Nama : Nurul Fadhlya Hidayatunnisa

NPM : 51422220162
Prodi : Pascasarjana Manajemen
Matkul : Advance Financial Management

TUGAS 10 AFM
ANALISA KELAYAKAN PROYEK

Project A
Berdasarkan perhitungan yang diberikan sebelumnya, berikut adalah analisis kelayakan proyek
berdasarkan informasi yang diberikan:
Kelayakan Pasar:

 Analis pasar memperkirakan peningkatan volume produksi dan pendapatan penjualan

selama periode lima tahun, menunjukkan permintaan potensial untuk produk tersebut.
 Proyeksi pendapatan penjualan menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, yang
menunjukkan penerimaan pasar dan profitabilitas potensial.
 Namun, penting untuk melakukan riset pasar untuk memvalidasi permintaan, menilai
persaingan, dan memastikan kesesuaian produk dengan pasar.
Kelayakan Finansial:

 Total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah Rp. 450 Cr, yang meliputi
investasi awal dan biaya operasional.
 Laba setelah pajak (EAT) untuk jumlah proyek Rs. 401,4 Cr, menunjukkan hasil keuangan
yang positif.
 Total arus kas setelah pajak untuk proyek sama dengan Rs. 523,4 Cr, yang merupakan kas
bersih yang dihasilkan selama durasi proyek.
 Analisis keuangan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan profitabilitas, laba atas
investasi (ROI), dan periode pengembalian untuk menilai kelayakan keuangan proyek.
Kelayakan Operasional:

 Proyek ini mengasumsikan biaya produksi sebesar Rs. 3 per unit, yang menunjukkan
margin yang menguntungkan mengingat harga jual Rs. 10 perunit.
 Profitabilitas proyek bergantung pada produksi dan pengiriman yang efisien, serta
pengelolaan biaya operasional.
  Sumber daya, infrastruktur, dan keahlian yang memadai diperlukan untuk mengoperasikan
pabrik secara efektif.
 Analisis dan perencanaan tambahan diperlukan untuk memastikan kelancaran operasi dan
skalabilitas saat volume produksi meningkat.
Kelayakan Hukum dan Regulasi:

 Penting untuk menilai apakah proyek mematuhi semua persyaratan hukum dan peraturan
yang relevan untuk pembuatan dan penjualan produk.
 Perusahaan harus memperoleh izin, lisensi, dan sertifikasi yang diperlukan untuk
mengoperasikan pabrik manufaktur dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan pajak.
 Melakukan tinjauan komprehensif terhadap hukum dan peraturan yang berlaku sangat
penting untuk memastikan kelayakan hukum dan peraturan.
Kelayakan Sosial dan Lingkungan:

 Proyek tidak memberikan informasi spesifik mengenai faktor sosial dan lingkungan.
 Namun, penting untuk mempertimbangkan preferensi konsumen, tren masyarakat, dan
kelestarian lingkungan saat mengevaluasi kelayakan proyek dan potensi dampaknya.
Analisis resiko:

 Analisis tidak secara eksplisit membahas potensi risiko dan ketidakpastian yang terkait
dengan proyek.
 Melakukan analisis risiko secara menyeluruh sangat penting untuk mengidentifikasi dan
memitigasi potensi risiko, seperti persaingan pasar, tantangan operasional, perubahan
peraturan, atau kejadian tak terduga.

Secara keseluruhan, berdasarkan perhitungan yang diberikan, proyek ini menunjukkan potensi
kelayakan finansial dengan pendapatan dan arus kas yang positif. Namun, analisis yang lebih
komprehensif dengan mempertimbangkan riset pasar, penilaian risiko, dan kepatuhan hukum
diperlukan untuk mengevaluasi kelayakan proyek secara menyeluruh.
Project B
Berdasarkan informasi yang diberikan untuk Proyek B, berikut adalah analisis kelayakan
berdasarkan perhitungan:
Investasi Awal:

 Investasi awal untuk produksi outsourcing meliputi tender, biaya hukum, dan pembayaran
uang muka sebesar Rs 6 Crores.
Biaya Produksi:

 Perusahaan outsourcing membebankan tarif berbeda berdasarkan volume produksi, dengan

tarif mulai dari Rs 4 per unit untuk 0-20 unit hingga Rs 3 per unit untuk 50-100 unit.
Kelayakan Pasar:

 Analis pasar memperkirakan peningkatan volume permintaan dan pendapatan penjualan

selama periode lima tahun, menunjukkan potensi permintaan pasar.
 Proyeksi pendapatan penjualan menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, menunjukkan
penerimaan pasar dan profitabilitas potensial.
 Namun, penting untuk melakukan riset pasar untuk memvalidasi permintaan, menilai
persaingan, dan memastikan kesesuaian produk dengan pasar.
Kelayakan Finansial:

 Total investasi untuk Proyek B adalah Rs (6 + 421 + 23) Cr., yang meliputi investasi awal,
biaya produksi, dan biaya distribusi/pemrosesan.
 Laba setelah pajak (EAT) untuk proyek berjumlah Rs 452,5 Cr., menunjukkan hasil
keuangan yang positif.
 Arus kas setelah pajak untuk proyek sama dengan Rs 452,5 Cr., mewakili kas bersih yang
dihasilkan selama durasi proyek.
 Analisis keuangan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan profitabilitas, laba atas
investasi (ROI), dan periode pengembalian untuk menilai kelayakan keuangan proyek.
Kelayakan Operasional:

 Proyek ini mengasumsikan biaya distribusi dan pemrosesan sebesar Rs 0,2 per unit di
samping biaya produksi.
 Penting untuk menilai keandalan dan efisiensi perusahaan outsourcing dalam memenuhi
persyaratan produksi dan kualitas.
 Koordinasi dan komunikasi yang memadai dengan perusahaan outsourcing sangat penting
untuk memastikan kelancaran operasi dan pengiriman tepat waktu.
Kelayakan Hukum dan Regulasi:

 Proyek tidak memberikan informasi spesifik mengenai faktor hukum dan peraturan yang
terkait dengan outsourcing.
 Penting untuk mengevaluasi implikasi hukum dan perjanjian kontrak yang terkait dengan
outsourcing produksi untuk memastikan kepatuhan dan memitigasi risiko.
Analisis resiko:

 Analisis tidak secara eksplisit membahas potensi risiko dan ketidakpastian yang terkait
dengan outsourcing.
 Melakukan analisis risiko menyeluruh sangat penting untuk mengidentifikasi dan
memitigasi risiko potensial, seperti masalah kontrol kualitas, gangguan rantai pasokan,
atau perselisihan kontrak.

Secara keseluruhan, berdasarkan perhitungan yang diberikan, Proyek B menunjukkan potensi

kelayakan finansial dengan pendapatan dan arus kas yang positif. Namun, analisis yang lebih
komprehensif dengan mempertimbangkan riset pasar, penilaian risiko, kepatuhan hukum, dan
pertimbangan operasional diperlukan untuk mengevaluasi kelayakan proyek secara menyeluruh.