PERTEMUAN 3
Fungsi dari Jurnal Penyesuaian Digunakan untuk mencatat transkasi yang sudah terjadi
namun belum dicatat.
Ayat jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah dicatat namun
memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di akhir
periode.
Jurnal penyesuaian baik perusahaan dagang atau perusahaan jasa dibuat pada akhir
periode akuntansi. Contoh jurnal penyesuaian dibuat untuk transaksi-transaksi berikut ini
seperti:
Pengertian jurnal penyesuaian adalah proses penyesuaian tentang catatan atau fakta
yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan
data dari neraca saldo dan data (informasi) penyesuaian akhir periode.
Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan
saldo dalam beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah saldo yang
sebenarnya.
Fungsi dan Tujuan Jurnal Penyesuaian
Fungsi jurnal penyesuaian berdasarkan informasi diatas adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga setiap
perkiraan saldo riil, khususnya perkiraan harta dan kewajiban menunjukkan jumlah
yang sebenarnya.
2. Menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan pendapatan dan beban) yang
sebenarnya selama periode yang bersangkutan.
Neraca saldo akun asuransi menunjukkan nilai Rp. 3.600.000. dan pada akhir periode,
informasi saldo akun menunjukkan tersisa sebanyak Rp. 3.000.000. artinya premi
asuransi yang sudah menjadi beban adalah Rp. 3.600.000 – Rp. 3.000.000 = Rp. 600.000
(yang harus diakui sebagai beban asuransi dan mengurangi asuransi dibayar dimuka).
Contoh Kasus
Saldo akun sewa dibayar dimuka berjumlah Rp. 19.200.000 tidak menunjukkan keadaan
yang sebenarnya, karena sudah terpakai sewa sebesar Rp. 3.200.000. jadi beban sewa
bertambah dan sewa dibayar dimuka berkurang sebesar Rp. 3.200.000.
Pendapatan yang masih harus diterima adalah apabila suatu pendapatan sudah menjadi
hak perusahaan namun belum diterima, maka hak tersebut harus dicatat sebagai
pendapatan pada periode tersebut.
Contoh Kasus
Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan yang berjumlah Rp. 550.000. Jumlah ini
belum termasuk yang terdapat pada neraca saldo sebesar Rp. 15.600.00 (piutang
pendapatan perusahaan). Jadi dicatat sebagai menambah piutang pendapatan dan
pendapatan jasa sebesar Rp. 16.150.000.
Pendapatan diterima dimuka tidak boleh dicatat sebagai pendapatan, namun sebagai
utang, sebab perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa jadi
belum menjadi hak perusahaan.
Contoh Kasus
Saldo pendapatan diterima dimuka berjumlah Rp. 10.000.000. dan sampai akhir periode
perusahaan baru mengerjakan sebesar Rp. 2.600.000. Jadi dicatat sebagai pendapatan
sewa bertambah dan pendapatan diterima dimuka berkurang sebesar Rp. 2.600.000.
Artinya masih ada Rp. 7.400.000 yang masih menjadi utang pendapatan perusahaan.
5. Penyusutan Peralatan
Penyusutan peralatan harus dicatat sebagai pengakuan beban depresiasi atau beban
penyusutan oleh perusahaan.
Contoh Kasus
Informasinya menunjukkan bahwa beban penyusutan/depresiasi untuk periode
Desember 2017 adalah sebesar Rp. 1.400.000. Jadi akan menambah beban penyusutan
dan menambah akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.400.000.
Contoh Kasus
Contohnya : saldo akun perlengkapan di neraca saldo sebesar Rp. 4.400.000. Pada akhir
periode informasi menunjukkan perlengkapan yang masih tersisa sebesar Ro. 2.700.000.
artinya perusahaan telah melakukan pemakaian perlengkapan sebesar Rp. 4.400.000 –
Rp. 2.700.000 = Rp. 1.700.000. jadi dicatat menambah beban perlengkapan dan
mengurangi perlengkapan sebesar Rp. 1.700.000.