Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PPKN

BELA NEGARA DALAM


KONTEKS NKRI

SMP 1 JATIWANGI
TAHUN AJARAN 2023/2024
Jalan raya timur 68 Desa Loji,Kec. Jatiwangi Kab.Majalengka

Disusun oleh :
Kelompok 5
KETUA : Surya R.S
MODERATOR : Zidan Gusni F.
SEKRETARIS : Alya Nurul A.
ANGGOTA : Rizab M.Y
Milan R.A
Dinda A.
KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini, saya dengan senang hati menyampaikan kata pengantar
mengenai mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
dengan fokus pada tema bela negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Bela negara adalah nilai fundamental yang menggarisbawahi peran setiap warga
negara dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, pemahaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara
menjadi kunci utama. Melalui PPKn, diharapkan peserta didik dapat menggali
makna dan implementasi bela negara sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap
NKRI.

Semoga mata pelajaran PPKn ini menjadi wadah pembentukan karakter dan
kesadaran berbangsa, serta mengilhami semangat cinta tanah air bagi generasi
penerus bangsa.

Selamat menempuh perjalanan belajar PPKn ini, semoga dapat menjadi


landasan kuat dalam mengaktualisasikan rasa tanggung jawab kita sebagai
warga negara Indonesia yang berdaulat.

Jatiwangi,Januari 2024

Penulis
II

Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB 1........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 4
A.LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
TABEL 1.1 Materi dan Peserta Pendidikan Bela Negara bagi SMA dan SMK
Kabupaten Bandung.........................................................................................................6
1.2 Fokus Penelitian......................................................................................................... 8
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................................... 8
1.4 Maksud dan Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................8
1.4.1 Maksud Penelitian...................................................................................................8
1.4.2 Tujuan Penelitian................................................................................................8
1.5 Kegunaan Penelitian..............................................................................................9
1.5.1 Kegunaan Teoritis....................................................................................................9
1.5.2 Kegunaan Praktis.....................................................................................................9
BAB II........................................................................................................................................ 9
Bela negara dalam konteks NKRI..............................................................................................9
A.Pengertian bela negara dalam konteks NKRI....................................................................9
B.Perundang-undangan yang mengatur bela negara.........................................................11
C.Pendidikan dan bela negara............................................................................................14
D. Perjuangan mempertahankan NKRI...............................................................................15
BAB III..................................................................................................................................... 16
Penutup.............................................................................................................................. 16
Daftar pustaka........................................................................................................................ 20

.
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bela Negara merupakan sikap dan perilaku warga Negara yang di jiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar dalam menjamin Kelangsungan hidup dan bernegara, Seluruh masyarakat Indonesia
wajib dan berhak ikut serta dalam pembelaan negara bertujuan untuk untuk membekali setiap
warga negara Indonesia dengan nilai-nilai bela negara dalam rangka membentuk karakter
bangsa yang ulet tangguh, berwawasan kebangsaan dan memiliki kesadaran untuk menjiwai
negara, sikap dan tindakan warga negara yang teratur dan menyeluruh, dan terpadu secara
sendiri-sendiri maupun berkelompok sebagai bagian dari rasa cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara , keyakinan terhadap pancasila dan kerelaan berkorban untuk
bangsa dan negara. Dengan demikian, bela negara yang dimaksud di sini, tidak selalu dalam
bentuk fisik dalam suatu perang mempertahankan kedaulatan Indonesia. Tetapi dapat
berwujud segala sesuatu yang dilakukan oleh warga negara untuk memajukan bangsanya,
membantu warga negara lain yang termasuk bangsanya, dan ikut serta dalam kegiatan
pembangunan nasional sesuai profesi dan kemampuannya

Bela Negara merupakan karya nyata ikut membangun negeri sesuai profesi masing-masing
ikut menciptakan suasana damai dan tenteram di lingkungannya masing-masing,

