Mala Allefni-Fps Unlocked
Mala Allefni-Fps Unlocked
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
MALA ALLIFNI
NIM : 207070000004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP
MOTIVASI UNTUK BEROBAT PADA PENDERITA KANKER SERVIKS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
MALA ALLIFNI
NIM : 207070000004
Di Bawah Bimbingan
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS
TERHADAP MOTIVASI UNTUK BEROBAT PADA PENDERITA KANKER SERVIKS telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 November 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Sidang Munaqasyah
Anggota :
Nia Tresniasari, M. Si
NIP. 198410262009122004
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial dan
Religiusitas terhadap Motivasi untuk berobat pada Penderita Kanker Serviks” adalah benar
merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi
tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan
sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika
ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Mala Allifni
NIM : 207070000004
Email : mala_alifni@yahoo.com
iv
MOTTO
v
ABSTRAK
Jumlah item valid dalam skala dukungan sosial sebanyak 21 item, sedangkan jumlah item
valid dalam skala religiusitas sebanyak 26 item dan jumlah item valid dalam skala motivasi
untuk berobat sebanyak 24 item. Dalam pengujian hipotesis didapat nilai R square (R2)
sebesar 39,3%. Hal ini berarti bahwa variasi dari motivasi untuk berobat yang dijelaskan
oleh semua independen variabel adalah sebesar 39,3%, sedangkan 60,7% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
vi
Kesimpulan penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan
religiusitas terhadap motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks. Saran yang
diajukan dalam penelitian ini adalah pada penelitian yang akan datang sebaiknya
melakukan pendekatan yang lebih dalam terhadap responden agar peneliti bisa lebih
mengetahui bagaimana kondisi penderita baik dari segi psikis maupun fisik dan juga
meneliti variabel yang berkaitan seperti berpikir positif.
(G) Bahan Bacaan : 26 (dari thn 1983 - 2011) + 2 pustaka online + 5 pustaka jurnal.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbilalamin. Rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial dan Religiusitas terhadap
Motivasi untuk berobat pada Penderita Kanker Serviks”. Salawat serta salam semoga tetap Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat
merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jahja Umar, Ph.D. Berkat bimbingan,
arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru bagi penulis, membuat
penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang.
2. Dosen Pembimbing I, Gazi, M.Si dan Dosen Pembimbing II, Nia Tresniasari, M.Si atas
seluruh nasehat, masukan, motivasi, inspirasi, serta saran dan kritik yang membangun
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Dosen Pembimbing Akademik Gazi, M.Si., serta seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah
diberikan.
4. Pembimbing seminar proposal skripsi Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi., atas segala
bimbingan, dan sarannya.
5. Untuk yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, Ayahku Drs.
Bahruddin , Ibuku tercinta Ela Siti Jamilah, adikku tersayang Ade Syifa Nadifa dan M. Hari
Adipurna serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa,
cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.
6. Untuk Agung Taufiqurrahman S, S. Terimakasih atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang
tulus kepada penulis.
7. Seluruh staff akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Mas Ayunk, Mba Rini
dan Pak Deden yang membantu dalam urusan birokrasi dan petugas perpustakaan yakni
Bapak Haidir dan Bapak Badawi yang selalu membantu penulis dalam mencari referensi.
8. Keluarga besar Rumah Sakit Kanker Dharmais khususnya ibu Ns. Kemala Rita Wahidi, Skp,
MARS, selaku pembimbing lapangan, dan Ibu Hilfah yang membantu penulis dalam proses
perizinan, seluruh staff Instalansi Rawat Jalan dan Rawat Inap, serta seluruh responden yang
mau berbagi dengan penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaiku dikosan Pondok Allisan, iik, lina, husni, eki, bias, dyah, dan tuti
atas hari-hari yang telah kita lalui baik dalam keadaan senang maupun sedih serta
kebersamaan kita yang tidak akan pernah penulis lupakan.
10. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Non Reguler khususnya angkatan 2007 yang
selalu kompak dan solid. Teman seperjuangan skripsiku, obet, puri, shinta, dyni, uthe, siro,
viii
laras, farah, yang selalu semangat bimbingan di Ruang Dosen dan yang tak pernah bosan
mengerjakan skripsi dalam Perpustakaan & terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya
dalam proses pengerjaan skripsi penulis.
11. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.
Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan
dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 11
x
2.2 Dukungan Sosial ........................................................................... 26
2.2.1 Pengertian dukungan sosial .............................................. 26
2.2.2 Sumber dukungan sosial .................................................. 28
2.2.3 Aspek-aspek dukungan sosial .......................................... 29
2.2.4 Efek dukungan sosial ....................................................... 31
2.2.5 Dukungan sosial pada penderita kanker serviks ............... 31
2.3 Religiusitas ................................................................................... 33
2.3.1 Pengertian religiusitas ....................................................... 33
2.3.2 Dimensi-dimensi religiusitas ............................................ 34
2.4 Aspek-aspek psikologis penderita kanker serviks ........................ 38
2.5 Kerangka Berfikir ........................................................................ 40
2.6 Hipotesis ...................................................................................... 44
xi
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ............................................. 59
4.2 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 59
4.2.1 Analisis regresi variabel penelitian ...................................... 59
4.2.2 Pengujian variasi masing-masing independent variabel ....... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
Pendahuluan
Adanya motivasi sangat besar peranannya dalam membentuk tingkah laku. Apa
saja yang dilakukan manusia akan selalu ada motivasi yang mendorong. Motivasi
maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan
puas, senang, aman dan sebagainya. Misal, ketika seorang individu divonis bahwa
Dalam proses pengobatan, penderita harus memiliki keyakinan yang kuat, karena
keyakinan itu sendiri merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap
individu. Tingkah laku yang termotivasi mencakup suatu tujuan tertentu, jadi
atau menggerakkan individu agar dapat bertingkah laku sesuai dengan yang
2
tingkah laku setiap individu membuat penulis tertarik untuk membahas motivasi
dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya
berakhir dengan kematian. Kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut.
(www.infoceria.com/2010/03/mengenal-kanker-serviks-penyakit-kanker.html).
