Anda di halaman 1dari 4

RMK

PEMERIKSAAN INTERNAL
CONTROL SELF-ASSESSMENT

Dosen Pengampu :
Acynthia Ayu Wilasittha, S.E., M.S.A., Ak

Disusun Oleh :

Nathaniela Nadine G.L (22013010148)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2024
DEFINISI CSA

Proses pengendalian internal ini evaluasi dan bertujuan memberikan kepercayaan


bahwa semua tujuan bisnis akan dicapai. CSA adalah pendekatan audit berbasis risiko yang
telah disahkan IIA sebagai proses manajemen menangani isu-isu yang lebih modern.
Biasanya CSA diimplementasikan pada kegiatan yang berpotensi adanya risiko bagi
organisasi sehingga dapat meminimalisir kinerja audit yang rendah dan lebih fokus pada
kegiatan utama yang memerlukan perbaikan. CSA tidak dapat digunakan pada area-area yang
berhubungan dengan investigasi kecurangan/fraud. Faktor yang riskan dalam pengendalian
yaiyu manusia, manusia bisa memberikan kinerja pengendalian buruk ataupun sebaliknya.
Maka dari itu bagi organisasi penting untuk terus memotivasi para anggota organisasi agar
melaksanakan pengendalian secara maksimal.

MANFAAT CSA
Dalam proses mengidentifikasi risiko, kecukupan, dan efektivitas pengendalian
internal di setiap organisasi, CSA membantu manajer & karyawan. Oleh karena itu, CSA
menawarkan manfaat yang signifikan bagi auditor internal dan komite selain manajer.
Berikut adalah manfaat dari CSA.

a. Bagi Manajemen :
1. Meningkatkan kesadaran manajemen terhadap tanggung jawab terkait
penilaian risiko & pengendalian aktivitas dalam organisasi.
2. CSA mendukung manajemen dan staf dalam menjalankan tugas &
tanggung jawab mereka, sambil memberikan pertanggungjawaban
terkait manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif.
3. Melalui pelatihan, setiap tingkatan manajemen dapat berkomunikasi &
berdiskusi, memberikan peluang untuk meningkatkan interaksi di setiap
tingkat/jenjang manajemen.
b. Bagi Auditor Internal :
1. Menekankan kewajiban etis auditor internal dalam memberikan
panduan serta rekomendasi perbaikan kepada pihak yang diaudit.
2. Memperkuat peran & fungsi audit internal dalam menilai risiko &
pengendalian.
3. CSA menjadi alat auditor internal untuk meningkatkan & menguji
kontrol lunak.
c. Untuk Panitia Audit :
1. Hasil dari pelaksanaan CSA menjadi lebih sesuai dengan jadwal waktu.
2. Efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya dalam proses audit.
3. Mendapatkan wawasan yang komprehensif mengenai keadaan
pengendalian internal di seluruh organisasi.

