Anda di halaman 1dari 71

TIM KEPERAWATAN DASAR 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
1
PEMBERIAN OBAT (Dr. Yuliana Syam, S.Kep,Ns,M.Kes)
MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL DAN VIAL

Ampul dan vial biasa digunakan sebagai wadah obat parenteral yang steril. Ampul
adalah wadah penyimpanan obat yang terbuat dari kaca dengan bagian leher yang menyempit
dan digunakan untuk satu kali dosis pemakaian. Untuk menggunakan obat dari ampul maka
leher ampul harus dipatahkan terlebih dahulu. Vial adalah botol kecil dengan tutup yang terbuat
dari karet, dengan ukuran berbeda-beda baik dosis sekali pakai ataupun multipel dosis.
MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL

Gbr. 1 Persiapan
alat :
Ampul obat
Jarum dan spoit
Kasa kecil
Kapas alkohol
PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
No. Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Persiapan
Cek label obat
Atur peralatan
2 Cuci tangan
3 Siapkan obat dari ampul

2
4 Sentil bagian atas ampul menggunakan jari tangan
5 Letakkan selembar kasa atau kapas alkohol pada bagian leher
ampul

6 Patahkan leher ampul dengan arah menjauhi tangan anda


7 Buang patahan ampul bagian atas pada tempatnya
8 Ambil spoit, buka penutupnya dan masukkan jarum ke dalam
ampul

9 Aspirasi medikasi ke dalam spoit dengan menarik plunger ke


belakang

10 Pertahankan ujung jarum di bawah permukaan cairan. Jika


memegang ampul tegak lurus, angkat keatas untuk
memungkinkan semua cairan masuk ke dalam spoit
11 Jika gelembung udara teraspirasi, jangan mengeluarkan udara ke
dalam ampul

12 Untuk mengeluarkan gelembung udara, angkat jarum dari


dalam ampul. Pegang spoit dengan jarum menghadap ke atas
untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan obat

13 Tutup jarum dengan capnya


14 Buang alat-alat yang tidak terpakai pada tempatnya
15 Cuci tangan
Keterangan Check List :
1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL

Gbr. 2 Persiapan

3
Alat :
Vial obat
Jarum dan spoit
Kapas alkohol
PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
No Prosedur Tindakan Check
. List
1 2 3
1 Persiapan :
Cek label obat
Atur peralatan
2 Cuci tangan
3 Siapkan obat dari vial
4 Lepaskan penutup plastik dan cap logam untuk memajan
penutup karet vial

5 Dengan kapas alkohol usap permukaan tutup karet


6 Lepaskan cap jarum. Aspirasi udara dengan menarik plunger ke
belakang sejumlah volume medikasi yang akan diaspirasi

7 Masukkan jarum, dengan bevel jarum menghadap ke atas,


menembus bagian tengah penutup karet

8 Keluarkan udara ke dalam vial, dengan ujung jarum tetap diatas


permukaan cairan obat, jangan biarkan plunger kembali

ke atas

Gbr. 3

4
9 Balikkan vial sambil tetap memegang kuat pada spoit dan
plunger. Pegang vial antara ibujari dan jari tengah pada tangan
yang nondominan. Raih bagian ujung barel dan plunger dengan
ibujari dan jari telunjuk dengan tangan yang dominan

Gbr.4

10 Pertahankan unjung jarum di bawah permukaan cairan obat.


Tekanan udara akan mengisi spoit dengan sendirinya. Tarik
plunger jika perlu

11 Jika dosis yang sesuai sudah terpenuhi, tarik jarum dari dalam
vial

12 Untuk mengeluarkan gelembung udara, pegang spoit dengan


jarum menghadap ke atas dan sentil-sentil untuk melepaskan
gelembung udara. Tarik sedikit plunger ke belakang dan
dorong keatas untuk mengeluarkan udara. Jangan
mengeluarkan cairan obat.

13 Tutup jarum dengan capnya


14 Buang alat-alat yang tidak terpakai pada tempatnya
15 Cuci tangan
16 Dokumentasi

Keterangan Check List :


1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

5
MENCAMPUR OBAT

Persiapan alat
Vial, ampul obat, ataupun aquades steril
Jarum dan spoit
Kapas alkohol
PROSEDUR MENCAMPUR OBAT
No Prosedur Tindakan Check
. List
1 Persiapan 1 2 3
Cek label obat
Atur peralatan
2 Cuci tangan
3 Siapkan obat dari vial
4 Lepaskan penutup plastik dan cap logam untuk memajan
penutup karet vial

5 Dengan kapas alkohol usap permukaan tutup karet


6 Siapkan cairan atau obat dari ampul
7 Aspirasi cairan dari ampul ke dalam spoit sesuai jumlah
medikasi

8 Tarik jarum dari ampul, dan keluarkan gelembung udara jika


ada

9 Masukkan jarum spoit yang telah berisi cairan dari ampul ke


dalam vial, dengan bevel jarum menghadap ke atas,

menembus bagian tengah penutup karet vial


10 Masukkan cairan ke dalam vial dengan menekan plunger ke
bawah, jangan biarkan plunger kembali ke atas

11 Tarik jarum dari dalam vial


12 Campurkan dua jenis obat
13 Aspirasi udara kedalam spoit sejumlah cairan obat yang akan
diaspirasi dari dalam vial.

6
14 Masukkan jarum kedalam vial menembus bagian tengah
penutup karet, lalu injeksikan udara diatas permukaan cairan

15 Balikkan vial sambil tetap memegang kuat pada spoit dan


plunger. Pegang vial antara ibujari dan jari tengah pada tangan
yang nondominan. Raih bagian ujung barel dan plunger dengan
ibujari dan jari telunjuk dengan tangan yang dominan

16 Pertahankan unjung jarum di bawah permukaan cairan obat.


Tekanan udara akan mengisi spoit dengan sendirinya. Tarik
plunger jika perlu

17 Jika dosis yang sesuai sudah terpenuhi, tarik jarum dari dalam
vial

18 Untuk mengeluarkan gelembung udara, pegang spoit dengan


jarum menghadap ke atas dan sentil-sentil untuk melepaskan
gelembung udara. Tarik sedikit plunger ke belakang dan
dorong keatas untuk mengeluarkan udara. Jangan
mengeluarkan cairan obat.

19 Tutup jarum dengan capnya


20 Buang alat-alat yang tidak terpakai pada tempatnya
21 Cuci tangan

Keterangan Check List :


1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan INJEKSI INTRADERMAL
Pengertian
Injeksi intradermal adalah pemberian obat ke dalam lapisan dermis kulit tepat dibawah
epidermis.
Tujuan
Biasa digunakan untuk tes alergi dan screening TB.
Area injeksi : lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas, punggung bagian belakang tepat
di bagian scapulae.

7
Gbr. 5 Injeksi intradermal Persiapan
alat:
Vial atau ampul obat
Spoit 1 ml
Kapas alkohol
Handscoen bersih
PROSEDUR INJEKSI INTRADERMAL
No Prosedur Tindakan Check
. List
1 2 3
1 Persiapan
Cek label obat
Atur peralatan
2 Cuci tangan
3 Siapkan obat dari vial ataupun ampul
4 Siapkan klien
5 Jelaskan prosedur pemberian obat pada klien

6 Jaga privasi klien


7 Pilih area injeksi yang tepat. Palpasi tempat tersebut terhadap
edema, massa atau nyeri tekan. Hindari area kulit yang terdapat
jaringan parut, kemerahan,memar, bengkak, melepuh dan
terdapat lesi atau infeksi

8 Gunakan sarung tangan

8
9 Bersihkan kulit dengan kapas alkohol secara sirkuler dari
bagian tegah ke luar

10 Siapkan spoit injeksi


- Buka penutup jarum
- Keluarkan udara dari dalam spoit jika ada
- Pindahkan spoit pada tangan dominan, pegang spoit
diantara ibujari dan jari telunjuk

11 Kencangkan kulit dengan tangan nondominan


12 Masukkan ujung jarum secukupnya, hinggan badan jarum
menembus epidermis sampai ke dermis. Badan jarum harus
tampak kelihatan dibawah permukaan kulit.

13 Stabilkan spoit dan jarum lalu suntikkan obat


14 Tarik jarum suntik
15 Anjurkan klien untuk tidak menekan atau memijat area
suntikkan

16 Buang spoit dan jarumnya dengan aman


17 Lepaskan sarung tangan
18 Lingkari area injeksi untuk mengobservasi adanya kemerahan
atau indurasi

19 Dokumentasikan tindakan
20 Evaluasi
- Evaluasi respon klien
- Evaluasi kondisi area suntikan dalam 24 sampai 48 jam,
tergantung tesnya. Ukur kemerahan, indurasi dalam
millimeter

- Dokumentasikan hasil skin test

Keterangan Check List :


1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

9
INJEKSI SUBKUTAN
Pengertian
Injeksi subkutan adalah pemberian obat kedalam jaringan ikat dibawah dermis. Hanya
pengobatan dosis kecil ( 0,5 – 1 ml ) yang biasa disuntikkan melalui rute subkutan. Tujuan
- untuk memberikan pengobatan seperti penyuntikan vaksin, medikasi preoperative,
narkotik, heparin dan insulin
- Untuk memberikan efek absorpsi yang lebih lambat dibandingkan injeksi intramuskular
ataupun intravena.
Area injeksi: lengan atas bagian luar, paha anterior,abdomen, area scapula pada punggung
belakang, ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas.