Jurnal Penelitian RSU Dr Soetomo, 2007) pada 1000 wanita menemukan bahwa
hanya 48 wanita yang mempunyai leher rahim normal. Besarnya angka kejadian
kanker serviks yang ditemukan, membuat kanker serviks menjadi salah satu jenis
kanker yang paling ditakuti wanita. Selain itu juga sampai saat ini kanker serviks
Rumah Sakit sebagian besar sudah berada pada stadium lanjut, yakni stadium IIB
- IVB sebanyak 66,4%, stadium IIIB sebanyak 37,3%, serta stadium IA - IIA
karena harapan hidup penderita kanker sangat ditentukan oleh stadium atau
tingkat keparahan penderita. Harapan hidup untuk penderita kanker serviks yang
sudah berada pada stadium II sekitar 60%, stadium III sekitar 35% - 40%, stadium
IVA kanker sudah menyebar ke organ-organ tubuh seperti anus, kandung kemih,
ginjal dan stadium IVB sekitar 5% - 10%. Sayangnya, sebanyak 70% - 80%
penderita kanker serviks datang ke Rumah Sakit sudah pada stadium lanjut dan ini
(www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/03/30).
penyakit kanker serviks hingga akhirnya mereka datang ke Rumah Sakit sudah
pada stadium lanjut, ditambah lagi dengan biaya pengobatan yang pastinya cukup
mahal. Seperti yang diungkapkan oleh Smet (1994) bahwa mahalnya biaya tarif
penyakitnya.
seperti dari segi fisik penderita akan kehilangan rahim karena menjalani
histerektomi, dan gangguan psikilogis seperti : penderita diliputi rasa takut (fear)
yakin bahwa dirinya menderita kanker. Terkadang penderita menjadi panik dan
melakukan hal-hal yang tidak berarti dan sia-sia. Setelah ini berlalu pada akhirnya
penderita akan sadar dan menerima kenyataan bahwa jalan hidupnya telah
berubah. Sedikit banyaknya penderita telah berpikir dan berperasaan lebih realistis
4
(Taylor, 2009). Oleh karena itu, dalam proses pengobatannya penderita harus
pengobatannya. Hanya dengan motivasi yang kuat penderita kanker serviks akan
proses pengobatan.
Penderita kanker serviks yang memiliki motivasi tinggi atau kuat akan
berusaha bangkit melawan penyakitnya walaupun harapan untuk sembuh itu tipis,
sebaliknya jika motivasi penderita itu rendah maka penderita kanker serviks akan
berputus asa dan tidak mau berusaha melawan penyakitnya. Oleh sebab itu,
menghadapi situasi-situasi yang sulit dapat tetap bertahan hidup karena tanpa
keinginan untuk hidup, tidak ada kemauan bagi penderita untuk meneruskan
kehidupan.
permasalahannya baik dari segi fisik maupun reaksi emosional dalam menghadapi
penyakitnya maka dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh penderita agar dapat
sosial ini secara tidak langsung akan mempunyai manfaat emosional yang akan
(2006) menyatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari
orang atau kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya
dukungan sosial ini bisa berasal dari keluarga, masyarakat, pihak rumah sakit
ataupun juga kelompok atau komunitas yang serius mencoba membantu mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Symister dan Ronald Friend (dalam Jurnal
yang dirasakan oleh penyakit ginjal kronis dapat dirasakan juga oleh penderita
kanker serviks untuk menggerakkan motivasi agar penderita kanker serviks dapat
Selain itu, saat penderita kanker serviks ini mengalami shock, takut (fear),
mendekatkan diri dengan Tuhan, agar hatinya menjadi tentram dan penuh
kepada Tuhan dapat mengembangkan harapan (hope) dan rasa percaya diri (self
obat yang paling mujarab adalah ikhlas dan tawakkal kepada Tuhan. Sebab, sikap
dengan Tuhan tidak akan merasa penyakitnya sebagai suatu beban yang berat.
Oleh karena itu Tuhan baginya merupakan penguasa dari nasib dan kematian
sehingga dia akan bersikap lebih pasrah dan tenang dalam menghadapi
kemantapan iman (keyakinan) dalam hati dan pelaksanaan ajaran agama yang
teratur dalam kehidupan sehari-hari (Dister, 1993). Namun jika penderita kanker
serviks tidak memiliki hubungan baik dengan Tuhan, maka akan cenderung
perasaan tersebut akan membuat penderita kanker serviks menjadi sangat takut
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Howsepian dkk (dalam Jurnal Psyco
keyakinan beragama dan dukungan sosial sangat dirasakan lebih kuat oleh
penderita kanker. Dalam penelitian ini pun disebutkan pula jika agama
kesehatan telah mulai mengeksplorasi secara sistematis peran agama dan spiritual
dibidang kesehatan dan kematian. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Stark.
dan dukungan sosial terhadap penderita yang mengalami penyakit kronis ditengah
penulis akan menggunakan alat uji religiusitas dari Fetzer Institute (1999) dan
akan membuktikan apakah benar dukungan sosial dapat berpengaruh cukup baik
Kanker Serviks”.
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki dan supaya
terhadap Tuhan sehingga menimbulkan rasa aman dan tentram jiwa dan
dengan baik.
3. Motivasi untuk berobat yang dimaksud peneliti adalah suatu usaha yang
8. Apakah ada pengaruh dimensi value terhadap motivasi untuk berobat pada
9. Apakah ada pengaruh dimensi belief terhadap motivasi untuk berobat pada
11. Apakah ada pengaruh dimensi Private religious practice terhadap motivasi
Seseorang selama hidupnya tentu pernah mengalami berbagai peristiwa baik yang
dengan sesuatu yang tidak terduga-duga dan penyakit yang sulit disembuhkan,
seperti kanker serviks. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Manfaat penelitian ini dibagi atas dua hal yakni manfaat teoritis dan praktis.
kanker serviks dan keluarga, sebagai sumber dukungan sosial yang paling
utama agar lebih memperhatikan diri mereka. Selain itu penelitian ini juga
dialami oleh penderita kanker serviks pasti ada hikmah yang tersembunyi
didalamnya. Dan yang terakhir semoga yang telah membaca penelitian ini
dirinya.