Unsur Dasar Bela Negara

Cinta Tanah Air

Kesadaran Berbangsa & bernegara

Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

Rela berkorban untuk bangsa & bela negara

Belajar dengan rajin bagi para pelajar

Taat akan hukum dan aturan-aturan negara


Mencintai produk-produk dalam negeri

Membayar Pajak

Penting-nya belanegara bagi masyarakat adalah untuk Kemampuan berpartisipasi secara aktif
dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan
kemampuan yang harus semua orang miliki. Pembahasan ini memiliki kedudukan yang amat
penting dalam upaya memberikan pengetahuan, pemahaman, dan menanamkan kesadaran
untuk berpartisipasi dalam usaha membela negara di lingkungan masing-masing,

Secara otonomi Pemerintah Kabupaten dan Kota mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban
untuk mengatur dan mengurus urusan nya sendiri dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat, mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan dan kerukunan nasional Negara Republik Indonesia sesuai dengan Undang-undang
No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Pendidikan bela negara di Kabupaten Bandung bagi Pelajar SMA selalu diprogramkan oleh
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, dengan sasaran organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan organisasi pers dan Lembaga pendidikan yang berpedoman kepada Peraturan
Mentri Dalam Negri Nomor 38 tahun 2011 Tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela
Negara di Daerah yang di atur dalam Pasal 7 bahwa dalam melaksanakan tanggung jawab
dan tugasnnya yaitu :

Menyelenggarakan dan mendukung kegiatan peningktan kesadaran bela negara di


kabupaten/kota

Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan daerah, partai politik, organisasi


kemasyarakatan, lembaga organisasi pers dan lembaga pendidikan dalam meningkatkan
kesadaran bela negara di daerah nya.

Selanjutnya pasal 16 menyebutkan bahwa, pemerintah daerah dapat menyediakan sarana dan
prasarana termasuk narasumber.

Kesadaran bela negara merupakan usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka memberikan pengetahuan dan menumbuh

kembangkan sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai kecintaannya kepada bangsa dan
negara, hal tersebut tersebut dan untuk mendorong meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang sesuai dengan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung, sehingga
Badan Kesatuan Bangsa dan politik kabupaten Bandung dapat melaksanakan pendidikan Bela
Negara bagi pelajar SMA seiring dengan sering terjadinya melakukan kenakalan remaja
seperti tawuran antar sekolah, pergaulan bebas, terlibat kejahatan, narkoba dan perbuatan
tidak terpuji lainnya. Hal tersebut di harapkan dapat menumbuh kembangkan disiplin,
toleransi, sosial dan perbuatan lainnya yang terpuji
Sehubungan hal tersebut pemerintah Kabupaten Bandung memiliki program pendidikan Bela
Negara yang salah satu sasarannya yaitu pelajar SMA dengan program dan sasaran sebagai
berikut :

TABEL 1.1
Materi dan Peserta Pendidikan Bela Negara bagi SMA dan SMK
Kabupaten Bandung

Tahun Materi Jumlah Peserta Waktu


Murid
 Wawasan kebangsaan
 Hak azazi manusia
 Pancasila dan UUD
 Pertahanan Nasional
2016  Caraka Malam 1.520 120 3 hari
 Outbond
 Latihan dasar
kepemimpinan
 Diskusi kelompok

 Karakteristik Remaja
 Empat pilar kebangsaan
 Sisitem Demokrasi
 Kesadaran Bela Negara dan
Pertahanan Negara
 Biografi nama-nama
pahlawan dan makna logo 1.420 150 3 hari
2017 dari game puzzle di
pelatihan Bela Negara
 Perkembangan
Lingkungan
Strategis
 Wawasan Kebangsaan
sejarah kebangsaan
nusantara
 Wawasan
Kebangsaan
Republik Indonesia

Berdasarkan tabel tersebut terjadi ketimpangan antara jumlah siswa SMA dan SMK di
Kabupaten Bandung terhadap jumlah peserta yang mengikuti

pendidikan Bela Negara, hal ini menurut hemat peneliti di akibatkan oleh :

Terbatasnya anggaran pemerintah daerah dalam melaksanakan pendidikan

Bela Negara bagi siswa SMA dan SMK di Kabupaten Bandung.

