Anda di halaman 1dari 14

Siroh Nabawiyah

For Kids
Idris Klana
Kisah Kelahiran & Masa
Kecil Rosulullah
Masjid Az-Zikri
Pesona Khayangan Depok
Kamis, 5 Ramadhan 1443 H
7 April 2022 M
Kelahiran Rosulullah
Rosulullah lahir dari seorang ibu bernama Aminah.
Setelah lahir, Ibunda Rosulullah memanggil kakeknya
Abdul Muthalib. Lalu Abdul Muthalib membawanya ke
dalam Ka’bah dan mendoakannya. Lalu memberi nama
Muhammad.
Setelah usia 7 hari, Kakeknya mengkhitan Rosulullah.
Mendapatkan Ibu Susu
Kota Mekah merupakan kota yang sering terjadi wabah. Maka
Para Bayi dititipkan di desa kepada Bani Sa’ad yang senang
menyusui bayi-bayi di Kota Untuk mendapatkan imbalan.
Pedalaman bani Sa’ad juga mempunyai bahasa Arab yang baik,
sehingga anak-anak Kota Mekkah akan kuat Bahasanya ketika
dititipkan kepada Bani Sa’ad
Dan Muhammad kecil mendapatkan ibu susu bernama
Halimatus Sa’diyah, setelah ditolak oleh ibu susu yang lain
karena yatim.
Onta Yang Berjalan Lambat
Onta Halimatus Sa’diyah adalah onta yang kurus dan
lambat berjalannya. Maka ketika yang lain sudah
mendapatkan bayi untuk disusui, Halimatus Sa’diyah baru
tiba di Kota Mekah. Sehingga ia mendapatkan Rosulullah
bayi yang telah ditolak oleh perempuan yang lain.
Setelah membawa Rosulullah, onta Halimatus Sa’diyah
berjalan dengan sangat cepat ketika pulang.
Keberkahan Yang Berlimpah
Rosulullah memiliki saudara sesusuan ketika berada
dirumah Halimatus Sa’diyah. Mereka adalah Abdullah Bin
Harits, Annisa Binti Harits & Huzama Binti Harits
Domba-Domba Halimatus Sa’diyah menjadi gemuk dan
susunya berlimpah sejak Rosulullah tinggal bersama
mereka. Hingga saudaranya heran dan memerintahkan
kepada pembantunya untuk menggembalakan domba
ditempat domba Halimah di gembalakan.
Dua Tahun berlalu
Setelah dua tahun, Rosulullah harus dikembalikan kepada
Ibundanya. Namun Halimah ingin terus merawatnya.
Karena selama Rosulullah berada di rumahnya,
keberkahan sangat berlimpah kepada keluarganya. Selain
itu Rosulullah juga mempunyai paras yang indah, tanpan
rupawan.
Maka Ibunda Aminah mengijinkan, karena melihat
kesungguhan dari Halimatus Sa’diyah untuk merawat
Rosulullah.
Peristiwa Besar
Pada Usia 4 tahun, terjadi peristiwa besar yang terjadi
pada Rosulullah.
Ketika Rosulullah sedang bermain dengan
saudara sesusuannya, datang malaikat
Jibril lalu menangkapnya. Malaikat Jibril
membelah dadanya, mengambil hatinya,
membersihkan kotoran dan penyakit,
mencucinya dengan air zam-zam, dan
memasukkannya kembali kedalam
dadanya.
Peristiwa Besar
Maka para saudara Rosulullah sesusuan berlarian menuju
Ibunya. Dan mengatakan bahwa Muhammad telah mati.

Halimah terkejut dan segera mencari Rosulullah.


Dia menemukan Rasulullah dalam keadaan lemas
dan pucat pasi.
Setelah kejadian ini, Halimatus Sa’diyah
mengembalikan Rasulullah kepada Ibunda Aminah.
Karena khawatir disalahkan atas apa yang telah
terjadi pada Rosulullah.
Ziarah ke Makam Ayah
Pada usia 6 tahun. Ibunda Siti Aminah mengajak
Rosulullah menziarahi makam ayahnya Abdullah di
Kota Yatsrib. Mereka berangkat bersama seorang
budak berusia 12 tahun, bernama Ummu Aiman.
Mereka diberi bekal oleh Kakek Rosulullah Abdul
Mutholib.
Wafatnya Ibunda Aminah
Selesai menziarahi makam ayahnya. Mereka
beristirahat di sebuah tempat bernama Abuwa.
Ditempat ini Ibunda Aminah sakit keras, hingga
akhirnya wafat.
Pada usia 6 tahun, Rosulullah telah menjadi yatim
piatu. Tidak mempunyai ayah dan ibu.
Lalu Rosulullah kembali ke Madinah bersama
Ummu Aiman.
Diasuh Sang Kakek
Sesampainya di Mekkah, Rosulullah disambut kakeknya
Abdul Mutholib. Dia menanyakan ibunda Aminah.
Mengetahui Ibunda Aminah wafat, maka Rosulullah di
asuh oleh kakeknya.
Ia sangat menyayanginya, sampai dibiarkan duduk diatas
kursinya di depan ka’bah.
Rosulullah diasuh oleh kakeknya hingga usia 8 tahun.
Karena Kakeknya meninggal saat ia berusia 8 tahun.
Dalam Lindungan Paman
Setelah kakeknya meninggal.
Rosulullah di asuh oleh pamannya
Abu Thalib.
Pamannya ini sangat menyayangi
Rosulullah, dan selalu membelanya,
sejak usia 8 tahun hingga 50 tahun.
Berdagang Ke Negeri Syam
Pada usia 12 tahun, Rosulullah diajak oleh pamannya
Abu Tholib berdagang ke Negeri Syams.
Sesuai kebiasaan orang-orang Quraisy
berdagang pada musim panas dan
dingin. Musim dingin ke Yaman dan
musim panas ke Syams.
Negeri Syams ini pada saat itu masuk
kekuasaan Romawi, dimana masih
banyak pendeta Nasrani yang memahami
kitab sucinya dengan benar.
Walhamdulillahi Robbil ’Aalamiin

Anda mungkin juga menyukai