Anda di halaman 1dari 37

Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Cipta © Pusdiklat Pegawai Kemendikbud


Edisi Revisi Tahun 2021

Modul Tata Nilai Organisasi Kemendikbud


Pelatihan Teknis Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik

Penanggung Jawab :
Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos, M.Hum

Ketua :
Dewi Andayani, SE, AK, MAB

Penyusun :
1. Suhanda, S.Pd, M.AP
2. Dr. Ganefo Ginting, ST, MT

Editor :
Esty Sulistianingsih

Tata Letak :
Nur Amrizal

Depok – Pusdiklat Pegawai Kemendikbud – 2021


33 + iv hlm: 21 x 29,7 cm
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN Jalan Raya Ciputat-Parung Km 19, Bojongsari, Depok 16517
Telepon (021) 7490411 Faks (021) 7491174 Website: http://pusdiklat.kemdikbud.go.id
Email: pusdiklat@kemdikbud.go.id

ii | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


KATA PENGANTAR

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut memiliki kualifikasi, kompetensi dan
kinerja tinggi agar dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan pelayanan kepada publik
secara baik dan optimal. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat tiga jenis
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap PNS yaitu kompetensi menejerial, kompetensi
sosial kultural dan kompetensi teknis.

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 tahun 2020 tentang
Organisasi Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusdiklat Pegawai
Kemendikbud mempunyai tugas antara lain melaksanakan program pengembangan
sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan melalui penyelenggaraan pelatihan
teknis dan fungsional.
Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, maka Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, pada tahun
2021 akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Teknis Revolusi Mental Untuk Pelayanan
Publik dengan sasaran untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam sektor pelayanan publik
di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Pelatihan Teknis Revolusi Mental Untuk Pelayanan
Publik memuat substansi: (1) Inovasi Pelayanan Sektor Publik; (2) Paradigma Baru
Pelayanan Publik; (3) Revolusi Budaya Pelayanan Publik Era Digital; (4) Strategi
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; (5) Tata Nilai Organisasi Kemendikbud; (6)
Penyusunan Rancangan Revolusi Cara Kerja (RRCK). Dengan materi-materi tersebut,
diharapkan peserta Pelatihan Pelatihan Teknis Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada
publik secara baik dan profesional.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya demi
terlaksananya Pelatihan Teknis Pelayanan Publik ini kami sampaikan apresiasi dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.

Depok, Maret 2021


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Kepala,

Ttd

Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos. M.Hum


NIP. 197002261995122001
Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Deskripsi Singkat .................................................................................... 2
B. Tujuan Pembelajaran ............................................................................. 2
C. Materi Pokok ............................................................................................ 2
BAB II. VISI DAN MISI KEMENDIKBUD ............................................................. 3
A. Pengertian Visi ........................................................................................ 3
B. Pengertian Misi ........................................................................................ 4
C. Visi dan Misi Kemendikbud .................................................................. 10
D. Rangkuman ............................................................................................... 13
E. Latihan Untuk Pemahaman ................................................................... 14
BAB III. SASARAN DAN TUJUAN STRATEGIS KEMENDIKBUD ........................... 15
A. Sasaran Strategis Kemendikbud ......................................................... 15
B. Tujuan Strategis Kemendikbud ........................................................... 16
C. Rangkuman ............................................................................................... 19
D. Latihan Untuk Pemahaman ................................................................... 20
BAB IV. TATA NILAI KEMENDIKBUD ............................................................... 21
A. Integritas ................................................................................................... 21
B. Kreatif dan inovatif................................................................................. 21
C. Pembelajar................................................................................................ 23
D. Menjunjung Meritokrasi ........................................................................ 24
E. Terlibat Aktif ............................................................................................ 26
F. Tanpa Pamrih ........................................................................................... 29
G. Rangkuman ............................................................................................... 31
H. Latihan Untuk Pemahaman ................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 33

iv | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Kemendikbud 2020-2024. Tata nilai merupakan


dasar dan arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas untuk
pelaksanaan misi dan pencapaian visi Kemendikbud. Tata nilai Kemendikbud meliputi
integritas, kreatif dan inovatif, inisiatif, pembelajar, menjunjung meritokrasi, terlibat aktif,
dan tanpa pamrih. Antara kode etik dan tata nilai Kemendikbud keduanya berjalan seiring
dalam arah dan pedoman sikap maupun perilaku bagi seluruh pegawai Kemendikbud dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung ketercapaian visi-misi
Kemendikbud.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan pelatihan kepada Pegawai Kemendikbud,
memfasilitasi dengan memberikan Pelatihan Reolusi mental untuk pelayanan publik, yang
salah satu mata diklatnya adalah Tata Nilai Kemendikbud. Hal tersebut demi mewujudkan
pegawai kemendikbud yang memiliki sikap dan perilaku yang berlandaskan pada tata nilai
Kemendikbud dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya agar terlaksana misi dan tercapai visi
Kemendikbud sesuai dengan Rencana Stratgis (RENSTRA) Kemendikbud.

Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan pembelajaran dalam Diklat Teknis Revolusi
Mental untuk Pelayanan Publik bagi para PNS Kemendikbud. Karena para PNS tersebut perlu
memahami tata nilai Kemendikbud dalam menempuh kariernya sebagai abdi masyarakat
yang baik dengan pemahaman yang baik.

Peserta diajak berpartisipasi untuk memperoleh pengalaman secara dan individual dan
kelompok dengan cara menulis pada lembar kerja yang telah disediakan dan mencatat
semua poin penting terkait pelaksanaan tugas yang dialndasi tata nilai Kemendikbud, yang
nantinya akan menjadi bahan evaluasi terhadap ketercapaian kompetensi kinerja pegawai

tidak hanya diharapkan terdorong untuk berperan aktif sebagai pemelihara dengan
berperilaku etis dalam menapak karier, tetapi juga dapat ikut berperan sebagai penjaga
perilaku beretika di lingkungan Kemendikbud yang berlandaskan tata nilai yang ada di
Kemdikbud.