Terbatasnya sumber daya manusia di Kabupaten Bandung yang ahli di bidang

Bela Negara.

Terbatasnya sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan Bela Negara bagi siswa SMA
dan SMK di Kabupaten Bandung.

Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan Bela

Negara.

Indikasi lain dan berdasarkan observasi awal yang di lakukakan peneliti tidak efektifnya
Program Pendidikan Bela Negara bagi siswa SMA dan SMK di Kabupaten Bandung, yaitu

Tidak adanya Standar Operasional Program Pendidikan Bela Negara bagi siswa SMA dan
SMK di Kabupaten Bandung

Volume pekerjaan dan anggaran tidak sesuai dengan program yang telah dilaksanakan

Tidak adanya hasil pekerjaan Program Pendidikan Bela Negara bagi siswa

SMA dan SMK di Kabupaten Bandung sesuai dengan tupoksi

Kurang meningkatnya kesadaran peserta didik bela negara

Tidak ada jaminan bahwa yang telah mengikuti Program Pendidikan Bela

Negara bagi siswa SMA dan SMK di Kabupaten Bandung menjadi lebih baik

Tidak adanya tindakan prepentif dari BAKESBANGPOL Kabupaten

Bandung

Tidak adanya tindakan refrensif dari BAKESBANGPOL Kabupaten Bandung

Berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan di atas, menurut asumsi peneliti bahwa
belum efektifnya Koordinasi antar stakholder kesatuan Bangsa dan politik Kabupaten
Bandung yang di pengaruhi beberapa fator , namun dalam hal ini peneliti ingin mencoba
menghubungkan dengan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi yaitu Koordinasi,
karena secara teoritis koordinasi merupakan penyamaan persepsi antara satu orang dengan
beberapa orang lainnya, menyamakan pandangan dan pemikiran dari beberpa orang sehingga
dapat menjadi satu. Satu tujuan untuk mencapai program yang di tetapkan, dan pada akhirnya
dapat membantu mendapatkan hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan secara efektif dan efesien.

Alasan peneliti menghubungkan koordinasi dengan efektivitas karena dalam pelaksanaan


koordinasi program pendidikan Bela Negara bagi siswa SMA dan SMK di kabupaten
Bandung masih kurang efektif , koordinasi antara

Kesatuan Bangsa dan Politik dengan sekolah SMA dan SMK khususnya Dinas Pendidikan
untuk lebih mendorong dalam kurikulum pendidikan bela negara atau dalam eskul (extra
kulikuler) nya.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti ingin melakukan pengkajian dan
pembahasan lebih mendalam yang di tuangkan dalam sebuah karya tulis berbentuk skripsi
dengan judul penelitian “Pengaruh

Koordinasi Terhadap Efektivitas Program Pendidikan Bela Negara Bagi

Siswa SMA dan SMK (Studi pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kabupaten Bandung)”

1.2 Fokus Penelitian


Yang menjadi fokus penelitian ini adalah Pengaruh Koordinasi Terhadap Efektivitas Program
Pendidikan Bela Negara Bagi Siswa SMA dan SMK yang belum optimal

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di kemukakan diatas, peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :“Seberapa besar Pengaruh Koordinasi
Terhadap Efektivitas Program Pendidikan Bela Negara Bagi Siswa

SMA dan SMK di Kabupaten Bandung”


1.4 Maksud dan Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.4.1 Maksud Penelitian


Maksud dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan mengkaji seberapa besar pengaruh
koordinasi terhadap efektivitas program pendidikan Bela Negara bagi siswa SMA dan SMK
di Kabupaten Bandung.