Gbr. 6 Area injeksi subkutan


Persiapan alat:
Vial atau ampul berisi obat
Spoit 2,5 ml; 3 ml
Kapas alkohol
Kasa (bila perlu )
Handscoen bersih

PROSEDUR INJEKSI SUBKUTAN


No Prosedur Tindakan Check
. List
1 2 3
1 Persiapan
Cek label obat
Atur peralatan

10
2 Cuci tangan
3 Siapkan obat dari vial ataupun ampul
4 Siapkan klien dan bantu pada posisi nyaman untuk injeksi
5 Jelaskan prosedur pemberian obat pada klien
6 Jaga privasi klien
7 Pilih area injeksi yang tepat. Palpasi tempat tersebut terhadap
edema, massa atau nyeri tekan. Hindari area kulit yang terdapat
jaringan parut, gatal, kemerahan,memar, bengkak, melepuh
dan terdapat lesi atau infeksi

8 Gunakan sarung tangan bersih


9 Bersihkan kulit dengan kapas alkohol secara sirkuler dari
bagian tegah ke luar ± 5 cm

10 Siapkan spoit injeksi


- Buka penutup jarum
- Keluarkan udara dari dalam spoit jika ada
11 Genggam spoit dengan tangan dominan diantara ibu jari dan
jari-jari lainnya, dengan telapak tangan menghadap area injeksi
dengan sudut 45⁰, 60⁰ atau 90⁰.

Gbr. 7

12 Cubit atau kumpulkan kulit pada satu sisi dengan


menggunakan tangan nondominan, masukkan jarum dengan
tangan dominan, cepat, tepat dan tegas.

13 Stabilkan spoit dan jarum lalu suntikkan obat


14 Tarik jarum suntik secara perlahan
Jika terjadi perdarahan, tekan dengan kasa steril sampai
perdarahan berhenti

11
15 Buang spoit dan jarumnya dengan aman pada tempatnya
16 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
17 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute pemberian
obat
- Semua peralatan injeksi yang digunakan
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
18 Evaluasi
- Evaluasi respon klien
- Lakukan follow up terhadap efek obat yang mungkin
terjadi
- Laporkan penyimpangan yang terjadi pada dokter

INJEKSI INTRAMUSKULAR
Pengertian
Injeksi intramuskular adalah pemberian obat ke dalam jaringan otot. Ada dua tekhnik dalam
melakukan injeksi intramuscular yaitu dengan menggunakan teknik z-track dan teknik air lock
(kunci udara)
Tujuan : untuk memberikan pengobatan
Area injeksi : ventrogluteal, vastus lateralis, dorsogluteal, deltoid, rektus femoris.

Gbr. 8 Injeksi IM gluteus

Gbr. 9 Injeksi IM vastus lateralis


Persiapan alat:

12
Vial atau ampul berisi obat
Spoit 1 – 5 ml : volume 0,5 – 1 ml direkomendasikan pada pemberiannya pada
muskulus deltoideus, pada otot yang lebih tebal pemberian dengan volume
sampai dengan 4 ml daat ditoleransi dengan aman.
Kapas alkohol
Kasa (bila perlu )
Handscoen bersih
PROSEDUR INJEKSI INTRAMUSKULAR
No Prosedur Tindakan Check
. List
1 Persiapan 1 2 3
Cek label obat
Atur peralatan
2 Cuci tangan
3 Siapkan obat dari vial ataupun ampul
4 Siapkan klien dan bantu pada posisi nyaman untuk injeksi
5 Jelaskan prosedur pemberian obat pada klien
6 Jaga privasi klien
7 Pilih area injeksi yang tepat. Palpasi tempat tersebut terhadap
edema, massa atau nyeri tekan. Hindari area kulit yang terdapat
jaringan parut, gatal, kemerahan,memar, bengkak, melepuh
dan terdapat lesi atau infeksi

8 Gunakan sarung tangan bersih


9 Bersihkan kulit dengan kapas alkohol secara sirkuler dari
bagian tegah ke luar ± 5cm dan biarkan hingga mengering

Metode z-track
A - Siapkan spoit injeksi
- Buka penutup jarum
- Keluarkan udara dari dalam spoit jika ada

B Genggam spoit dengan tangan dominan diantara ibu jari dan jari
telunjuk.

13
C Tepat dibawah tempat injeksi, tarik kulit dibawahnya dan
jaringan subkutan 2,5-3,5 cm ke arah lateral tempat injeksi
dengan tangan nondominan

D Pegang taut kulit dan dengan cepat injeksikan jarum ke dalam


otot pada sudut 90⁰ dengan menggunakan metode z-track

E Setelah jarum memasuki area, pegang bagian bawah ujung


tabung spuit dengan tangan nondominan. Terus pegang kulit
dengan kencang . lepaskan tangan dominan pada ujung plunger
. hindari menggerakkan spuit

Metode kunci udara (Air Lock)


A - Siapkan spoit yang berisi medikasi
- Tambahkan udara sebanyak 0,3-0,5 ml udara kedalam
spoit
- Buka penutup jarum

B Genggam spoit dengan tangan dominan diantara ibu jari dan


jari telunjuk, tusuk kulit secara cepat dan lembut dengan sudut
90⁰

C Kumpulkan atau cubit otot yang akan diinjeksi (jika lapisan otot
tipis) dengan menggunakan tangan nondominan

D Dengan cepat injeksikan jarum ke dalam otot pada sudut 90⁰


E Setelah jarum memasuki area, pegang bagian bawah ujung
tabung spuit dengan tangan nondominan.

10 Tarik pengisap (plunger) dengan tangan dominan selama 5-10


detik:
- Jika tampak darah di dalam spoit,maka tarik spoit, buang
dan siapkan injeksi baru

- Jika tak tampak ada darah dalam spoit, injeksikan obat


dengan kecepatan 10 ml/detik secara perlahan.

11 Tarik jarum suntik secara perlahan. Hindari masase area injeksi,


cukup dengan memberikan tekanan ringan.

14
12 Jika terjadi perdarahan, tekan dengan kasa steril sampai
perdarahan berhenti

13 Buang spoit dan jarumnya dengan aman pada tempatnya


14 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
15 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Nama obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute
pemberian obat
- Semua peralatan injeksiyang digunakan
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
16 Evaluasi
- Evaluasi respon klien
- Lakukan follow up terhadap efek obat yang mungkin
terjadi
- Laporkan penyimpangan yang terjadi pada dokter
Keterangan Check List :
1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

INJEKSI INTRAVENA

Pengertian
Pemberian medikasi yang pekat/padat secara langsung ke dalam vena dengan teknik
bolus merupakan metode pemberian obat yang sangat berbahaya. Obat tersebut bereaksi
dengan cepat karena obat masuk ke dalam sirkulasi klien secara langsung. Efek samping yang
serius dapat terjadi dalam hitungan detik.
Obat dapat diberikan secara intervena melalui lock intravena (saluran khusus yang
dibuat untuk memasukkan obat) atau melalui saluran infus yang sudah ada.

Ada beberapa cara pemberian obat secara intravena.


Infus intravena intermitten.
Infus intermitten adalah sebuah metode pemberian obat dengan mencampur obat
dengan sejumlah cairan intravena. Dua bentuk tempat cairan yang digunakan adalah cairan
15
infus yang pada umumnya dengan volume 500 cc(tandem) dan dalam bentuk piggyback
(volume 100 cc). Adapula pula pemberian obat dengan menngunakan prinsip volume kontrol
yakni menggunakan syringe pump.
Metode teraman untuk menambahkan obat intravena adalah menambahkan obat
kedalam wadah cairan bervolume besar (biasanya dalam larutan dekstrosan, ringer laktat, atau
normal saline). Kemudian obat diinfuskan dengan perlahan,resiko efek samping minimal dan
kadar terapeutik dipertahankan. Obat yang ditambahkan kedalam wadah cairan meliputi
elektrolit, vitamin, mineral, dll.

PROSEDUR MENAMBAHKAN OBAT KEDALAM CAIRAN INFUS TERPASANG:


No. Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Persiapan
Cek label obat
Atur peralatan
2 Cuci tangan
3 Gunakan sarung tangan bersih
4 Siapkan obat
5 Masukkan obat ke dalam spoit
6 Hentikan aliran cairan infus pada selang infus set dengan
memutar clamp infus set ke arah bawah.

7 Bersihakan tempat injeksi obat ada botol infus dengan kapas


alcohol

8 Injeksikan obat

Gbr. 10

16
9 Secara perlahan putar botol cairan agar obat dan cairan infus
tercampur baik.

10 Tuliskan obat yang dicampurkan pada label cairan


11 Putar clamp infus set ke arah atas untuk mengalirkan cairan
12 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
13 Dokumentasikan data yang relevan, monitor klien dan infus.
Keterangan Check List :
1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

INJEKSI IV LOCK DENGAN JARUM (IV LOCK WITH NEEDLE)


Persiapan alat
Obat dalam spoit
Spoit yang berisi normal saline
Kapas alkohol
PROSEDUR INJEKSI IV LOCK DENGAN JARUM (IV LOCK WITH NEEDLE)
No. Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Cek instruksi dokter
3 Jelaskan prosedur pada klien
4 Periksa ketepatan identitas klien
5 Periksa posisi jarum di dalam vena
6 Bersihkan diafragma karet kapas alkohol
7 Tusukkan jarum dan suntikkan 1 ml normal saline
8 Tarik jarum dan spoit
9 Bersihkan diafragma dengan kapas alkohol

17
10 Tusukkan jarum spoit yang telah berisi obat yang telah
disiapkan menembus bagian tengah diafragma

Gbr. 11

11 Suntikkan bolus obat secara perlahan


12 Setelah pemberian bolus, cabut spoit
13 Tusukkan jarum dan suntikkan 1 ml normal saline
14 Tarik jarum dan spoit
15 Buang jarum dan spoit pada tempat yang telah disediakan
16 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
17 Dokumentasikan data yang relevan, monitor klien dan infus.

