Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA ERENOS
TAHUN AJARAN 2023-2024

Satuan Pendidikan : SMA ERENOS Kelas : XII IPA- IPS


(Ganjil)
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Materi Pokok : Perkembangan
politik
di Indonesia
Progam : IPS Alokasi Waktu : 5 Minggu x
2JP(45’)
TAHAP 1: MAKNA DAN TUJUAN DARI APA YANG KITA LAKUKAN

1.1 Integrasi Iman Dalam Materi (Konsep CFRC)

Allah Berdaulat atas Sejarah Manusia


(Yesaya 46 : 9 -11)

Sangat penting untuk kita pahami bahwa Allah sangatlah aktif terlibat dalam sejarah, termasuk isu-isu global dalam
masyarakat, relasi antar manusia dan juga di dalam lingkungan. Allah yang adalah pencipta waktu, sejarah, dan yang
mengarahkan zaman mampu untuk merangkai masa lalu menuju ke masa depan.
Setelah kejatuhan, pengaruh dosa mengakibatkan perpecahan hubungan yang dimiliki manusia. Manusia menjadi
terasing dari Allah (Kej 3:10). Sebagai akibat dari terasingnya manusia dari Allah, hubungannya dengan manusia
lainnya menjadi hancur berantakan (ay 12-13), demikian juga hubungan manusia dengan ciptaan itu sendiri17-18).
Sehingga saat ini, kesakitan, bencana alam, ketidakadilan sosial, peperangan turut hadir dalam sejarah peradaban umat
manusia. Akibat keserakahan manusia imperialisme dan kolonialisme merenggut kemerdekaan umat manusia. Berbagai
kebijakan yang diterapkan merugikan wilayah-wilayah koloni.
Allah memiliki kuasa mutlak dan kebijaksanaan yang sempurna dalam mengendalikan dunia ini. Sebagai hasilnya,
keyakinan dalam kedaulatan Tuhan mengarah pada pemahaman bahwa stabilitas politik di Indonesia adalah hasil dari
pemeliharaan dan pengarahan Tuhan.

1.2 Profil lulusan yang dikembangkan


 Memiliki hubungan yang bertumbuh dengan Allah Tritunggal melalui Yesus Kristus
 Membangun relasi yang penuh kasih dan rasa hormat dengan setiap manusia yang adalah gambar dan rupa
Allah
 Lulusan yang beriman, berilmu dan memiliki karakter kristiani serta mendatangkan damai sejahtera bagi
diri sendiri dan sesama manusia
 Menunjukkan kepekaan pada kebutuhan, pendapat dan keprihatinan orang lain dengan tetap berpegang
pada prinsip Alkitabiah yang diyakini.
 Memahami Wawasan Kristen yang Alkitabiah serta menghidupinya; menerapkan prinsip-prinsip Alkitab,
pengetahuan, pemahaman dan hikmat secara bijaksana.
 Mendemonstrasikan kebenaran-keadilan dan kemurahan ilahi di setiap tempat, sebagai warga kerajaan
Allah
1.3 Materi Pembelajaran
Konsep utama :
Politik, Ekonomi, Terpimpin, & Liberal
Tujuan pembelajaran
 Menganalisis perkembangan kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia pada masa
1
awal kemerdekaan.

 Menganalisis perkembangan kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia pada masa
demokrasi liberal.
 Menganalisis perkembangan kehidupan politik, ekonomi , sosial dan budaya bangsa Indonesia pada masa
demokrasi terpimpin.
Pertanyaan Esensial
Bagaimana Allah berperan dan bekerja dalam perkembangan kehidupan politik, sosial dan budaya Bangsa
Indonesia ?

1.4 Tujuan & Keterampilan Pengembangan Yang Sesuai


1. Berpikir kritis
2. Kreatif & Inovativ
3. Komunikatif dan interaktif
4. Mampu bekerjasama dalam tim.
5. Percaya diri

Skill/Ketrampilan
 Mampu menganalisis peran dan karya Allah Tritunggal dalam sejarah umat manusia.
 Mampu menganalisis dampak dosa yang ditimbulkan dalam sejarah umat manusia
 Mampu menganalisis penebusan yang diberikan oleh pribadi Yesus dalam sejarah umat manusia
 Mampu menganalisis peran orang percaya sebagai agen penebusan yang mengembalikan sejarah yang
penuh konflik dengan damai sejahtera sejati yang berasal dari Allah.