A. DESKRIPSI SINGKAT

Materi pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan nilai-nilai


organisasi Kemendikbud. Melalui pembelajaran esensi nilai-nilai organisasi, pengertian,
tujuan dan manfaat tata nilai organisasi. Materi pelatihan disajikan secara interaktif
melalui metode ceramah, brainstroming, dan diskusi interaktif. Keberhasilan peserta

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik |1


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

dinilai dari kemampuan dalam menjelaskan tata nilai organisasi di lingkungan


Kemendikbud.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Hasil Belajar

Pada akhir pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan tata nilai
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai landasan dasar dalam
melaksanakan pelayanan publik di lingkungan Kemendikbud

2. Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan Visi dan Misi Kemendikbud

2. Menjelaskan sasaran dan tujuan strategis kemendikbud

3. Menjekaskan tata nilai Kemendikbud

4. Mengimplementasikan tata nilai Kemendikbud

C. Materi Pokok

1. Visi dan Misi Kemendikbud


a. Pengertian Visi dan Misi
b. Visi dan Misi Kemendikbud
2. Sasaran dan Tujuan Strategis Kemendikbud
a. Sasaran Strategis Kemendikbud
b. Tujuan Startegis Kemendikbud
3. Tata Nilai Kemendikbud
a. Integritas
b. Kreatif dan Inovatif
c. Inisiatif
d. Pembelajar
e. Menjunjung Meritokrasi
f. Terlibat Aktif
g. Tanpa Pamrih

2 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

BAB II
VISI DAN MISI KEMENDIKBUD

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan dapat: (1)
Menjelaskan konsep visi dan misi; (2) Menjelaskan visi dan misi Kemendikbud; dan (3)
Memerapkan visi dan misi Kemendikbud dalam dalam kinerjanya

A. Pengertian Visi

Visi merupakan sesuatu yang didambakan untuk dimiliki dimasa depan (what do they
want to have). Visi menggambarkan aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi cara-cara
untuk mencapainya, visi yang efektif adalah visi yang mampu membangkitkan inspirasi.

Menurut J.B. Whittaker dalam bukunya “Strategic Planning and Management”, visi
perusahaan/organisasi adalah gambaran masa depan yang akan dipilih dan yang akan
diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan.

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa
depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari
organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi
perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi
di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi
(2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam
produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok
masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa
depan. Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti:

1. Imagible (dapat di bayangkan).


2. Desirable (menarik).
3. Feasible (realities dan dapat dicapai).
4. Focused (jelas).
5. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan).
6. Communicable (mudah dipahami).

Menurut Kotler visi adalah pernytaan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan
dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kelompok masyarakat yang dilayani,
nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik |3


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, visi perusahaan adalah pandangan terhadap
suatu masalah, wawasan, kemampuan untuk melihat pada inti persoalan.

Sedangkan menurut Sinamo (1984) menegaskan bahwa “secara ringkas visi adalah apa
yang didambakan organisasi untuk “dimiliki” atau diperoleh dimasa mendatang (what
do we w ant to have). Sedangkan misi adalah darnbaan tentang kita ini akan “rnenjadi”
apa dimasa depan (what do w e want to be).

Gaff ar (1994) berpendapat bahwa visi adalah daya pandang yang jauh, men-dalam dan
meluas, merupakan daya fikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan
dapat menerobos segaila batas-batas fisik, waktu dan tempat.
Berdasarkan pengertian-pengertian visi di atas maka dapat disimpulkan bahwa visi
adalah pandangan jauh ke depan, kemana organisasi tersebut akan dibawa atau
gambaran apa yang diinginkan oleh organisasi. Visi organisasi akan menunjukan suatu
kondisi ideal tentang masa depan yang realistis, dapat dipercaya, meyakinkan, serta
mengandung daya tarik

Visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:

• Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas


pokok.
• Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders
(sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
• Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan.
• Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik, tidak
mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan
semua pihak dalam sebuah organisasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan visi, yaitu:

• Visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.


• Visi harus disebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder)
• Visi harus digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan organisasi
yang penting.

B. Pengertian Misi
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-
pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan misi
mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan.

4 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8. Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan
kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut,
dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.

Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi
suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8)

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47), Misi


merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi
yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa
produk ataupun jasa.

Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah
dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan
misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi,
tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan kan menuju. Oleh
karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan
komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang
terkait.

1. Alasan diperlukannya misi dalam sebuah organisasi.


Misi menawarkan kesempatan bagi setiap organisasi untuk menentukan usaha
dengan jelas, menyatakan tujuan keseluruhan dan menunjukkan keunikannya atau
kompetensi (Davies dan Glaister, 1997; 594).

Banyak penulis telah mencatat pentingnya pernyataan misi untuk mengarahkan dan
membimbing strategi organisasi. Nilai pernyataan misi sebagai alat pemasaran
internal yang juga telah diakui.

Stakeholder internal, manajer dan karyawan lain perlu titik referensi untuk
menjelaskan tujuan dan filosofi organisasi. Dengan cara ini mereka dapat membantu
memastikan arah perusahaan yang konsisten di seluruh organisasi yang lebih besar
(Tolle, 1988; Davies dan Glaister, 1997; 595). Memang, bahwa nilai pernyataan misi
di banyak organisasi terutama sebagai perangkat internal, membantu manajer untuk
menegaskan kepemimpinan mereka dan memberikan motivasi bagi karyawan
(Klemm, Sanderson dan Luffman, 1991; Davies dan Glaister, 1997; 595).

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik |5


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Pentingnya pernyataan misi kepada manajemen strategis yang efektif dari


organisasi bisnis didokumentasikan dengan baik dalam literatur. Pernyataan misi
adalah ekspresi umum tujuan utama dari sebuah organisasi yang, idealnya, sejalan
dengan nilai-nilai dan harapan pemangku kepentingan utama.