INJEKSI IV LOCK TANPA JARUM (IV LOCK WITH NEEDLELESS SYSTEM)


Persiapan alat
Obat dalam spoit
Spoit yang berisi normal saline

PROSEDUR INJEKSI IV LOCK TANPA JARUM (IV LOCK WITH NEEDLELESS


SYSTEM)
No. Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Cek instruksi dokter
3 Jelaskan prosedur pada klien
4 Periksa ketepatan identitas klien
5 Periksa posisi jarum di dalam vena
6 Buka penutup jarum

18
7 Masukkan spoit dan suntikkan 1 ml normal saline
8 Lepaskan spoit
9 Masukkan spoit yang berisi obat ke dalam katup selang
intravena

Gbr. 12

10 Suntikkan obat secara perlahan


11 Setelah pemberian obat, cabut spoit
12 Ulangi suntikkan 1 ml normal saline
13 Tarik jarum dan spoit
14 Buang jarum dan spoit pada tempat yang telah disediakan
15 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
16 Dokumentasikan data yang relevan, monitor klien dan infus.
Keterangan Check List :
1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

INJEKSI MELALUI INFUSE INTRAVENA

Persiapan alat:
Obat dalam spoit
Kapas alcohol atau antiseptic
Selang dengan port injeksi

19
PROSEDUR INJEKSI MELALUI INFUSE TERPASANG
No. Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Cek instruksi dokter
3 Jelaskan prosedur pada klien
4 Periksa ketepatan identitas klien
5 Pilih port penyuntikan pada selang sedekat mungkin pada
tempat penusujan jarum

6 Bersihkan port penyuntikan dengan kapas alkohol


7 Tusukkan jarum spoit yang telah berisi obat yang telah
disiapkan melalui bagian tengah port

8 Hambat aliran IV dengan menekuk selang tepat di atas port


suntikan. Tarik plunger dengan perlahan untuk mengaspirasi
darah.

Gbr. 13

9 Setelah melihat adanya darah, suntikkan obat dengan


perlahan.

10 Setelah penyuntikan obat, tarik spoit dan periksa kembali


kecepatan infuse

11 Observasi klien dengan ketat terhadap reaksi yang merugikan


12 Buang jarum dan spoit pada tempat yang telah disediakan
13 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
14 Dokumentasikan data yang relevan, monitor klien dan infus.

20
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT

Persiapan alat:
Agen topikal yang dipesankan (mis. Bubuk, krim, lotion, dll)
Kasa kecil steril
Sarung tangan sekali pakai atau steril
Aplikator berujung kapas
Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
Kasa balutan
Plester
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT
No. Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis,
waktu dan tempat pemberian.

2 Cuci tangan
3 Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4 Jaga privasi klien
5 Identifikasi identitas klien
6 Posisikan klien dengan nyaman. Lepaskan pakaian atau linen
tempat tidur, pertahan area yang tak digunakan tetap tertutup

7 Gunakan sarung tangan bila ada indikasi


8 Inspeksi kondisi kulit secara menyeluruh. Bersihkan/ cuci area
luka, lepaskan semua debris dan kulit yang mengeras.

9 Keringkan atau biarkan kering oleh udara


10 Oleskan agen topical
11 Krim , salep, dan losion mengandung minyak
- Letakkan 1 – 2 sendok the obat ditelapak tangan dan
lunakkan dengan menggosokkan lembut diantara kedua
tangan
- Manakala obat telah lunak dan lembut, usapkan

21
merata diatas permukaankulit, lakukan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
- Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak
setelah pemberian

12 Sprei aerosol
- Kocok wadah dengan keras
- Baca label untuk jarak yang dianjurkan (biasanya 15 –
30 cm)
- Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot,
minta klien untuk memalingkan wajah dari arah sprai.
- Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang
sakit.

13 Losion mengandung suspensi


- Kocok wadah dengan kuat
- Oleskan sejumlah kecil losion pada kasa balutan atau
bantalan kecil dan oleskan pada kulit dengan menekan
merata searah ertumbuhan bulu
- Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan
kering

14 Bubuk
- Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara
menyeluruh
- Renggangkan dengan baik bagian lipatan kulit
- Bubuhkan obat sedikit demi sedikit hingga area kulit
tertutup dengan bubuk halus, lapisan tipis.

15 Tutup area kulit dengan balutan sesuai dengan indikasi, dan


kuatkan dengan plester

16 Bantu klien untuk posisi nyaman, kenakan kembali pakaian,


dan tutup dengan linen tempat tidur sesuai keinginan

17 Buang peralatan yang basah pada wadah yang disediakan


18 Lepaskan sarung tangandan cuci tangan

22
19 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Nama obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute
pemberian obat
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
20 Evaluasi
- Evaluasi respon klien

Keterangan Check List :


1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

PEMBERIAN OBAT MATA


Persiapan alat:
Botol obat tetes atau salep mata
Bola kapas atau tisu
Baskom cuci dengan air hangat
Penutup mata/eye patch (tidak menjadi keharusan)
Sarung tangan bersih

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT MATA


No Prosedur Tindakan Check
. List
1 2 3
1 Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis,
waktu dan tempat pemberian.

2 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


3 Identifikasi identitas klien
4 Jelaskan prosedur pemberian pada klien
5 Minta klien untuk berbaring terlentang dengan leher agak
hiperekstensi (mendongak)

23
6 Bila terdapat drainase disepanjang kelopak mata atau kantung
dalam, basuh dengan perlahan. Basahi semua belek yang telah

mengering dan sulit dibuang dengan memakai lap basah atau


bola kapas mata selama beberapa menit. Selalu membersihkan
dari bagian dalam ke luar kantus.

7 Pegang bola kapas atau tisu yang bersih pada tangan dominan
diatas tulang pipi klien tepat dibawah kelopak mata bawah

8 Dengan tisu atau kapas dibawah kelopak mata bawah, perlahan


tekan bagian bawah dengan ibu jari atau jari telunjuk di atas
tulang orbita.

9 Minta klien untuk melihat pada langit-langit

24
10 Teteskan obat tetes mata:
a. Dengan tangan dominan anda diatas dahi klien, pegang
penetes mata yang telah terisi obat kurang lebih 1 – 2 cm
diatas saku konjungtiva.

Gbr. 14

b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sakus


konjungtiva
c. Bila klien berkedip, menutup mata atau bila tetesan jatuh
ke pinggiran luar kelopak mata, ulangi prosedur.
d. Bila memberikan obat yang memberikan efek sistemik,
lindungi jari anda dengan sarung tangan atau tisu bersih
dan berikan tekanan lembut pada duktus nasolakrimal
klien selama 30 sampai 60 detik
e. Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk
menutup mata dengan perlahan

11 Memasukkan salep mata:


a. Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata,

25
pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang
tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva
b. Minta klien untuk melihat ke bawah
c. Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada
konjungtiva dalam
d. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok
kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler
menggunakan bola kapas.

12 Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan


perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus

13 Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata


yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata
terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan tekanan
pada mata

14 Buang peralatan pada wadah yang disediakan


15 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
16 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Nama obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute
pemberian obat, mata (kiri, kanan atau kedua mata)
yang menerima obat
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
17 Evaluasi
- Evaluasi respon klien

26
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA
Persiapan alat:
Sarung tangan bersih
Obat tetes
Cotton fluff
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA
No Prosedur Tindakan Check
. List
1 2 3
1 Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis,
waktu dan tempat pemberian.

2 Identifikasi identitas klien


3 Jelaskan prosedur pemberian pada klien
4 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5 Minta klien untuk berbaring dengan posisi yang nyaman untuk
tetes telinga, posisi kepala miring dengan lubang telinga
menghadap ke atas

6 Bersihkan pinna dan lubang telinga


7 Hangatkan sejenak botol obat dengan
tangan atau menggunakan air hangat

8 Pastikan posisi saluran telinga dengan menarik pinna ke


belakang atas

Gbr. 15

9 Teteskan obat sesuai dosis pengobatan

27
10 Anjurkan pasien untuk mempertahankan posisi miring selama
5 menit
11 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Nama obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute
pemberian obat, mata (kiri, kanan atau kedua mata)
yang menerima obat
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
13 Evaluasi
- Evaluasi respon klien

Keterangan Check List :


1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

PEMBERIAN OBAT VAGINAL


Obat pervagina tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria. Obat ini digunakan untuk
mengobati infeksi local dan umum. Karena cairan yang merupakan gejala infeksi vagina
baunya tidak sedap, penting untuk memberikan klien kebersihan perineal yang baik.
Persiapan alat
Suppositoria Vagina
Supositoria
Sarung tangan bersih sekali pakai
Jeli
Tisu bersih
Krim Vagina
Krim
Aplikator plastik
Sarung tangan bersih sekali pakai
Tisu

28
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT VAGINAL
No Prosedur Tindakan Check
. List
1 2 3
1 Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis,
waktu dan tempat pemberian.