TAHAP 2: APA YANG KITA INGINKAN UNTUK MURID PELAJARI


KI 1 (2013) Menghargai dan : Karakter yang dikembangkan :
menghayati ajaran agama
yang Mengasihi Allah (Loving God): Murid meresponi kasih Allah dengan
dianutnya mengasihiNya dan sesama manusia seperti mereka mengasihi diri mereka
sendiri.
KI 2 (2013) .”. : Karakter yang dikembangkan :
Karakter: Pemimpin Pelayan
Nilai : Kepeloporan atau Visioner
Menghargai dan menghayati INDIKATOR
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli 1. Memiliki visi yang jelas.
(toleransi, gotong royong), 2. Mampu membagikan visi kepada orang lain.
santun, percaya diri, dalam 3. Melakukan visi sesuai dengan karunia.
berinteraksi Menghargai
dan menghayati perilaku Jiwa kepeloporan (visioner) adalah kemampuan seseorang yang dekat
jujur, disiplin, dengan firman-Nya sehingga memiliki kepekaan untuk melakukan kehendak
tanggungjawab, peduli Allah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan lingkungan. Orang yang
(toleransi, gotong royong), digerakkan oleh visi Allah akan seperti para rasul, salah satunya Nehemia
santun, percaya diri, dalam yang berjuang sesuai panggilan-Nya untuk mengerjakan kehendak Tuhan
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan Sumber : Modul Erenos halaman 20
pergaulan dan
keberadaannya Kegiatan siswa yang menekankan sifat Visioner
1. Membaca dan Mendiskusikan Biografi Visioner: Siswa diberikan
2
biografi tokoh visioner seperti Elon Musk, Malala Yousafzai, atau Steve
Jobs. Mereka membaca biografi tersebut dan kemudian berpartisipasi
dalam diskusi kelompok tentang nilai-nilai visioner yang tercermin
dalam kehidupan dan karya-karya tokoh tersebut. Mereka juga bisa
mengintegrasikannya dengan nilai-nilai Alkitabiah.
2. Diskusi Kelompok tentang Masa Depan: Siswa dibagi ke dalam
kelompok kecil dan diberikan topik-topik seperti energi terbarukan,
lingkungan, teknologi masa depan, atau tantangan sosial. Mereka
diminta untuk berdiskusi tentang potensi solusi visioner untuk masalah-
masalah tersebut, dengan mempertimbangkan aspek kreativitas, inovasi,
dan dampak positif jangka panjang.
3. Membangun Museum Virtual: Siswa membentuk tim dan
mengembangkan proyek museum virtual yang menampilkan perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Mereka harus merencanakan tata letak,
mengumpulkan artefak sejarah, dan menyusun narasi yang menyoroti
nilai-nilai visioner yang terkait dengan perjuangan tersebut. Museum
virtual ini dapat diakses oleh siswa lain atau masyarakat umum.
4. Menyusun Rencana Aksi Nasionalis: Siswa menerima tugas untuk
merancang rencana aksi nasionalis dalam konteks zaman modern.
Mereka harus mempertimbangkan masalah-masalah sosial dan
lingkungan yang dihadapi Indonesia saat ini dan mengembangkan solusi
yang mencerminkan nilai-nilai visioner seperti keadilan, kesetaraan, dan
keberlanjutan.
5. Peran-Peran Visioner dalam Drama Sejarah: Siswa bekerja dalam
kelompok untuk membuat drama sejarah yang menampilkan tokoh-
tokoh visioner dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setiap siswa
akan memainkan peran seorang tokoh visioner dan harus menyelidiki
dan memahami pemikiran, tindakan, dan perjuangan tokoh tersebut.
Drama ini akan dipentaskan di depan kelas atau dihadiri oleh orang tua
dan anggota masyarakat.