Pernyataan misi yang dianggap memiliki banyak keuntungan bagi


perusahaa/organisasi. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa mereka begitu
populer meskipun kurangnya kesepakatan tentang tujuan dan isinya. Empat dari
keuntungan yang paling sering dikutip adalah (Bartkus Glassman dan McAfee, 2000;
24):

2. Untuk berkomunikasi arah dan tujuan perusahaan.

Sebagian merasa bahwa hanya dengan memiliki pernyataan misi


perusahaan/organisasi dapat mengembangkan koheren tujuan jangka pendek dan
jangka panjang, tujuan dan rencana. Dengan membaca pernyataan misi
perusahaan/organisasi, karyawan, pemegang saham dan pelanggan akan tahu mana
perusahaan/organisasi isheaded.

3. Untuk melayani sebagai mekanisme kontrol untuk menjaga perusahaan/


organisasi “agar tetap di jalur. “
Pernyataan misi membantu menjaga perusahaan dari berkelana ke bisnis terkait dan
mengejar tujuan yang tidak terkait. Mereka melayani sebagai batas baris untuk
membuat keputusan.

4. Untuk membantu dalam membuat berbagai keputusan sehari – hari.


Ketika keputusan rutin baru atau non perlu dibuat, pernyataan misi dapat digunakan
sebagai kriteria keputusan, kemudi karyawan ke arah yang benar.

5. Untuk menginspirasi dan memotivasi karyawan.


Pernyataan misi memberi makna untuk bekerja dan memberikan rasa tujuan
bersama. Mereka membantu pekerja mewujudkan tujuan yang lebih luas dari upaya
mereka dan mendorong mereka untuk menempatkan tujuan itu menjelang diri
mereka sendiri – kepentingan.

Cara Merumuskan Misi Perusahaan/organisasi

Adapun perumusan misi perusahaan/organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara


berikut:

1. Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan


2. Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk
memeungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan
seefesien mungkin

6 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

3. Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi


organisasi/perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal

Fungsi Misi.

Misi perusahaan/organisasi berfungsi sebagai pernytaan cita-cita serta merupakan


landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh seluruh personil perusahaan. Misi
usaha sangat membantu dalam mengembangkan perusahaan/organisasi, diantaranya:

1. Memberikan arah usaha


2. Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil
3. Objektif, target dan program perusahaan/organisasi dirancang berdasarkan misi
yang sudah dibentuk
4. Membimbing aksi dalam berbagai tingkat
5. Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah

Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi:

• Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan
bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
• Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
• Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang
digeluti organisasi (Akdon, 2006:98).

Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan
penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang
dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan
untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.

Kriteria untuk merumuskan misi:

• Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat diperlukan
oleh masyarakat.
• Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
• Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang
meyakinkan masyarakat.
• Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga bermanfaat
dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia
(Akdon, 2006:99).

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik |7


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi.

• Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai
oleh sekolah.
• Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan
kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.
• Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator
visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya
secara jelas.
• Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada
masyarakat (siswa)
• Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi,
namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.

Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:

1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang


menggambarkan organisasi
2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting
3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf yang
menggambarkan misi perusahaan/organisasi
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan
untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka.

Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang
bagus, misi tersebut harus:

1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah
3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
5. Pentingnya Visi dan Misi

Pentingnya visi dan misi perusahaan/organisasi adalah visi perusahaan sebagai elemene
utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih tinggi atau lebih
baik.

Jansen Sinamo (2005) yang memberikan 7 kriteria mengenai kriteria visi dan misi yang
hidup dan efektif, yang terpenting yang bisa diambil yaitu:

1. Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi

8 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

2. Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang mampu


memikat hati orang
3. Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi
4. Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan sehingga
mampu menjadipanduan taktis dan strategis
5. Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan harapan,
aspirasi, sentimen, penderitaan para stakeholder organisasi
6. Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan menyarikan
kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati dirinya dan apa yang
mampu dilakukannya
7. Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkiristalkan keindahan, ideal
kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa depan, sehingga mampu meminta
pengorbanan dan investasi emosional dari segenap stakeholder organisasi.

C. Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sebagai kementerian yang mengemban amanat mengendalikan pembangunan SDM


melalui ikhtiar bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
memajukan kebudayaan, Kemendikbud dalam menentukan visi kementerian
berdasarkan pada capaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi Presiden pada RPJMN
Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045. Adapun Visi Kemendikbud 2020-2024
adalah:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk
mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global
Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen Kemendikbud mendukung
terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang
dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan
profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan akan mengedepankan inovasi guna
mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa
yang berlandaskan gotong royong, Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan dan kebudayaan, bekerja bersama untuk memajukan pendidikan dan
kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik |9


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Gambar 1

Sejalan dengan perwujudan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbud sesuai
dengan tugas dan kewenangannya, juga berkomitmen untuk menciptakan Pelajar
Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.2.1 di atas.

Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

(1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Pelajar Indonesia yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang
berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran
agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada
manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

(2) Berkebinekaan global Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas


dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain,
sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya
budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen
kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

(3) Bergotong royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari
bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

10 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

(4) Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri
dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

(5) Bernalar kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-
elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir,
dan mengambil keputusan.

