(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
2. KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
3. KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based Learning
(PjBL)
dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan masa
pendudukan
Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind Mapping
dengan tepat dan tanggung jawab.
D. Materi Pembelajaran
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema :
Kedatangan Jepang ke Indonesia
Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan
Drama Akhir Sang Tirani
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Kedua ( 2 x 45 Menit)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Guru bersama peserta didik saling memberi dan
menjawab salam serta menyampaikan kabarnya masing-
masing.
Kelas dilanjutkan dengan berdo’a. Do’a dipimpin oleh
peserta didik. (Religius))
Peserta didik dicek kehadiran dengan melakukan presensi
oleh guru. (Disiplin)
Peserta didik menyiapkan diri agar siap untuk belajar serta
memeriksa kerapihan diri dan kebersihan kelas serta
bersikap disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran.
(Disiplin))
Guru melakukan apersepsi dengan menampilkan gambar
(melalui PPT) dan mengajukan pertanyaan mengenai
peninggalan masa pendudukan Jepang.
Pendahuluan 10 Menit
Sumber : Secara
wordpress.com berkelomp
Siswa menjawab pertanyaan yang diutarakan guru. ok peserta
(Saintifik-Menanya) didik
1) Siapakah tokoh-tokoh mengump
tersebut? ulkan
2) Coba identifikasi keterkaitan antara tokoh- berbagai
tokoh tersebut dengan organisasi pergerakan zaman inform
Jepang? asi
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tentan
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang g
berkaitan dengan topik materi dan merencanakan Organ
lingkup isasi
materi yang dipelajari yang
: Bersif
1) Latar Belakang terbentuknya at
organisasi Sosial
Inti
2) Tanggal berdiri Kemas
3) Ketua yaraka
4) Tokoh-tokoh tan
5) Struktur organisasi Masa
6) Tujuan organisasi Pendu
7) Pembubaran organisasi dukan
Jepan
(Critical Thinking)
g dari
Tahap 2 (Mendesain Rencana Produk) berbag
Peserta didik dibentuk dalam beberapa ai
kelompok literat
(pembagian kelompok dilakukan secara heterogen dan ur
sudah dilakukan melalui grup WA kelas sehari baik
sebelum pembelajaran) melalu
Kelompok 1 : Gerakan 3 A i buku,
Kelompok 2 : Putera e-
Kelompok 3 : MIAI modul
Kelompok 4 : Masyumi atau
Kelompok 5 : Jawa Hokokai sumbe
Masing-masing kelompok dibagikan lembar r
kerja/LKPD intern
sebagai petunjuk langkah-langkah et
belajar. sesuai
Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk denga
menyusun proyek Mind Mapping yang akan dibuat, dengan n
pilihan alternatif : materi
1) Membuat Mind Mapping menggunakan aplikasi yang
Canva, lalu dikirimkan dalam bentuk PDF. diberi
2) Membuat Mind Mapping menggunakan kertas kan
karton, dengan alat-alat kelengkapan lainnya. denga
(Creativity) n
petunj
uk
LKPD.
(Colla
borati
on)
(Analit
is
Thinki
ng)
75 Menit
Tahap 3 (Menyusun Jadwal Pembuatan)
Guru membimbing peserta didik dalam melakukan
pembuatan proyek masing-masing kelompok, dengan durasi
35 menit untuk pengerjaan proyek (Mengelola
kemampuan dan pengetahuan) (Kerjasama)
Anik Sulistiyowati, M.Pd. 2020. Modul Sejarah Indonesia Kelas XI KD 3.5 dan 4.5.
Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan
DIKMEN.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian :
a. Sikap : Observasi
b. Pengetahuan : Google Form
c. Keterampilan : Tugas proyek (Mind Mapping)
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : Essay
c. Unjuk Kerja : Lembar penilaian presentasi proyek
Jumlah
Sikap spiritual Sikap Sosial
Skor
No. Nama Mensyukuri Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4
1
2
3
4 Dst…
Keterangan:
a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri” :
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Saling menghormati
b. Sikap Sosial
1) Sikap Disiplin
Indikator sikap sosial “disiplin”
Masuk kelas tepat waktu
Membentuk kelompok dalam diskusi
Tidak ribut didalam kelas
Mengikuti pelajaran dengan baik
Ranah No.
No. KD Materi Indikator/ Kisi Soal
Kognetif Soal
3.5 Menganalisis sifat Organisasi Pergerakan Masa Peserta didik mampu membandingkan sifat pendudukan masa
pendudukan Jepang dan Pendudukan Jepang yang Kolonial Belanda dan jepang.
1 C4 1
respon bangsa Indonesia Bersifat Sosial Kemasyarakatan
Soal Evaluasi
1. Belanda dan Jepang memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam organisasi pergerakan
masa kependudukannya. Analisislah sifat perbedaan tersebut!
2. Bagaimanakah penilaianmu, berhasilkah taktik Jepang untuk menguasai Indonesia dengan
berbagai
propaganda, “Jepang Saudara Tua”, Pan Asia dengan “Gerakan Tiga
A”?
3. Bagaiaman pandangan dan penilaianmu tentang sikap tokoh-tokoh Indonesia yang mau duduk
sebagai pengurus dan anggota dari berbagai organisasi pergerakan yang dibentuk Jepang? Apakah
luntur semangat nasionalismenya? Jelaskan!
4. Simpulkan bagaimana sifat pendudukan Jepang di Indonesia, terutama dalam organisasi
yang
bersifat sosial
kemasyarakatan!
5. Apa makna yang dapat kamu ambil dari mempelajari berbagai organisasi pergerakan yang bersifat
sosial kemasyarakatan?
Kunci Jawaban
1. Ada satu perkembangan yang berbeda apabila kita memahami perkembangan organisasi
pergerakan antara zaman kolonial Belanda dengan era pendudukan Jepang. Pada masa kolonial
Belanda umumnya organisasi pergerakan yang muncul dan berkembang diprakarsai oleh para
pejuang rakyat Indonesia, tetapi pada zaman Jepang banyak organisasi atau perkumpulan yang
berdiri diprakarsai oleh Jepang, sementara para tokoh Indonesia mencoba memanfaatkan
organisasi itu untuk kepentingan perjuangan.
2. Semua yang dilakukan oleh jepang pada awalnya memang membuat ketertarikan sesaat bagi
rakyat indonesia dalam arti bangsa indonesia simpati pada jepang. Namun, dengan berbagai
propaganda "Jepang Saudara Tua" lambat laun membuat bangsa indonesia mulai tidak tertarik
lagi pada jepang. Ternyata sekalipun dengan berbagai upaya, Gerakan Tiga A ini kurang
mendapat simpati dari rakyat. Gerakan Tiga A hanya berumur beberapa bulan saja. Jepang
menilai perhimpunan itu tidak efektif. Bulan Desember 1942 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal.
3. Pandangan dan penilaian saya tentang sikap tokoh-tokoh Indonesia yang mau duduk sebagai
pengurus dan anggota dari berbagai organisasi pergerakan yang dibentuk Jepang adalah para
tokoh- tokoh Indonesia tersebut ingin memperoleh kemerdekaan tanpa pertumpahan darah dari
rakyat Indonesia.
Semangat Nasionalisme tokoh-tokoh tersebut tidaklah luntur, justru mereka ingin mendapatkan
Kemerdekaan Indonesia dengan cara damai tanpa adanya pertikaian dengan Pemerintah Jepang
yang saat itu berkuasa di Indonesia. Mereka memiliki rasa nasionalisme yang tinggi maka
mereka aktif dalam setiap organisasi yang di bentuk oleh Jepang dengan tujuan untuk membuat
Indonesia segera merdeka atau mempersiapkan Indonesia merdeka.
4. Sifat pendudukan Jepang di Indonesia yaitu Pada saat Jepang datang ke Indonesia, Jepang datang
dengan senyuman yang sangat bersahabat dan membawa gerakan 3 A sebagai wujud
persahabatan dari negara Jepang. Pada saat Jepang berkuasa di Indonesia Jepang memaksakan
bangsa indonesia untuk mengetahui lagu kebangsaan Jepang. Pemerintah Jepang juga menipu
dan mengirim perempuan ke medan perang sebagai penghilang dahaga dari sentuhan perempuan
kepada para tentara Jepang. Jepang memiliki sifat memaksa. Jepang lebih mementingkan kondisi
perang di Asia-Pasifik daripada kondisi di Indonesia. Jepang juga memiliki sifat curiga dan suka
mengawasi
perkumpulan. Pada saat Jepang memasuki masa awal kekalahannya Jepang menguras
seluruh kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia untuk kebutuhan Perang.
5. Pengorbanan para tokoh pejuang yang tak kenal takut dan Lelah demi mendapatkan
kemerdekaan dan lepas dari belenggu penjajah. Berbagai upaya telah dilakukan dari cara
kooperatif dan non kooperatif. Semangat pantang menyerah para tokoh-tokoh organisasi
sepatutnya kita contoh.
Menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas kekuatan yang diberikan kepada rakyat
Indonesia yang masih bertahan untuk melawan setiap pendudukan dan kekejaman bangsa asing.
No Kriteria Skor
����
������𝑖 = �������� ��100
ℎ𝑎�
����
��������
���
LAMPIRAN 3
Penilaian Keterampilan : Penilaian Presentasi ( Unjuk kerja )
Keterangan:
NO Indikator Uraian
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based Learning
(PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis sifat pendudukan Jepang di Indonesia dengan baik
dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial
kemasyarakatan menggunakan Mind Mapping dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan masa
pendudukan
Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan Mind Mapping terkait organisasi yang bersifat
sosial kemasyarakatan dengan tepat dan tanggung jawab.
a. Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang
dinamakan Gerakan Tiga A (3A). Perkumpulan ini dibentuk pada tanggal 29 Maret 1942. Sesuai
dengan namanya, perkumpulan ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A, bagian
propaganda Jepang (Sedenbu) telah menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa Barat yakni Mr.
Syamsuddin sebagai ketua dengan dibantu beberapa tokoh lain seperti K. Sutan Pamuncak dan
Moh. Saleh.
Jepang berusaha agar perkumpulan ini menjadi wadah propaganda yang efektif. Oleh karena itu,
di berbagai daerah dibentuk komite-komite. Sejak bulan Mei 1942, perhimpunan itu mulai
diperkenalkan kepada masyarakat melalui media massa. Di dalam Gerakan Tiga A juga
dibentuk
subseksi Islam yang disebut “Persiapan Persatuan Umat Islam”. Subseksi Islam dipimpin
oleh
Abikusno Cokrosuyoso.
Ternyata sekalipun dengan berbagai upaya, Gerakan Tiga A ini kurang mendapat simpati dari
rakyat. Gerakan Tiga A hanya berumur beberapa bulan saja. Jepang menilai perhimpunan itu
tidak efektif. Bulan Desember 1942 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal. Mengapa “Gerakan Tiga
A” ini dinyatakan gagal oleh Jepang, kira-kira apa alasannya?
“Gerakan Tiga A” dinilai gagal oleh Jepang. Kemudian Jepang berusaha mengajak tokoh
pergerakan nasional untuk meningkatkan kerja sama. Jepang kemudian mendirikan organisasi
pemuda, Pemuda Asia Raya di bawah pimpinan Sukardjo Wiryopranoto. Organisasi itu juga
tidak mendapat sambutan rakyat. Jepang kemudian membubarkan organisasi itu.
Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak seperti awal kedatangannya. Hal ini terjadi
karena sikap dan tindakan Jepang yang berubah. Seperti telah disinggung di depan, Jepang mulai
melarang pengibaran bendera Merah Putih dan yang boleh dikibarkan hanya bendera Hinomaru
serta mengganti Lagu Indonesia Raya dengan lagu Kimigayo. Jepang mulai membiasakan
mengganti kata-kata banzai (selamat datang) dengan bakero (bodoh). Masyarakat mulai tidak
simpati terhadap Jepang.“Saudara tua” tidak seperti yang mereka janjikan.
Sementara perkembangan Perang Asia Timur Raya mulai memojokkan Jepang. Kekalahan
Jepang di berbagai medan pertempuran telah menimbulkan rasa tidak percaya dari rakyat. Oleh
karena itu, Jepang harus segera memulihkan keadaan. Jepang harus dapat bekerja sama dengan
tokoh-tokoh nasionalis terkemuka, antara lain Sukarno dan Moh. Hatta. Karena Sukarno masih
ditahan di Padang oleh pemerintah Hindia Belanda, maka segera dibebaskan oleh Jepang. Pada
tanggal 9 Juli
1942 Sukarno sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh.
Hatta.
Jepang berusaha untuk menggerakkan seluruh rakyat melalui tokoh-tokoh nasionalis. Jepang
ingin membentuk organisasi massa yang dapat bekerja untuk menggerakkan rakyat. Bulan
Desember
1942 dibentuk panitia persiapan untuk membentuk sebuah organisasi massa. Kemudian Sukarno,
Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru.
Gerakan itu bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk tanggal 16 April 1943. Mereka
kemudian disebut sebagai empat serangkai. Sebagai ketua panitia adalah Sukarno. Tujuan Putera
adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan
oleh Belanda. Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat
Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Di samping tugas di bidang propaganda, Putera
juga bertugas memperbaiki bidang sosial ekonomi.
Menurut struktur organisasinya, Putera memiliki pimpinan pusat dan pimpinan daerah. Pimpinan
pusat dikenal sebagai Empat Serangkai. Kemudian pimpinan daerah dibagi, sesuai dengan
tingkat daerah, yakni tingkat syu, ken, dan gun. Putera juga mempunyai beberapa penasihat yang
berasal dari orang-orang Jepang. Mereka adalah S. Miyoshi, G. Taniguci, Iciro Yamasaki, dan
Akiyama.
Pada awal berdirinya Putera, cepat mendapatkan sambutan dari organisasi massa yang ada.
Misalnya dari Persatuan Guru Indonesia; Perkumpulan Pegawai Pos Menengah; Pegawai Pos
Telegraf Telepon dan Radio; serta Pengurus Besar Istri Indonesia di bawah pimpinan Maria
Ulfah Santoso. Dari kalangan pemuda terdapat sambutan dari organisasi Barisan Banteng
dan dari kelompok pelajar terdapat sambutan dari organisasi Badan Perantaraan Pelajar
Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia. Mereka semua bergabung ke dalam Putera. Putera pun
berkembang dan bertambah kuat. Sekalipun di tingkat daerah tidak berkembang baik, namun
Putera telah berhasil mempersiapkan rakyat secara mental bagi kemerdekaan Indonesia. Melalui
rapat-rapat dan media massa, pengaruh Putera semakin meluas. Perkembangan Putera akhirnya
menimbulkan kekhawatiran di pihak Jepang. Oleh karena itu, Putera telah dimanfaatkan oleh
pemimpin- pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemerdekaan, tidak digunakan
sebagai usaha menggerakkan massa untuk membantu Jepang. Ternyata sikap dan tindakan para
pemimpin nasionalis ini tercium juga oleh penguasa Jepang, maka pada tahun 1944 Putera
dinyatakan bubar oleh Jepang. Melalui badan propaganda Jepang ini Bahasa Indonesia mulai
tersebar di kalangan masyarakat Indonesia sekaligus pula membuat nasionalisme Indonesia
semakin kuat.
c. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin (Masyumi)
Berbeda dengan pemerintah Hindia Belanda yang cenderung anti terhadap umat Islam, Jepang
lebih ingin bersahabat dengan umat Islam di Indonesia. Jepang sangat memerlukan kekuatan
umat Islam untuk membantu melawan Sekutu. Oleh karena itu, sebuah organisasi Islam MIAI
yang cukup berpengaruh pada masa pemerintah kolonial Belanda, mulai dihidupkan kembali oleh
pemerintah pendudukan Jepang. Pada tanggal 4 September 1942 MIAI diizinkan aktif
kembali. Dengan demikian, MIAI diharapkan segera dapat digerakkan sehingga umat Islam di
Indonesia dapat dimobilisasi untuk keperluan perang.
Dengan diaktifkannya kembali MIAI, maka MIAI menjadi organisasi pergerakan yang cukup
penting di zaman pendudukan Jepang. MIAI menjadi tempat bersilaturakhim, menjadi wadah
tempat berdialog, dan bermusyawarah untuk membahas berbagai hal yang menyangkut
kehidupan umat, dan tentu saja bersinggungan dengan perjuangan. MIAI senantiasa menjadi
organisasi pergerakan yang cukup diperhitungkan dalam perjuangan membangun kesatuan dan
kesejahteraan umat. Semboyan yang terkenal adalah “berpegang teguhlah kamu sekalian pada
tali Allah dan janganlah berpecah belah”. Dengan demikian, pada masa pendudukan Jepang,
MIAI berkembang baik. Kantor pusatnya semula di Surabaya kemudian pindah ke Jakarta.
Untuk merealisasikan tujuan dan melaksanakan tugas itu, MIAI membuat program yang lebih
menitikberatkan pada program-program yang bersifat sosio-religius. Secara khusus
program- program itu akan diwujudkan melalui rencana sebagai berikut:
1) pembangunan masjid Agung di
Jakarta,
2) mendirikan universitas, dan
3) membentuk baitulmal.
Dari ketiga program ini yang mendapatkan lampu hijau dari Jepang hanya program yang
ketiga.
Ketua Masyumi ini adalah Hasyim Asy’ari dan wakil ketuanya dijabat oleh Mas Mansur dan
Wahid Hasyim. Orang yang diangkat menjadi penasihat dalam organisasi ini adalah Ki Bagus
Hadikusumo dan Abdul Wahab. Masyumi sebagai induk organisasi Islam, anggotanya sebagian
besar dari para ulama. Dengan kata lain, para ulama dilibatkan dalam kegiatan pergerakan
politik.
Masyumi cepat berkembang, di setiap karesidenan ada cabang Masyumi. Oleh karena itu,
Masyumi berhasil meningkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana. Dalam perkembangannya,
tampil tokoh- tokoh muda di dalam Masyumi antara lain Moh. Natsir, Harsono Cokroaminoto,
dan Prawoto Mangunsasmito. Perkembangan ini telah membawa Masyumi semakin maju dan
warna politiknya semakin jelas. Masyumi berkembang menjadi wadah untuk bertukar pikiran
antara tokoh-tokoh Islam dan sekaligus menjadi tempat penampungan keluh kesah rakyat.
Masyumi menjadi organisasi massa yang pro rakyat, sehingga menentang keras adanya romusa.
Masyumi menolak perintah Jepang dalam pembentukannya sebagai penggerak romusa.
Dengan demikian Masyumi telah menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat.
Sikap tegas dan berani di kalangan tokoh-tokoh Islam itu akhirnya dihargai Jepang. Sebagai
contoh, pada suatu pertemuan di Bandung, ketika pembesar Jepang memasuki ruangan, kemudian
diadakan acara seikerei (sikap menghormati Tenno Heika dengan membungkukkan badan sampai
90 derajat ke arah Tokyo) ternyata ada tokoh yang tidak mau melakukan seikerei, yakni
Abdul Karim Amrullah (ayah Hamka). Akibatnya, muncul ketegangan dalam acara itu. Namun,
setelah tokoh Islam itu menyatakan bahwa seikerei bertentangan dengan Islam, sebab sikapnya
seperti orang Islam rukuk waktu sholat. Menurut orang Islam rukuk hanya semata-mata kepada
Tuhan dan menghadap ke kiblat. Dari alasan itu, akhirnya orangorang Islam diberi kebebasan
untuk tidak melakukan seikerei.
d. Jawa Hokokai
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara Sekutu dapat mengalahkan
tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin
mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumaikici Harada
membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Untuk
menghadapi situasi perang tersebut, Jepang membutuhkan persatuan dan semangat segenap
rakyat
baik lahir maupun batin. Rakyat diharapkan memberikan darma baktinya terhadap pemerintah
demi kemenangan perang. Kebaktian yang dimaksud memuat tiga hal:
1) mengorbankan diri,
2) mempertebal persaudaraan,
dan
3) melaksanakan suatu tindakan dengan
bukti.
Susunan dan kepemimpinan organisasi Jawa Hokokai berbeda dengan Putera. Jawa Hokokai
benar- benar organisasi resmi pemerintah. Oleh karena itu, pimpinan pusat Jawa Hokokai sampai
pimpinan daerahnya langsung dipegang oleh orang Jepang. Pimpinan pusat dipegang oleh
Gunseikan, sedangkan penasihatnya adalah Ir. Sukarno dan Hasyim Asy’ari. Di tingkat daerah
(syu/shu) dipimpin oleh Syucokan/Shucokan dan seterusnya sampai daerah ku (desa) oleh Kuco
(kepala desa/lurah), bahkan sampai gumi di bawah pimpinan Gumico. Dengan demikian, Jawa
Hokokai memiliki alat organisasi sampai ke desa-desa, dukuh, bahkan sampai tingkat rukun
tetangga (Gumi atau Tonarigumi). Tonarigumi dibentuk untuk mengorganisasikan seluruh
penduduk dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 10-20 keluarga. Para kepala desa dan
kepala dukuh serta ketua RT bertanggung jawab atas kelompok masing-masing.
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdiri atas bermacam-macam
hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya. Misalnya Kyoiku Hokokai
(kebaktian para pendidik guru-guru) dan Isi Hokokai (wadah kebaktian para dokter). Jawa
Hokokai juga mempunyai anggota istimewa, seperti Fujinkai (organisasi wanita), dan Keimin
Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan). Di dalam membantu memenangkan perang, Jawa Hokokai
telah berusaha antara lain dengan pengerahan tenaga dan memobilisasi potensi sosial ekonomi,
misalnya dengan penarikan hasil bumi sesuai dengan target yang di tentukan.
Organisasi Jawa Hokokai ini tidak berkembang di luar Jawa, sehingga Golongan nasionalis di
luar Jawa kurang mendapatkan wadah. Penguasa di luar Jawa seperti di Sumatra berpendapat
bahwa di Sumatra terdapat banyak suku, bahasa, dan adat istiadat, sehingga sulit dibentuk
organisasi yang besar dan memusat, kalau ada hanya lokal di tingkat daerah saja. Dengan
demikian, organisasi Jawa Hokokai ini juga dapat berkembang sesuai yang diinginkan Jepang.
Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku peserta didik Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia kelas XI Semester 2 Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
MEDIA ARAN
PEMBELAJ
A. Tujuan Pembelajaran :
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based Learning
(PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan masa
pendudukan
Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind Mapping
dengan tepat dan tanggung jawab.
B. Materi Pokok :
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema : Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
E. Langkah-langkah Pembuatan.
Mencari sumber materi berupa gambar di internet sebagai bahan dan media
yang relevan untuk membantu penjelasan atau sebagai stimulus kepada siswa tentang
materi yang akan di bahas, lalu memasukkan gambar-gambar tersebut dalam PPT
melalui aplikasi canva.
F. Langkah-langkah Penggunaan
Menyiapkan kabel untuk aliran listrik ke Proyektor/LCD dan laptop
Menyalakan Laptop
Menampilkan gambar dan teks melalu PPT
Memberikan sumber belajar dan LKPD kepada speserta didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Gedongtataan
Kelas / Semester : XI / Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema : Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Langkah-langkah kegiatan
Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based
Lerning (PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind
Mapping dengan tepat dan tanggung jawab.
Kelompok 1 : GERAKAN 3A
Secara berkelompok peserta didik
Nama Anggota mengumpulkan berbagai informasi
tentang Organisasi yang Bersifat Sosial
Kelompok : Kemasyarakatan dari berbagai literatur
1. baik melalui buku, e-modul atau sumber
internet sesuai dengan materi yang
2. ditentukan.
Kelompok 1 : Gerakan 3 A
3. 1)Latar belakang terbentuknya
Gerakan
4.
3A
5. 2)Tanggal berdiri
3)Isi semboyan
6. 4)Ketua
5)Tokoh-Tokoh
7.
6)Tujuan
7)Kegagalan Gerakan 3A
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Gedongtataan
Kelas / Semester : XI / Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema : Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based
Lerning (PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind
Mapping dengan tepat dan tanggung jawab.
Kelompok 2 : PUTERA
7. 6)Tujuan
7) Pembubaran Putera
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Gedongtataan
Kelas / Semester : XI / Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema : Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based
Lerning (PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind
Mapping dengan tepat dan tanggung jawab.
Kelompok 3 : MIAI
Secara berkelompok peserta didik
Nama Anggota mengumpulkan berbagai informasi
tentang Organisasi yang Bersifat Sosial
Kelompok : Kemasyarakatan dari berbagai literatur
baik melalui buku, e-modul atau sumber
1.
internet sesuai dengan materi yang
2. ditentukan.
Kelompok 3 : MIAI
3. 1)Latar Belakang terbentuknya MIAI
4. 2)Tanggal berdirinya MIAI pada masa
pendudukan Jepang
5. 3)Semboyan
4)Ketua
6. 5)Tokoh-Tokoh
7. 6)Tujuan/Program
7) Pembubaran
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Gedongtataan
Kelas / Semester : XI / Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema : Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based
Lerning (PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind
Mapping dengan tepat dan tanggung jawab.
Kelompok 4 : MASYUMI
Secara berkelompok peserta didik
Nama Anggota mengumpulkan berbagai informasi
Kelompok : tentang Organisasi yang Bersifat Sosial
Kemasyarakatan dari berbagai literatur
1. baik melalui buku, e-modul atau sumber
internet sesuai dengan materi yang
2. ditentukan.
3. Kelompok 4 : Masyumi
1)Latar Belakang Terbentuknya Masyumi
4. 2)Tanggal berdiri
3)Ketua
5.
4)Tokoh-Tokoh
6. 5)Tujuan
6)Perkembangan
7. 7) Pembubaran
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Gedongtataan
Kelas / Semester : XI / Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Tema : Tirani Matahari Terbit
Sub Tema : Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Project Based
Lerning (PjBL) dengan media powerpoint berupa gambar dan teks diharapkan :
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan baik dan benar.
Peserta didik mampu menyimpulkan organisasi yang bersifat sosial
kemasyarakatan masa pendudukan Jepang dengan rasa tanggung jawab.
Peserta didik mampu menalar organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
masa pendudukan Jepang dengan tepat.
Peserta didik mampu menyajikan hasil penalaran tersebut dalam bentuk Mind
Mapping dengan tepat dan tanggung jawab.
5. 2)Tanggal berdiri
3)Pimpinan
6. 4)Tokoh-Tokoh
5)Isi Kebaktian Jawa Hokokai
7. 6)Program Jawa Hokokai
7) Pembubaran