2 Cuci tangan
3 Identifikasi identitas klien
4 Jelaskan prosedur pemberian pada klien
5 Minta klien untuk berbaring dengan posisi dorsal rekumben
6 Pertahankan selimut abdomen dan turunkan
selimut ekstremitas

7 Pakai sarung tangan

29
8 Memasukkan obat supositoria:
a. Buka bungkus aluminium foil supositoria dan oleskan
sejumlah pelumas yang larut dalam air pada ujung
supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari
telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dari tangan
dominan
b. Dengan tangan nondominan yang sudah terpasang
sarung tangan regangkan lipatan labia
c. Masukkan jung bulat supositoria sepanjang dinding
kanal vagina posterior sepanjang dinding posterior
lubang vagina sampai jari telunjuk 7,5-10 cm/ 3-4
inci)

Gbr. 16
d. Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa disekitar

30
orifisium dan labia
e. Instruksikan klien untuk tetap pada posisi terlentang
selama sedikitnya 10 menit Memasukkan obat krim vagina:
a. Isi aplikator krim, ikuti petunjuk yang tertera pada
kemasan
b. Dengan tangan nondominan yang sudah terpasang
sarung tangan regangkan lipatan labia
c. Dengan tangan dominan anda yang bersarung tangan
masukkan aplikator sekitar 7,5 cm. Dorong aplikator
untuk mengeluarkan obat.

Gbr. 17
d. Tarik pluger dan letakkan pada tisu. Bersihkan sisa krim
pada labia atau orifisium vagina
e. Instruksikan klien untuk tetap pada posisi terlentang
selama sedikitnya 10 menit
f. Cuci aplikator dengan sabun dan air hangat. Simpan
untuk penggunaan selanjutnya

9 Buang peralatan pada wadah yang disediakan


10 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
11 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Nama obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute
pemberian obat
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
12 Evaluasi
13 - Evaluasi respon klien

31
PEMBERIAN SUPOSITORIA REKTAL
Berbagai obat tersedia dalam bentuk suppositoria rektal dan membuat efek local dan
efek sistemik. Aminofilin suppositoria bekerja secara sistemik untuk mendilatasi bronkiele
respiratori, sedangkan lainnya (misalnya dulcolax) dapat bekerja secara local untuk
meningkatkan defekasi. Perawat harus memperhatikan terutama pada penempatan supositoria
dengan benar pada dinding mukosa rectal, melewati sfingter anal internal, sehigga suppositoria
tidak dikeluarkan. Klien yang mengalami pembedahan atau perdarahan rectal tidak boleh
diberikan supositoria rectal.
Persiapan alat:
Supositoria rektal
Jeli pelumas
Sarung tangan bersih sekali pakai
Tisu
PROSEDUR PEMBERIAN SUPOSITORIA REKTAL
N0 Prosedur Tindakan Check
List
1 2 3
1 Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, kekuatan,
waktu dan tempat pemberian.

2 Cuci tangan
3 Identifikasi identitas klien
4 Jelaskan prosedur pemberian pada klien
5 Minta klien untuk berbaring dengan posisi miring (sims)
dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan

6 Pertahankan agar klien tetap terselimuti dan hanya area anal


yang terpajan

7 Pakai sarung tangan


8 Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada
ujung bulatnya dengan jeli. Beri pelumas sarung tangan pada
jari telunjuk tangan dominan anda

9 Minta klien untuk menarik napas perlahan melalui mulut dan


untuk merilekskan sfingter ani

32
10 Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan anda.
Dengan jari telunjuk,masukkan supositoria dengan perlahan
melalui anus, melalui sfingter anal internal,dan mengenai
dinding rectal sekitar 10 cm (4 inci) pada dewasa dan 5 cm (2
inci) pada anak-anak dan bayi.

Gbr. 18

11 Tarik jari anda dan bersihkan area anal klien


12 Instruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit

13 Lepaskan sarung tangandan cuci tangan


14 Dokumentasikan semua informasi yang relevan:
- Nama obat yang diberikan, waktu, dosis, dan rute
pemberian obat
- Masalah-masalah khusus jika terjadi
15 Evaluasi
- Evaluasi respon klien

Keterangan Check List :


1. Dilakukan
2. Tidak dilakukan
3. Dilakukan tapi perlu latihan

33
POSITIONING (Ns. Tuti Seniwati, S.Kep,M.Kes)

Tujuan umum
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa mampu mendemonstrasikan posisi tidur pada mahasiswa lain
sesuai dengan yang ditugaskan.
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tujuan pengaturan posisi dan perubahan posisi secara teratur
2. Menyebutkan jenis-jenis posisi tidur klien
3. Menyebutkan alat-alat bantu yang diperlukan untuk masing-masing posisi
4. Mengatur posisi tidur mahasiswa lain sesuai kebutuhan Tujuan pengaturan posisi
1. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
2. Mencegah terjadinya ulkus dekubitus, kerusakan saraf superfisial dan pembuluh darah
3. Mencegah kontraktur
4. Mempertahankan tonus otot Prinsip pengaturan posisi:
1. Pada saat menempatkan klien ditempat tidur, pertahankan agar kasur yang digunakan dapat
memberikan support yang baik bagi tubuh
2. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlibat
akan meningkatkan resiko terjadinya luka dekubitus
3. Letakkan alat-alat bantu di tempat-tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
4. Jangan meletakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama dengan daerah
penonjolan tulang
5. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur Jenis-jenis posisi tidur
1. Fowler dengan kombinasi semi fowler dan high fowler
2. Dorsal recumbent
3. Prone
4. Lateral
5. Sims
6. Lithotomy

Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi tidur klien di mana kepala dan badan dinaikkan 45-90º. Terdapat kombinasi
posis fowler yaitu posisi semi fowler di mana posisi kepala dinaikkan 30-45 º dan posisi high fowler
(fowler tinggi), posisi dimana posisi kepala dinaikkan hingga 45-90 º. Posisi ini digunakan untuk klien
yang mengalami masalah pernafasan dan klien dengan gangguan jantung

34
FORMAT POSISI FOWLER
Nama Mahasiswa : Tanggal :
No Kegiatan Check List
1 2 3
1 Persiapan alat bantu yang digunakan:
1. 1-6 bantal kecil
2. 1-2 trochanter roll
3. Papan kaki/ footboard

2 Persiapan klien :
1. Identifikasi kebutuhan klien akan posisi
fowler
2. Jelaskan pada klien tentang
tujuan/manfaat dari posisi fowler
3. Jaga privasi klien

PELAKSANAAN :
3 Cuci tangan.
4 Kaji daerah-daerah yang mungkin tertekan pada
posisi tidur ini, seperti tumit, prosesus spinosus,
sakrum dan scapula.

5 Atur tempat tidur pada posisi datar, pindahkan


klien pada bagian atas tempat tidur.

6 Instruksikan klien untuk menekuk lutut sedikit


sebelum menaikkan bagian kepala tempat tidur.
Yakinkan bahwa bokong klien berada tepat pada
sudut tekukan tempat tidur.

7 Naikkan posisi kepala 30-40 º.


8 Letakkan bantal kecil/lunak di bawah kepala.
9 Letakkan bantal kecil di daerah lengkung
pinggang jika terdapat celah kecil di daerah

tersebut.
10 Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut
sampai ke tumit.

11 Letakkan trochanter roll di siosi luar paha.

35
12 Letakkan papan penghalang pada telapak kaki
klien.

13 Letakkan bantal untuk mendukung lengan jika


klien tidak dapat menggerakkan lengan lengan.

14 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan


menilai rasa nyaman klien.

15 Bersihkan dan merapikan alat pada tempatnya


semula.

16 Cuci tangan.
Evaluasi
17 Validasi perasaan klien.
Dokumentasi
18 Catat hasil dan respon klien pada proses
19 keperawatan.
Cantumkan nama perawat yang melakukan
tindakan.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan; 2 = tidak dilakukan;3 =dilakukan tapi perlu lat
Posisi dorsal recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi tidur terlentang dengan kepala dan bahu sedikit ditinggikan
dengan bantal.

36
FORMAT POSISI DORSAL RECUMBEN
Nama Mahasiswa : Tanggal :
No Kegiatan Check List
1 2 3
Persiapan alat bantu yang digunakan:
1. 1-6 bantal kecil
2. 2 trochanter roll
3. Papan kaki
4. Handroll

Persiapan:
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi dorsal
recumbent
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari
posisi dorsal recumbent
3. Jaga privasi klien
4. Cuci tangan

PELAKSANAAN :
1 Kaji adaerah-daerah yang mungkin tertekan pada
posisi tidur ini, seperti tumit, prosesus spinosus,
sakrum dan scapula.

2 Bantu klien untuk tidur terlentang.


3 Letakkan bantal kecil/lunak di bawah kepala.
4 Letakkan bantal kecil di daerah lengkung pinggang
jika terdapat celah kecil di daerah tersebut.

5 Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut


sampai ke tumit.

6 Letakkan trochanter roll di siosi luar paha.


7 Letakkan gulungan handuk atau bantal kecil di
bawah lengkung lumbal.

8 Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis


pada ekstremitas atas, naikkan lengan bawah dan
letakkan tangan diatas bantal.