(6) Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang
orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal. Keenam karakteristik ini terwujud melalui penumbuhkembangan nilai-nilai
budaya Indonesia dan Pancasila, yang adalah fondasi bagi segala arahan pembangunan
nasional. Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar
dalam, masyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat terbuka yang
berkewargaan global - dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber,
pengalaman, serta nilai-nilai dari beragam budaya yang ada di dunia, namun sekaligus
tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya

Dalam kurun waktu 2020-2024, Kemendikbud sebagai kementerian yang membantu


Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan
kebudayaan, sejalan dengan pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi
Indonesia 2045 berupaya melakukan transformasi yang berkelanjutan di bidang
pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa dalam
menghadapi tantangan Abad 21, perlu melakukan transformasi dan perbaikan
signifikan di bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Dalam rangka mencapai visi
pembangunan bidang pendidikan Kemendikbud akan terus meningkatkan pembinaan
dan pengawasan atas pelaksanaan pembangunan pendidikan dasar dan menengah yang
dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu,
Kemendikbud juga melaksanakan pembangunan pendidikan tinggi di seluruh wilayah
Indonesia. Agar terwujud masyarakat Indonesia yang merupakan pembelajar seumur
hidup, layanan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi perlu diperluas tanpa
pembedaan atas faktor apapun. Satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan sektor
swasta bersama-sama dalam mengupayakan pengembangan potensi peserta didik
lewat olah hati, pikir, rasa dan raga yang seimbang demi terwujudnya insan-insan yang
berketuhanan dan berakhlak mulia. Hal tersebut tidak dapat terjadi tanpa komitmen
semua pemangku kepentingan pendidikan, baik yang berada dalam pemerintahan

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 11


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

maupun masyarakat luas, dalam mengelola dan membiayai pembangunan pendidikan


dan kebudayaan. Dalam rangka mencapai visi pembangunan bidang kebudayaan,
Kemendikbud terus memperkuat ketahanan budaya Indonesia dan menggali potensi
kebudayaan untuk membangun kesejahteraan bangsa. Sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Kemendikbud memberikan
kepastian landasan hukum untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai, tradisi, dan sejarah Indonesia. Dengan demikian, jati diri dan
kepercayaan diri bangsa terus kokoh dalam menghadapi pengaruh dan dampak
masuknya budaya-budaya eksternal ke Indonesia. Semakin maraknya industri kreatif
berbasis budaya menjadi kesempatan sekaligus tantangan. Berbagai aktivitas
kebudayaan melalui sektor industri kreatif dan pariwisata menyokong pembangunan
ekonomi, stabilitas sosial, dan kelestarian lingkungan hidup. Sinergi antara kebudayaan
dan industri membangun insan-insan Indonesia yang adaptif dalam menghadapi
perubahan zaman dan sanggup berinteraksi di tataran lokal maupun global tanpa
meninggalkan nilai-nilai tradisional dan kebudayaannya. Di sisi lain, kondisi SDM di
bidang kebudayaan, yang merupakan komponen pokok bagi pembangunan
berkelanjutan, masih perlu diperkuat. Pelestarian berbagai warisan budaya baik yang
bersifat benda maupun tak benda perlu disokong secara holistik integratif, antara lain
melalui pengelolaan cagar budaya, pelestarian bahasa daerah, dan peningkatan
diplomasi budaya agar budaya Indonesia lebih dikenal di kancah internasional.

Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, Kemendikbud sesuai tugas dan


kewenangannya, melaksanakan Misi Presiden yang dikenal sebagai Nawacita kedua,
yaitu menjabarkan misi nomor (1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; nomor (5)
Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; dan nomor (8) Pengelolaan
pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. Untuk itu, misi Kemendikbud dalam
melaksanakan Nawacita kedua tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan


berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.

2. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan


sastra.

3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung


transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.

12 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

D. RANGKUMAN
1. Visi itu “What be believe we can be” yang dimana visi merupakan suatu gambaran
tentang masa depan, mau jadi apa nanti perusahaan, organisasi ataupun suatu
lembaga. Menentukan visi berarti juga menentukan tujuan serta cita-cita yang ingin
diraih.

2. Sedangkan Misi yaitu “What be believe we can do” misi ialah apa saja yang dapat
dilakukan untuk mencapai visi tadi, seperti yang sudah dijelaskan tadi Misi
merupakan langkah, cara ataupun strategi apa untuk mencapai visi.

3. perbedaan antara visi dan misi ialah visi gambaran dan tujuan suatau lembaga atau
perusahaan di masa depan sedangkan misi ialah cara untuk mencapai tujuan itu.
Kadangkala misi perlu dirubah sedemikian rupa jika visi belum juga tercapai. Jadi
bukan visinya yang diubah hanya cara atau strategi untuk mencapai tujuannya saja
yang diubah. Apabila visi berubah-ubah maka akan terkesan tidak konsisten
gambaran atau tujuan masa depan tentang perusahaan. lembaga maupun organisasi
tersebut

4. Visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi
Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif,
mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong
royong, dan berkebinekaan global

E. LATIHAN UNTUK PEMAHAMAN


1. Jelaskan pengertian visi!
2. Jelaskan Pengertian Misi!
3. Jelaskan perbedaan visi dan Misi!
4. Menagapa Visi dan Misi Kemendikbud sama dengan visi misinya Presiden?
5. Jelaskan Visi dan Misi Kemendikbud?

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 13


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

BAB III
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan dapat: (1)
Menjelaskan Tujuan Strategis Kemendikbud; (2) Menjelaskan Sasaran
Kemendikbud

A. Tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Perumusan tujuan Kemendikbud ditujukan untuk menggambarkan ukuran-ukuran
terlaksananya misi dan tercapainya visi. Kemendikbud menetapkan lima tujuan
sebagaimana dapat dilihat di Tabel 1
Tabel 1 Tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pada tahun 2020-2024

1. Perluasan akses Pendidikan bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan
inklusif

14 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Pemerataan mutu pendidikan terus diupayakan oleh pemerintah. Layanan


pendidikan yang bermutu harus bisa diakses oleh semua masyarakat dengan spirit
untuk memudahkan tanpa diskriminasi.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11


menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan
dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dengan kata lain, pemerintah menjamin
sistem pendidikan yang bermutu dan kemudahan serta perluasan akses pendidikan
yang berkualitas untuk seluruh warga negara Indonesia

Salah satu cara yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan membuat Sistem
Zonasi Pendidikan. Menurut, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, “Sistem Zonasi
Pendidikan adalah salah satu strategi percepatan dan pemerataan pendidikan yang
berkualitas”. Sistem Zonasi Pendidikan mengutamakan kedekatan dan jarak antara
domisili calon peserta didik dengan satuan pendidikan dan bukan prestasi peserta
didik. Penetapan Sistem Zonasi Pendidikan ini akan memberikan prioritas bagi calon
peserta didik yang rumahnya lebih dekat dengan satuan pendidikan.