A. PROSES DAN PROGRAM AUDIT CSA


1. Lokakarya (workshop)
Lokakarya ini merupakan pendekatan yang sering diterapkan dalam CSA,
biasanya disebut sebagai “Lokakarya Control and Risk Self-Assessment” (CRSA).
Dalam melaksanakan lokakarya ini terdapat beberapa tahap atau proses yang
diantaranya yaitu :
a. Perencanaan
Pada tahap ini auditor internal, sebagai fasilitator, perlu menyusun
jadwal dan mengirim surat kepada kelompok kerja. Selama pertemuan,
fasilitator mengidentifikasi tujuan penilaian pengendalian, peserta yang
terlibat, serta misi dan sasaran. Selanjutnya, disiapkan program penilaian
pengendalian dengan langkah-langkah implementasi dan dokumentasi.
Program tersebut disahkan oleh kelompok kerja dan fasilitator sebagai
kesepakatan dalam proses diskusi self-assessment. Otorisasi ini penting untuk
memudahkan arahan peserta diskusi oleh pimpinan. .
b. Pelaksanaan
Dokumen audit wajib selaras dengan program yang telah ditetapkan,
yang memuat judul penugasan, manajer kelompok kerja, fasilitator, sumber
data, nomor kertas kerja, dan nama file. Setiap proses pada program harus
disertai paraf, tanggal, dan referensi pada kertas kerja. Hasil diskusi self-
assessment harus dirangkum dalam tiga dokumen:
• Proses operasional dan pengendalian yang digunakan.
• Rencana tindakan perbaikan.
• Daftar informasi pengendalian/resiko yang dilaporkan pada manajemen
tinggi.
c. Pengomunikasian Hasil
Hasil lokakarya, yang mencakup daftar risiko, pengendalian, dan
rencana tindakan, disampaikan sama manajer kelompok kerja kepada
manajemen tingkat atas. Kemudian manajemen tingkat atas diminta untuk
menyatakan penerimaan daftar informasi risiko dan pengendalian serta
memberikan otorisasi pada rencana tindakan. Perlu diingat bahwa draft
laporan awal penilaian pengendalian perlu disetujui oleh manajer kelompok
kerja dan fasilitator audit internal sebelum dibahas dengan manajemen senior.
Setelah persetujuan, draf laporan awal yang telah disetujui didistribusikan
kepada peserta lokakarya untuk finalisasi perubahan. Draf laporan akhir
penilaian pengendalian harus disampaikan kepada manajemen senior untuk
persiapan respons formal dan kepada pimpinan unit audit internal untuk
peninjauan. Terakhir laporan final, yang disusun dan ditandatangani oleh
fasilitator dan juga ditandatangani oleh pimpinan audit internal.
d. Administratif
Formulir evaluasi penilaian pengendalian harus diserahkan kepada
peserta. Kemudian ringkasan waktu penugasan harus dimasukkan dalam
kertas kerja setelah laporan dicetak dengan membandingkan total jam dengan
jumlah jam yang direncanakan. Rencana selisih mingguan perlu
didokumentasikan dan dijelaskan dengan jelas serta peninjauan jaminan
kualitas juga harus dilaksanakan.
2. Survei dengan Pengisian kuesioner
Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
pengendalian internal pada setiap unit yang diaudit atau auditee. Auditee akan
diberikan sejumlah pertanyaan melalui penyebaran kuesioner. Committee of
Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) menerbitkan
lima komponen pengendalian internal yang merupakan dasar dari desain
Kuesioner. Survei CSA mencakup:

a. Pengelolaan Lingkungan
1. Integritas dan nilai etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Filosofi manajemen dan gaya operasional
4. Struktur organisasi
5. Pembagian wewenang dan tanggung jawab
6. Kebijakan dan praktik evaluasi sumber daya manusia
b. Risiko
1. Sasaran organisasi dan tujuan
2. Identifikasi prioritas risiko
3. Pengendalian perubahan
c. Aktivitas Pengendalian
1. Kebijakan dan peraturan tertulis
2. Manajemen prosedur
3. Mengelola sistem informasi
d. Informasi dan Komunikasi
1. Akses terhadap informasi
2. Pola komunikasi
e. Pemantauan
1. Kontrol oleh manajemen
2. Sumber eksternal
3. Mekanisme tanggapan
4. Mekanisme evaluasi diri
3. Wawancara Secara Terstruktur
Saat membuat daftar pertanyaan, kita dapat:
1. Menentukan topik wawancara lalu putuskan sumber mana yang akan diwawancarai.
Dengan membuat daftar pertanyaan dengan memperhatikan kelengkapan pertanyaan
yang terdiri atas apa, siapa, mengapa, dimana, apa, dan bagaimana.
2. Putuskan sumber mana yang akan diwawancarai.
3. Selanjutnya, buatlah daftar pertanyaan.
4. Saat wawancara, usahakan menggunakan bahasa yang pantas, sopan, dan benar.
5. Catat poin-poin penting dari tanggapan orang yang diwawancarai. Pada tahap ini,
pewawancara boleh membawa alat perekam untuk merekam wawancara.
6. Langkah terakhir adalah menulis laporan hasil wwawancara

Anda mungkin juga menyukai