Association (APA) Style. Dan secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:
BAB 1 : PENDAHULUAN
religiusitas/dimensi-dimensi religiusitas.
serviks.
penelitian,
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang hasil penelitian pada saat
hipotesis penelitian.
penelitian, diskusi dan saran yang terdiri dari saran teoritis dan juga
saran praktis.
13
BAB II
Kajian Teori
2.1 Motivasi
berasal dari kata motif, motif merupakan dasar seseorang melakukan sesuatu.
Menurut Suryabrata (2005) motif adalah keadaan dalam pribadi setiap individu
guna mencapai suatu tujuan. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Purwanto
(1990) yang mendefinisikan motif sebagai suatu dorongan yang timbul dalam diri
sesuatu. Dari beberapa definisi mengenai motif dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa motif adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan
Berawal dari kata motif itulah maka motivasi dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku individu agar tergerak
hatinya untuk melakukan sesuatu sehingga akan mencapai hasil ataupun juga
tujuan tertentu
(energi) yang menggerakkan dalam diri individu yang terarah untuk mencapai
suatu tujuan. Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006) istilah motivasi diartikan
14
motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses
tingkah laku individu. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Woolfolk (2004) yang
langsung, dan menimbulkan tingkah laku yang terdiri dari kebutuhan (needs),
(punishment).
adalah suatu dorongan dalam diri individu agar mampu mencapai suatu tujuan
Menurut Teori Ekspektasi (Expectancy Theory) oleh Vroom (dalam Pace dkk,
2006) motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai individu dan
yang diinginkannya, bisa juga berarti kemungkinan subyektif dari usaha yang
memberikan hasil.
Jadi motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh
Menurut Pace, dkk (2006), bahwa jika individu menginginkan sesuatu dan
harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, maka individu tersebut akan
sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika
harapan memperoleh hal yang dinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya
dengan hal diatas, Woolfolk (2004) membedakan motivasi menjadi 2 aspek yaitu :
a. Motivasi intrinsik
motif yang sudah berada dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari
ingin tahu (curiosity). Dalam motivasi intrinsik tidak perlu lagi ada reward
16
dorongan yang muncul murni berasal dari dalam diri individu. Menurut
tujuan (goal) tanpa perlu adanya reward atau punishment. Misal, penderita
punishment.
b. Motivasi ekstrinsik
oleh adanya rangsangan dari luar. Menurut Pintrich & Schunk (1996) yang
suatu aktivitas sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pada motivasi
ekstrinsik ini individu melakukan aktifitas atas dasar nilai yang terkandung
dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu. Sumber motivasi
(punishment).
suatu tujuan.
17
melakukan suatu perbuatan yang mengarah pada suatu tujuan. Dorongan ini bisa
berasal dari dalam diri (intrinsik) dan juga dari luar diri individu (ekstrinsik).
Menurut Najati (dalam Rahman dkk, 2004) serta Purwanto (1990) motivasi
motivation).
kekuatan individu.
fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa yang
Menurut Handoko (1998) dan Widyatun (1999), ada dua faktor yang
a. Faktor internal
Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia,
1. Faktor fisik
Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tetapi
kanker serviks itu sudah bisa menerima kondisi dirinya maka mereka
dideritanya.
19
3. Faktor hereditas
yang secara hereditas dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah factor motivasi yang berasal dari luar diri
1. Faktor lingkungan
2. Dukungan sosial
terdiri dari informasi dan nasehat verbal dan non verbal, bantuan
20
nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban social atau didapat
2002).
3. Fasilitas
4. Media
Menurut Pintrich & Schunk (1996), motivasi dapat diukur dengan berbagai
1. Pengamatan langsung
proses kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang
termotivasi tadi.
perilaku penderita.
22
mereka sendiri. Metode lapor diri ini terdiri beberapa tipe, diantaranya
adalah :
a. Kuesioner
b. Wawancara
mendalam.
c. Stimulated Recall
d. Think Alouds
e. Dialog
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah motivasi untuk berobat. Dari
melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya. Jadi bisa dikatakan
yang dilakukan oleh individu dalam rangka mencapai status seimbang bagi
tubuhnya.
menderita suatu penyakit yang tentunya berdampak bagi kondisi fisik maupun
24
dalam diri mereka. Salah satunya adalah dorongan untuk berobat. Diharapkan
dengan adanya dorongan untuk berobat membuat penderita kanker serviks lebih
dorongan tersebut bisa berasal dari dukungan yang dirasakan penderita saat
melakukan pengobatan.
Dorongan untuk berobat ini sangat penting bagi aspek psikologis penderita
tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri (internal)
Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah motivasi untuk berobat
dalam kaitannya dengan dukungan sosial dan religiusitas pada penderita kanker
serviks. Motivasi untuk berobat adalah suatu usaha yang didasari untuk
melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu guna
Motivasi atau semangat hidup merupakan hal yang sangat penting bagi
bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki, dengan kata lain
kegiatan. Motivasi intrinsik ini dapat menjadikan seseorang merasa tidak terpaksa
dalam mengikuti suatu aktivitas, karena dorongan yang muncul murni berasal dari
dalam individu itu sendiri. Pada penderita kanker serviks yang memiliki motivasi
penghargaan pada dirinya (mendapat pujian dari keluarga karena telah mau
mengikuti terapi), tetapi menurut hemat penulis selain mengarah kepada kepuasan
lebih mengarah pada suatu kegiatan yang dipengaruhi stimulus dari luar.
dipaksa berobat oleh keluarga ataupun juga mengikuti sebuah komunitas kanker
yang memberikan dukungan sosial bagi dirinya dan juga memiliki teman senasib
dengannya.
orang disekitarnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dkk
Setiap manusia pasti membutuhkan bantuan ataupun peranan orang lain dalam
hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan satu
sama lainnya. Kebutuhan manusia itu banyak macamnya. Mulai dari kebutuhan
fisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikis, itu semua tentu tidak akan mungkin
terpenuhi tanpa bantuan dari orang lain. Jika seseorang sedang menghadapi
masalah baik ringan ataupun berat, keberadaan orang lain disampingnya tentu
akan sangat berdampak bagi orang tersebut. Efek atau peranan positif ini
orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidupnya,
seperti : dokter, perawat atau komunitas yang memang fokus dan perduli terhadap
sebagai sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. “Social
people”.
kesenangan yang dirasakan bahwa adanya penerimaan dari orang atau kelompok
saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang-orang yang
akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran
sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan,
memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan
that one is loved and cared for, esteemed and valued. And part of a network of
Cobb (dalam Smet 1994:136) dukungan sosial itu terdiri atas informasi
yang menuntun orang meyakini bahwa ia diurus dan disayangi. Setiap informasi
sosial.
