Anda di halaman 1dari 14

HASIL REFLEKSI KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH WAJIB

KURIKULUM (Bahasa Indonesia 15)

Dosen Pengampu :
Dra.Nurhayati Harahap, M.Hum

Disusun Oleh :

Jonathan Dwi Saputra Tumanggor


220906022
Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

1
2023

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I..................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..............................................................................................................3

1. Latar Belakang........................................................................................................3
2. Tujuan.....................................................................................................................4

BAB II................................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4

1. Tinjauan Wawasan Kebangsaan.............................................................................5


2. Tinjauan Karakter Nasionalisme............................................................................6
3. Tinjauan Pendidikan...............................................................................................6
4. Peran Wawasan Kebangsaan Terhadap Karakter Nasionalisme Anak.................7

BAB III...............................................................................................................................8

HASIL REFLEKSI.............................................................................................................8

1. Pengetahuan............................................................................................................8
2. Cara Pandang..........................................................................................................8
3. Perubahan Perilaku.................................................................................................8
4. Keterampilan Komunikasi dan Substansi Mata Kuliah Sesuai Dengan Karakter

Bintang Universitas Sumatera Utara.............................................................................9

BAB IV..............................................................................................................................10

PENUTUP..........................................................................................................................10

1. Kesimpulan.............................................................................................................10

2
2. Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan manusia secara terus menerus untuk
menyempurnakan diri dari kekurangan dan keterbatasan yang dimilikinya ( Sulistyowati,
Sunna & Setiawan, 2018). Pendidikan seseorang akan mempengaruhi caranya berpikir,
berkarakter dan bertingkah laku. Pengetahuan individu akan bangsanya mempengaruhi
caranya memandang bangsa itu sendiri.

Krisis karakter nasionalisme terjadi pada anak-anak bangsa terutama anak-anak panti
asuhan, yang mungkin hanya mengenyam pendidikan formal atau bahkan tidak sekolah
sama sekali. Sesuai dengan tujuan lokasi panti asuhan yang akan dituju, panti asuhan
tersebut hanya menampung anak-anak dengan latar kepercayaan yang sama sehingga
dikhawatirkan akan sulit mengenal dan bersosialisasi dengan saudara dari latar
kepercayaan yang berbeda. Itu sebabnya wawasan kebangsaan menjadi bagian inti dari
kurikulum pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, terutama anak-anak yang masih
dalam masa pengenalan akan negaranya. Hal ini diupayakan agar Indonesia dapat
melahirkan generasi bangsa yang rela berkorban untuk kepentingan nasional.

Upaya dalam menciptakan pendidikan berkualitas dengan penanaman karakter


nasionalisme, khususnya bagi anak-anak panti asuhan sangat berkaitan dengan mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Pemimpin berkualitas pun haruslah seseorang yang
memiliki agama dengan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi
pedoman dalam berbuat baik. Adapun hubungan dengan tema yang diambil yaitu
“Gotong Royong Merawat Kebhinekaan Sebagai Modal Dasar menuju Sumatera Utara
Maju, Aman, dan Bermartabat”, adalah bahwa untuk merawat kebhinekaan secara
bersama haruslah dengan rasa nasionalisme yang tinggi khususnya dalam lingkup
Provinsi Sumatera Utara yang masih banyak terdapat anak-anak yang tidak mengenal dan
tidak peduli dengan bangsanya sendiri. Maka dari itu, semangat dalam menciptakan

3
pendidikan berkualitas dapat dimulai

4
dengan menanamkan rasa cinta tanah air agar merawat kebhinekaan dan integritas
Indonesia sebagai suatu bangsa

2. Tujuan

Tujuan terselenggaranya kegiatan proyek ini diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk menyadari peran penting wawasan kebangsaan dalam menumbuhkan


kebangsaan warga negaranya. Semangat dan bernegara.
2. Untuk mengupayakan penguatan karakter nasionalisme anak-anak panti asuhan dalam
berbangsa dan bernegara
3. Untuk menanamkan karakter nasionalisme melalui wawasan kebangsaan kepada
anak- anak panti asuh

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Wawasan Kebangsaan

Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya masing-
masing, dan cara pandang tersebut dapat diistilahkan menjadi wawasan kebangsaan. Bangsa
Indonesia memiliki wawasan kebangsaannya sendiri yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut bangsa Indonesia memiliki cara pandang untuk melangkah ke
depan dalam mencapai tujuan nasional. (Mulyadi, 2010) berpendapat bahwa “wawasan
kebangsaan adalah cara pandang yang dapat memberi pijakan bagi anak bangsa dalam
membangun kohesi sosial dan kesepakatan hidup bersama di tengah negeri yang memiliki
ribuan pulau, pluralitas etnis, bahasa, budaya, ideologi informal berserta agama”.

