 102,93 34,15
J-8 68,86 PRIMER 0,00 102,89 33,96
J-9 66,15 PRIMER 0,00 102,85 36,62

15
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Hydraulic
Elevation Deman Pressure
Label Zone Grade
(m) d (L/s) (m H2O)
(m)
J-10 67,77 PRIMER 0,00 102,81 34,97
J-11 72,53 PRIMER 0,00 102,77 30,18
J-12 75,59 PRIMER 0,00 102,73 27,09
J-13 76,50 PRIMER 0,00 102,69 26,14
J-14 74,94 PRIMER 0,00 102,65 27,66
J-15 73,00 PRIMER 0,00 102,61 29,55
J-16 71,08 PRIMER 0,00 102,58 31,43
J-17 66,95 PRIMER 0,00 102,54 35,51
J-18 66,00 PRIMER 0,00 102,50 36,42
J-19 65,50 PRIMER 0,00 102,46 36,88
J-20 64,79 PRIMER 0,00 102,42 37,55
J-21 64,49 PRIMER 0,00 102,38 37,81
J-22 65,46 PRIMER 0,00 102,34 36,81
J-23 71,73 PRIMER 0,00 102,30 30,51
J-24 76,25 PRIMER 0,00 102,26 25,96
J-25 80,64 PRIMER 0,00 102,22 21,54
J-26 79,28 PRIMER 0,00 102,19 22,86
J-27 73,20 PRIMER 0,00 102,15 28,89
J-28 76,65 PRIMER 0,00 102,11 25,41
J-29 85,68 PRIMER 0,00 102,07 16,36
J-30 91,22 PRIMER 0,00 102,03 10,79
J-31 90,97 PRIMER 0,00 101,99 11,00
J-32 86,78 PRIMER 0,00 101,95 15,14
J-33 79,35 PRIMER 0,00 101,91 22,52
J-34 76,50 PRIMER 0,00 101,87 25,32
J-35 75,33 PRIMER 0,00 101,83 26,45
J-36 73,23 PRIMER 0,00 101,79 28,51
J-37 69,92 PRIMER 0,00 101,76 31,77
J-38 64,30 PRIMER 0,00 101,72 37,34
J-39 61,92 PRIMER 0,00 101,68 39,68
J-40 73,33 PRIMER 0,00 101,64 28,25
J-41 72,24 PRIMER 0,00 101,60 29,30
J-42 78,50 PRIMER 0,00 101,56 23,01
J-43 74,42 PRIMER 0,00 101,52 27,05
J-44 75,54 PRIMER 0,00 101,48 25,89
J-45 83,42 PRIMER 0,00 101,44 17,99
J-46 91,63 PRIMER 0,00 101,41 9,76
J-47 96,77 PRIMER 0,00 101,37 4,59
J-48 97,99 PRIMER 0,00 101,33 3,33
J-49 97,95 PRIMER 0,00 101,29 3,33
J-50 98,00 PRIMER 0,00 101,25 3,24

16
Laporan Hodrolika
Supervisi Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak

Hydraulic
Elevation Deman Pressure
Label Zone Grade
(m) d (L/s) (m H2O)
(m)
J-51 93,61 PRIMER 0,00 101,21 7,58
J-52 86,73 PRIMER 0,00 101,17 14,41
J-53 78,42 PRIMER 0,00 101,13 22,67
J-54 73,38 PRIMER 0,00 101,09 27,66
J-55 75,20 PRIMER 0,00 101,05 25,80
J-56 83,76 PRIMER 0,00 101,01 17,22
J-57 89,83 PRIMER 0,00 100,98 11,12
J-58 87,58 PRIMER 0,00 100,94 13,33
J-59 84,35 PRIMER 0,00 100,90 16,51
J-60 83,09 PRIMER 0,00 100,86 17,73
J-61 81,82 PRIMER 0,00 100,82 18,96
J-62 83,34 PRIMER 0,00 100,78 17,41
J-63 85,06 PRIMER 0,00 100,74 15,65
J-64 84,50 PRIMER 2,00 100,71 16,18

Dari hasil running WaterCAD V8i di atas dapat dikatakan bahwa sistem ini sesuai
dengan kriteria perencanaan tekanan pada pipa kurang dari 163 m H2O dengan
maximum 33.85 m H2O, minimum 3,24 m H2O dan kecepatan yang terjadi juga sesuai
dengan kriteria perencanaan yaitu 0,25 m/s.

17

Anda mungkin juga menyukai