Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Protokol Kesehatan, Kebersihan Tangan dan Etika


Batuk
Hari/Tanggal : Pelaksanaan penyuluhan setiap minggu pada hari
Kamis atau Jumat [ Jumat 31 Maret 2023 }
Waktu : 09.00-09.30 WIB (30 menit )
Penyaji : Komite PPI RSUD Singasana
Tempat : Ruang Tunggu Pasien dan Pengunjung Poliklinik

a) Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan edukasi pada pengunjung diharapkan peserta dapat
mengerti dan memahami tentang protokol kesehatan, kebersihan tangan
dan Etika Batuk
b) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan edukasi perawat diharapkan mampu menjelaskan
tentang:
 Definisi protokol kesehatan dan apa saja yang termasuk
protokol kesehatan
 Definisi kebersihan tangan dan Hygiene respirasi/etika batuk
 Mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan 6 langkah dan
etika batuk/bersin di masyarakat

1. Pelaksanaa Edukasi

No Kegiatan Waktu Penyaji Peserta Media/ Alat


1 Pembukaan 3 Menit - Salam Pembuka Menjawab salam
Deskripsi - Memperkenalkan diri

- Menjelaskan topik Mendengarkan


yang akan disampaikan
Tujuan - Menjelaskan TIU dan Mendengarkan
TIK

Relevansi - Menjelaskan relevansi


dari materi yang
disampaikan terhadap
kesehatan.
2 Kerja 15 menit 1. Penyampaian materi Mendengarkan Fasilitas
menjelaskan tentang: dan mempraktekkan Kebersihan
a) Protokol tangan
kesehatan dan
apa saja yang
termasuk
protokol
kesehatan
b) Definisi
kebersihan
tangan dan etika
batuk
c) Demonstrasi cara
mencuci tangan 6
langkah dan etika
batuk
2. Tanya jawab

3 Penutup 10 menit - Evaluasi memberikan Menjelaskan dan Fasilitas


pertanyaan tentang mempraktekkan APD dan
a) Protokol kesehatan Kebersihan
dan apa saja yang Tangan
termasuk protokol
kesehatan.
b) Definisi kebersihan
tangan dan etika
batuk.
c) Demonstrasi cara
mencuci tangan 6
langkah dan etika
batuk
- Menyimpukan - Mendengarkan

- Salam Penutup - Menjawab salam

2. Sasaran
Sasaran ditujukan kepada seluruh pengunjung dan pasien yang berkunjung ke
Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Singasana

3. Strategi
a) Metode : Ceramah, Diskusi, Demonstrasi
b) Media : Fasilitas Kebersihan Tangan (handrub), Leaflet

4. Setting
: Penyaji

: Peserta

: Moderator

5. Evaluasi
a) Evaluasi struktural
1) Membuat SAP
2) Kontrak waktu
3) Menyiapkan peralatan
Peralatan atau media yang digunakan adalah leaflet dan handrub.

b) Evaluasi proses
1) Peserta
 Peserta edukasi mengikuti kegiatan sampai selesai
 Peserta penyuluhan kooperatif, aktif berparsipasi selama
proses edukasi
2) Pemberi edukasi
 Bisa memfasilitasi jalannya edukasi
 Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
 Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
MATERI PENYULUHAN
PROTOKOL KESEHATAN, KEBERSIHAN TANGAN DAN ETIKA
BATUK

A. PROTOKOL KESEHATAN
Meski vaksin telah diberikan, bahkan telah ada vaksin booster
untuk penguat bagi kalangan petugas medis, pemerintah tetap
menggalakkan masyarakat, dari lapisan teratas hingga paling bawah untuk
terus disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M. Sebenarnya, apa saja
yang termasuk dalam protokol kesehatan 5M yang diwajibkan sebagai
salah satu cara terbaik mencegah penularan vaksin corona?

1. Cuci Tangan
Mencuci tangan secara rutin menjadi protokol kesehatan 5M yang
pertama dan dirasa efektif untuk mencegah penularan virus corona. Agar
hasilnya maksimal, kamu disarankan untuk mencuci tangan setidaknya
selama 20 detik dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Lakukan
sesering mungkin, terutama pada kondisi:
 Sebelum menyentuh makanan.
 Setelah menggunakan toilet.
 Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.
 Setelah beraktivitas di luar ruangan.
Jika tidak ada air yang mengalir, kamu bisa menggunakan produk
pembersih tangan yang mengandung alkohol setidaknya dengan kadar
sebesar 70 persen.

2. Pakai Masker
Saat pandemi mulai melanda dunia, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyebutkan bahwa penggunaan masker hanya dilakukan untuk
orang-orang yang terserang penyakit, bukan orang yang sehat. Akan tetapi,
pada kenyataannya, pandemi yang masih belum usai dan terus memakan
korban membuat penggunaan masker pun diwajibkan untuk seluruh
lapisan masyarakat. Bahkan, di beberapa negara, Amerika Serikat
misalnya, pusat kesehatan setempat mewajibkan masyarakat negara
tersebut memakai masker bahkan saat berada di rumah untuk kondisi
tertentu. Misalnya:
 Ada anggota keluarga yang terserang COVID-19.
 Ada anggota keluarga yang berisiko terpapar virus corona karena
beraktivitas di luar rumah.
 Merasakan adanya gejala yang mengarah pada infeksi virus
corona.
 Ruangan yang sempit.
 Tidak bisa menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnya.
Bahkan, di beberapa rumah sakit pun kini dianjurkan untuk menggunakan
masker dobel. Ini karena mengingat terus berkembangnya virus corona
menjadi berbagai varian baru yang lebih ganas dan mematikan.