9 Jika klien mempunyai kecenderungan deformitas


pada jari-jari dan telapak tanagn gunakan handroll.

37
10 Evaluasi tindakan dengan menilai rasa nyaman
klien.

Evaluasi
11 Validasi perasaan klien.
Dokumentasi
12 Catat hasil dan respon klien pada proses
13 keperawatan
Cantumkan nama perawat yang melakukan
tindakan

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan
Posisi prone
Posisi prone adalah posisi tidur dimana klien berbaring dengan posisi telungkup dan kepala menghadap
ke samping (potter&perry 1997). Jika digunakan secara tetratur, posisi ini dapat mencegah kontraktur
fleksi pada bokong dan lutut. Posisi prone juga meningkatkan drainase dari mulut, oleh karena itu sangat
bermanfaat untuk klien paska operasi mulut dan tenggorokan.
Kerugian dari posisi ini adalah menyebabkan lordosis lumbal dan lateral rotasi pada leher.
Alat bantu yang digunakan:
3 buah bantal Persiapan:
1. Kaji daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini seperti jari-jari, lutut, genital (pada laki-laki),
payudara (pada wanita), prosesus akromius bahu, pipi dan telinga.
2. Bantu klien pada posisi telungkup
3. Hadapkan kepala klien ke satu sisi, letakkan bantal kecil di bawah kepala tetapi tetapi tidak sampai
bahu.
4. Letakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari difragma sampai krista iliaka.
5. Letakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari lutut hingga tumit.
6. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan menilai rasa nyaman klien.
7. Rapikan lat-alat dan cuci tangan.
8. Catat tindakan yang telah dilakukan
Posisi lateral
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring pada satu sisi dari tubuh. Posisi ini baik
digunakan untuk klien yang membutuhkan istirahat atau tidur yang baik. Posisi lateral juga
menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
38
Alat bantu yang digunakan:
1. 5 buah bantal
2. Gulunga handuk

39
FORMAT POSISI LATERAL
Nama Mahasiswa : Tanggal :
No Kegiatan Check List
1 2 3
1 Persiapan:
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi
lateral
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat
dari posisi lateral recumbent
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan

Prosedur :
2 Kaji daerah tertekan pada posisi ini: ischium,
telinga bawah, pipi, lateral maleolus tumit
bawah, medial maleolus tumit atas, trochanter
besar.

3 Bantu klien miring.


4 Letakkan gulungan handung handuk di bawah
kepala dan leher.

5 Atur posisi bahu atas sedikit fleksi dan agak


condong ke depan.

6 Letakkan bantal di bawah tangan.


7 Letakkan bantal keras pada punggung klien
untuk menstabilkan posisi.

8 Letakkan 2 atau lebih bantal di antara kedua


kaki klien dengan posisi kaki sebelah atas
semi fleksi.

9 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan


menilai rasa nyaman klien.

Evaluasi
10 Validasi perasaan klien.

Dokumentasi
11 Catat hasil dan respon klien pada proses

40
keperawatan.
Cantumkan nama perawat yang melakukan
tindakan.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

Posisi sims
Posisi sims adalah posisi antara posisi lateral dan posisi prone Alat
bantu yang digunakan:
1. 3 buah bantal kecil
2. Bantal pasir atau gulungan handuk

FORMAT POSISI SIM’S


Nama Mahasiswa : Tanggal :
No Kegiatan Check List
1 2 3
Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi sims
2. Jelaskan pada pasien tentang manfaat
dari posisi sims recumbent
3. Jaga privasi klien, siapkan lat-alat, dan
cuci tangan

PELAKSANAAN :
1 Kaji daerah-daerah yang tertekan pada posisi
ini.

2 Pindahkan klien ke sisi tempat tidur dengan


arah berlawanan dengan posisi yang
diinginkan.

3 Rapatkan kedua kaki klien dan tekuk lututnya.


4 Miringkan klien sampai posisi agak tengkurap.
5 Letakkan bantal kecil di bawah kepala.
6 Tempatkan satu tangan di belakang tubuh.

41
7 Atur bahu atas sedikit abduksi dan siku fleksi.
8 Letakkan bantal di ruang antara dada, abdomen
serta lengan atas dan kasur.

9 Letakkan bantal di ruang antara abdomen,


pelvis, paha atas dan tempat tidur.

10 Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada


bidang yang sama.

11 Letakkan gulungan handuk atau bantal pasir di


bawah telapak kaki.

Evaluasi
12 Validasi perasaan klien.
Bersihkan dan merapikan alat pada tempatnya
semula.

Dokumentasi
13 Catat hasil dan respon klien pada proses
keperawatan.
Cantumkan nama perawat yang melakukan
tindakan.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

42
FORMAT MEMINDAHKAN KLIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR Nama
Mahasiswa : Tanggal :
No. Prosedur Check List

1 2 3

1 Identifikasi kebutuhan akan pergerakan di


tempat tidur.

2 Jelaskan tujuan, manfaat, dan tindakan yang


akan dilakukan.
Cuci tangan.
3 Letakkan kepala klien dalam posisi datar
dengan tempat tidur (turunkan bantal dari

tempat tidur).
4 Atur tinggi tempat tidur, sesuai dengan ”body
aligment” anda (aman dan nyaman).

5 Taruh bantal di tempat tidur bagian kepala


6 Tekuk lutut klien dan anjurkan.
7 Letakkan satu tangan anda di bawah bahu dan
tangan yang lain di bawah paha klien.

8 Angkat dan tarik klien, sesuai yang


diinginkan, perintahkan klien untuk
mendorong kakinya.

9 Atur posisi klien, tempatkan bantal-bantal


sesuai yang diperlukan.

Evaluasi
10 Validasi perasaan klien.
Dokumentasi
11 Catat hasil dan respon klien pada proses
12 keperawatan
Cantumkan nama perawat yang melakukan
tindakan

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

43
ROM EXERCISE
(Ns. Tuti Seniwati,S.Kep,M.Kes)

Range of Motion (ROM) atau rentang gerak suatu sendi yaitu pergerakan maksimum yang
mungkin untuk sendi tersebut. Pergerakan Sendi
Bagian Tubuh – Jenis Sendi/Pergerakan Rentang
Normal
Leher – Sendi Pivot Fleksi.
Gerakkan kepala dari posisi tegak pada posisi
pertengahan ke depan, sehingga dagu mencapai dada
(Gbr 1 )
Ekstensi.
Gerakkan kepala dari posisi fleksi ke posisi tegak
(Gbr. 1 )
Hiperekstensi
Gerakkan kepala dari posisi tegak ke belakang sejauh
mungkin (Gbr. 1 ) Fleksi Lateral.
Gerakkan kepala secara lateral ke kanan dan ke kiri
bahu ( Gbr 2 )
Rotasi
Palingkan wajah sejauh mungkin ke kanan dan ke kiri
(Gbr. 3 )
Bahu – Sendi Ball and Socket
Fleksi
Tinggikan setiap lengan dari satu posisi melalui sisi
depan dan ke atas ke satu posisi di samping kepala (
Gbr. 4 )
Ekstensi
Gerakkan setiap lengan dari posisi vertical di samping
kepala ke depan dan ke bawah hingga mencapai
posisi istirahat di samping badan (Gbr. 4 )
Hiperekstensi

44
Gerakkan setiap lengan dari posisi istirahat hingga
bahagian belakang badan (Gbr. 4 )
Abduksi
Gerakkan setiap lengan secara lateral dari posisi
istirahat pada kedua sisi mencapai satu posisi
menyamping di atas kepala, telapak tangan
menjauhi kepala ( Gbr. 5 ) Adduksi (anterior)
Gerakkan setiap lengan dari satu posisi pada samping
menyilang di bagian depan badan sejauh mungkin (
Gbr. 5 ). Siku bisa lurus maupun membengkok.
Sirkumduksi
Gerakkan setiap lengan ke depan, ke atas, ke
belakang, dank e bawah dalam sebuah lingkaran yang
utuh
Rotasi eksternal
Rotasi Internal
Siku – Sendi Hinge
Fleksi
Ekstensi
Rotasi untuk supinasi
Rotasi untuk pronasi

Pergelangan tangan – Sendi Condyloid


Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Fleksi Radial (abduksi)
Fleksi Ulnar (adduksi)

Tangan dan Jari: Sendi Metacarpophalangeal –


Condyloid; Sendi Interphalangeal – Hinge
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi

45
Abduksi
Adduksi

Ibu Jari – Sendi Saddle


Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Opposisi

Paha – Sendi Ball and Socket


Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Abduksi
Adduksi
Sirkumduksi
Rotasi Internal
Rotasi Eksternal

46
47
Membantu Klien Melakukan Ambulasi

Tujuan
Menyediakan kondisi yang aman bagi klien untuk berjalan dengan alat penyokong yang
diperlukan
Implementasi
1. Jalaskan pada klien tentang cara anda untuk mebantunya, mengapa ambulasi diperlukan dan
bagaimana dia dapat bekerja sama.
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengontrolan infeksi yang sesuai.
3. Pastikan klien memakai pakaian yang memungkinkan untuk berjalan dan menggunakan alas
kaki yang tidak licin atau bias mengakibatkan jatuh.
4. Sediakan klien untuk ambulasi

48
a. Pakaikan kauskaki elastic (antiemboli) sesuai keperluan.
b. Bantu klien untuk duduk di sisi tempat tidur.
c. Kaji klien untuk tanda dan gejala hipotensi ortostatik (pening, maupun peningkatan
dalam denyut jantung) sebelum meninggalkan tempat tidur.
d. Bantu klien untuk berdiri di sisi tempat tidur sampai klien merasa aman
5. Pastikan klien dalam keadaan yang selamat ketika membantu klien ambulasi
a. Galakkan klien untuk melakukan ambulasi sendiri jika mampu, namun tetaplah
berjalan di samping klien.
b. Tetap berada dekat dengan klien jika bantuan diperlukan dalam keadaan apapun.
c. Gunakan ikat pinggang pemindah atau berjalan (transfer or walking belt) jika klien
teramat lemah dan tidak stabil.
6. Lindungi klien yang mulai jatuh ketika melakukan ambulasi
7. Dokumentasikan jarak dan durasi ambulasi pada catatan perkembangan klien.