Penetapan Zonasi Pendidikan ditentukan oleh Pemerintah Daerah dari hasil


kesepakatan antara dinas pendidikan dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
(MKKS). Penerapan Sistem Zonasi Pendidikan akan mendorong perbaikan ekosistem
pendidikan Indonesia melalui:
1) Mengoptimalkanm keterlibatan dan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam
proses pembelajaran, khususnya dalam pembentukan karakter anak;
2) Menghilangkan label sekolah favorit dan unggulan sehingga menjadikan peserta
didik yang beragam/heterogen dan mendorong para guru untuk lebih kreatif
dalam mengajar sehingga membuka kesempatan semua sekolah bersaing
secara berkeadilan dalam setiap kompetisi/lomba;
3) Menemukan lebih dini anak putus sekolah agar kembali bersekolah sehingga
terwujud wajib belajar (Wajar) 12 tahun;
4) Memberikan banyak pilihan bersekolah bagi anak untuk melanjukan atau
berpindah dari satuan pendidikan formal ke nonformal atau sebaliknya dengan
mempertimbangkan bakat, minat, potensi, dan waktu anak.

2. Penguatan mutu dan relevansi Pendidikan yang berpusat pada perkembangan


peserta didik

Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang
bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional
sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan
berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 15


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap


jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini
diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan
prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum
mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan
juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan
independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan
teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum
dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian
pendidikan belum berfungsi unutk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.

Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan
proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini
tidak mampu memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif. Sistem yang
berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk
melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.

Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung


kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan
masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada
penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu
dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih
peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas
tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai
oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas
tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat
mendasar.

Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga


pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi
melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan
mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik
seperti tekonologi industri.

3. Pengembangan potensi peserta didik yang berkarakter

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak

16 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Pemahaman tentang berbagai potensi


peserta didik multak harus dimilki oleh setiap pendidik

Arti kata dari karakter itu sendiri bias bermakna akhlak, budi pekerti, sifat prilaku,
watak dan tabiat. Karakter sesorang disengaja atau tidak, bisa didapat dari orang lain
di dekatnya atau yang sering berinteraksi dan berkomunikasi serta dapat
mempengaruhinya sehingga ia mulai meniru ucapan dan tingkah laku orang
tersebut. Sebagai contoh seorang anak cenderung untuk meniru prilaku orang
tuanya.

Menumbuhnkan bangsa yang berkarakter memang tidak semudah membalikkan


telapak tangan. Pengajar dan Pemerintah harus bekerja sama dan mengikis nilai-
nilai

Kebebasan dan individualism yang melekat pada diri pengajar. Terlepas dari itu,
keluarga juga turut membentuk karakter sesorang sedari dini. Keluarga harus
menjadi Lembaga pertama dan utama dalam membrikan pemahaman yang benar
seputar karakter. Karakter dapat ditumbuhkan dari sikap keteladanan sesorang yang
menjadi cerminan bagi orang lain.

Karakter ibarat sebuah pijakan yang menghantarkan kemajuan suatu bangsa. Tugas
kita sekarang sebagai paljar, pengajar dan pemerintah dan keluarga adalah menggali
kembali nilai-nilai kebenaran yang tergerus oleh arus zaman. Karakter akan
menempatkan manusia pad posisi yang tepat dan potensi maksimal. Maka mari kita
wujudkan bangsa yang berkarakter dengan membenahi pola pikir dan mentalitas
kita selama ini. Gambar 2 di bawah ini adalah pengembangan nilai-nilai karakater.

Gambar 2 Pengembangan Nilai-Nilai Karakter

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 17


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

4. Pelestarian dan Pemajuan budaya, Bahasa dan sastra serta pengarus-utamaannya

5. Penguatan system tata kelola prndidikan dan kebudayaan yang partisipatif,


transparan, dan akuntabel

B. Sasaran Strategis Kementerian Pendidikan dan kebudayaan


Dalam rangka mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembangunan pendidikan dan
kebudayaan, diperlukan sejumlah sasaran strategis (SS) yang akan dicapai pada tahun
2024.

1. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan pertama Perluasan akses
pendidikan bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan inklusif adalah
meningkatnya pemerataan layanan pendidikan bermutu di seluruh jenjang.

2. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan kedua Penguatan mutu dan
relevansi pendidikan yang berpusat pada perkembangan peserta didik adalah
meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan di seluruh jenjang.

3. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan ketiga Pengembangan potensi
peserta didik yang berkarakter adalah menguatnya karakter peserta didik.

4. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan keempat Peningkatan peran
budaya, bahasa, dan sastra dalam kehidupan berbangsa, adalah Meningkatnya
pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan.

5. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan kelima Penguatan sistem tata
kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel
adalah meningkatnya tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif,
transparan, dan akuntabel. Kelima sasaran strategis dan kaitannya dengan tujuan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan terangkum dalam Tabel. 2

Tabel. 2 Sasaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024

18 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

C. RANGKUMAN
Tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggambarkan ukuran-ukuran
terlaksananya misi dan tercapainya visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

D. LATIHAN UNTUK PEMAHAMAN


1. Jelaskan pengertian visi!
2. Jelaskan Pengertian Misi!
3. Jelaskan perbedaan visi dan Misi!
4. Menagapa Visi dan Misi Kemendikbud sama dengan visi misinya Presiden?
5. Jelaskan Visi dan Misi Kemendikbud?