Wawasan Kebangsaan pada hekekatnya merupakan suatu pandangan atau cara pandang yang
mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air,
menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai bangsa untuk
membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, di tengah persaingan dunia yang
globalistik, tanpa harus kehilangan akar budaya dan nilai-nilai dasar pancasila yang telah kita
miliki.

Berdasarkan wawasan kebangsaan itu, dinyatakan pula bahwa wawasan kebangsaan adalah suatu
wawasan yang mementingkan kesepakatan, kesejahteraan, kelemahan, dan keamanan
bangsanya sebagai titik tolak dalam berfalsafah berencana dan bertindak. Wawasan
kebangsaan dapat dimaknai sebagai suatu konsep yang didasarkan pada kesadaran diri, yaitu
diri sendiri sebagai warga suatu negara dan lingkungan tempat tingginya dalam negara dan
kehidupannya. Wawasan kebangsaan inilah yang menjadi landasan esensial pembentuk cara
berpandang masyarakat terhadap eksistensi bangsanya sendiri yang pada hakikatnya
bertujuan pada persatuan dan kesatuan. Persatuan atau kesatuan bangsa yang bersifat kultural
tidak hanya

6
bernuansa struktural, tetapi juga meliputi persatuan ideologis, kesatuan politik, persatuan
sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan persatuan pertahanan dan keamanan negara.

2. Tinjauan Karakter Nasionalisme

(Pureklolon, 2017) menyatakan bahwa nasionalisme merupakan bentuk loyalitas terhadap


negara. Dalam pengertian ini, dapat dipahami bahwa terdapat rasa “belong” atau saling
memiliki antara rakyat dan negaranya. Ikatan ini membentuk asosiasi yang dapat menguatkan
identitas bangsa dalam mempertahankan eksistensinya.

Nasionalisme adalah paham bahwa loyalitas tertinggi seorang individu harus tunduk pada
negara. Perasaan mendalam dengan ibu pertiwi, tradisi lokal dan pejabat lokal selalu ada
dalam sejarah dan memiliki keuntungan yang jelas. Pemahaman di atas dapat membawa kita
pada kesimpulan bahwa nasionalisme adalah pemahaman akan rasa cinta dan pengabdian
yang tinggi terhadap negara karena mereka memiliki kesamaan identitas dan memahami
pendirian dan keyakinan suatu negara dimana mereka mengalami rasa memiliki dan
persatuan.

Nasionalisme sebagai gerakan politik merupakan sarana untuk merebut kembali kebanggaan
etnis sebagai landasan untuk membangun negara berdasarkan kesamaan budaya. Rasa
kebersamaan sosial, semangat rela berkorban, dan patriotisme semuanya bisa bersumber dari
semangat nasionalisme.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi sikap nasionalisme warga negaranya. Faktor -faktor
tersebut dikerucutkan menjadi dua jenis, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal ialah faktor yang berasal dari individu itu sendiri. Faktor-faktor ini meliputi
kepemimpinan, perilaku keluarga dan sanak saudara serta demokratisasi yang melampaui
batas adat dan etiket serta manifestasi yang meluas. Sedangkan faktor eksternal ialah faktor
yang berasal dari luar individu atau berasal dari lingkungan, Faktor-faktor ini meliputi
globalisasi dan liberalisme negara-negara Barat.

7
3. Tinjauan Pendidikan

8
Pendidikan adalah usaha dasar untuk mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma
tersebut, serta mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup
dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan. Dalam mencapai tujuan
pendidikan dalam upaya memajukan bangsa, terjadi suatu proses pendidikan atau proses
belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang,
masyarakat, maupun negara, sebagai penyebab perkembangannya.