49
KEAMANAN DAN KESELAMATAN

DESINFEKSI
Pengertian
Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen, tetapi tidaktermasuk sporanya pada
permukaan jaringan tubuh atau peralatan perawatan dan kedokteran dengan menggunakan bahan
desinfektan atau dengan cara mencuci, mengoleskan,merendam, dan menjemur. Tujuan
 Mencegah terjadinya infeksi silang
 Memelihara perlatan dalam keadaan siap pakai Prosedur pelaksanaan
1. Desinfeksi dengan cara mencuci
 Tangan
Cuci tangan dan bersihkan dengan sabun, kemudian siram atau basahi dengan alkohol
70%
 Luka
Cuci luka khususnya luka kotor dengan betadin
 Kulit
Cuci kulit ataujaringan tubuh yang akan di operasidengan larutan iodium tinktur3%
 Vulva
Cuci vulva dengan larutan sublimate 1:1000 atau PK1: 1000
2. Desinfeksi dengan cara mengoleskan  Luka
Oleskan merchurochrom pada luka
 Luka bekas jahitan
Oleskan alcohol 70%,betadin, dan lain-lain pada luka bekas jahitan
3. Desinfeksi dengan cara merendam
 Tangan
Rendam tangan dalamlarutan lisol 0,5%
 Peralatan
Rendam peralatan perawatan atau kedokteran setelah di pakai dalam larutan lisol
3%5% sekurang-kurangnya 2 jam.
 Alat tenun
Rendam alat tenun setelah di pakai oleh pasien penyakiit menular dalamlarutan lisol
3%-5% sekurang-kurangnya 2 jam setiap permukaan.

4. Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari


 Jemur kasur,bantal, tempat tidur, dan lain-lain sekurang-kurangnya 2 jam setiap permukaan.
 Jemur peralatan perawatan,misalnya urinal dan pispot.
50
STERILISASI Pengertian:
Suatu tindakan membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan
dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
Jenis Peralatan yang disterilkan
 Peralatan yang terbuat darilogam : pinset, speculum, gunting,dll.
 Peralatan yang terbuat darikaca : spuit, tabungkimia,dll.
 Peralatan yang terbuat dari karet: kateter, sarung tangan, drain, dll.
 Peralatan yang terbuat dari ebonite: kanul rectum, kanul trakea, dll.
 Peralatan yang terbuat dari email: nierbekken, baskom, dll.
 Peralatan yang terbuat dari porselen: mangkok, piring, cangkir,dll.
 Peralatan yang terbuat dari plastic: selang infuse,dll.
 Peralatan yang terbuat dari tenun: kain kasa, tampon, duk operasi, sprei,dll. Prosedur
pelaksanaan
1. Sterilisasi dengan caramerebus
Merebus dalam air hingga mendidih (100ºC) dan tunggu 15-20menit untuk peralatan dari
logam, kaca, dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Menggunakan uap panas dalam autoklaf dengan waktu, suhu, dan tekanan tertentu untuk alat
tenun, obat-obatan, dll.
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Sterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi. Misalnya, peralatan logam, benda tajam,
peralatan dari kaca, dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia
Sterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia, seperti alcohol, sublimate, dan uap
formalin untuk peralatan cepat rusak jika terkena panas,misalnya sarung tangan, kateter,dll.

51
MENCUCI TANGAN
Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu mempraktikan teknik mencuci tangan secara benar Tujuan
Khusus:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Menyebutkan alat-alat yang di perlukan untuk mencuci tangan
4. Mendemonstrasikan latihan mencuci tangan secara benar

Pengertian:
Mencuci tangan hingga siku dengan menggunakan air mengalir dan sabun Tujuan
Mencuci Tangan
- Mengurangi jumlah mikroorganisme pada tangan
- Mengurangi risiko transmisi mikroorganisme ke perawat dan klien serta kontaminasi silang
kepada klien lain, anggota keluarga dan tenaga kesehatan lain.
Keterangan:
Perawat mencuci tangan bila:
1. Sebelum dan sesudah berhubungan dengan klien dan diantara kontak dengan klien yang
berbeda-beda
2. Setelah kontak dengan material organik dan segala benda yang terkontaminsai seperti
bedpan, urinal, dan lain-lain
3. Sebelum dan sesudah memberi asuhan keperawatan klien, misalnya merawat
luka,memandikan, dan lain-lain
4. Sebelum menyiapkan dan memberikan obat
5. Sebelum melakukan prosedur invasive seperti injeksi parenteral, suksion, NGT
6. Sebelum istirahat, minum dan makan Pasien mencuci tangan bila:
1. Sebelum makan
2. Setelah buang air kecil dan besar
3. Setelah tangan berhubungan dengan bagian yang infeksi seperti sputum dan cairan luka.
Tenaga kesehatan mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah menyentuh klien
2. Setelah menyentuh alat-alat yang di gunakan klien
3. Sebelum menggunakan benda-benda steril, misalnya alat-alat intravena
Pengunjung mencuci tangan bila:

1. Setelah menyentuh klien yang infeksi


52
2. Setelah menyentuh alat-alat atau barang-barang yang terkontaminasi
3. Sebelum memberi makan klien
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
1. Gangguan integritas kulit
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko infeksi

Format Mencuci Tangan


Nama Mahasiswa: Tanggal:
No Kegiatan Check List
1 2 3
Persiapan Alat :
1. Sabun atau desinfektan
2. Air mengalir ( sebaiknya
hangat untuk
menghilangkan lemak)

3. Handuk atau kertas tissue

Perawat:
Kuku pendek
(Rasional: mengurangi jumlah
mikroorganisme tersembunyi, mudah
di bersihkan, mencegah melukai klien
dan tidak merusak sarung tangan)

1 Berdiri di depan wastafel

2 Lepaskan perhiasan (cincin, gelang,


dan jam tangan) serta angkat lengan
baju di atas siku.

3 Buka kran; atur kecepatan aliran dan


temperatur air.

4 Basahi tangan sampai pergelangan.


Pertahankan agar posisi tangan selalu
lebih rendah dari siku agar air dapat

mengalir ke jari-jari tangan.

53
5 Ambil sabun cair kurang lebih 1 sdt (2-
4ml) dari dispenser atau bila tidak ada,
basahi sabun batangan sehingga
berbusa lalu kembalikan sabun
batangan ke tempatnya.

6 Dengan gerakkan menggosok dan


berputar, gosokkan sabun ke tangan
meliputi daerah telapak tangan,
punggung tangan, jari-jari, sela-sela
jari, pergelangan dan lengan bawah.

7 Lanjutkan gerakan menggosok selama


10 – 30 detik minimal 5 kali.

8 Bilas tangan dengan air mengalir dari


ujung tangan ke pangkal tangan.

9 Pertahankan posisi tangan


menghadapkeatas sebelum
mengeringkan tangan.

10 Keringkan tangan dari ujung ke


pangkal dengan menggunakan tissue
(paper towel).

11 Matikan kran air dengan menggunakan


tissue yang di pakai untuk
mengeringkan tangan. Bila perlu
memberikan lotion atau pelembab
untuk kulit yang kering.

Keterangan :
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = di lakukan tapi perlu latihan

54
MEMASANG SARUNG TANGAN

Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan latihan memasang dan melepaskan sarung tangan Tujuan
khusus:
Setelah mengikuti praktikum inimahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian dari memasang sarung tangan steril dan tidak steril
2. Menjelaskan tujuan dari memasangsarung tangan dan tidak steril
3. Menyebutkan alat-alat yang di perlukan
4. Mendemonstrasikan latihan memasang sarung tangan steril dan tidak steril

Memasang sarung tangan steril


Pengertian:
Memasang sarung tangan dengan memperhatikan sterilitas Tujuan:
 Mencegah kontaminasi dan transmisi kuman dari tangan ke objek steril
 Melindungi luka terbuka atau rongga tubuh dari mikroorganisme yang di bawa oleh
tangan
 Mempertahankan aseptic selama melakukan prosedur invasive
 Melindungi individu Persiapan Alat:
- Sarung tangan stetril ukuran 6 s/d 8,5 ( sesuai ukuran tangan pemakai).
- Cap dan masker ( bila perlu ).

Memasang sarung tangan tidak steril

Pengertian:
Memasang sarung tangan tanpa memperhatikan sterilitas.
Tujuan:
Mencegah transmisi kuman dan melindungi individu
Persiapan : Sarung tanngan tidak steril
Hal-hal yang perlu di perhaikan ( saat memasang sarung tangan sterildan tidak steril)
1. Pemakaian sarung tangan bukan berarti pengganti cuci tangan
2. Sarung tangan tidak steril di gunakan jika ada kemungkinan transmisi infeksi,kontak langsung
dengan klien, dan kontak tidak langsung misalnya dengan alat-alat terkontaminasi atau dengan
cairan tubuh.