1.4.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar kesadaran
siswa dan siswi dalam melaksanakan pendidikan Bela Negara di wilayah Kabupaten Bandung

1.5 Kegunaan Penelitian


Penelitian dan observasi akan di laksanakan dengan baik sehingga menghasilkan informasi
yang akurat, terperinci, faktual dan dapat bermanfaat bagi peneliti secara pribadi, maupun
secara umum

1.5.1 Kegunaan Teoritis


Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pada organisasi pemerintahan, khususnya
fungsi Koordinasi

1.5.2 Kegunaan Praktis


Secara praktis penelitian ini berguna sebagai bahan masukan kepada

Badan Kesatuan bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung khususnya Kepala
Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Bangsa dalam menjalankan tugas
dan fungsinya sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi koordinasi
terhadap efektivitas program pendidikan bela negara.

BAB II

Bela negara dalam konteks NKRI

A.Pengertian bela negara dalam konteks NKRI


Bela Negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merujuk pada
kewajiban dan partisipasi aktif setiap warga negara dalam menjaga, mempertahankan, dan
meningkatkan keamanan, kedaulatan, serta keutuhan negara. Konsep ini mencakup dimensi
militer dan nonmiliter, menekankan bahwa bela negara tidak hanya menjadi tanggung
jawab aparat keamanan, melainkan juga tugas kolektif seluruh masyarakat.

Dalam kerangka Undang-Undang Dasar 1945, setiap warga negara memiliki kewajiban untuk
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Namun, bela negara tidak
terbatas pada aspek pertahanan fisik semata. Ia melibatkan pula pembinaan karakter,
pendidikan kewarganegaraan, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan yang mendukung
tujuan bela negara.

Pentingnya bela negara tergambar dalam semangat patriotisme dan rasa tanggung jawab
terhadap bangsa dan negara. Dengan memahami nilai-nilai kebangsaan, menjunjung tinggi
persatuan, dan aktif berkontribusi dalam pembangunan nasional, masyarakat diharapkan
dapat menjaga keutuhan NKRI di tengah dinamika global dan tantangan zaman. Sebagai
konsep yang holistik, bela negara mencerminkan komitmen bersama untuk memastikan
keberlanjutan, keamanan, dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembinaan karakter menjadi landasan integral bela negara, mengarah pada pembentukan
individu yang memiliki semangat kebangsaan, disiplin, dan integritas. Pendidikan
kewarganegaraan menjadi alat untuk menyebarkan nilai-nilai kebangsaan serta
memahamkan masyarakat akan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara.

Bela negara juga mencakup partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung
tujuan nasional, termasuk pelatihan keamanan, kegiatan sosial, dan inisiatif pembangunan.
Dengan demikian, bela negara bukan hanya sekadar sikap atau tindakan individual,
melainkan komitmen kolektif untuk menjaga dan memperkuat fondasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
B.Perundang-undangan yang mengatur bela negara

Perundang-undangan di Indonesia yang mengatur bela negara antara lain tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan beberapa undang-undang yang bersifat
turunan. Berikut adalah beberapa peraturan perundang-undangan yang secara khusus
mengatur aspek bela negara:

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945):

Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyebutkan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara:

Undang-Undang ini memberikan landasan hukum bagi pertahanan negara, yang mencakup
aspek militer dan nonmiliter. Menjelaskan mengenai ketahanan nasional, strategi
pertahanan, serta peran aktif masyarakat dalam mendukung pertahanan negara.

Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI (Tentara Nasional Indonesia):

Mengatur tentang kedudukan, tugas, fungsi, organisasi, dan administrasi TNI. Menekankan
peran TNI dalam menjaga keutuhan dan keselamatan NKRI.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah:


Mengatur tentang kewajiban pemerintah daerah untuk melaksanakan pembinaan
ketahanan wilayah dan kerjasama dengan TNI dalam hal pertahanan dan keamanan.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana:

Menyebutkan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana sebagai salah satu bentuk
kontribusi dalam bela negara.

Selain peraturan tersebut, terdapat perundang-undangan lain yang bersinggungan dengan


aspek bela negara, termasuk dalam bidang pendidikan, keamanan siber, dan ketahanan
nasional. Peraturan ini memberikan dasar hukum dan kerangka operasional bagi
pelaksanaan konsep bela negara di Indonesia..

