Anda di halaman 1dari 5

EMINA ATAU ANIME

Dia adalah seorang anak perempuan yang sangat cantik. Rambutnya lurus, matanya
indah, kulitnya putih, dan memiliki sifat yang baik. Tapi sayang dia punya satu kekurangan.
Apakah itu? Dia adalah seorang maniak anime. Ya itulah sifat paling buruk dari dirinya, Jika ia
sudah bicara soal anime dia tidak akan bisa berhenti. Dia dapat meninggalkan semua hal hanya
untuk menonton anime. Ya, gadis itu bernama Emina. Tapi karena kemaniakkannya terhadap
anime, namanya sering dibalik menjadi Anime.
Siang itu seperti biasa, sepulang dari sekolah Emina pulang dengan terburu-buru.
Mengapa? Sudah pasti karena acara anime favoritnya akan dimulai sebentar lagi. Tapi siang ini
tidak seperti siang yang biasanya. Saking terburu-buru, Emina jadi tidak memperhatikan jalan,
lalu tiba-tiba ‘BRUUKKK’. Terdengar bunyi yang sangat keras.
“Aduuuhhhh….” Emina mengerang kesakitan.
“Oi…punya mata ga sih lu. Kalo jalan liat-liat donk.” Maki suara yang satu lagi.
“Hei mas, ga usah sewot gitu napa. Lu pikir gw ga sakit apa nubruk lu. Mikir donk,
mustinya gw lebih sakit lagi. Perhatian dikit keq ama anak perempuan.” Maki Emina tidak mau
kalah.
“Ye… udah salah bukannya minta maaf malah marah-marah. Gw tau lu itu Anime kan?
Yang sering dibicarain ama temen-temen sekelas gw. Cakep sih cuma maniak ama anime. Gw ga
abis pikir apa sih bagusnya film kaya gitu.”
“Hei….jangan suka kritik hobi orang ya. Emank lu pikir, lu itu udah hebat apa? Suka-
suka gw kan mau suka sama apa.” Bentak Emina, Emina memang paling sensi kalo masalah
hobinya udah dibawa-bawa.
“Biarin aja, suka-suka gw kan kalo mo kritik lu. Biar gw katakan sekali lagi hobi lu tuh
aneh.”
“APA???” Teriak Emina.
“HOBI LU TUH AN…….”
‘PLAAAAKKK’ Terdengar bunyi tamparan keras. Tanpa sadar tangan Emina telah
menempel di pipi anak laki-laki itu. Lalu dengan segera Emina pergi meninggalkan anak itu
dengan kesal.
“Gila tuh cewek, tenaga apa TENAGA?! Ga kira-kira. Dia ga liat apa? Tangannya
ngejiplak di pipi gw.” Kata anak laki-laki itu sambil memegang pipinya yang merah.

Keesokan paginya, hati Emina masih panas. Dia masih mengingat kejadian kemarin, hal
itu merupakan hal yang paling menyebalkan. Bukan karena ketemu anak kurang ajar tapi juga
gara-gara itu dia jadi ketinggalan nonton anime kesukaannya.
Saat istirahat siang, Emina pergi ke kantin lalu lagi-lagi ‘BRRUUUKKKK’. Terdengar
bunyi yang sangat keras. Bukan hanya itu, tiba-tiba saja semangkok bakso jatuh di atas
kepalanya. Akibatnya Emina jadi penuh dengan bihun dan bakso yang berserakan. Badannya
lengket dan tubuhnya jadi bau semua. Belum hilang amarahnya sekarang tambah lagi masalah
baru. Emina sudah hilang sabar lalu berdiri dan memaki-maki.
“Kalau jalan liat-liat donk! Gw kan ga pesen bakso di kepala, lu pikir enak apa panas-
panas gini mandi pake kuah bakso!”
“Ga usah marah-marah gitu napa sih, gw juga kan ga sengaja.” Anak tersebut membela
diri.
“Suara itu, lu anak menyebalkan yang kemarin.”
“AHHH… Lagi-lagi gw ketemu si Anime, mo apa lagi lu. Mo nampar gw lagi, ga cukup
apa yang kemarin lu tampar pipi kiri gw?” Anak itu makin sewot.
“EHH….EHHH…Lu yang salah, gw yang diomelin, bukannya minta maaf malah
marah.”
Lagi-lagi ‘PLLLAAAKKK’ dengan mulusnya tangan Emina mendarat di pipi kanan anak
itu.
“Lu itu ya…lu bener-bener pingin muka gw bengkak-bengkak apa??” Anak laki-laki itu
marah.
“Lu yang ga sopan.” Bentak Emina lalu pergi ke kamar mandi dan meninggalkan anak itu
sendirian. Dalam hati Emina berpikir sial banget dirinya ketemu orang yang nyebelin dua kali
berturut-turut.