2.3 Pemetaan
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Bentuk Alokasi
/Standar Kompetensi Kompetensi (IPK) Instrumen Pertemua
Penilaian n
KI 3 (2013)
Memahami pengetahuan 3.3. Menganalisis Formatif 1
(faktual, konseptual, dan perkembangan
prosedural) berdasarkan kehidupan politik 3.3.1 Menganalisis sejarah
rasa dan Ekonomi praktik berdemokrasi di Indonesia.
ingin tahu Indonesia pada Formatif 2
nya tentang ilmu masa awal 3.3.2 Menganalisis
pengetahuan, kemerdekaan perkembangan politik dan
teknologi, seni, sampai masa ekonomi Indonesia pada masa
budaya terkait Demokrasi kemerdekaan, Demokrasi Liberal
fenomena dan Pancasila dan terpimpin 5 Minggu
kejadian tampak mata Sumatif x 2JP(45’)

3
3.3.3 Menganalisis perbedaan
Demokrasi Liberal, terpimpin dan
Pancasila

KI 4 (2013) 4.3.1 Menyajikan perkembangan


Mencoba, mengolah, dan 4.3 Merekrontuksi kehidupan politik dan ekonomi
menyaji dalam ranah perkembangan pada masa awal kemerdekaan
konkret (menggunakan, kehidupan politik dalam bentuk video presentasi
mengurai, merangkai, dan ekonomi pada (menggunakan platfom youtube
memodifikasi, dan masa awal atau tiktok)
membuat) dan ranah kemerdekaan
abstrak (menulis, sampai masa
membaca,menghitung, Demokrasi
menggambar, dan Pancasila dan
mengarang) sesuai mampu
dengan yang dipelajari di menyajikannya
sekolah dan sumber lain dalam bentuk
yang sama dalam sudut penugasan tertulis.
pandang/teori
2.4. Bagaimana kita dapat mengetahui pembelajaran murid (Formatif & Sumatif)
Formatif : Tanya jawab lisan, Pre-test, Post-test
Sumatif Kognitif : Tanya jawab lisan, Ulangan Harian
Sumatif psikomotor : Membuat tugas microblogging.
Membuat scrapbook.
Presentasi dari poster dan PPT.
TAHAP 3: BAGAIMANA KITA MENGINGINKAN MURID BELAJAR
Berfikir
Berdiskusi
Kerendahan hati, Berbagi
3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah-langkah Pembelajaran peremuan 1 @ 45 Menit
Kegiatan Pendahuluan ( 5 Menit )
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Mereview kegiatan pembelajaran sebelumnya
4. Mengajak peserta didik untuk membaca Roma 8 : 28 ; Yesaya 46: 9

Kegiatan Inti ( 35 Menit )

Pertemuan I
Bertanya :  Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi :  Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
4
Menjelaskan :  Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
 Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi :  Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Berikut adalah gambaran singkat mengenai beberapa periode penting dalam sejarah
demokrasi di Indonesia:
Era Pra-Kemerdekaan: Pada awal abad ke-20, muncul gerakan nasionalis yang
mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Di tengah gerakan
tersebut, beberapa organisasi politik didirikan, seperti Budi Utomo pada tahun
1908 dan Partai Indonesia Raya pada tahun 1914. Meskipun pada saat itu belum
ada sistem demokrasi formal, semangat nasionalis ini menjadi awal dari gerakan
menuju kemerdekaan.
Sistem Parlemen Hindia Belanda: Pada tahun 1918, pemerintah kolonial Belanda
memperkenalkan sistem parlemen yang memungkinkan orang Indonesia untuk
memilih perwakilan mereka dalam Volksraad (Dewan Rakyat). Namun, wakil-wakil
ini dipilih secara terbatas dan hanya mewakili kelompok tertentu, seperti para
pemimpin lokal atau elit ekonomi. Meskipun memiliki keterbatasan, ini merupakan
langkah awal menuju partisipasi politik bagi warga Indonesia.
Perjuangan Kemerdekaan: Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,
Indonesia mengalami masa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dari
pendudukan Jepang dan Belanda. Pada tahun 1945-1949, terbentuk Pemerintah
Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Republik Indonesia Serikat (RIS). Selama
periode ini, berbagai pemilihan umum dan perundingan politik dilakukan untuk
membangun struktur demokrasi yang lebih inklusif.
Orde Lama: Setelah kemerdekaan, Indonesia memasuki era Orde Lama yang
berlangsung dari tahun 1950-an hingga 1960-an di bawah kepemimpinan Presiden
Soekarno. Sistem politik pada masa ini didasarkan pada ideologi "Demokrasi
Terpimpin", yang memberikan kekuasaan besar kepada presiden dan partai politik
tunggal, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI). Namun, demokrasi pada masa ini
cenderung otoriter dan otoritas presiden lebih dominan.
Orde Baru: Pada tahun 1966, Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto, dan
Indonesia memasuki era Orde Baru yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
Meskipun Soeharto mengklaim bahwa rezimnya memiliki sistem demokrasi
terpimpin, dalam kenyataannya, demokrasi dikekang dan otoritas pemerintah
sangat dominan. Partai politik hanya boleh ada satu, yaitu Golongan Karya (Golkar),
dan pemilihan umum diatur untuk memastikan kekuasaan Soeharto.
Reformasi: Pada tahun 1998, tekanan publik yang kuat terhadap rezim Orde Baru
memaksa Soeharto untuk mundur dari jabatannya. Ini memicu gerakan reformasi
yang memperjuangkan demokrasi yang lebih inklusif dan transparan. Reformasi ini
menghasilkan perubahan politik yang signifikan, termasuk pemilihan umum yang
bebas, pembentukan partai politik baru, dan kebebasan pers dan ekspresi.
Era Demokrasi Kontemporer: Sejak reformasi, Indonesia telah mengadopsi sistem
demokrasi parlementer-presidensial. Pemilihan umum dilakukan secara berkala
untuk memilih presiden, anggota parlemen, dan pemerintah daerah. Partai politik
memiliki kebebasan untuk berkompetisi, dan kebebasan berpendapat dan pers
menjadi hak yang dijamin. Meskipun masih ada tantangan dan permasalahan
5
dalam praktik demokrasi, Indonesia telah mencapai progres yang signifikan dalam
membangun sistem politik yang lebih demokratis.