Pendidikan menentukan cara hidup seseorang, karena terjadinya modiikasi dalam pandangan
seseorang disebabkan pula oleh terjadinya pengaruh interaksi antara kecerdasan. Perhatian,
dan pengalaman, yang dinyatakan dalam perilaku, kebiasaan, paham kesusilaan, dan lain
sebagainya. Sebagai usaha, pendidikan bertujuan menjadikan manusia dewasa, bertanggung
jawab, dan mampu berdiri sendiri (mandiri) sesuai dengan sifat, hakikat, dan ciri- ciri
kemanusiaannya.

Masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas pula, meliputi seluruh aspek
hidup dan kehidupan manusia atau sepanjang pengalaman yang dialami seseorang, sejak ia
dilahirkan hingga berpisah dengan dunia kehidupan atau mati. Dalam proses pendidikan,
potensi-potensi yang ada dibawa tiap-tiap individu sejak lahir, merupakan potensi dasar
manusia dan merupakan isi pendidikan yang dibina dan dikembangkan dalam proses hidup
dan kehidupan seseorang, mulai dari lingkungan keluarga hingga kepada masyarakat yang
lebih luas.

4. Peran Wawasan Kebangsaan Terhadap Karakter Nasionalisme Anak

Dalam menjaga integritas dan kualitas sumber daya manusia negara Indonesia, pengetahuan
mengenai wawasan kebangsaan sangat penting khususnya bagi anak-anak yang akan menjadi
pemegang estafet kepemimpinan bangsa. Selain daripada itu, penciptaan sumber daya
manusia yang baik dapat menciptakan kepemimpinan dalam kelembagaan birokrasi negara
ataupun lembaga lainnya sehingga dapat menjaga tindakan kesewenang-wenangan seperti
korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, terbentuknya jiwa pemberontak, dan lain sebagainya
yang dapat membahayakan bangsa dan negara. Kontribusi dalam membangun negara untuk
semakin maju dan semakin sejahtera dapat terwujud dengan generasi penerus bangsa yang
mencintai negaranya sendiri.
9
Tidak hanya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, namun juga dituntut agar
tidak melupakan sejarah bangsa dan anak muda dapat belajar dari sejarah tersebut.. Menuntun
masa depan bangsa tidak dapat terwujud apabila sejarah dilupakan. Anak-anak perlu
mengingat pahlawan dan alur perjuangan dalam membebaskan jiwa dan berpikir untuk
membentuk negara yang merdeka sehingga hal tersebut penuh makna untuk tiap individu
dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga, peran nasionalisme ataupun wawasan kebangsaan
sangat penting dalam pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.

BAB III

HASIL REFLEKSI

1. Pengetahuan

Selama kegiatan pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum Pendidikan Bahasa Indonesia
banyak didapatkan pengetahuan. Materi yang diajarkan dalam mata kuliah ini beragam dan
penyampaian pengajar cukup ringan sehingga dapat diterima dan dimengerti dengan mudah.
Saya menjadi lebih fasih dalam menggunakan bahasa baku, membuat kalimat efekif, dan
memakai diksi yang tepat dalam kalimat. Pengetahuan mengenai artikel-artikel ilmiah,
tujuan, dan penggunaanya juga menambah pengetahuan saya sebagai mahasiswa. Dari materi
tersebut, mampu menambah wawasan dan pengetahuan saya mengenai pendidikan Bahasa
Indonesia, mengenai aturan-aturan dalam penggunaan Bahasa Indonesia, bagaimana
membuat kalimat yang baik dan benar

2. Cara Pandang

10
Setiap pemahaman yang disampaikan pengajar mudah untuk dipahami. Nilai-nilai Bahasa
yang dipelajari menjadi pegangan atau acuan penulis dalam bersikap dan bertingkah laku,
yang berkaitan dengan sistem nilai. Mata kuliah ini memberikan landasan penting dalam
memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dalam mata kuliah
ini, saya belajar tentang tata bahasa, struktur kalimat, dan kaidah-kaidah penulisan yang
berlaku dalam bahasa Indonesia. melalui mata kuliah ini, saya menyadari keindahan bahasa
Indonesia dan peran pentingnya dalam memperkuat identitas budaya.