55
3. Sarung tangan steril di gunakanpada prosedur yang memerlukan teknik steril. Sarung tangan
steril di pasang setelah memakai masker dan gaun steril (jika benda-benda ini di perlukan) 4.
Sarung tangan hanya di gunakan satu kali pakai

Format Memasang dan Melepas Sarung Tangan Steril


Nama Mahasiswa: Tanggal:
No Kegiatan Check List
MEMASANG SARUNG TANGAN 1 2 3
1 Cuci tangan dan keringkan tangan
2 Letakkan set sarung tangan steril padan
tempat yang bersih, kering, dan rata setinggi
di atas pinggang

3 Buka pembungkus sebelah luar dengan


hatihati dengan hanya menyentuh bagian
luarnya saja dan identifikasi sarung tangan
kanan dan kiri

4 Dengan menggunakan tangan yang tidak


dominant, ambil ujung sarung tangan steril
yang terlipat dan angkat dengan hati-hati
dengan ujung jari sarung tangan mengarah
ke bawah. Hindari sarung tangan
bersentuhan dengan benda yang tidak steril.

5 Masukkan tangan dominant kedalam sarung


tangan secara hati-hati dan tarik sarung
tangan keatas. Biarkan lipatan sarung tangan
sampai tangan yang lainnya memakai sarung
tangan juga.

6 Masukkan jari-jaritangan (kecuali ibu jari)


yang bersarung ke dalam lipatan sarung
tangan yang belum terpasang dan angkat
sarung tangan ke atas.

7 Masuikkan tangan yang tidak dominant ke


dalamsarung tangan. Atur sarung tangan
yang terpasang dengan hanya menyentuh
daerah yang steril saja.

56
MELEPAS SARUNG TANGAN
1 Dengan menggunakan tangan yang dominan,
ambil ujung sarung tangan dan lepaskan
dengan cara membalikkannya dengan
daerah yangterkontaminasi pada sebelah
dalam. Pegang sarung tangan yang sudah
terlepas pada tangan yang dominant

2 Masukkan jari tangan yang sudah tidak


memakai sarung tangan ke dalam sarung
tangan yang masih terpasang. Pegang bagian
dalam sarung tangan dan lepaskan dengan
bagian dalam sarung tangan di sebelah luar.

3 Letakkan sarung tangan pada tempatnya dan


cuci tangan kembali

Keterangan :
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = di lakukan tapi perlu latihan

57
OKSIGENASI
(Ns. Ilkafah,S.Kep,M.Kep)
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia dan diperlukan untuk kehidupan. Perawat sering menghadapi klien yang
tidak mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan oksigen mereka. Untuk membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan ini, perawat dapat melakukan berbagai prosedur yang akan dijelaskan kemudian. Setiap prosedur dapat
dilakukan tunggal (tersendiri) atau dalam kombinasi untuk mencapai sasaran perbaikan oksigenasi.

Gbr. 19 Tabung Oksigen


PROSEDUR
Penggunaan Kanula Nasal

Kanula nasal merupakan alat sederhana yang dapat dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk memberikan
oksigen dan yang memungkinkan klien untuk bernapas melalui mulut atau hidungnya. Alat ini tersedia untuk
semua kelompok usia dan cocok untuk penggunaan jangka panjang maupun pendek di rumah sakit atau di rumah

Gbr. 20 Fiksasi kanula nasal


Tujuan :
Secara umum tindakan ini bertujuan untuk mengatasi hipoksia yaitu dengan memberikan oksigen tambahan pada
klien untuk memudahkan oksigenasi jaringan yang adekuat. Perkiraan persentase oksigen yang diberikan melalui
kanula adalah sbb :

58
Persentase pemberian oksigen dengan kanula nasal

1 liter = 24 %
2 liter = 28 %
3 liter = 32 %
4 liter = 36 %
5 liter = 40 %

Klien yang memerlukan oksigen dosis rendah dalam konsentrasi yang konstan dengan pola napas bervariasi, lebih
baik menggunakan masker venturi daripada kanula nasal.
Hasil yang diharapkan :
Frekuensi pernapasan dalam batas normal, kedalaman normal, halus dan simetris, lapang paru bersih, tidak ada
sianosis.
Pengkajian :
Pengkajian harus berfokus pada :
Status pernapasan (pernapasan, bunyi napas)
Bibir dan membran mukosa (kekeringan, warna, jumlah dan konsistensi sekresi)
Kemampuan atau keinginan klien klien atau pemberi perawatan untuk melakukan pengisapan.
Kriteria Hasil :
Klien akan :
Mendapatkan dan memelihara jalan napas atas yang dibuktikan oleh frekuensi pernapasan 14 – 20 kali per menit
(atau dalam normal klien), disertai jalan napas atas bersih dan tidak ada penumpukan sekresi oral.

Dokumentasi Sampel :
TANGGAL WAKTU CATATAN PERAWAT Nama
Perawat

21/3/2008 10.00 Klien mengeluh nyeri dada dan sesak napas. Tiga
liter O2 mulai diberikan per kanula nasal.
Frekuensi pernapasan 32 kali/menit sebelum
pemberian oksigen, menurun sampai 24 kali/menit
dalam 10 menit. Beristirahat dengan nyaman,
menyatakan nyeri reda.

59
Prosedur Pemasangan Kanula Nasal/Masker

No Kegiatan Check
List
1 2 3

Persiapan alat :
 Tabung oksigen
 Jeli pelumas
 Sarung tangan tidak steril
 Kasa/kapas
 Kanula nasal/masker wajah
 Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril
 Flow meter
 Tanda ”DILARANG MEROKOK”
 Alat tulis, kertas dokumentasi

Persiapan Klien :
1. Berikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
2. Posisi diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
1 Cuci tangan.
2 Bawa alat ke dekat klien.
3 Memastikan volume air steril dalam humidifier sesuai ketentuan,
tambahkan air suling jika diperlukan, atau buang isi tabung dari kemasan
dan sekrup penutup atas tabung.

4 Sambungkan humidifier ke flow meter.


5 Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.
6 Sambungkan humidifier pada selang yang disambungkan ke kanula atau
masker.

7 Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula atau masker.


8 Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi )*.
9 Gunakan sarung tangan.
10 Kanula
11 Bersihkan sekresi lubang hidung dengan bola kapas lembab.
12 Pasang kanula hidung yang bercabang ke dalam lubang hidung klien..

60
13 Selipkan selang mengitari telinga klien dan dagu bagian bawah. Kapas atau
kasa di antara selang dan telinga dapat menambah kenyamanan.

14 Kencangkan selang untuk mengamankan kanula, tetapi yakinkan klien


mearasa nyaman.
15 Masker
16 Pasang masker di atas hidung, mulut dan dagu.

Gbr. 21 Penggunaan masker sederhana

17 Letakkan masker sesuai dengan strip logam pada batang hidung masker
sehingga pas dengan batang hidung klien.

18 Tarik pita elastis mengitari bagian belakang kepala atau leher.


19 Tarik pita pada sisi masker untuk mengencangkan.
20 Mengkaji kondisi klien secara teratur.
21 Pindahkan/lepaskan kanula setiap 4 sampai 8 jam untuk mengkaji kulit dan
oleskan jeli pada lubang hidung dan bersihkan sekret. Lepaskan masker
setiap 4 sampai 8 jam, usap embun yang terakumulasi dan kaji kulit
dibwahnya.

22 Posisikan klien agar nyaman dengan meninggikan kepala tempat tidur.


23 Buang atau simpan peralatan dengan tepat.
24 Meletakkan tanda ”DILARANG MEROKOK” pada tanda yang jelas terlihat.

25 Evaluasi
Validasi perasaan klien
26 Cuci tangan.
Dokumentasi
27 Catat hasil dan respon klien pada proses keperawatan.
28 Cantumkan nama perawat yang melakukan tindakan.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
61
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan PROSEDUR
Penggunaan Kateter Orofaring

Alat ini adalah alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi. Pemberian oksigen melalui kateter orofaring
dilakukan dengan kateter 8 – 10 Fr untuk anak-anak, 10 – 14 Fr untuk dewasa wanita, dan 12 – 14 Fr untuk
dewasa pria.
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER OROFARING
No Kegiatan Check
List
1 2 3
1
Persiapan alat :
 Tabung oksigen
 Flowmeter
 Humidifier berisi air steril
 Kateter orofaring sesuai ukuran
 Konektor
 Spatel lidah
 Kasa
 Pelumas (lubricant)
 Senter
 Plester
 Tanda ”dilarang merokok”

2 Persiapan Klien :
3. Berikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
4. Posisi diatur senyaman mungkin.

Pelaksanaan :
3 Cuci tangan.
4 Jelaskan tujuan pemberian oksigen dengan kateter.
5 Bawa alat ke dekat klien.
6 Mengubungkan flowmeter ke humidifier dan kateter dihubungkan dengan
menggunakan konektor.