Selain peraturan yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa perundang-


undangan lain yang turut mengatur aspek bela negara dan pertahanan nasional di
Indonesia. Beberapa di antaranya melibatkan berbagai sektor dan aspek kehidupan
masyarakat. Berikut beberapa contoh peraturan tersebut:

Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Pertahanan Keamanan (UU PK):

Merupakan revisi dari UU Pertahanan Negara tahun 2002. UU ini mengatur lebih lanjut
mengenai pertahanan negara, termasuk ketentuan tentang perencanaan pertahanan,
pembangunan kekuatan pertahanan, dan peran aktif masyarakat.

Undang-Undang No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial:


Memberikan landasan hukum bagi penanganan konflik sosial di Indonesia. Dalam konteks
bela negara, undang-undang ini menegaskan pentingnya upaya pencegahan konflik sosial
untuk menjaga keamanan dan stabilitas nasional.

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN):

Menyebutkan bahwa aparatur sipil negara wajib menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan
dan memiliki tanggung jawab terhadap keamanan dan pertahanan negara.

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2007 tentang Wajib Bela Negara bagi Pemuda dan
Pemudi:

Mengatur tentang wajib bela negara bagi pemuda dan pemudi, menekankan keterlibatan
generasi muda dalam bela negara melalui berbagai kegiatan.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka:

Menegaskan peran Gerakan Pramuka sebagai salah satu upaya pembinaan karakter dan
kesiapan generasi muda dalam bela negara.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pemberian Tanda Kehormatan Satya
Lencana Wira Karya:

Merupakan peraturan yang mengatur tentang pemberian tanda kehormatan kepada warga
negara yang berjasa dalam pembangunan dan pertahanan negara.

Dengan adanya kerangka hukum ini, pemerintah dapat mengoordinasikan,


mengimplementasikan, dan mengawasi upaya bela negara di berbagai sektor, mencakup
aspek militer dan nonmiliter, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga
keamanan dan keutuhan NKRI.
C.Pendidikan dan bela negara
Pendidikan dan Bela Negara: Membangun Karakter, Kesadaran, dan Keterlibatan Warga
Negara Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk warga negara yang memiliki
kesadaran tinggi terhadap tanggung jawab dan peran mereka dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendidikan bela negara di Indonesia tidak
hanya bersifat akademis, tetapi juga mencakup aspek pembentukan karakter, nilai
kebangsaan, dan keterlibatan aktif dalam mendukung pertahanan dan keamanan negara.

Pembinaan Karakter dan Moral:

Pendidikan bela negara menempatkan pembinaan karakter sebagai fokus utama. Sistem
pendidikan diharapkan mampu membentuk generasi muda dengan nilai-nilai moralitas,
integritas, dan semangat kebersamaan yang tinggi. Dengan demikian, siswa tidak hanya
menjadi pribadi yang cerdas secara akademis, tetapi juga berkontribusi positif dalam
masyarakat.

Pendidikan Kewarganegaraan:

Mata pelajaran kewarganegaraan menjadi sarana penting untuk meningkatkan pemahaman


siswa tentang hak dan kewajiban warga negara, sistem pemerintahan, dan nilai-nilai
demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan memainkan peran sentral dalam membentuk
kesadaran bela negara serta membekali siswa dengan pengetahuan yang diperlukan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pelatihan Keterampilan Khusus:

Program pendidikan bela negara dapat mencakup pelatihan keterampilan khusus yang
memberikan siswa pemahaman dan keterampilan praktis, seperti pertahanan diri,
pertolongan pertama, atau keterampilan bertahan di alam terbuka. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi berbagai situasi.
Partisipasi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler:

Sekolah dapat memotivasi partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus
pada bela negara. Keanggotaan dalam pramuka, kegiatan bakti sosial, atau kegiatan lainnya
dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan karakter kepemimpinan, kerja tim,
dan rasa tanggung jawab.

Pengenalan Terhadap Sejarah dan Budaya Bangsa:

Pendidikan bela negara memasukkan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan budaya
bangsa. Dengan memahami akar sejarah dan nilai-nilai budaya yang membentuk identitas
nasional, siswa dapat mengembangkan rasa kebangsaan yang kuat dan menghargai warisan
budaya Indonesia.

