Anda di halaman 1dari 4

Biografi Sayyidah Fathimah Azzahro

Sebelum kelahiran Sayyidah Fatimah, ibunda tercintanya Sayyidah Khodijatul Qubro meminta tolong kepada
wanita - wanita quraisy yang menjadi tetangganya, tapi penolakan yang didapatkan oleh Beliau.
Wanita-wanita itu berkata "Pergilah...! Kami tidak akan membantu orang yang telah bekhianat dan mengikuti
ajaran Muhammad...". Sayyidah Khodijah menjadi kebingungan.
Tatkala sedang mencari bantuan untuk melahirkan, muncul 4 wanita cantik yang dilingkari cahaya dan
mendekati Sayyidah Khodijah kemudian menyapa Sayyidah Khodijah dan berkata salah satu dari mereka "Aku
adalah Sarah ibunda Ishaq, dan 3 orang yang menyertaiku adalah Maryam Ibunda Isa, Asiyah Putri Muzahim
dan Ummu Kalsum saudari Musa. Kami diperintahkan Allah untuk membantumu dan mengajarkanmu ilmu
kebidanan kami...".
Dan mereka duduk disamping Sayyidah Khodijah dan memberi pelayanan sampai Sayyidah Fatimah lahir.
Dihari kelahirannya terlihat dari wajah Rasul yang sangat gembira dan berseri-seri bagai rembulan dan berkata
kepada Sayyidah Khodijah " Sesungguhnya dia anak yang cantik laksana angin sepoi-sepoi yang indah penuh
barokah", lalu Nabi menggendong dan menciumnya. Wajahnya sangat mirip dengan Ayahandanya.
FATIMAH nama yang diberikan ayahnya, bermaksud agar dirinya dan para pengikutnya akan terjaga dari api
neraka.

Sayyidah Fatimah bintu Sayyidir Rosul, Beliau dilahirkan pada hari jumat 20 Jumadil Akhir pada tahun ke 5
sebelum kerasulan di Mekah.
Beliau adalah putri bungsu yang paling mirip dengan Rosul.
Saat usianya menginjak 5 tahun, Beliau ditinggal ibunda tercintanya yakni Khodijatul Qubro dan secara
langsung menggantikan sang ibu untuk melayani dan membela Ayahandanya.
Pada usia kanak-kanaknya Fatimah sudah banyak menyaksikan perlakuan keji kafir quraisy kepada ayahnya.
Saat Rosul dilempari kotoran dan darah bekas onta yang melahirkan, Fatimah lah yang mengelap dan
membersihkannya dengan tangan Beliau yang mungil seraya menangis dihadapan ayahnya.
Tibalah saat usianya menginjak 18th, sebagian sahabat datang untuk melamarnya, diantaranya Sayyidina
Abubakar dan Sayyidina Umar, dan Rosul berkata kepada mereka "Aku menunggu perintah dari Allah". Maka
Beliau berdua mendatangi Sayyidina Ali, dan berkata "wahai Ali, sebaiknya engkau pergi melamar Fatimah",
maka berangkatlah Sayyidina Ali dalam keadaan tersipu malu, lalu Beliau masuk bertemu dengan Rosul dan
duduk disamping Rosulullah, Rosul melihat dari mata Sayyidina Ali terpancar sebuah kata-kata dan rasa malu.
Lalu Rosul bertanya "Apa yg ada dibenakmu wahai Ali?", sayyidina Ali menjawab "terlintas dibenakku Fatimah
wahai Rosul". dan Rosul berkata "marhaban wa ahlan". Sayyidina Ali terdiam tersipu malu. Maka keluarlah
sayyidina Ali dan melihat ternyata para sahabat telah menunggu diluar & bertanya;"Apa yg Rosul katakan?".
Sayyidina Ali menjawab, "Rosul berkata marhabban wa ahlan". Para sahabat berkata, "wahai Ali cukup,
seandainya Rosul berkata padamu satu saja, akan tetapi Rosul telah memberimu 2 jawaban, yaitu marhaban
wa ahlan... tak diragukan lagi bahwa Rosul menyetujuimu".
Disebutkan setelah itu Rosul mengunjungi kamar Sayyidah Fatimah untuk bermusyawaroh seraya berkata
"wahai Fatimah, Ali datang meminangmu, sesungguhnya engkau telah mengenal Ali dengan baik". Sayyidah
Fatimah terdiam dan tersipu malu, dengan diamnya beliau tahulah Rosul bahwa putri tercintanya telah setuju.
Disebutkan diriwayat lain Rosul berkata kepada Sayyidina Ali, "wahai Ali adakah sesuatu yang kau bisa
jadikan mahar?". Sayyidina Ali menjawab;"Aku tidak memiliki apapun kecuali pedang & baju perangku ya
Rosul". Dan Rosul berkata, "wahai Ali, mengenai pedangmu engkau harus menggunakannya untuk berperang
dijalan ALLOH. Dan mengenai baju perangmu, jual lah!". maka sayyidina Utsman membelinya dengan harga
480 dirham.
Selang waktu setelah berlangsungnya pernikahan yg harmonis kira-kira mencapai 1thn,beliau dianugrahi
anak lelaki yang wajahnya juga mirip dgn Rosul, kabarpun sampai kepada Rosul dan seketika itu Rosul
langsung mendatangi rumahnya,dan menggendong sang bayi.kemudian Rosul mengumandangkan adzan
ditelinga kanan dan iqomah ditelinga kirinya. lalu Rosul berkata kepada Sayyidina Ali, "akan kau beri nama
siapa wahai Ali?", lalu Sayyidina Ali menjawab "aku akan menamainya Harb ya Rosul (yang bermakna jago
dalam perang).Rosul berkata "bukan! tetapi namanya Hasan".
Tidak berlalu 1 tahun, lahirlah sayyidina Husain yg mana keduanya menjadi jantung hati Rosululloh.
Sayyidatuna Fatimah seorang yg sangat menjaga muruah(yg menjaga dirinya dr meminta-minta), bahkan malu
meminta kepada ayahnya sendiri. Dan diantara sifat muruahnya, beliau pernah memasak batu untuk
menenangkan Sayyidina Hasan wal Husein yg kelaparan, seakan-akan menjaga harga diri keluarganya dari
meminta-minta. Begitu mulia jiwa beliau. Beliau juga hidup dalam kesederhanaan, bahkan beliau hanya
mempunyai beberapa helai pakaian. Beliau juga tidur diatas tikar yg kumuh. begitu mulianya jiwa beliau.
Alangkah beruntungnya orang-orang yg mengikuti Beliau.

