Camila Mardatillah
Camila Mardatillah
NIM: 2248201082
KELAS: 4B
TUGAS: MANAJEMEN FARMASI
TERKAIT:
1.DEFINISI MANAJEMEN,KONSEP ILMU MANAJEMEN,DEFINISI
APOTEKER,APOTEK,SIA,SIPA,DAN STRA
2.PENDIRIAN APOTEK
*DEFINISI MANAJEMEN
Secara etimologis diantaranya istilah manajemen berasal dari bahasa latin manus yang berarti
”tangan”, dalam bahasa italia maneggiare berarti “mengendalikan, dalam bahasa inggris
istilah manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.
Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam,
diantaranya:
1.Schein memberi definisi manajemen sebagai profesi.Menurutnya manajemen merupakan
suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para
profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional
mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para
profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
2.Terry memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksudmaksud yang nyata.8 Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang
apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami
bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang
telah dilakukan.
3.Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science)
yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersamasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.
*DEFINISIAPOTEKER
apoteker adalah seorang ahli kesehatan yang bertanggung jawab menggunakan, menyimpan,
dan menyediakan obat-obatan untuk pasien. Ia memiliki spesialisasi dan sertifikasi untuk
melakukan praktik meracik dengan dosisi yang tepat dan mencegah interaksi berbahaya
antara obat-obatan. Dalam pekerjaannya, seorang apoteker akan bekerja dekat dengan dokter.
Dokter tersebut akan memberikan resep obat untuk seorang pasien dan apoteker akan
Selain membagikan obat-obatan, apoteker juga harus memberikan panduan penggunaan obat
dan menginformasikan efek samping yang mungkin muncul dari obat yang diminum.
*APOTEK
Definisi apotek menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian yang dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia yang terbaru Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek juga
menyebutkan bahwa apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang tujuan didirikannya apotek adalah
sebagai berikut :
1.Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek;
2.Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di apotek;
3.Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di apotek.
*SIA
Surat Izin Apotek (SIA) dibutuhkan untuk Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana
Apotek. Dokumen ini diberikan oleh Menteri yang telah direkomendasikan oleh Dinas
Kesehatan setempat. Surat ini digunakan Apoteker atau pemilik Apotek yang ingin
mendirikan bisnis Apotek.
*SIPA
Surat Izin Praktik Apoteker atau biasa disingkat SIPA adalah dokumen perizinan atau
legalitas yang diberikan kepada Apoteker dalam melaksanakan praktik kefarmasian.
Perizinan ini biasanya digunakan Apoteker untuk bekerja pada fasilitas pelayanan
kefarmasian, seperti Apotek, rumah sakit maupun klinik.
*STRA
STRA atau Surat Tanda Registrasi Apoteker adalah bukti tertulis yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan yang didelegasikan kepada KFN (Komite Farmasi Nasional) untuk
diberikan kepada Apoteker yang telah diregistrasi.
*PENDIRIAN APOTEK
Pendirian apotek dapat dilakukan oleh seorang apoteker dengan menggunakan modal sendiri
maupun modal dari pemilik modal baik perorangan atau perusahaan. Apoteker yang
mendirikan apotek dengan berkerjasama dengan pemilik modal, maka pekerjaan kefarmasian
tetap dan harus dilakukan sepenuhnya oleh apoteker yang bersangkutan. Persyaratan
pendirian apotek yang diatur dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.9
Tahun 2017 meliputi:
a.Lokasi
Pemerintah daerah kabupaten atau kota dapat mengatur persebaran apotek di wilayahnya
dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanaan kefarmasian.
b. Bangunan
Bangunan apotek harus bersifat permanen serta memiliki fungsi keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan
bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang lanjut usia. Apoteker
yang menyelenggarakan praktek kefarmasian di apotek harus memasang papan nama praktek.
Berdasarkan surat keputusan pengurus pusat ikatan apoteker Indonesia Nomor: PO.005/
PP.IAI/1418/VII/2004 tentang peraturan organisasi menjelaskan bahwa papan nama praktek
apoteker diatur sebagai berikut :
2. Bahan material pembuatan papan nama dapat berupa : kayu atau sejenisnya, kanvas,
sticker vinyl atau flexi outdoor.
b) Nama dan atau sebutan profesional sesuai dengan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA).
4. Selain IAI dan tulisan sebagaimana telah disebutkan, papan nama tidak boleh
menambahkan tulisan lain atau gambar lain
5. Papan nama berwana dasar putih, tulisan hitam dan apabila diperlukan, papan nama boleh
diberi penerangan yang tidak bersifat iklan.
6. Papan nama praktek dipasang pada bangunan apotek (dinding atau kaca) yang dapat
terlihat dengan jelas dari luar apotek.
1. Penerimaan resep Ruang penerimaan resep ditempatkan di bagian depan dan dapat dengan
mudah terlihat oleh pasien.
2. Pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas). Ruang pelayanan resep
dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas yang terdiri dari rak sesuai kebutuhan,
meja peracikan dan peralatan peracikan yang meliputi timbangan obat, air mineral untuk
pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari pendingin, termometer ruangan,
blanko salinan resep, etiket dan label obat.
3. Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan Ruang penyerahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan sebaiknya dipisah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan atara resep yang baru
diterima dan resep yang sudah selesai dikerjakan.
4. Konseling
2. Instalasi listrik
d. Peralatan
Peralatan apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan
kefarmasian, antara lain:
rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer,
sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai
kebutuhan.
e. Ketenagaan Apoteker
Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan apotek dapat dibantu oleh apoteker lain,
tenaga teknis kefarmasian dan atau tenaga administrasi. apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian wajib memiliki surat izin praktek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Standar pelayanan yang diatur dalam peraturan menteri kesehatan tahun 2016
menyebutkan bahwa sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan mengucapkan
sumpah jabatan apoteker. Berdasarkan keputusan menteri kesehatan
No.889/MENKES/PERV/2011 menyatakan bahwa dalam sebuah apotek, apoteker dapat
dibagi menjadi :
1) Persyaratan administrasi :
2) Menggunakan atribut praktek antara lain baju praktek dan tanda pengenal.
4) Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri, baik melalui
pelatihan, seminar, workshop, maupun pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
a) Fotokopi ijazah sarjana farmasi atau ahlimadya farmasi atau analis farmasi atau tenaga
menengah farmasi/Asisten apoteker (AA).
b) Surat keterangan sehat secara fisik maupun mental dari dokter yang memiliki SIP (Surat
Ijin Praktek).
c) Surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA, atau pimpinan
institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang menghimpun tenaga teknis kefarmasian.