Pendidikan bela negara, sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, berperan
dalam membentuk generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga
memiliki semangat kebangsaan, kesadaran atas hak dan kewajiban, serta keterlibatan aktif
dalam mendukung pertahanan dan keamanan negara. Dengan pendidikan yang holistik,
diharapkan setiap individu dapat memahami peran mereka dalam menjaga keutuhan NKRI
dan berkontribusi pada pembangunan nasional.

D. Perjuangan mempertahankan NKRI

Perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah menjadi


sejarah panjang dan penuh pengorbanan bagi bangsa Indonesia. Sejumlah peristiwa dan
fase perjuangan tersebut merefleksikan semangat kebangsaan, ketahanan, serta tekad
untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah. Berikut adalah beberapa fase perjuangan
penting dalam mempertahankan NKRI:

Perang Kemerdekaan 1945-1949:

Fase awal perjuangan dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Indonesia berhadapan dengan tentara kolonial Belanda yang berusaha merebut kembali
wilayah jajahannya. Perang Kemerdekaan berlangsung hingga tahun 1949, dengan
Proklamasi tanggal 17 Agustus sebagai tonggak keberhasilan perjuangan kemerdekaan.
Operasi Militer di Papua:

Setelah menghadapi ancaman dari berbagai pihak, termasuk tuntutan keberlanjutan


perjuangan di Papua Barat, Indonesia berhasil mengamankan wilayah tersebut melalui
perundingan dengan PBB dan pihak terkait pada tahun 1969.

Konfrontasi dengan Malaysia:

Fase ini melibatkan konflik politik dan militer antara Indonesia dan Malaysia pada awal
1960-an. Konfrontasi berhasil diatasi melalui diplomasi dan perundingan, meneguhkan
prinsip persahabatan dan kerjasama antar-negara di kawasan.

Reformasi 1998:

Pada tahun 1998, Indonesia mengalami perubahan politik dan sosial melalui gerakan
reformasi. Perjuangan masyarakat untuk memperjuangkan reformasi demokratis di
Indonesia menghasilkan perubahan signifikan dalam sistem pemerintahan dan mewujudkan
paham demokrasi yang lebih inklusif.

Penanganan Terorisme:

Indonesia terus berjuang dalam menghadapi ancaman terorisme. Melalui berbagai upaya
pencegahan, penindakan, dan kerjasama internasional, Indonesia berhasil mengatasi
sejumlah tantangan keamanan terorisme dan menjaga kedamaian di dalam negeri.

Penanganan Krisis Kemanusiaan:

Indonesia juga telah aktif dalam menangani krisis kemanusiaan, seperti bencana alam dan
pandemi. Perjuangan dalam memberikan bantuan, pemulihan, dan ketahanan masyarakat
di tengah cobaan menjadi bagian integral dari usaha mempertahankan keberlanjutan NKRI.

Perjuangan mempertahankan NKRI terus berlanjut sebagai tanggung jawab kolektif seluruh
warga negara. Dengan semangat kebangsaan dan kerjasama yang kokoh, Indonesia terus
berkomitmen untuk menjaga kedaulatan, persatuan, dan kesejahteraan bangsa,
menciptakan fondasi kuat bagi masa depan yang lebih baik

BAB III

Penutup

RANGKUMAN
Dari banyaknya pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan penting sebagai
berikut ;
Sejarah Penuh Pengorbanan:

Perjuangan mempertahankan NKRI tergambar sebagai sejarah penuh pengorbanan, baik


dalam perang kemerdekaan, penyelesaian konflik, hingga penanganan krisis kemanusiaan.

Semangat Kebangsaan:

Setiap fase perjuangan mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat, di mana warga
Indonesia bersatu padu untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Diplomasi sebagai Solusi:

Dalam beberapa konflik, penggunaan diplomasi dan negosiasi terbukti menjadi solusi yang
efektif untuk menyelesaikan ketegangan antarbangsa, menegaskan pentingnya kerjasama
internasional.