Penekanan Karakter ; Membaca dan Mendiskusikan Biografi Visioner: Siswa diberikan biografi
tokoh visioner seperti Elon Musk, Malala Yousafzai, atau Steve Jobs. Mereka
membaca biografi tersebut dan kemudian berpartisipasi dalam diskusi
kelompok tentang nilai-nilai visioner yang tercermin dalam kehidupan dan
karya-karya tokoh tersebut. Mereka juga bisa mengintegrasikannya dengan
nilai-nilai Alkitabiah.

Pertemuan II
Bertanya :  Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi :  Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan :  Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
 Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi :  Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi pada awal kemerdekaan mengacu pada sistem politik yang
diterapkan oleh negara-negara yang baru merdeka setelah periode kolonial
atau penjajahan. Jika kita merujuk pada konteks Indonesia, demokrasi pada
awal kemerdekaan mengacu pada periode setelah proklamasi kemerdekaan
pada tahun 1945.

Pada awal kemerdekaan, demokrasi di Indonesia diterapkan melalui sistem


parlementer dengan mengadopsi model dari negara Belanda. Sistem
parlementer ini melibatkan pemilihan anggota parlemen yang kemudian
membentuk pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh seorang perdana
menteri. Pada masa itu, Presiden Soekarno menjabat sebagai kepala negara.

Namun, perjalanan demokrasi pada awal kemerdekaan tidaklah mudah.


Indonesia menghadapi berbagai tantangan politik dan sosial, termasuk
perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dari upaya-upaya
kolonialisme kembali. Selain itu, bangsa Indonesia juga harus menghadapi
dinamika internal seperti perbedaan ideologi dan kepentingan politik yang
beragam.

Pada tahun 1950, Indonesia mengadopsi UUD 1950 yang menjadikan


Indonesia sebagai negara kesatuan dengan sistem parlementer. Namun,
perjalanan demokrasi di Indonesia terus berubah-ubah selama beberapa
dekade berikutnya, termasuk perubahan sistem pemerintahan menjadi sistem
presidensial pada tahun 1959 dan kemudian penerapan Orde Baru pada tahun
6
1966 di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Secara keseluruhan, demokrasi pada awal kemerdekaan Indonesia mengalami


perubahan dan tantangan yang signifikan. Perjalanan ini mencerminkan
dinamika dan evolusi demokrasi di negara-negara yang baru merdeka, di
mana proses pembangunan negara dan konsolidasi demokrasi membutuhkan
waktu dan melibatkan berbagai pertarungan politik dan perubahan sistem.
Penekanan Karakter ; Diskusi Kelompok tentang Masa Depan: Siswa dibagi ke dalam kelompok
kecil dan diberikan topik-topik seperti energi terbarukan, lingkungan,
teknologi masa depan, atau tantangan sosial. Mereka diminta untuk
berdiskusi tentang potensi solusi visioner untuk masalah-masalah tersebut,
dengan mempertimbangkan aspek kreativitas, inovasi, dan dampak positif
jangka panjang.