Menurut Cohen & Wills (dalam Davidson dkk, 2006) bahwa dukungan
sosial memiliki dua aspek utama, yaitu dukungan sosial struktural dan dukungan
sosial yang dimiliki individu, misalnya status pernikahan dan jumlah teman yang
sosial yang dimiliki. Misal, sejauh mana individu percaya bahwa dirinya memiliki
dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai,
diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu
diperoleh, bebas dari biaya finansial dan berakar pada keakraban yang
cukup lama.
bisa dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu
yang satu ke individu yang membutuhkan. Cohen & McKay (dalam Sarafino,
a. Dukungan Emosi
bersangkutan.
30
b. Dukungan Penghargaan
penilaian yang positif untuk individu, dorongan untuk maju dan pemberian
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informasi
individu.
pada keadaan dan situasi stres yang dialami. Kelima “aspek-aspek dukungan
sosial” di ataslah yang penulis pilih untuk penelitian ini. Diharapkan “aspek-aspek
31
dukungan sosial” ini dapat berpengaruh cukup besar terhadap motivasi berobat
Sarafino (2006) mengemukakan bahwa ada dua model peranan dukungan sosial
dalam kehidupan manusia, yaitu model efek langsung (direct effect) dan model
efek pelindung (buffering effect). Dalam model efek langsung (direct effect),
individu tersebut tidak dalam keadaan stres. Model ini menekankan pada struktur
dukungan, seperti jumlah orang dalam jaringan sosial atau kegiatan yang ada
untuk melindungi individu dari efek negatif akibat stres. Model ini menekankan
pada fungsi dukungan yang dirasakan individu dalam hubungan sosialnya. Kedua
model ini pada akhirnya menekankan bahwa dukungan sosial memiliki peranan
dalam melemahkan efek negatif dari kondisi dan situasi stres terhadap
Ketika seorang individu divonis dokter menderita penyakit kronis, maka individu
tersebut pasti merasakan sebuah ketakutan yang terjadi pada dirinya. Disaat itulah
untuk terus berusaha maju dalam melawan penyakitnya. Semangat atau dorongan
32
tersebut bukan berasal hanya dari dirinya sendiri ataupun keluarga terdekat
melainkan juga dari orang yang dipercaya dalam menangani penyakitnya tersebut
baik dokter, perawat, maupun juga sebuah komunitas yang concern terhadap
penyakitnya.
sosial dapat membantu penderita kanker serviks dalam menghadapi saat yang
amat sulit dalam hidup penderita kanker serviks. Dukungan sosial adalah
pengaruh positif yang diberikan oleh keluarga, dokter, perawat maupun juga
sebuah komunitas terhadap penderita kanker serviks dalam mendukung semua hal
penyakit yang dideritanya. Dukungan sosial merupakan andil yang besar dalam
dukungannya dalam berbagai hal, maka penderita akan merasa lebih percaya diri,
kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif stress. Perlindungan
ini akan efektif hanya ketika individu menghadapi stressor yang berat.
penderita yang religiuspun akan senantiasa lebih mendekatkan diri kepada Maha
penderita kanker serviks lebih tentram, berpikiran positif dan ikhlas dalam
2.3 Religiusitas
Menurut Chaplin (2008) religion adalah satu sistem yang kompleks dari
Agama dalam pengertian Glock & Stark (dalam Ancok, 1994), adalah
sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang
yang lebih menitik beratkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah
doktrin dari setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh
adanya keyakinan terhadap Tuhan sehingga menimbulkan rasa aman dan tentram
jiwa dan juga adanya aturan tentang perilaku hidup manusia agar berperilaku
dengan baik.
manusia. Aktivitas beragama tidak terjadi pada saat individu melakukan perilaku
ritual (beribadah) saja, namun juga ketika melakukan aktivitas yang tampak dan
dapat dilihat oleh mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi didalam
hati individu (dalam Ancok, 1994). Dalam sebuah laporan penelitian yang
menjelaskan dua belas dimensi religiusitas, tetapi disini penulis hanya akan
menjelaskan enam dimensi saja, dikarenakan penulis hanya ingin melihat peran
agam dalam mempengaruhi tingkah laku individu dan bagaimana cara individu
b. Value
c. Belief
konsep yang dibawa oleh suatu agama. Dalam bahasa Indonesia belief
diamalkan dengan perbuatan. Dimensi belief dalam hal ini sama dengan
d. Forgiveness
untuk melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan, dan cinta.
Menurut Glock & Stark (dalam Ancok, 1994) dimensi ini disebut Dimensi
2. Ketaatan. Apabila aspek ritual lebih formal dan khas publik, berbeda
agamanya.
f. Religious/spiritual coping
saja. Yaitu dengan cara berdoa dan meyakini bahwa Tuhan akan
menjalankan coping.
Cervix sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya leher, leher ini merupakan
bagian paling bawah dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Fungsi dari leher
rahim adalah sebagai saluran ke dalam dan ke luar dari rahim. Sedangkan kanker
akhirnya menyebabkan kerusakan jaringan normal yang sehat (Dizon dkk, 2011)
ada lima tahap reaksi emosi yang berhubungan dengan penyakit kronis yakni
a. Penyangkalan (denial)
b. Kemarahan (anger)
baik dan strategi yang berbeda, misalnya berjanji untuk hidup lebih sehat
d. Depresi (depression)
membaik. Pada tahap ini penderita kanker akan merasa muak, sesak, letih,
Pada tahap ini penderita kanker sudah tidak marah lagi dan sudah
psikologis yang terjadi pada penderita kanker. Namun demikian tidak semua
individu mencapai semua taraf yang diuraikan, hanya dua, tiga tahap atau bahkan
satu tahap saja yang dialami, misalnya tahap marah dan depresi, atau penolakan
dan depresi. Dengan semakin kompleksnya masalah psikologis yang terjadi pada
40
penderita kanker tentu akan berpengaruh terhadap motivasi untuk berobat bagi
penderita sendiri.