3. Perubahan Perilaku

Dengan adanya pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia ini membuat saya mengetahui
bagaimana cara penulisan dan berkomunikasi yang baik dan benar, yang dimana dalam hal
ini bisa saya pratekkan didalam kehidupan saya sehari-hari yaitu dalam mengerjakan tugas
saya dan berkomunikasi. Pemilihan kata sangat menentukan baik tidaknya sebuah tulisan.
penulis mulai menggunakan dan mempelajari pemilihan kata yang tepat untuk dipakai dalam
menulis khususnya menulis karya ilmiah. Melalui MKWK Bahasa Indonesia ini saya mulai
merubah cara berbahasa saya baik dalam menggunakan kata baku atau tidak baku

4. Keterampilan Komunikasi dan Substansi Mata Kuliah Sesuai Dengan Karakter


Bintang Universitas Sumatera Utara

Tujuan proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum dapat membantu ketrampilan komunikasi
dalam kelompok. Saling menghargai ditengah perbedaan diantara setiap individu, mendorong
mahasiswa mengerjakan tugas serta menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. serta juga
memperkuat ciri-ciri serta rasa nasionalisme diwujudkan dalam tagihan-tagihan yang
diberikan. Baik berupa tugas proyek dalam bentuk grup atau pribadi dan materi pembelajaran
serta sebagainya. Tagihan tersebut mampu mendorong mahasiswa mempunyai perilaku serta

11
pemikiran kritis mengenai permasalahan yang dihadapi bangsanya, dan memiliki karakter
unggul sinkron dengan karakter BINTANG USU.

1. Bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa pada bingkai kebhinekaan manusia USU taat pada
Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa bermohon pada-Nya agar segala upaya meraih
keberhasilan, serta disertai semangat kebersamaan serta toleransi antar pemeluk kepercayaan.

2. Inovatif yang berintegritas insan USU menyadari bahwa buat sebagai universitas ternama
bereputasi, serta memperoleh pengakuan internasional dperlukan inovasi pada berbagai
bidang dengan tetap berpedoman pada kaidah etika keilmuan serta profesionalisme.

3. Tangguh serta arif insan USU pantang menyerah dan tidak mudah putus harapan pada
memperjuangkan cita- cita menggunakan bersikap arif.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Mata kuliah Bahasa Indonesia dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam


berbahasa Indonesia yang baik dan benar untuk mengukur rasa nasionalisme sebagai bangsa
Indonesia. Mata kuliah Bahasa Indonesia juga membantu mahasiswa untuk
mengkomunikasikan ide serta gagasan kepada pihak lain agar terjalin interaksi yang
bermanfaat. Pembelajaran MKWK ini mampu menambah wawasan dan pengetahuan saya
mengenai pendidikan Bahasa Indonesia seperti, pemahaman mengenai kedudukan dan fungsi
Bahasa Indonesia yang tidak sesederhana yang dibayangkan oleh orang-orang secara umum.
Keuntungan yang didapat mahasiswa dalam pembelajaran MKWK berbasis proyek, yaitu
mendapatkan pengalaman baru melalui pengerjaan proyek yang sudah dirancang dan
mendapatkan hubungan pertemanan dengan mahasiswa dari berbagai program studi dan
fakultas.

2. Saran
12
Saran dalam pembelajaran proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum ini agar tetap menjadi
kegiatan proyek bagi mahasiswa guna membuka wawasan terhadap mahasiswa yang tampil
beda dan bisa mengerti tujuan proyek mereka. Penulis berharap adanya pembelajaran yang
terdiri dari Pendidikan Pancasila selama MKWK mendapatkan pembelajaran tambahan yang
dihasilkan. Dengan begitu dosen dan mahasiswa sama-sama bisa berinteraksi dengan baik
dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowati, P. Sunnah, H. V. & Setiawan, A. D. (2018). Kajian Pendidikan Karakter


Berbasis Religi dalam Menangani Problematika Kenakalan Anak SDN Gadang I Malang.
Jurnal Ilmu Pendidikan, 37-44.

Anwar, M. (2017). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana

Mulyadi. (2010). Evaluasi pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama Di


Sekolah. Malang: UIN-Maliki Press.

Pureklolon, TT. (2017). Nasionalisme: Supremasi Perpolitikan Negara. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Sofy, S. F. & Sundawa, D. (2015). HUBUNGAN MATA KULIAH PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DENGAN PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN
DAN
SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.

Suryansah, A. (2011). Landasan Pendidikan. Banjarmasin: Comdes.

Yuniarto, B. (2021). Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish


13
Suwendra, W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Nila Cakra Publishing
House.

14

Anda mungkin juga menyukai