Pertemuan III
Bertanya :  Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi :  Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan :  Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
 Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi :  Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi Terpimpin adalah sistem pemerintahan yang diberlakukan di Indonesia
pada era pemerintahan Presiden Soekarno, lebih tepatnya dari tahun 1959 hingga
1966. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno dalam pidato politiknya
pada 21 Februari 1957 yang berjudul "Demokrasi Ketuhanan dan Manusia".

Demokrasi Terpimpin ditetapkan melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang


membubarkan Konstituante dan mengembalikan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai konstitusi negara. Tujuannya adalah menciptakan stabilitas politik dan
meningkatkan efisiensi pemerintahan dalam mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi negara pada saat itu, seperti disintegrasi nasional, inflasi, dan korupsi.
Konsep ini berangkat dari pemikiran bahwa masyarakat perlu dipimpin oleh
seorang "pemimpin besar" yang berwibawa.

Sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin berbeda dengan demokrasi liberal yang


menekankan pada hak-hak individu dan kebebasan berpendapat. Dalam sistem ini,
presiden memiliki kekuasaan yang sangat luas. Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hanya berfungsi sebagai badan
perunding dan tidak memiliki hak interpelasi, angket, dan mosi tidak percaya.

Demokrasi Terpimpin di Indonesia berakhir pada tahun 1966, ketika terjadi


peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto melalui Surat Perintah Sebelas
Maret (Supersemar). Era pemerintahan Soeharto kemudian dikenal sebagai Orde
Baru, yang menerapkan sistem politik yang berbeda.

7
Perlu dicatat bahwa pendapat mengenai Demokrasi Terpimpin dapat bervariasi.
Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai upaya yang perlu untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas negara, sementara yang lain mungkin
melihatnya sebagai bentuk otoritarianisme yang membatasi kebebasan dan hak-
hak sipil.

Penekanan Karakter ; Membangun Museum Virtual: Siswa membentuk tim dan mengembangkan
proyek museum virtual yang menampilkan perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Mereka harus merencanakan tata letak, mengumpulkan artefak
sejarah, dan menyusun narasi yang menyoroti nilai-nilai visioner yang terkait
dengan perjuangan tersebut. Museum virtual ini dapat diakses oleh siswa lain
atau masyarakat umum.

Pertemuan IV
Bertanya :  Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi :  Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan :  Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
 Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi :  Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi parlementer, atau juga dikenal sebagai sistem parlementer, adalah
bentuk pemerintahan demokratis di mana kekuasaan eksekutif berasal dari dan
bertanggung jawab kepada lembaga legislatif (parlemen). Dalam sistem ini, kepala
pemerintahan, biasanya disebut Perdana Menteri, dipilih oleh parlemen dan merupakan
anggota parlemen itu sendiri.
Beberapa ciri khas dari demokrasi parlementer adalah sebagai berikut:
1. Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara: Dalam sistem ini, ada
pembagian peran antara kepala pemerintahan dan kepala negara.
Perdana Menteri (atau gelar serupa) biasanya berperan sebagai kepala
pemerintahan, sementara posisi kepala negara bisa dipegang oleh
monarki (dalam sistem monarki konstitusional) atau presiden (dalam
sistem republik parlementer).
2. Kabinet: Kabinet atau pemerintahan dibentuk dari mayoritas di
parlemen. Biasanya, anggota kabinet berasal dari partai atau koalisi
partai yang memiliki mayoritas kursi di parlemen.
3. Tanggung Jawab ke Parlemen: Pemerintah bertanggung jawab
kepada parlemen dan bisa jatuh (melalui mosi tidak percaya) jika
mereka kehilangan dukungan mayoritas di parlemen.
4. Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif: Dalam sistem
parlementer, ada hubungan yang erat antara kekuasaan legislatif dan
eksekutif. Keduanya saling tergantung dan mempengaruhi satu sama

8
lain.

Penekanan Karakter ; Menyusun Rencana Aksi Nasionalis: Siswa menerima tugas untuk
merancang rencana aksi nasionalis dalam konteks zaman modern. Mereka
harus mempertimbangkan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang
dihadapi Indonesia saat ini dan mengembangkan solusi yang mencerminkan
nilai-nilai visioner seperti keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan.