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 19


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

BAB IV
TATA NILAI KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN

Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan dapat:
mengimplementasikan tata nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan
mendukung. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh
pegawai Kemendikbud dalam menjalankan tugas membangun pendidikan dan kebudayaan.
Tata nilai yang diutamakan pada Renstra Kemendikbud 2020-2024 ini adalah sebagai
berikut:

A. Integritas
Pada nilai integritas terkandung makna keselarasan antara pikiran, perkataan, dan
perbuatan. Sesuai dengan nilai integritas, pegawai Kemendikbud diharapkan konsisten
dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam hal
kejujuran dan kebenaran dalam tindakan dan mengemban kepercayaan. Adapun
indikator yang mencerminkan nilai integritas adalah: a. Konsisten dan teguh dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dalam tindakan; b. Jujur dalam segala tindakan;
c. Menghindari benturan kepentingan; d. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam
melaksanakan tugas dan fungsi; e. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku; f. Tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme; g. Tidak melanggar
sumpah dan janji pegawai/jabatan; h. Tidak melakukan perbuatan rekayasa atau
manipulasi; dan i. Tidak menerima pemberian (gratifikasi) dalam bentuk apapun di luar
ketentuan.

Cermaati tabel berikut ini yang dapat menunjukkan indikasi positif dan indikasi negatif
berkaitan dengan implementasi nilai integritas.

20 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Tabel 4.1 Indikasi positif dan Negatif tentang Implementasi Nilai Integritas
INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Konsisten dan teguh dalam menjunjung 1. Melanggar sumpah dan janji


tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, pegawai/jabatan;
terutama dalam hal kejujuran dan 2. Melakukan perbuatan rekayasa atau
kebenaran dalam tindakan, memiliki manipulasi;
integritas, bersikap jujur, dan mampu 3. Menerima pemberian dalam
mengemban kepercayaan; bentukapapun di luar ketentuan.
2. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam
melaksanakan tugas dan fungsi;
3. Mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
4. Menolak korupsi, suap, atau gratifikasi.

Integritas menunjukkan kualitas manusia dan dalam aktualisasinya memiliki kadar mulai
dari tingkatan rendah sampai tinggi. Integritas pada level paling rendah adalah ketika
seseorang jujur mengikuti nurani, taat pada aturan dan tidak melanggarnya. Level
integritas yang lebih tinggi adalah ketika seseorang tetap konsisten jujur mengikuti
nuraninya meskipun ada godaan-godaan yang mengganggunya baik dari faktor internal
dalam dirinya maupun godaan dari faktor eksternal seperti ajakan teman, stakeholder,
maupun lingkungan yang kurang kondusif. Level integritas yang paling tinggi adalah
ketika seseorang berani konsisten jujur mengikuti nuraninya meskipun berrisiko
terhadap dirinya demi memperjuangkan integritasnya. Jika digambarkan, seperti
berikut.

Bagan 1 Ilustrasi Kadar Integritas

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 21


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Dari bagan 2 tersebut, silahkan diskusikan dan beri contoh pada masing-masing level
kadar integritas, baik dalam lingkup pekerjaan, maupun dalam lingkup yang lebh luas.

Berikut ini lembar kerja untuk mengukur terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan tata nilai integritas sebagai PNS di
Kemendikbud. Bagi CPNS yang sudah memiliki pengalaman kerja, silahkan menjawab
sesuai pengalaman. Bagi CPNS yang sama sekali belum memiliki pengalaman, silahkan
berikan jawaban seandainya Anda berada pada posisi berikut.

Tabel 4.2 Lembar Kerja Mengukur Pengetahuan, Keterampilan, & Sikap


dalam Mengimplementasikan Tata Nilai Integritas

Pertanyaan Jawaban Peserta


Saat bekerja, seringkali seorang pegawai
dihadapkan pada situasi/kondisi yang penuh
ketidak jujuran.

Ceritakan bagaimana kejadian yang pernah


Anda alami dalam lingkungan pekerjaan
Anda, dan apa yang Anda lakukan

Setelah Anda mengisi tabel lembar kerja integritas, silahkan refleksikan pengalaman
Anda, dan lesson learned apa yang bisa diambil. Sharing dalam kelompok Anda

B. Kreatif dan Inovatif


Nilai kreatif dan inovatif bermakna memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan
hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Hal
baru tersebut dapat berupa gagasan, metode, atau alat.

Indikator dari nilai kreatif dan inovatif adalah:


a. Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap
permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru:
b. Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan:
c. Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif;
d. Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah;
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan
efisien;
f. Tidak merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai;
g. Tidak bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan
h. Tidak monoton;

Dalam implementasinya adalah pegawai memiliki Memiliki pola pikir, cara pandang,
dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan, serta mampu

22 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

menghasilkan karya baru. Selain itu pegawai memiliki daya cipta dan kemampuan untuk
menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat dan yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya, baik dalam bentuk gagasan, metode, atau alat.

Cermati tabel berikut ini yang dapat menunjukkan indikasi positif dan indikasi negatif
berkaitan dengan Implementasi nilai Kreatif dan Inovatif.

Tabel 4.3 Indikasi positif dan Negatif tentang Implementasi Kreatif dan Inovatif
INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Memiliki pola pikir, cara pAndang, dan 1. Merasa cepat puas dengan hasil yang
pendekatan yang variatif terhadap dicapai;
setiap permasalahan, serta mampu 2. Bersikap apatis dalam merespons
menghasilkan karya baru. kebutuhan stakeholder dan user;
2. Selalu melakukan penyempurnaan 3. Malas belajar, bertanya, dan berdiskusi;
dan perbaikan berkala dan 4. Bersikap tertutup terhadap ide-ide
berkelanjutan; pengembangan.
3. Bersikap terbuka dalam menerima 5. Monoton
ide-ide baru yang konstruktif;
4. Meningkatkan kompetensi dan
kapasitas pribadi;
5. Berani mengambil terobosan dan
solusi dalam memecahkan masalah;
6. Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam bekerja secara
efektif dan efisien.

Berikut ini lembar kerja yang dapat digunakan untuk menceritakan pengalaman dalam
mengimplementasikan nilai kreatif dan inovatif.