Setiap wanita pasti akan terkejut saat mengetahui bahwa dirinya menderita kanker
serviks, apalagi saat wanita tersebut tahu bahwa penyakit yang dideritanya
tersebut sudah termasuk dalam stadium lanjut. Mereka akan merasakan ketakutan,
dorongan atau motivasi pada diri penderita untuk bangkit melawan penyakit yang
dideritanya. Penderita yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha bangkit dan
sebenarnya penyakit yang dideritanya sudah dalam stadium lanjut, sedangkan bagi
penderita yang memiliki motivasi rendah akan mudah terpuruk dan berpasrah diri
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik ini dapat menjadikan individu
merasa tidak terpaksa dalam mengikuti suatu aktivitas, karena dorongan yang
muncul murni berasal dari dalam individu itu sendiri. Pada penderita kanker
motivasi ekstrinsik lebih mengarah pada suatu kegiatan yang dipengaruhi stimulus
contohnya karena dipaksa berobat oleh keluarga ataupun juga mengikuti sebuah
kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu
tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan
serviks.
disekitarnya, penderita yang religus akan mencari dukungan lain selain dukungan
dari orang-orang disekitarnya seperti dukungan dari Maha Sang Pencipta yaitu
Tuhan, dukungan ini sangat diperlukan oleh penderita. Penderita yang religius
dan mendekatkan diri dengan Tuhan, agar hatinya menjadi tentram dan penuh
keyakinan dalam menjalani proses pengobatan. Penderita yang religius yang yakin
akan kekuasaan Tuhannya akan memasrahkan dirinya karena hidup dan mati
semua makhluk hidup didunia ini sudah diatur oleh Tuhan YME. Oleh karenanya
42
aman dan tentram jiwa dan juga adanya aturan tentang perilaku hidup manusia
dideritanya dan tidak akan berfikiran negatif atas apa yang menimpa diri
penderita. Karena apapun yang terjadi didunia ini pasti atas kuasa Tuhan dan
sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan kita hanya mampu berusaha
semaksimal mungkin dan tidak boleh berputus asa dengan apa yang sudah
menimpa diri kita. Dari beberapa dimensi religiusitas menurut Fetzer Institute
(1999) yang penulis pilih, yaitu Daily Spiritual Experiences, Values, Beliefs,
Dukungan Emosi
Dukungan Penghargaan
Dukungan Instrumental
Dukungan Sosial
Dukungan Informasi
Dukungan Jaringan
Sosial
Motivasi
berobat
penderita
Dimensi Daily Spiritual
Experiences
kanker
serviks
Dimensi Value
Dimensi Belief
Religiusitas
Dimensi Forgiveness
Dimensi Private
Religious Practise
Dimensi
Religious/Spiritual
Coping
44
2.6 Hipotesis
harus diujikan, maka hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut :
Hipotesis Umum
Hipotesis Khusus
Ha1 : Ada pengaruh dukungan emosi terhadap motivasi untuk berobat pada
Ha4 : Ada pengaruh dukungan informasi terhadap motivasi untuk berobat pada
Ha5 : Ada pengaruh dukungan jaringan sosial terhadap motivasi untuk berobat
Ha6 : Ada pengaruh dimensi daily spiritual experience terhadap motivasi untuk
Ha7 : Ada pengaruh dimensi value terhadap motivasi untuk berobat pada
Ha8 : Ada pengaruh dimensi belief terhadap motivasi untuk berobat pada
Ha9 : Ada pengaruh dimensi forgiveness terhadap motivasi untuk berobat pada
Ha10 : Ada pengaruh dimensi Private religious practice terhadap motivasi untuk
BAB III
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker serviks yang sedang berobat
dari beberapa artikel juga buku yang penulis baca penderita kanker serviks
rata-rata datang ke Rumah Sakit memang sudah dalam stadium lanjut dan
rasakan. Dan juga untuk melihat apakah peran dukungan sosial dan
sendiri.
umur karena dari beberapa artikel dan buku yang kemudian penulis
berumur 30-60 tahun dan menurut Santrock (2005) wanita yang berumur
Sakit ini merupakan Rumah Sakit Kanker Nasional dimana hampir semua
Dari populasi yang ada penulis hanya akan mengambil 95 penderita sebagai
karena di Rumah Sakit Kanker Dharmais populasi dihitung setiap tahun sekali,
oleh karenanya penulis tidak bisa mengetahui jumlah populasi di Rumah Sakit
tersebut untuk menentukan sampel. Dalam penelitian ini, tekhnik yang akan
populasi tidak memiliki kesempatan (peluang) yang sama untuk dijadikan sampel
(Riduwan, 2009).
Definisi Operasional dari variabel Dukungan sosial adalah hasil pengukuran skala
religiusitas dengan menggunakan skala baku dari Fetzer (1999) yaitu dimensi
Definisi Operasional dari Motivasi untuk berobat adalah hasil pengukuran skala
yang membedakan motivasi menjadi 2 jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan empat
alternatif jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau
Setuju (S)
Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih
Tabel 3.1
Bobot Nilai
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
Pada penelitian ini digunakan instrument pengambilan data berupa (1) skala
dukungan sosial, (2) skala baku religiusitas, dan (3) skala motivasi. Skala yang
digunakan adalah skala model Likert. Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga
skala, yaitu :
penderita rasakan berdasarkan teori Sarafino (2002). Adapun blue print skala
Table 3.2
Mendapatkan 17, 11 21 7
umpan balik
mengenai apa
yang
dilakukan.
5 Dukungan Ikut serta 25, 27 16, 19 4
jaringan sosial dalam aktivitas
sosial
TOTAL 30
pernyataan favorable dan unfavorable dan jumlah item yang digunakan yaitu
sebanyak 30 item.
51
b. Skala Religiusitas
Dalam penelitian ini menggunakan skala religiusitas dari Fetzer Institute (1999)
yang telah dibakukan. Adapun blue print skala religiusitas seperti dibawah ini :
Table 3.3
Blue Print Skala Religiusitas
No Dimensi Indikator Item Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Dailiy Spiritual Merasakan 1, 10, 16
Experience adanya Tuhan
dan dicintai 9
Tuhan.