Suatu hari ketika Sayyidah Aisyah berbaring disisi Rosululloh SAW yg sedang terbaring ditempat tidurnya
karena sakit. yaitu menjelang hari-hari akhir Beliau, datanglah Fatimah.
melihat Fatimah masuk,berkatalah beliau; Selamat datang anakku! ,kemudian Fatimah diminta untuk duduk
disamping kanannya, lalu beliau menarik Fatimah agar lebih dekat lagi. Lalu dibisikkan sesuatu kepadanya,
mendengar itu Fatimah menangis. tanpa menghirau tangis putrinya, Rosul kembali membisikkan sesuatu.
bisikan kedua ini bukan menambah tangis beliau, melainkan berubah menjadi tawa, tawa kegirangan. Ketika
ditanya oleh Sayyidah Aisyah, Fatimah merahasiakannya. Namun ketika sepeninggal Rosul, barulah ia mau
mengungkapkannya. Fatimah berkata; "Aku menangis karena Rosul membisikkan bahwa ajalnya akan tiba.
Malaikat jibril yg setahun sekali mengulangi bacaan Al Qur'an kepada Rosul,kali ini mengulangi 2x.
kemudian aku tertawa ketika Beliau membisikkan" engkau orang pertama yg akan menyusulku, kemudian
Beliau melanjutkan, "Fatimah tidakkah engkau ridho menjadi wanita paling utama dikalangan umatku?".
Sepeninggal Rosul SAW, Sayyidah Fatimah menderita kesedihan yg tiada tara. Itu disebabkan karena
hubungan kejiwaan yg erat dengan ayahnya, sejak Rosul SAW wafat... apalah arti kehidupan Sayyidah
Fatimah. ia selalu menangis, kerinduan, yg menyebabkan tidak makan & tidur. kesehatannya semakit
merosot.Ia lebih suka tinggal ditempat yang memberi ketenangan untuk terus mengingat ayahnya. Untuk
memenuhi keinginan hati Fatimah, Sayyidina Ali menyediakan tempat khusus baginya yg diberi nama"Baitul
Huzn" atau rumah duka.tempat yg dulu disebut Baitul Huzn sekarang telah menjadi masjid bernama Masjid
Fatimah.