Saudara pasti memiliki pengalaman dalam bekerja, ceritakan gagasan inovatif yang
pernah Anda usulkan kepada pimpinan Anda khususnya dalam mendukung tugas Anda
sehingga mampu meningkatkan kinerja di Organisasi Anda. Jelaskan bagaimana cara
untuk merealisasikan gagasan Anda tersebut.

Tuangkan dalam tabel berikut ini yang dapat menggambarkan gagasan kreatif dan karya
inovatif berkaitan dengan Implementasi nilai Kreatif dan Inovatif

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 23


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Tabel 4.4 Lembar Kerja Gagasan Kreatif dan Karya Inovatif dalam
mengimplementasikan Nilai Kreatif dan Inovatif

Gagasan Baru yang Diusulkan Cara Merealisasi


No Ket
(Kreatif) (Inovasi)

Setelah Anda mengisi tabel lembar kerja di atas, silahkan refleksikan pengalaman Anda,
dan lesson learned apa yang bisa diambil. Sharing dalam kelompok Anda.

C. Inisiatif
Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari
pekerjaan. Pegawai Kemendikbud sewajarnya melakukan sesuatu tanpa menunggu
perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil
pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah.

Indikator dari nilai inisiatif adalah:


a. Responsif melayani kebutuhan pemangku kepentingan;
b. Bersikap proaktif terhadap kebutuhan organisasi;
c. Memiliki dorongan untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dan mampu
mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah;
d. Tidak hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan; dan
e. Tidak sekedar mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan,
berargumentasi bahwa apa yang Anda lakukan telah disetujui oleh semua
anggota tim.

Inisiatif terwujud dalam kemampuan pegawai untuk bertindak lebih cepat dan
melampaui dari apa yang dibutuhkan (more than) dari pekerjaan sesuai tugas dan
fungsinya.

Cermati tabel berikut yang menunjukkan indikasi positif dan indikasi negatif berkaitan
dengan Implementasi nilai inisiatif.

24 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Tabel 5 Lembar Kerja Indikasi Positif dan Negatif Implementasi Nilai Inisiatif
INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Melakukan sesuatu tanpa menunggu 1. Menunggu instruksi atasan


perintah. 2. Mencari suara terbanyak,
2. Bersikap proaktif terhadap kebutuhan 3. Berlindung dari kegagalan,
organisasi 4. Berargumentasi bahwa apa yang Anda
3. Memiliki dorongan untuk lakukan telah disetujui oleh semua
mengidentifikasi masalah anggota Team.
4. Tanggap memanfaatkan peluang 5. Lebih bersifat pasif
5. Cepat menginisiasi tindakan/solusi
nyata utk menyelesaikan masalah

Deskripsikan bagaimana Anda mengimplementasikan nilai inisiatif yang sudah pernah


Anda lakukan dalam organisasi kerja ataupun organisasi kemasyarakatan yang pernah
Anda ikuti, dan dampak apa yang muncul pada organisasi/ lembaga Anda!.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
D. Pembelajar
……………………………………………………………………………………
Pada nilai pembelajar terkandung ikhtiar untuk selalu berusaha mengembangkan
kompetensi dan profesionalisme. Pegawai Kemendikbud harus berkeinginan dan
berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman, serta mampu mengambil hikmah dan pelajaran atas setiap kejadian.
Indikator yang menunjukkan nilai pembelajar adalah:
a. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman;
b. Mengambil hikmah dari setiap kesalahan dan menjadikannya pelajaran;
c. Berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja;
d. Memanfaatkan waktu dengan baik;

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 25


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

e. Suka mempelajari hal yang baru; dan


f. Rajin belajar/bertanya/berdiskusi.

Nilai pembelajar dalam implementasinya adalah pegawai yang berkeinginan dan


berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan
pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan mejadikan pelajaran atas setiap
kejadian. Selain itu, pegawai juga selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi
dan profesionalisme. Untuk lebih jelasnya cermati tabel 3 tentang indikasi positif dan
indikasi negatif yang ditunjukkan pagawai dalam rangka mengimplementasikan nilai
pembelajar

Tabel 3 Indikasi Positif dan Negatif dalam Implementasi Nilai Pembelajar


INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu 1. Tidak memanfaatkan waktu


menambah dan memperluas wawasan, dengan baik
pengetahuan dan pengalaman. 2. Enggan mempelajari hal yang
2. Mengambil hikmah dan mejadikan pelajaran baru
atas setiap kesalahan. 3. Malas belajar / bertanya /
3. Berbagi pengetahuan / pengalaman dengan berdiskusi
rekan kerja

Ceritakan, hal apa saja yang sudah Anda lakukan dalam mengimplementasikan nilai
pembelajar, tuangkan dalam kolom di bawah ini!

………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

E. Menjunjung Meritokrasi
Nilai menjunjung meritokrasi berarti menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian

26 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

penghargaan bagi karyawan yang kompeten.

Pegawai Kemendikbud perlu memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang
untuk maju berdasarkan kelayakan dan kecakapannya. Indikator yang mencerminkan
nilai ini adalah:
a. Berkompetisi secara profesional;
b. Memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan kompetensi
pegawai;
c. Memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional sesuai kinerja;
d. Tidak sewenang-wenang;
e. Tidak mementingkan diri sendiri;
f. Menduduki jabatan sesuai dengan kompetensinya; dan
g. Mendapatkan promosi bukan karena kedekatan/primordialisme.

Meritokrasi adalah Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk
maju berdasarkan kelayakan dan kecakapannya. Implementasi nillai meritokrasi
misalnya dengan menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi
karyawan yang kompeten.