Menemukan 20, 29
kekuatan
dalam agama.
Dekat dengan 23
Tuhan.
Merasakan 5, 13 26
keindahan
ciptaan
Tuhan.
2 Value Memahami 2, 27 9 3
nilai-nilai
dalam
kehidupan.
3 Belief Keyakinan 3, 8, 15, 24, 5
terhadap 31
Tuhan dan
nilai-nilai
agama.
4 Forgiveness Memaafkan 4 19
orang lain.
Memaafkan 17 6, 28 7
diri sendiri.
Merasa 25 14
diampuni
oleh Tuhan.
5 Private Religious Melakukan 7, 12, 22, 4
52
Practice praktek 32
agama.
6 Religious/Spiritual Meminta 11, 18, 30, 4
Coping solusi kepada 21
Tuhan.
TOTAL 32
Didalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua jenis pernyataan yaitu
pernyataan favorable dan unfavorable dan jumlah item yang digunakan yaitu
sebanyak 32 item.
dirasakan dalam diri setiap penderita kanker serviks berdasarkan teori Woolfolk
(2004). Adapun blue print skala motivasi berobat penderita kanker serviks seperti
dibawah ini :
Table 3.4
Blue Print Skala Motivasi untuk berobat
No Aspek Indikator Item Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Intrinsik Membutuhkan 1,2, 15,20 7, 10, 14
pengobatan dan
minat berobat
pernyataan favorable dan unfavorable dan jumlah item yang digunakan yaitu
sebanyak 25 item.
religiusitas 32 item dan motivasi untuk berobat 25 item. Uji instrumen diberikan
alat ukur. Jika dikatakan valid menunjukkan bahwa alat ukur dapat
mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti
skor dikatakan konsisten dan dapat diandalkan. Adapun uji reliabilitas alat
54
tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach > dari 0.60 dan perhitungan
Hasil reliabilitas uji coba skala dukungan sosial sebesar 0, 888. Dari 30 item yang
dibuat, gugur sebanyak 9 item. Adapun nomor item yang valid (*) dapat dilihat
Tabel 3.5
Blue Print Skala Dukungan Sosial
Valid (*)
No Aspek Indikator Item Item Total
Favorable Unfavorable Item
Valid
1 Dukungan Mendapatkan 1*, 15* 9, 26*
Emosi rasa empati
6
Mendapatkan 2*, 10* 22, 13*
ekspresi kasih
sayang
2 Dukungan Mendapatkan 3*, 23* 30*, 7*
Penghargaan dorongan untuk
maju dan
semangat 5
mengenai apa
yang
dilakukan.
5 Dukungan Ikut serta 25*, 27* 16*, 19 3
jaringan sosial dalam aktivitas
sosial
TOTAL 21
b. Skala Religiusitas
Hasil reliabilitas uji coba skala religiusitas sebesar 0, 877. Dari 32 item yang
dibuat, gugur sebanyak 6 item. Untuk mengetahui nomor item yang valid (*)
Tabel 3.6
Blue Print Skala Religiusitas
Valid (*)
No Dimensi Indikator Item Item Total
Favorable Unfavorable Item
Valid
1 Dailiy Spiritual Merasakan 1*, 10*, 8
Experience adanya Tuhan 16*
dan dicintai
Tuhan.
Memaafkan 17* 6, 28 3
diri sendiri.
Merasa 25 14
diampuni oleh
Tuhan.
5 Private Religious Melakukan 7*,12*, 4
Practice praktek 22*, 32*
agama.
6 Religious/Spiritual Meminta 11*,18*, 4
Coping solusi kepada 21*, 30*
Tuhan.
TOTAL 26
Hasil reliabilitas uji coba skala motivasi untuk berobat sebesar 0, 903. Dari 25
item yang dibuat, sebanyak 1 item gugur. Untuk mengetahui nomor item yang
Tabel 3.7
Skala Motivasi Untuk Berobat
Valid (*)
No Aspek Indikator Item Item Total
Favorable Unfavorable Item
Valid
1 Intrinsik Membutuhkan 1*,2*, 7*, 10*, 14*
pengobatan dan 15*,20*
minat berobat
13
Mencari tahu 4*, 8*, 25* 3*, 16*, 19*
tentang penyakit
dan
pengobatannya
57
variabel terhadap dependent variabel dan untuk menjawab semua pertanyaan yang
responden.
teori.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
yang sedang berobat maupun rawat inap di Rumah Sakit tersebut. Dari 95
penderita kanker serviks, 30 penderita untuk try out dan 65 penderita kanker
Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi
berganda dengan menggunakan software SPSS 18. Dalam regresi ada 3 hal yang
dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)
melihat apakah dari 11 IV (minor) berpengaruh secara positif maupun negatif dan
signifikansinya. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut :
60
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,393
atau 39,3%. Artinya variasi dari motivasi untuk berobat yang dijelaskan oleh
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kemudian penulis menganalisis
sebesar 0,003 atau lebih kecil dari alpha 5% (0,003 < 0,05). Ini berarti bahwa
sebesar 39,3% adalah signifikan secara statistic. Hal ini berarti hipotesis mayor
sosial dan daily spiritual experience, value, belief, forgiveness, private religious
Dari tabel 4.3, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefesien regresi
yang dihasilkan kita cukup melihat nilai Sig pada kolom yang paling kanan
(kolom ke-6), jika Sig < 0,05, maka koefesien regresi yang dihasilkan signifikan
62
pengaruhnya terhadap motivasi untuk berobat dan sebaliknya. Dari hasil di atas
jaringan sosial, dan forgiveness yang siginifikan, sedangkan sisa lainnya tidak.
Hal ini berarti bahwa dari 11 hipotesis minor hanya empat yang signifikan.
motivasi untuk berobat tetapi tidak signifikan karena 0,215 > 0,05.
untuk berobat.
mempengaruhi motivasi untuk berobat dan signifikan karena 0,010 < 0,05.
> 0,05. Semakin tinggi skor dukungan instrumental maka semakin tinggi
mempengaruhi motivasi untuk berobat dan signifikan karena 0,045 < 0,05.
untuk berobat.