Diriwayatkan oleh Imam Asshodiq;Fatimah tiap hari senin dan kamis berziarah kemakam para pahlawan
Syahid ditempat ia bersembahyang dan berdoa hingga hari wafatnya.
Sesaat sebelum kematiannya, beliau berwajah berseri-seri karena tau akan menyusul ayahnya, dua putranya
dipanggil untuk dimandikan, lalu disuruh untuk berziarah ke makam kakeknya, Rosululloh SAW. Mereka
terheran-heran melihat ulah ibunya itu yg kali ini tidak dirumah duka.
setelah keduanya pergi, Fatimah meminta tolong pada Asma' bintu Uwaiys, wanita yg selama ini merawat
Sayyidah Fatimah untuk menuangkan air mandinya.setelah mandi iapun dimintai pakaian baru lalu dibaringkan
keruang tengah.

Fatimah kemudian berbaring menghadap kiblat sambil menyandarkan kepala kesebuah bantal dalam
keadaan bersih dan pakaian baru, dan wajah yg berseri-seri. Ia berkata pada Asma', "tidak lama lagi aku
dipanggil dan aku siap memenuhi panggilan itu. Jagalah jangan sampai badanku dibuka oleh siapapun juga.
Sebelum berbaring iapun menunaikan sholat 2 rokaat, kemudian menutup wajahnya dgn kain. Lalu wafatlah ia
menyusul ayahandanya disisi ALLOH SWT. Datanglah Asma' dgn penuh kekhawatiran dan berdebar-debar,
Hai Fatimah Zahro... Hai ibu Hasan & Husain... Hai putri Rosululloh! ", Namun tidak ada jawabannya.Dan
terlihatlah bahwa Sayyidatuna Fatimah telah wafat. Ia berteriak kebingungan," yaa ALLOH apa yg harus aku
katakan kepada Hasan dan Husein?", kemudian Asma' lari keluar dan berpaspasan dgn Hasan & Husein,
melihat Asma' menangis, mereka bertanya apa yg terjadi pada ibunya?, Asma' tidak menjawab. Namun
mereka telah menduganya. mereka segera masuk dan melihat Ibunda tercinta sedang berbaring dan terbujur
kaku tidak bergerak. Sayyidina Hasan menghibur adiknya dan berkata,"Adikku, ALLOH melimpahkan pahala
padamu dengan wafatnya ibu kita".

Hari senin malam, tanggal 13 romadhon tahun sebelas Hijriah, wafatlah Sayyidatuna Fatimah dalam usia
28th. Pada waktu itu tersebarlah kabar tentang wafat beliau sampai Madinah, lalu berkumpulah para muslimin
menemui Sayyidina Ali Karramallohu Wajhah.yg sedang duduk disamping beliau terdapat Sayyina Hasan &
Husein yg sedang menangis, semua yg hadirpun ikut menangis. Mereka berkumpul karena ingin ikut
mensholati jenazah Sayyidah Fatimah yg mulia. maka keluarlah Abu Dar Alghifari dan berkata;"bubarlah
kalian!!! karena putri Rasulullah ini akan diakhirkan mengeluarkannya", maka bubarlah mereka

Dan diantara wasiat Sayyidah Fatimah adalah Beliau ingin dimakamkan di Baqi'
Pada malam hari jasad mulia Beliau dimasukkan kedalam keranda yang dibuat oleh Asma' bintu Uwais.
Sepulang Beliau dari penguburan tersebut, menangislah Sayyidina Ali dengan rasa kesedihan yang mendalam
karena ditinggal oleh kekasihnya yang sebelumnya juga ditinggal kekasihnya yaitu Rasulullah SAW.
Kubur Sayyidah Fatimah tidak diketahui hingga kini selain keluarganya sendiri.
Ia tenang dalam ketenangannya di Al-Baqi' dan sepanjang sejarah orang senantiasa membicarakannya.
Hanya 28th Ia hidup didunia ini namun dia telah menjadi pemimpin wanita seluruh dunia ini.
Dikatakan kelak di akhirat bahwa Sayyidah Fatimah melewati sirath menuju surga bersama rombongannya
ketika itu diserukanlah di penjuru akhirat "Wahai seluruh manusia, tundukkanlah pandangan kalian...!!! Karena
Fatimah bintu Rosul dan rombongannya akan melewati Sirath...!!!

Dan orang-orang yang menjadi rombongannya hanyalah orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya,
sangat berhati-hati dalam menjaga auratnya, dan sangat patuh pada syariat Islam yang dibawa oleh
Ayahandanya. Akankah kita yang telah mengetahui hal ini tetap diam dan tak meraih kesempatan itu...???

Akankah kita merelakan kawan-kawan kita meraih dan kita hanya mendapatkan penyesalan yang dalam
karena tak tergolong dalam pasukannya...???

Marilah kita terus meneladani figur mulia ini hingga termasuk wanita-wanita pasukan Sayyidah Fatimah
Azzahroh.

Anda mungkin juga menyukai