Sejak itu, mereka berdua bagaikan anjing dan kucing yang tidak akan pernah bisa akur.
Jika mereka bertemu, pasti akan selalu terdengar teriakan, bentakan lalu akan selalu berakhir
dengan tamparan pipi oleh Emina. Emina dan anak laki-laki yang bernama Roni itu bagaikan
minyak dan air yang ga akan pernah bisa bersatu. Pribadi mereka berdua itu bagaikan matahari
dan bulan yang ga akan pernah boleh ketemu. Soalnya kalo mereka berdua ketemu yang ada
malah pertengkaran, pertengkaran dan pertengkaran.
Sampai suatu ketika saat kenaikan kelas, mereka bertemu di kelas yang sama yaitu kelas
XIB. Saat mereka berdua melihat nama mereka tercantum di papan kelas yang sama. Mereka
berdua berteriak.
“AHHHHHHHHHHHHH……TIDAK…MIMPI APA GUE SEMALAM, SEKELAS
SAMA CEWEK BARBAR!”
Disaat yang sama,
“AAAAHHHHHHHHHH…..GUE SEKELAS SAMA COWOK GA TAHU DIRI!
DUNIA SERASA MO RUNTUH.”
Saat keduanya mendengar itu, lagi-lagi terjadi percekcokkan dan mereka bertengkar lagi.
“Hahhhhh…..hancur sudah kehidupan damai gw, sekelas ama cewek barbar.”
“Harusnya gw yang ngomong gitu…”
Akhirnya mereka bertengkar lagi dan saat itu,
“STOP, kalian berdua berhenti berkelahi dan ikut bapak ke ruang guru.” Salah satu guru
datang dan melerai mereka.
Sesampainya di ruang guru mereka diceramahi panjang lebar bahwa bertengkar itu tidak
baik, bahwa perbedaan cewek dan cowok bukan untuk dipertengkarkan. Mereka harus berbaikan,
kalo ga mereka akan di skors sampai mereka ga akan bertengkar lagi.
Akhirnya Emina dan Roni berjanji untuk tidak bertengkar lagi.

Tapi rupanya janji itu hanya bertahan selama satu minggu. Setelah itu terjadi hal yang
tidak di duga-duga. Pada siang itu, tepat satu minggu mereka tidak bertengkar satu dengan yang
lain. Siang itu lagi-lagi Emina telat pulang dan terburu-buru agar dapat menonton anime
favoritnya di TV, kemudian ia mendengar suara.
“Hei Ron, lu bisa juga ga bertengkar dengan si Anime itu selama satu minggu.”
“Ya…bisalah, lagian selama ini diakan yang cari gara-gara.” Jawab Roni singkat.
“Hei Ron menurut lu, si Anime itu cakep ga?”
“Cakep kalo lagi diem. Kalo udah bicara, entah apa yang dia omongin pasti ga ada yang
ngerti. Bisa-bisanya dia kayak gitu.”
“Ya makanya, dia disebut Anime, kan ‘ANIME’ kebalikan dari ‘EMINA’”
“Ha…ha…..ha…..” Keduanya tertawa.
Mendengar itu hati Emina terbakar rasa benci. Ia berjanji dengan dirinya kalo dia akan
berubah dan dia berjanji kalo dia akan membuat Roni menyesal dan berlutut minta maaf akan
semua hal yang telah diucapkannya. Lalu dengan anggun Emina berjalan mendahului mereka,
pergi seolah tidak mendengar apa-apa. Roni dan temannya melihat itu menjadi takut apakah
Emina mendengar percakapan mereka. Mereka takut kalo mereka akan digampar. Mereka sudah
menyiapkan kuda-kuda tapi ternyata itu tidak perlu karena Emina pergi meniggalkan mereka
begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa.
“Hei Ron, dia koq cuek sih.”
“Tau deh, dia ga denger obrolan kita kali.”
“Bisa jadi.”
“Ya…iyalah..kalo dia denger pasti kita udah ditampar.” Jelas Roni.
“Iya juga ya.”
“HA….ha….ha..” Mereka berdua kembali tertawa.
Sesampainya di rumah, Emina meminta bantuan temen semasa kecilnya Tino untuk
membantu rencananya. Tino setuju dan mereka mulai mengatur rencana.

Sejak saat itu Emina berubah, ia menjadi cewek yang sangat cantik, jika diajak ngobrol ia
sudah tidak seperti dulu lagi, karena dia sudah janji sama Tino untuk memperbaiki semuanya.
Tino mengatakan suka anime ga apa-apa yang penting ga kelewatan. Tino bersedia menemani
kalo Emina mo ngobrol anime sama dirinya maka itu Emina harus mengontrol diri di sekolah.
Setelah Emina memperbaiki bahan obrolannya ia mengubah tingkah lakunya menjadi lebih
feminim.
Sekarang Emina menjadi sangat cantik, tapi sebetulnya dirinya emank sudah cantik.
jeleknya hanya karena dia sangat maniak anime dan kadang suka tidak peduli dengan yang lain.
Tapi kini Tino sudah mengajarinya menjadi lebih baik. Usaha Emina tidaklah sia-sia, dirinya
sudah tidak lagi dipanggil ‘ANIME’ tapi ‘EMINA’.
“Hei Ron, lu ngerasa ga kalo Emina sudah berubah.”
“Ngerasa koq, sekarang dia bener-bener kayak perempuan. Tapi Ted…” Roni
memenggal kalimatnya.
“Tapi?” Tanya Teddy.
“Gue jadi ngerasa bersalah sama semua sikap gue selama ini, gue udah berlaku jahat ama
dia. Padahal belakangan ini dia sering bantuin gue dalam pelajaran. Tapi gue ngerasa ga enak
kalo inget semua hal yang telah gue lakukan.”
“Gue juga, kita kan sering jelek-jelekin dia. Ron, kayaknya kita harus minta maaf deh.”
“Oke gue setuju.”
“Besoknya mereka memasukkan kertas kecil di laci meja Emina isinya
Emina kita mao bicara sesuatu datang ke lapangan belakang setelah pilang sekolah.
Roni dan Teddy”
Menerima surat iru, Emina bingung. Ia berpikir kesalahan apa yang telah diperbuatnya,
padahal ia sudah minta maaf ke semua temen-temennya. Dengan langkah takut-takut Emina
pergi ke lapangan belakang setelah pulang sekolah.
“Ada apa kalian manggil gw ke sini. Gw kan udah minta maaf sama kalian.”
“Iya. Kita tahu, tapi kita belum minta maaf sama lu atas semua perbuatan kita ke lu.
Maka kita manggil lu ke sini buat minta maaf.” Jawab mereka berdua,
“Emina lu mo kan maafin kita berdua.”
“Tentu.” Senyum Emina.
“Teima kasih. Sekarang kita udah bisa berteman deh.”
Akhirnya masalah mereka pun selesai. Tapi Emina masih suka koq nonton anime.
Bedanya, sekarang ia ga semaniak dulu lagi.

Anda mungkin juga menyukai