0,291 yang berarti bahwa aspek dukungan jaringan sosial secara positif
mempengaruhi motivasi untuk berobat dan signifikan karena 0,019 < 0,05.
karena 0,537 > 0,05. Semakin tinggi skor dimensi daily spiritual
berobat tetapi tidak signifikan karena 0,100 > 0,05. Semakin tinggi skor
berobat tetapi tidak signifikan karena 0,858 > 0,05. Semakin tinggi skor
untuk berobat dan signifikan karena 0,011 < 0,05. Semakin tinggi skor
sebesar 0.047 yang berarti bahwa dimensi private religious practice secara
karena 0,813 > 0,05. Semakin tinggi skor dimensi private religious
Pada tabel 4.3 koefesien regresi di atas, dari keempat IV yang berpengaruh
dapat diketahui dengan cara melihat Standardized Coefficient (Beta). Maka dari
tabel di atas dapat diketahui perbandingan atau urutan IV yang memiliki pengaruh
terbesar hingga terkecil, besar kecilnya suatu nilai tidak dipengaruhi oleh negatif
ataupun positif, jika ada nilai yang negatif tetapi memiliki nilai yang besar maka
dapat dikatakan nilai tersebutlah yang bisa ditaruh diurutan pertama. Dalam
penelitian penulis dari keempat IV yang signifikan tidak ada nilai yang negatif,
sebesar 0,368, jadi bisa dikatakan dukungan penghargaan memiliki nilai yang
lebih besar daripada nilai dari dukungan forgiveness dengan beta 0,309, dukungan
jaringan sosial dengan beta 0,300, dan dukungan informasi dengan beta 0,237.
Berdasarkan hasil dari koefesien regresi, diketahui bahwa pada variabel dukungan
sosial hanya tiga dari lima aspek yang berpengaruh signifikan. Sedangkan pada
variabel religiusitas hanya satu dimensi dari enam dimensi yang berpengaruh
Tabel 4.4
Variasi untuk masing-masing independen variabel
Model Summary
Change Statistic
R Square
F Change df1 df2 Sig. F Change
Model R Square Change
1 0,047 0,047 3,138 1 63 0,081
2 0,161 0,114 8,409 1 62 0,005*
3 0,171 0,010 0,745 1 61 0,391
4 0,225 0,054 4,157 1 60 0,046*
5 0,282 0,057 4,663 1 59 0,035*
6 0,284 0,002 0,175 1 58 0,677
7 0,299 0,015 1,223 1 57 0,273
8 0,302 0,003 0,237 1 56 0,629
9 0,372 0,070 6,148 1 55 0,016*
10 0,374 0,002 0,133 1 54 0,717
11 0,393 0,019 1,649 1 53 0,205
Total 0,393
Dari tabel model summary terdapat R Square sebesar 0,393 atau 39,3%.
Nilai tersebut adalah total kontribusi dari semua IV terhadap DV. Jika penulis
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat IV, yaitu dukungan
tersebut dapat dilihat mana yang paling besar memberikan kontribusinya terhadap
Coefficient (Beta) pada tabel 4.3 Koefesien Regresi kita dapat melihat empat IV
68
yang memberikan pengaruh kontribusi dari yang terbesar hingga yang terkecil,
tetapi sekedar hanya untuk menambahkan bahwa dengan cara melihat R2 Change
pada tabel 4.4 kita juga dapat melihat urutan IV yang signifikan memberikan
kontribusi dari yang terbesar hingga yang terkecil, seperti diurutan pertama
dengan R2 Change 0,057 dan diurutan yang terakhir dukungan informasi dengan
R2 Change 0,054.
69
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
dan religiusitas terhadap DV yaitu motivasi untuk berobat pada penderita kanker
serviks”.
regresi dari masing-masing IV, ditemukan bahwa hanya terdapat empat IV yang
penghargaan dengan Sig = 0,010 < 0,05 , dukungan informasi dengan Sig = 0,045
< 0,05 , dukungan jaringan sosial dengan Sig = 0,019 < 0,05 dan forgiveness
dengan Sig = 0,011 < 0,05. Selain itu, keempat IV tersebut juga signifikan
dengan R2 Change 5,4% (0,046 < 0,05) ,dukungan jaringan sosial dengan R2
Change 5,7% (0,035 < 0,05) dan forgiveness dengan R2 Change 7,0% (0,016 <
0,05). Sedangkan variabel yang tidak signifikan baik dari segi pengaruhnya
spiritual/religious coping.
70
5.2 Diskusi
motivasi untuk berobat, hanya tiga aspek dukungan sosial yang memiliki
motivasi untuk berobat dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,423 (0,010 <
0.05). Pengaruh pada dukungan penghargaan ini bernilai positif, artinya semakin
tinggi dukungan penghargaan maka semakin tinggi motivasi untuk berobat. Hal
ini sesuai dengan penelitian Siswanto (dalam Jurnal Epidemiologi, 1999) yang
Dari aspek-aspek Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) yang penulis
bagi orang lain, merasa mampu melewati masa-masa yang sulit di dalam
Penderita kanker serviks yang berpandangan seperti itu akan merasa nyaman
masih berguna dan diakui sehingga dirinya akan termotivasi untuk terus berobat
penderita kanker serviks, maka tentunya semakin tinggi motivasi untuk berobat
terhadap motivasi untuk berobat dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,276
(0,045 < 0,05). Pengaruh pada dukungan informasi bernilai positif, artinya
semakin tinggi dukungan informasi maka semakin tinggi pula motivasi untuk
dukungan informasi yang tinggi merasa bahwa orang-orang yang ada disekitarnya
memberikan nasehat, saran, dan pengarahan yang cukup berarti dengan apa yang
ingin penderita lakukan dalam hal pengobatannya. Hal tersebut sesuai dengan
aspek-aspek yang dijelaskan oleh Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) bahwa
Sehingga penderita merasa bahwa apa yang ingin penderita lakukan dengan
melakukan pengobatan.
Dukungan jaringan sosial memiliki nilai koefesien regresi sebesar 0,291 (0,019 <
0,05). Pengaruh pada dukungan jaringan sosial bernilai positif, artinya semakin
tinggi dukungan jaringan sosial maka semakin tinggi motivasi untuk berobat yang
Hal tersebut dikarenakan penderita merasa tidak sendiri dengan apa yang
penderita bahwa dalam keadaan yang seperti ini bukan berarti penderita hanya
bisa terdiam tetapi juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang penderita sukai.