Pertemuan V
Bertanya :  Murid diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan critical
thinking atas materi pembelajaran yang difasilitasi guru
Mengobservasi :  Murid mengamati gambar, video, modul atau alat peraga yang
difasilitasi guru baik melalui GCR ataupun Canva yang dipresentasikan
melalui LCD di kelas
Menjelaskan :  Murid diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau mempresentasikan
hasil diskusi dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari
 Guru melengkapi dan memberikan penjelasan tambahan dari kegiatan
diskusi yang sudah dilakukan.
Berdiskusi :  Murid diberikan kesempatan untuk mendiskusikan setiap pertanyaan
yang difasilitasi guru ataupun yang diajukan
Materi Pembelajaran : Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi yang diadopsi
oleh Indonesia. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri
dari lima prinsip, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

Demokrasi Pancasila menggabungkan prinsip-prinsip demokrasi


dengan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan utamanya. Konsep ini
menekankan pentingnya keberagaman, kesetaraan, dan partisipasi
aktif seluruh warga negara dalam proses pengambilan keputusan
politik.

Dalam konteks Demokrasi Pancasila, prinsip-prinsip demokrasi,


seperti kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat, dan kebebasan
beragama, dijamin dan dihormati. Namun, kebebasan tersebut tetap
tunduk pada batasan hukum yang bertujuan untuk menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan politik


juga menjadi prinsip utama dalam Demokrasi Pancasila. Hal ini
tercermin dalam proses perwakilan rakyat dalam lembaga-lembaga
legislatif dan pemerintahan yang dilakukan melalui pemilihan umum.
9
Demokrasi Pancasila juga menekankan pentingnya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip ini menuntut pemerataan
kesejahteraan, penghapusan kemiskinan, dan perlindungan terhadap
hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya rakyat.

Selain itu, Demokrasi Pancasila juga mengakui dan menghormati hak


asasi manusia sebagai landasan fundamental dalam sistem
pemerintahan. Prinsip ini mencakup kebebasan individu, kebebasan
berpendapat, kebebasan pers, dan perlindungan terhadap diskriminasi.

Secara keseluruhan, Demokrasi Pancasila adalah konsep demokrasi


yang khas bagi Indonesia. Konsep ini mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila dalam sistem demokrasi untuk mencapai keadilan sosial,
partisipasi aktif, kebebasan, dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia.
Penekanan Karakter ; Peran-Peran Visioner dalam Drama Sejarah: Siswa bekerja dalam kelompok
untuk membuat drama sejarah yang menampilkan tokoh-tokoh visioner
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setiap siswa akan memainkan
peran seorang tokoh visioner dan harus menyelidiki dan memahami
pemikiran, tindakan, dan perjuangan tokoh tersebut. Drama ini akan
dipentaskan di depan kelas atau dihadiri oleh orang tua dan anggota
masyarakat.

Penugasan :

KegiatanPenutup ( 5 Menit )
• Murid diberikan kesempatan untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Murid diberikan kesempatan untuk menutup kegiatan belajar dalam doa.
• Guru menyampaikan materi yang akan dibahas berikutnya

3.2 Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media : Internet GCR, PDF

Sumber : Alkitab:
• Alkitab Yesaya 46: 9 , Roma 8 : 28,

Bahan : Buku paket Sejarah Peminatan


Teologi penderitaan (Jhon Piper)
3.3 Penilaian
Sikap : Penilaian Jurnal
Pengetahuan : Penugasan dan Tertulis.
Ketrampilan : Keterampilan : Portofolio

TAHAP 4: REFLEKSI DAN PERENUNGAN GURU TERHADAP UNIT PEMBELAJARAN

10
Perenungan hasil pembelajaran: (Apa yang sudah baik, perlu ditingkatkan, dan perubahan apa yang akan
saya lakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik?)

Perenungan proses pembelajaran: (Apa yang sudah baik, perlu ditingkatkan, dan perubahan apa yang akan
saya lakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam proses pembelajaran di kelas saya?)

Perenungan pribadi sebagai pendidik (guru) yang belajar: (Renungkan hal yang saya pelajari untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalankan panggilan saya sebagai pendidik)

Mengetahui, Tangerang Selatan, 15 Januari 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. Sovia Nainggolan, M.Pd Prima Caesar, B.Ed., S.Pd

11

Anda mungkin juga menyukai