Marsinah - Pahlawan Kelas Pekerja
Marsinah - Pahlawan Kelas Pekerja
Perjuangan tidak berhenti sampai di situ. Pada tanggal 5 Mei 1993, 13 orang
pekerja dipanggil ke Kodim Sidoarjo. Tentara memaksa mereka menandatangani surat
pengunduran diri di sana. Karena mengalami kesulitan fisik dan psikologis, 13
karyawan tersebut dengan berat hati menerima pengunduran diri mereka. Delapan
pekerja lainnya dipecat di tempat yang sama dua hari kemudian. Gigi hukum tumpul
oleh bayonet tentara.
Dengan semangat solidaritas, Marsinah pergi ke Kodim Sidoarjo pada hari yang
sama seorang diri untuk menanyakan nasib 13 temannya. Marsinah menghilang sekitar
pukul 22.00. Teman-temannya tidak tahu di mana dia berada hingga jasadnya
ditemukan pada tanggal 9 Mei.
Ada banyak pengadilan dan penyelidikan, tapi tidak ada yang bertanggung
jawab. Dari rezim Soeharto, Gus Dur, hingga Megawati, kasus kematian Marsinah
berulang kali diangkat, namun tak membuahkan hasil, seakan-akan hukum di negeri
"demokratis" ini sudah terkubur bersama jasad Marsinah.
Di sisi lain, rezim Soeharto terus menyamakan aktivisme buruh dengan Partai
Komunis Indonesia yang terlarang, yang dilarang pada tahun 1965 dan kemudian
dihancurkan. Dalam sebuah laporan kepada Perwakilan Dagang Amerika Serikat pada
bulan November 1992, pemerintah Indonesia menyatakan, "Salah satu jalan yang
mungkin untuk subversi komunis adalah melalui kerusuhan buruh." Pemerintah sangat
khawatir bahwa doktrin komunis akan menarik bagi kaum muda yang tidak mengalami
tekanan nasional pada tahun 1960-an, dan banyak dari kaum muda ini yang paling baik
dijangkau melalui perselisihan perburuhan. 34 Selama pergolakan di Medan, ada juga
implikasi gelap dari penerapan taktik komunis dan klaim latar belakang komunis dari
para pengorganisir buruh yang terkenal.
Pernyataan Penutup
Marsinah adalah seorang pejuang yang dihancurkan oleh penguasa yang takut
akan pemberontakan buruh. Di sisi lain, semangat Marsinah tidak dapat dihancurkan.
Semangatnya akan naik ke langit dan menjadi api, menghanguskan segala bentuk
ketidakadilan. Ia menerima Penghargaan Yap Thiam Hien secara anumerta.
Daftar Pustaka
Avonius, L., & Kingsbury, D. (Eds.). (2008). Human Rights in Asia: A Reassessment
of the Asian Values Debate.
Blackburn, S. (2004). Women and the state in modern Indonesia. Google Books.
https://books.google.co.id/books?id=dRrQ2HDxTHgC&pg=PA185&redir_esc
=y#v=onepage&q&f=false
Human Rights Watch/Asia . (1994, September). The limits of openness - human rights
watch. THE LIMITS OF OPENNESS .
https://www.hrw.org/sites/default/files/reports/INDONESI949.PDF