3. Menjaga Jarak
Protokol kesehatan 5 M selanjutnya adalah menjaga jarak saat
sedang beraktivitas di luar ruangan. Adanya aturan ini juga berdasarkan
pada Keputusan Menteri Kesehatan RI dalam “Protokol Kesehatan Bagi
Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan
dan Pengendalian COVID-19.”
Aturan tersebut menyebutkan, setiap orang wajib menjaga jarak
setidaknya sejauh 1 meter dengan orang lain guna mencegah paparan
droplets dari orang yang batuk, bersin, atau bicara. Pun, sebaiknya hindari
berkerumun, tempat ramai, dan berdesakan. Apabila tidak mungkin
menjaga jarak, bisa dibuat rekayasa untuk menghindari risiko paparan.
Rekayasa dalam bentuk administrasi bisa berupa membatasi
jumlah orang dalam ruangan atau mengatur ulang jadwal. Sementara itu,
rekayasa dalam bentuk teknis bisa dilakukan dengan cara membuat batas
atau partisi di ruangan atau mengatur jalur masuk dan keluar di satu
tempat.
4. Menjauhi Kerumunan
Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan juga merupakan
protokol kesehatan yang harus dilakukan. Menurut Kementerian
Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi
kerumunan saat berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering
kamu bertemu orang, maka kemungkinan terinfeksi virus corona pun
semakin tinggi.
Oleh sebab itu, hindari tempat keramaian terutama bila sedang
sakit atau berusia di atas 60 tahun (lansia). Menurut riset, lansia dan
pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi terserang virus
corona.

5. Mengurangi Mobilitas
Virus penyebab corona bisa berada di mana saja. Jadi, semakin
banyak waktu yang kamu habiskan di luar rumah, maka semakin tinggi
pula risiko tubuh terpapar virus jahat ini. Oleh karena itu, bila tidak ada
keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah.
Menurut Kemenkes, meski sehat dan tidak ada gejala penyakit,
belum tentu kamu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama.
Pasalnya, virus corona dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan
sangat cepat.
Gambar 1. Protokol Kesehatan dengan 5 M

B. KEBERSIHAN TANGAN
a) Mencuci Tangan: proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
b) Flora transien dan flora residen pada kulit: flora transien pada
tangan diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain
dan permukaan lingkungannya (misalnya meja periksa, lantai dan
toilet). Organism ini tinggal di lapisan luar kulit dan terangkat dengan
mencuci tangan menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Flora
residen tinggal dilapisan kulit yang lebih dalam serta di dalam folikel
rambut dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya, bahkan dengan
pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih.
Untungnya, pada sebagian besar kasus, flora residen kemungkinan
kecil terkait dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara,
seperti flu burung. Tangan dan kuku dari petugas kesehatan dapat
terkolonisasi pada lapisan dalam oleh organism yang menyebabkan
infeksi seperti S.aureus, batang gram negative atau ragi.
c) Air bersih: air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan
disaring sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya
(misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrument medis)
karena memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pada
keadaan minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme dan
memiliki turbiditas rendah (jernih dan tidak berkabut).
d) Sabun: produk-produk pembersih (batang,cair, lembar atau bubuk)
yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu
melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel
sementara pada tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk
melepaskan organism secara mekanik, smentara sabun antiseptic (anti
mikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan dari hamper sebagian besar mikroorganisme.
e) Agen Antiseptic atau antimikroba (istilah yang digunakan
bergantian): bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan
hidup lain untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik
yang sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga
mengurangi jumlah hitung bakteri total. Contohnya adalah:
 Alcohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metal alcohol)
 Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
 Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(savlon)
 Yodium 3%, yodium dan produk alcohol berisi yodium atau
tincture (yodium tincture)
 Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX)
berbagai konsentrasi (Dettol)
 Triklosan 0,2-2%
f) Emollient: cairan organic, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol
yang ditambahkan pada handrubdan losion. Kegunaan emollient untuk
melunakkan kulit dan mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan
sabun yang terlalu sering (dengan atau tanpa antiseptic) dan air.

Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan


sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh,
atau menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)bila tangan tidak
tampak kotor. Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek,
tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin. Cuci tangan dengan
sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan pada
saat:
a) Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu
darah, cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti
verband, walaupun telah memakai sarung tangan.
b) Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya
yang bersih, walaupun pada pasien yang sama.
Gambar 2. Cara Kebersihan Tangan Dengan Sabun Dan Air Diadaptasi Dari:
WHO Guidelines on Hand Hygiene in Healt Care: First Global Patient
Safety Challenge, World Health Organization, 2009
Gambar 3. Cara Kebersihan Tangan Dengan Antiseptic Berbasis Alcohol
Diadaptasi Dari: Who Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First
Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009

A. HYGIENE RESPIRASI/ ETIKA BATUK


Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan
jenis transmisiairborne dan droplet. Fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyediakan sarana cuci tangan seperti wastafel dengan air mengalir, tisu,
sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker bedah. Petugas, pasien
dan pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas, harus melaksanakan
dan mematuhi langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan atau lengan
atas.
b) Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci
tangan.

Gambar 4. Etika Batuk


DAFTAR
PUSTAKA

Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas
Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No
382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Peraturan menteri kesehatan RI
nomor 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Jakarta
: Kementerian kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI, Pedoman pencegahan dan pengendalian


infeksi di rumah sakir dan fasilitas pelayanan kesehatan lain
nya. Jakarta : Kementrian kesehatan RI. Cetakan ketiga, 2011.
World Health Organization (WHO) (2009). WHO guidelines on hand hygiene
in health care.

Anda mungkin juga menyukai