Agar lebih jelas perhatikan tabel 4 berikut mengenai indikasi positif dan indikasi negatif
tata nilai meritokrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

Tabel 4. Indikasi Positif dan Negatif dalam mengimplementasikan nilai Meritokrasi


INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Berkompetisi secara profesional 1. Menduduki Jabatan yang tidak


2. Memberikan perlakuan yang sama 2. sesuai dengan kompetensinya;
dalam memberikan punishment 3. Mendapatkan promosi hanya karena
(sanksi) Kedekatan/primordialisme
3. Memberikan penghargaan secara 4. Cenderung sewenang-wenng
proporsional sesuai kinerja 5.Mementingkan diri sendiri dan
4. Tidak sewenang-wenang kelompoknya
5. Tidak mementingkan diri sendiri

Tuliskan pengalaman Anda dalam mengimplementasikan meritokrasi selama Anda bekerja


sebelum di Kemendikbud, termasuk dalam organisasi kemasyarakatan!.

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 27


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

F. Terlibat Aktif
Nilai terlibat aktif bermakna senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Pegawai
Kemendikbud semestinya suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan
dorongan, agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Nilai terlibat
aktif terlihat dari indikator:
a. Terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi
kementerian;
b. Memberikan dukungan kepada rekan kerja;
c. Peduli dengan aktivitas lingkungan sekitar (tidak apatis); dan
d. Tidak bersifat pasif, sekedar menunggu perintah.

Terlibat aktif adalah berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan
agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Implementasi nilai aktif
senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Guna mengetahui indikasi positif dan
negatif dalam mengimplementasikan nilai “aktif” dapatdilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Indikasi Positif dan Negatif dalam Mengimplementasikan Nilai “Aktif”


INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Berperan aktif dalam setiap kegiatan 1. Tidak peduli dengan aktifitas


untuk mendukung visi dan misi lingkungan sekitar (apatis)
Kementerian. 2. Bersifat pasif, menunggu perintah
2. Memberikan dukungan kepada rekan
kerja.

28 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Ceritakan pengalaman Anda ketika terlibat aktif dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
dalam organisasi kerja ataupun organisasi kemasyarakatan. Tuliskan pada kolom berikut!

…………………………………………………………………………………………………………………….…………….………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..…………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
G. Tanpa Pamrih
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Nilai tanpa pamrih memiliki arti bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.
…………………………………………………………………………………………..
Pegawai Kemendikbud, yang memiliki nilai tanpa pamrih, tidak memiliki maksud yang
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi.
…………………………………………………………………………………………….
Sebaliknya pegawai Kemendikbud memberikan inspirasi, dorongan, dan semangat bagi
………………………………………………………………………………………………………………………………….
pihak lain untuk suka berusaha menghasilkan karya terbaiknya sesuai dengan tujuan
bersama.
………………………………………………………………………………………………………………………………….

Indikator nilai tanpa pamrih adalah:


………………………………………………………………………………………………………………………………….
a. ………………………………………………………………………………………………………………………………….
Penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan;
b. Rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya;
………………………………………………………………………………………………………………………………….
c. Menunjukkan perilaku 4S (senyum, sapa, sopan, dan santun);
d. Tidak melakukan pekerjaan dengan terpaksa; dan
e. Tidak berburuk sangka kepada rekan kerja.

Tanpa pamrih adalah tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi
keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi, memberikan dorongan dan semangat
bagi pihak lain untuk suka berusaha mencapai tujuan bersama, memberikan inspirasi,
dan memberikan dorongan agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya
terbaiknya. Implementasi nilai ini misalnya pegawai bekerja dengan tulus ikhlas penuh
dedikasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

Berikut ini disajikan indikasi positif dan indikasi negatif sikap dan peilaku pegawai dalam
melaksanakan nilai “Tampa Pamrih”.

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 29


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

Tabel 5 Indikasi Positif dan Indikasi Negatif dalam Mengimplementasikan


Nilai “Tampa Pamrih”

INDIKASI POSITIF INDIKASI NEGATIF

1. Memiliki komitmen dalam melaksanakan Melakukan pekerjaan


pekerjaan dengan terpaksa
2. Rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya
3. Konsisten dalam bekerja

Ceritakan pengalaman Anda dalam pelaksanaan tugas yang mengimplementasikan tata


nilai “Tanpa Pamrih”,dengan mengisis kolom berikut ini!.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………….……………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Peningkatan internalisasi ketujuh nilai di atas di antara pegawai Kemendikbud semakin
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
dirasakan urgensinya untuk memastikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan
……………………………………………………….
sesuai dengan Visi Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024 didukung oleh kinerja
Kemendikbud
. yang prima.
.

30 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


………………………………………………………………………………………………………………………………….………
………………………………………………………………………………………………………………………….
Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

H. RANGKUMAN

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 31


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

I. LATIHAN UNTUK PEMAHAMAN

32 | Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik


Tata Nilai Organisasi Kemendikbud

DAFTAR PUSTAKA

Fernanda, Desi, Etika Organisasi Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara Republik


Indonesia, 2003.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/2001


tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

Lembaga Adninistrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pcmbangunan,


Akuntabilitas dan Good Governance, 2000.

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2004 Muhyadi, Dr., Organisasi, Teori,
Struktw, dan Proses, 1989.

Mustopadidjaja, AR., Transformasi Manajemen Menghadapi Globalisasi Ekonomi, jurnal


Administrasi dan Pembangunan Volume 1, Nomor 1, PP PERSADI, 1997 Osborne,

David and Ted Gaebler, Reinventing Goverment: How Entrepreneurial Spirit is Transforming
The Public Sector, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Co.Inc,
1992.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(PNS).

Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil.

Prawirosentono, Suyadi, Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif


Menjelang Perdagangan Bebas Dunia, BPFE Yogyakarta, 1999.

Robbins, Stephen P, Teori Organisasi, Struktur, Desain & Aplikasi, alih bahasa: Yusuf Udaya,
Arcan, 1994.

Supriyadi, Gering, Modul Diklat Prajabatan Golongan III: Etika Birokrasi, Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, 2001.

Undang- undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Modul Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik | 33

Anda mungkin juga menyukai