Peran Masyarakat dalam Reformasi:

Gerakan reformasi tahun 1998 menunjukkan peran penting masyarakat dalam membentuk
arah demokratis Indonesia, menggambarkan kekuatan suara rakyat dalam menyuarakan
aspirasi untuk perubahan positif.

Penanganan Terorisme dan Krisis Kemanusiaan:

Upaya Indonesia dalam menangani terorisme dan mengatasi krisis kemanusiaan


menunjukkan ketangguhan dan komitmen negara dalam menjaga keamanan serta
kesejahteraan warganya.

Pendidikan sebagai Pilar Utama:


Pendidikan bela negara menjadi pilar utama dalam membentuk karakter, nilai kebangsaan,
dan kesadaran terhadap tanggung jawab terhadap negara.

Kesimpulan tersebut menggambarkan kompleksitas dan keberlanjutan perjuangan


mempertahankan NKRI. Dengan memahami sejarah dan tantangan yang dihadapi,
masyarakat Indonesia dapat terus bersatu dan berkontribusi pada pembangunan serta
menjaga fondasi kuat NKRI untuk generasi yang akan datang.

Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk lebih memperkuat semangat bela negara dan
memperkuat fondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):

1. Integrasi pendidikan Bela Negara:

Peningkatan integrasi pendidikan bela negara dalam kurikulum sekolah dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi, dengan menekankan pembinaan karakter, pemahaman nilai-nilai
kebangsaan, dan partisipasi aktif dalam kegiatan bela negara.

2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat:

Mendorong kampanye dan kegiatan sosialisasi secara intensif untuk meningkatkan


kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran setiap individu dalam menjaga keutuhan
dan keamanan NKRI.

3. Penguatan Kelembagaan Pertahanan dan Keamanan:

Memperkuat kelembagaan pertahanan dan keamanan untuk menjawab dinamika ancaman


modern, dengan investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan sistem pertahanan
siber.

4. Pengembangan Keterampilan Khusus:


Memperkuat program pelatihan keterampilan khusus di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi, seperti pertahanan diri, keterampilan pertolongan pertama, dan keterampilan yang
mendukung kemandirian dan ketahanan masyarakat.

5. Penggunaan Media Massa untuk Kampanye Positif:

Memanfaatkan media massa sebagai alat untuk kampanye positif yang mendukung
semangat bela negara, dengan fokus pada informasi edukatif, liputan berita yang
memotivasi, dan program-program yang membangun kesadaran bela negara.

6. Peningkatan Diplomasi dan Kerjasama Internasional:

Menguatkan diplomasi dan kerjasama internasional untuk menghadapi tantangan bersama,


dengan membangun hubungan baik antarbangsa dan berpartisipasi aktif dalam organisasi-
organisasi internasional.

7. Pemberdayaan Masyarakat Lokal:

Mendorong pemberdayaan masyarakat lokal melalui pelibatan dalam kegiatan sosial,


ekonomi, dan lingkungan, sehingga mereka merasakan dampak positif dari kontribusi
mereka terhadap pembangunan dan keamanan nasional.

8. Inovasi dalam Teknologi Pertahanan:

Mendorong inovasi dalam teknologi pertahanan, termasuk pertahanan siber dan teknologi
canggih lainnya, untuk memastikan bahwa Indonesia tetap tangguh menghadapi ancaman
modern.

Dengan mengimplementasikan saran-saran tersebut, diharapkan semangat bela negara


dapat semakin mengakar dalam masyarakat, dan fondasi NKRI tetap kokoh dalam
menghadapi berbagai dinamika zaman.
Daftar pustaka
https://chat.openai.com/c/a28e5107-bf4a-4b80-8c6f-21eec61f2006

Kata Kunci Di ChatGPT Buatlah Makalah Tentang Bela Negara dalam konteks NKRI

https://repositoryfisip.unla.ac.id/browse/previews/2411

Anda mungkin juga menyukai