Seperti yang diungkapkan oleh Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) bahwa
dukungan jaringan sosial yang dirasakan oleh penderita kanker serviks maka
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dari ketiga aspek dukungan
sosial memberikan pengaruh yang positif dan signifikan begitu juga dengan
kontribusi yang diberikan oleh ketiga aspek dukungan sosial tersebut. Tetapi
informasi dan dukungan jaringan sosial kurang memiliki peran terhadap motivasi
untuk sembuh.
penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh
memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,221 (0,215 > 0,05), artinya
berkontribusi sebesar 4,7% (0,081 > 0,05), artinya kontribusi yang diberikan oleh
dukungan emosi terhadap motivasi untuk berobat penderita kanker serviks tidak
signifikan. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan penderita kanker serviks tidak
sebesar 0,053 (0,646 > 0,05), artinya dukungan instrumental secara positif
mempengaruhi motivasi untuk berobat dan berkontribusi 1,0% (0,391 > 0,05),
dalam aspek Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) dukungan instrumental
merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk bantuan
langsung misalnya pemberian dana atau pemberian bantuan berupa tindakan nyata
atau benda, namun dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis penderita
kanker serviks bukan saja memerlukan bantuan berupa barang, materi ataupun
benda tetapi lebih kepada hal-hal yang bisa membuat penderita lebih termotivasi
untuk bangkit.
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi untuk berobat dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,434 (0,011 < 0,05). Pengaruh pada forgiveness bernilai positif,
artinya semakin tinggi forgiveness maka semakin tinggi motivasi untuk berobat
memaafkan antar sesama manusia, memaafkan diri sendiri dan suatu tindakan
individu tersebut lakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Idler (dalam Fetzer
God), merasa dimaafkan oleh orang lain (feeling forgiven by others), memaafkan
orang lain (forgiving others), dan memaafkan diri sendiri (forgiving one self).
diungkapkan oleh Idler dan forgiveness yang diungkapkan oleh Kendler dkk
(2003). Menurut Idler bahwa salah satu dimensi turunan dari forgiveness adalah
merasa diampuni oleh Tuhan, sedangkan dalam Kendler faktor forgiveness tidak
5.3 Saran
terkait dengan penelitian serupa, yaitu saran teoritis dan saran praktis.
sampel yang beragam mungkin tidak akan sesulit yang dialami oleh
penulis.
kronis maka yang ada dipikiran individu tersebut adalah penyakit tersebut
padahal banyak cara yang bisa mereka lakukan terlebih dahulu seperti
pernah motivasinya menjadi rendah, karena kita tidak akan pernah tahu
rencana Tuhan. Dokter dan alat medis tidak bisa menentukan umur dan
Ancok, DJ. (1994). Psikologi Islami (Solusi Islam atas problem-problem psikologi). Pustaka
Pelajar Yogyakarta.
Barbara, H. A and Merluzzi T. V. (2009). Religious beliefs, social support, self-efficacy and
adjustment to cancer. Psyco-Oncology 18 in Wiley InterScience.
Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Press
Davidson, G. C et all. (2004). Psikologi abnormal. John Willey & Sons
Dister. (1992). Pengalaman dan motivasi beragama Ed: 2. Yogyakarta : Kanisius
Dizon dkk. (2011). 100 Tanya jawab mengenal kanker serviks. Jakarta : PT Indeks
Fetzer Institute. (1999). Multidimensional measurement of religiousness/spiritual for use in
health research
Gottlieb, B. H. (1983). Social support strategies. Sage Publications Ltd
Kenneth, K. S. (2003). Dimensions of religiosity and their relationship to lifetime psychiatric
and substance use disorders.
Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral. Gadjah Mada University Press.
Mangkunegara, Prabu. 2000. Perencanaan dan pengembangan SDM. Bandung : Refika
Utama
Mustika, M. S. (2008). Panduan spiritual kehamilan. Yogyakarta : Qudsi Media
Pace, R. W & Faules, D. F. (1998). Komunikasi organisasi : strategi meningkatkan kinerja
perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Pintrich, P. R & Schunk, D. H. (1996). Motivation in education : theory, research and
application 3nd ed. New Jersey : Pearson Education Inc
Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Riduwan. (2009). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti pemula.
Bandung: Alfabeta
Saleh, A. R & Wahab, M. A. (2004). Psikologi suatu pengantar. Jakarta : Prenada Media
Santrock, John W. (2005). Life span development : perkembangan masa hidup, ed 5 jilid II.
Jakarta : Erlangga
Sarafino, E. P. (2006). Health Psychology : biopsychosicial interactions fifth editions. John
Willey & Sons
Sarafino, E. P. (2002). Health Psychology : biopsychosicial interactions fourth editions. John
Willey & Sons
Sardiman, AM. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Sarwono, W. S. (2000). Pengantar umum psikologi Cet:7. Jakarta : Bulan Bintang
Sevilla, C. G dkk. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta : UI
Sheridan, L and Sally A. R. (1992). Health Psychology : challenging the biomedical model.
John Willey & Sons Inc
Siswanto. (1999). Studi tentang motivasi kesembuhan pasien penderita kanker dikaitkan
dengan dukungan sosial dan tingkat religiusitas. Jurnal Epidemiologi Indonesia Vol.3
Edisi 1
Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Grasindo
Suryabrata, Sumadi. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Suwito, dkk. (2007). Pengaruh hipnotis lima jari terhadap penurunan kecemasan pasien kanker
leher rahim di R.Kandungan RSU DR Soetomo Surabaya. Jurnal Penelitian RSU Dr.
Soetomo Vol.9
Symister, P & Ronald Friend. (2003). The influence of social support and problematic support
on optimism and depression in chronic illness : a prospective study evaluating self
esteem as a mediator. State University of New York at Stony Brook. Health
Psychology. American Psychological Association
Taylor, E. S. (2009). Health Psychology seventh edition. John Willey & Sons
Woolfolk, Anita. (2004). Educational Psychology ed 9. Pearson Education
www.infoceria.com/2010/03/mengenal kanker serviks
www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/03/30
Yatim, Faisal. (2005). Penyakit kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor