SMA ERENOS
TAHUN AJARAN 2023-2024
Sangat penting untuk kita pahami bahwa Allah sangatlah aktif terlibat dalam sejarah, termasuk isu-isu global dalam
masyarakat, relasi antar manusia dan juga di dalam lingkungan. Allah yang adalah pencipta waktu, sejarah, dan yang
mengarahkan zaman mampu untuk merangkai masa lalu menuju ke masa depan.
Setelah kejatuhan, pengaruh dosa mengakibatkan perpecahan hubungan yang dimiliki manusia. Manusia menjadi
terasing dari Allah (Kej 3:10). Sebagai akibat dari terasingnya manusia dari Allah, hubungannya dengan manusia
lainnya menjadi hancur berantakan (ay 12-13), demikian juga hubungan manusia dengan ciptaan itu sendiri17-18).
Sehingga saat ini, kesakitan, bencana alam, ketidakadilan sosial, peperangan turut hadir dalam sejarah peradaban umat
manusia. Akibat keserakahan manusia imperialisme dan kolonialisme merenggut kemerdekaan umat manusia. Berbagai
kebijakan yang diterapkan merugikan wilayah-wilayah koloni.
Allah memiliki kuasa mutlak dan kebijaksanaan yang sempurna dalam mengendalikan dunia ini. Sebagai hasilnya,
keyakinan dalam kedaulatan Tuhan mengarah pada pemahaman bahwa stabilitas politik di Indonesia adalah hasil dari
pemeliharaan dan pengarahan Tuhan.
Menganalisis perkembangan kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
Menganalisis perkembangan kehidupan politik, ekonomi , sosial dan budaya bangsa Indonesia pada masa
demokrasi terpimpin.
Pertanyaan Esensial
Bagaimana Allah berperan dan bekerja dalam perkembangan kehidupan politik, sosial dan budaya Bangsa
Indonesia ?
Skill/Ketrampilan
Mampu menganalisis peran dan karya Allah Tritunggal dalam sejarah umat manusia.
Mampu menganalisis dampak dosa yang ditimbulkan dalam sejarah umat manusia
Mampu menganalisis penebusan yang diberikan oleh pribadi Yesus dalam sejarah umat manusia
Mampu menganalisis peran orang percaya sebagai agen penebusan yang mengembalikan sejarah yang
penuh konflik dengan damai sejahtera sejati yang berasal dari Allah.
2.3 Pemetaan
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Bentuk Alokasi
/Standar Kompetensi Kompetensi (IPK) Instrumen Pertemua
Penilaian n
KI 3 (2013)
Memahami pengetahuan 3.3. Menganalisis Formatif 1
(faktual, konseptual, dan perkembangan
prosedural) berdasarkan kehidupan politik 3.3.1 Menganalisis sejarah
rasa dan Ekonomi praktik berdemokrasi di Indonesia.
ingin tahu Indonesia pada Formatif 2
nya tentang ilmu masa awal 3.3.2 Menganalisis
pengetahuan, kemerdekaan perkembangan politik dan
teknologi, seni, sampai masa ekonomi Indonesia pada masa
budaya terkait Demokrasi kemerdekaan, Demokrasi Liberal
fenomena dan Pancasila dan terpimpin 5 Minggu
kejadian tampak mata Sumatif x 2JP(45’)
3
3.3.3 Menganalisis perbedaan
Demokrasi Liberal, terpimpin dan
Pancasila
Pertemuan I
Bertanya : Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi : Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
4
Menjelaskan : Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi : Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Berikut adalah gambaran singkat mengenai beberapa periode penting dalam sejarah
demokrasi di Indonesia:
Era Pra-Kemerdekaan: Pada awal abad ke-20, muncul gerakan nasionalis yang
mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Di tengah gerakan
tersebut, beberapa organisasi politik didirikan, seperti Budi Utomo pada tahun
1908 dan Partai Indonesia Raya pada tahun 1914. Meskipun pada saat itu belum
ada sistem demokrasi formal, semangat nasionalis ini menjadi awal dari gerakan
menuju kemerdekaan.
Sistem Parlemen Hindia Belanda: Pada tahun 1918, pemerintah kolonial Belanda
memperkenalkan sistem parlemen yang memungkinkan orang Indonesia untuk
memilih perwakilan mereka dalam Volksraad (Dewan Rakyat). Namun, wakil-wakil
ini dipilih secara terbatas dan hanya mewakili kelompok tertentu, seperti para
pemimpin lokal atau elit ekonomi. Meskipun memiliki keterbatasan, ini merupakan
langkah awal menuju partisipasi politik bagi warga Indonesia.
Perjuangan Kemerdekaan: Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,
Indonesia mengalami masa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dari
pendudukan Jepang dan Belanda. Pada tahun 1945-1949, terbentuk Pemerintah
Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Republik Indonesia Serikat (RIS). Selama
periode ini, berbagai pemilihan umum dan perundingan politik dilakukan untuk
membangun struktur demokrasi yang lebih inklusif.
Orde Lama: Setelah kemerdekaan, Indonesia memasuki era Orde Lama yang
berlangsung dari tahun 1950-an hingga 1960-an di bawah kepemimpinan Presiden
Soekarno. Sistem politik pada masa ini didasarkan pada ideologi "Demokrasi
Terpimpin", yang memberikan kekuasaan besar kepada presiden dan partai politik
tunggal, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI). Namun, demokrasi pada masa ini
cenderung otoriter dan otoritas presiden lebih dominan.
Orde Baru: Pada tahun 1966, Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto, dan
Indonesia memasuki era Orde Baru yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
Meskipun Soeharto mengklaim bahwa rezimnya memiliki sistem demokrasi
terpimpin, dalam kenyataannya, demokrasi dikekang dan otoritas pemerintah
sangat dominan. Partai politik hanya boleh ada satu, yaitu Golongan Karya (Golkar),
dan pemilihan umum diatur untuk memastikan kekuasaan Soeharto.
Reformasi: Pada tahun 1998, tekanan publik yang kuat terhadap rezim Orde Baru
memaksa Soeharto untuk mundur dari jabatannya. Ini memicu gerakan reformasi
yang memperjuangkan demokrasi yang lebih inklusif dan transparan. Reformasi ini
menghasilkan perubahan politik yang signifikan, termasuk pemilihan umum yang
bebas, pembentukan partai politik baru, dan kebebasan pers dan ekspresi.
Era Demokrasi Kontemporer: Sejak reformasi, Indonesia telah mengadopsi sistem
demokrasi parlementer-presidensial. Pemilihan umum dilakukan secara berkala
untuk memilih presiden, anggota parlemen, dan pemerintah daerah. Partai politik
memiliki kebebasan untuk berkompetisi, dan kebebasan berpendapat dan pers
menjadi hak yang dijamin. Meskipun masih ada tantangan dan permasalahan
5
dalam praktik demokrasi, Indonesia telah mencapai progres yang signifikan dalam
membangun sistem politik yang lebih demokratis.
Penekanan Karakter ; Membaca dan Mendiskusikan Biografi Visioner: Siswa diberikan biografi
tokoh visioner seperti Elon Musk, Malala Yousafzai, atau Steve Jobs. Mereka
membaca biografi tersebut dan kemudian berpartisipasi dalam diskusi
kelompok tentang nilai-nilai visioner yang tercermin dalam kehidupan dan
karya-karya tokoh tersebut. Mereka juga bisa mengintegrasikannya dengan
nilai-nilai Alkitabiah.
Pertemuan II
Bertanya : Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi : Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan : Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi : Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi pada awal kemerdekaan mengacu pada sistem politik yang
diterapkan oleh negara-negara yang baru merdeka setelah periode kolonial
atau penjajahan. Jika kita merujuk pada konteks Indonesia, demokrasi pada
awal kemerdekaan mengacu pada periode setelah proklamasi kemerdekaan
pada tahun 1945.
Pertemuan III
Bertanya : Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi : Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan : Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi : Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi Terpimpin adalah sistem pemerintahan yang diberlakukan di Indonesia
pada era pemerintahan Presiden Soekarno, lebih tepatnya dari tahun 1959 hingga
1966. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno dalam pidato politiknya
pada 21 Februari 1957 yang berjudul "Demokrasi Ketuhanan dan Manusia".
7
Perlu dicatat bahwa pendapat mengenai Demokrasi Terpimpin dapat bervariasi.
Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai upaya yang perlu untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas negara, sementara yang lain mungkin
melihatnya sebagai bentuk otoritarianisme yang membatasi kebebasan dan hak-
hak sipil.
Penekanan Karakter ; Membangun Museum Virtual: Siswa membentuk tim dan mengembangkan
proyek museum virtual yang menampilkan perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Mereka harus merencanakan tata letak, mengumpulkan artefak
sejarah, dan menyusun narasi yang menyoroti nilai-nilai visioner yang terkait
dengan perjuangan tersebut. Museum virtual ini dapat diakses oleh siswa lain
atau masyarakat umum.
Pertemuan IV
Bertanya : Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi : Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan : Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi : Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi parlementer, atau juga dikenal sebagai sistem parlementer, adalah
bentuk pemerintahan demokratis di mana kekuasaan eksekutif berasal dari dan
bertanggung jawab kepada lembaga legislatif (parlemen). Dalam sistem ini, kepala
pemerintahan, biasanya disebut Perdana Menteri, dipilih oleh parlemen dan merupakan
anggota parlemen itu sendiri.
Beberapa ciri khas dari demokrasi parlementer adalah sebagai berikut:
1. Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara: Dalam sistem ini, ada
pembagian peran antara kepala pemerintahan dan kepala negara.
Perdana Menteri (atau gelar serupa) biasanya berperan sebagai kepala
pemerintahan, sementara posisi kepala negara bisa dipegang oleh
monarki (dalam sistem monarki konstitusional) atau presiden (dalam
sistem republik parlementer).
2. Kabinet: Kabinet atau pemerintahan dibentuk dari mayoritas di
parlemen. Biasanya, anggota kabinet berasal dari partai atau koalisi
partai yang memiliki mayoritas kursi di parlemen.
3. Tanggung Jawab ke Parlemen: Pemerintah bertanggung jawab
kepada parlemen dan bisa jatuh (melalui mosi tidak percaya) jika
mereka kehilangan dukungan mayoritas di parlemen.
4. Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif: Dalam sistem
parlementer, ada hubungan yang erat antara kekuasaan legislatif dan
eksekutif. Keduanya saling tergantung dan mempengaruhi satu sama
8
lain.
Penekanan Karakter ; Menyusun Rencana Aksi Nasionalis: Siswa menerima tugas untuk
merancang rencana aksi nasionalis dalam konteks zaman modern. Mereka
harus mempertimbangkan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang
dihadapi Indonesia saat ini dan mengembangkan solusi yang mencerminkan
nilai-nilai visioner seperti keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan.
Pertemuan V
Bertanya : Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi : Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan : Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi : Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi yang diadopsi
oleh Indonesia. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri
dari lima prinsip, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Penugasan :
KegiatanPenutup ( 5 Menit )
• Murid diberikan kesempatan untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Murid diberikan kesempatan untuk menutup kegiatan belajar dalam doa.
• Guru menyampaikan materi yang akan dibahas berikutnya
Sumber : Alkitab:
• Alkitab Yesaya 46: 9 , Roma 8 : 28,
10
Perenungan hasil pembelajaran: (Apa yang sudah baik, perlu ditingkatkan, dan perubahan apa yang akan
saya lakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik?)
Perenungan proses pembelajaran: (Apa yang sudah baik, perlu ditingkatkan, dan perubahan apa yang akan
saya lakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam proses pembelajaran di kelas saya?)
Perenungan pribadi sebagai pendidik (guru) yang belajar: (Renungkan hal yang saya pelajari untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalankan panggilan saya sebagai pendidik)
11