7 Mengukur panjangnya kateter yang akan dimasukkan.

62
8 Memasukkan kateter orofaring dengan cara :
- olesi kateter dengan cairan pelumas
- beri oksigen 2 – 3 liter/mnt.
- Sandarkan kepala klien ke belakang
- Masukkan kateter mengikuti dasar lubang hidung
- Lihat posisi kateter di orofaring dengan senter
9 Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi.
10 Memfiksasi kateter pada hidung.
11 Kewaspadaan :
Observasi apakah :
- kateter tidak tersumbat
- orofaring teriritasi
- tabung pelembab kurang cukup berisi air
- oksigen tidak mencukupi

12 Evaluasi respon klien.


13 Memasang tanda ”dilarang merokok” pada lokasi yang mudah terlihat.
14 Bersihkan dan rapikan alat pada tempatnya semula.
15 Cuci tangan.
16 Mendokumentasiman prosedur dalam catatan klien : waktu pemberian, aliran
kecepatan oksigen, rute pemberian, respon klien, nama perawat.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

PROSEDUR
Pengisapan Lendir/Sekret
Pengisapan lendir adalah suatu metode untuk mengeluarkan lender atau secret dari jalan napas. Pengisapan ini
biasa dilakukan melalui mulut, nasofaring atau trakea. Prosedur ini bertujuan untuk mempertahankan kepatenana
jalan napas dengan menjaga kelancaran dan membebaskan jalan napas dari secret/lender yang menumpuk.
Pengisapan nasotrakea meliputi pemasangan slang karet kecil ke dalam hidung klien dan terus ke trakea. Tujuan
prosedur ini adalah menghilangkan sekret dari jalan napas klien dan untuk merangsang klien batuk dalam. Sekret
yang tidak hilang dari jalan napas eningkatkan risiko infeksi klien dan/atau kegagalan pernapasan.
Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring
(terutama sebagai akibat pengisapan melalui trakea) gangguan peradarahan, edema laring, varises esophagus,
pembedahan trakea, pembedahan gaster dengan anastomosis dan infark miokard.

63
PROSEDUR PENGISAPAN SEKRET/LENDIR
No Kegiatan Check
List
1 2 3
1
Persiapan Alat :
Mesin pengisapan dan set pelengkap
Kateter pengisap ukuran 14 F (dilengkapi dengan alat penutup/pembuka)
Wadah steril (t.u untuk pengisapan melalui trakea dan trakeostomi)
Air steril
Pelumas (biasanya KY Jelly)
Tisu/lap pengering
Handuk steril
Sarung tangan steril (untuk pengisapan melalui trakea dan trakeostomi)
Botol penampung
Manometer untuk mengukur jumlah daya isap
Spatel lidah (jika perlu)
Set oksigen

2 Cuci tangan.
3 Jelaskan prosedur kepada klien atau keluarga (jika klien tidak sadar).
4 Ukur tanda vital
5 Periksa fungsi mesin pengisap.
6 Posisikan klien semi fowler atau fowler.
7 Berikan oksigen sebelum melakukan pengisapan
8 Hidupkan sumber pengisap dan tempatkan ujung jari di ujung selang yang
disambungkan.

9 Pakai sarung tangan dan memberi pelumas pada kateter. Dengan pengisap
tidak mengisap, masukkan kateter perlahan-lahan sampai ke faring, laring.
Pengisap mengisap, keluarkan kateter dengan gerakan memutar. Lama
pengisapan 10 – 15 detik, berikan istirahat.

10 Berikan oksigen setelah melakukan pengisapan.


11 Nilai kembali kondisi klinis klien
12 Cuci tangan.
13 Dokumentasikan prosedur dan respon klien dalam catatan klien.
Keterangan Check List :
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

64
FISIOTERAPI DADA.
(Ns. Nurmaulid,S.Kep,|M.Kep)

Postural Drainase, Perkusi dan Vibrasi

Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lender dan meningkatkan
pengaliran mucus serta secret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-paru tertentu. Perkusi yaitu
pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan
telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama selama
pengetukan. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.

Gbr. 22 Teknik vibrasi Gbr. 23 Teknik perkusi


Tujuan :
Untuk melepaskan mucus atau lender dari bronkiolus dan bronkus serta mengalirkan secret. Tindakan ini
dilakukan pada klien dengan gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendiri
(bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik dan bronchitis kronis).
Konraindikasi :
Pada klien yang mengalami abses paru atau tumor, pneumotoraks, penyakit-penyakit pada dinding dada, kondisi
nyeri dada dan tuberkulosis.
Pengkajian
Pengkajian harus berfokus pada :
- Bunyi napas bilateral
- Frekuensi dan karakter pernapasan
- Program medik mengenai pembatasan aktivitas/posisi
- Toleransi terhadap fisioterapi sebelumnya - Radiografi dada saat ini

Kriteria Hasil :
Klien akan :
Berventilasi dengan jalan napas bersih, yang dibuktikan dengan frekuensi pernapasan klien dalam batas normal
dan bunyi napas pada semua lobus bersih.

65
Prosedur Drainase Postural

No Kegiatan Check
List
1 2 3
1 Menjelaskan tujuan prosedur pada klien dan keluarga.
2 Cuci tangan.
3 Berikan bronkodilator, ekspektoran, atau cairan hangat, jika diprogramkan
atau diiinginkan.

4 Dorong klien untuk berkemih.


5 Bantu klien ke posisi untuk prosedur drainase area paru khusus:
6 Untuk mendrainase segmen/lobus paru atas, posisikan klien :
a Duduk tegak di tempat tidur atau kursi, lakukan terapi dada kanan dan kiri
(mendrainase segmen apikal kiri dan kanan anterior)

Gbr. 24

b Membungkuk ke depan pada posisi duduk, laku kan terapi padagung


(mendrainase segmen apikal kiri dan kanan pos pung
terior)

Gbr.25

c Berbaring datar, lakukan terapi pada dada kanan dan kiri (mendrainase segmen
anterior)

Gbr. 26

d Telungkup, miring kanan atau kiri; lakukan terapi pada dada kanan atau kiri
(mendrainase segmen poserior)

Gbr. 27

66
Untuk mendrainase segmen/lobus paru tengah, posisikan klien :
e Miring kanan atau kiri pada posisi Trendelenburg, lakukan terapi pada dada
kanan (mendrainase lobus anterior tengah)

Gbr. 28

f Telugkup, miring kiri, dengan panggul ditinggikan, lakukan terapi pada


punggung kanan (mendrainase lobus posterior tengah terapi pada
punggung kanan)

Gbr.29

Untuk mendrainase lobus basal/bawah, posisikan klien :


G Berbaring pada posisi Trendelenburg; lakukan terapi pada punggung kanan
dan kiri (mendrainase lobus basal anterior)

Gbr. 30

H Berbaring pada posisi Tendelenburg telungkup, lakukan terapi pada


punggung (mendrainase lobus basal posterior)

Gbr. 31

67
I Berbaring miring kanan atau kiri, pada posisi Trendelenburg, lakukan terapi
pada punggung (mendrainase lobus basa lateral)

Gbr.32

J Berbaring telungkup disertai terapi pada punggung kanan dan kiri


(mendrainase lobs basal superior)

Gbr. 33

Pertahankan klien pada posisinya sampai perkusi dada dan vibrasi selesai
7 (kira-kira 5 menit)
8 Bantu klien ke posisi untuk batuk, atau untuk pengisapan trakea.
9 Posisikan klien untuk mendrainase area target berikut dan ulangi perkusi dan
vibrasi.

10 Lanjutkan urutan sampai area target yang teridentifikasi telah didrainase.


11 Cuci tangan.
12 Mendokumentasiman prosedur dalam catatan klien : waktu pemberian
tindakan, letak sekret, respon klien, nama perawat.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

68
Prosedur Perkusi dan Vibrasi

Nama Mahasiswa : Tanggal :


No Kegiatan Check
List
1 2 3
1 Cuci tangan.
2 Menjelaskan tujuan prosedur perkusi dan vibrasi.
Perkusi Dada :
3 Bantu klien ke posisi untuk mendrainase lapang paru target dan tempatkan
handuk di atas kulit jika diinginkan.

4 Rapatkan jari dan ibu jari bersamaan dan fleksikan sedikit, buat mangkuk
dangkal pada telapak tangan.

5 Tepuk area target dengan menggunakan mangkuk telapak, tahan


pergelangan tangan dengan kuat, dan kedua tangan saling bergantian (harus
menghasilkan bunyi gaung)

6 Perkusi seluruh area target dengan menggunakan pola tangan bergantian


secara sistematik dan berirama.

7 Lanjutkan perkusi perkusi 1 samapi 2 menit per area target, jika dapat
dioleransi.

8 Instruksikan klien untuk bernapas dalam dan mengeluarkannya dengan


perlahan (dapat menggunakan teknik pursed lip breathing)

9 Pada setiap pernapasan, lakukan teknik vibrasi sebagai berikut :


Tempatkan tangan anda pada bagian atas dari tangan yang lain di atas area
target

Instruksikan klien untuk bernapas dalam


Saat klien ekshalasi dengan perlahan, berikan getaran lembut dan
goncangkan dengan menegangkan lengan dan tangan serta membuat tangan
sedikit bergetar.

Lanjutkan getaran pada fase ekshalasi berikutnya.


Rilekskan lengan dan tangan saat klien inhalasi.
10 Ulangi prosedur vibrasi selama lima sampai delapan pernapasan, gerakkan
tangan bagian area target yang lain.

11 Bantu klien dalam membersihkan sekresi (melalui batuk atau pengisapan),


12 Posisikan klien untuk mendrainase area target berikutnya
13 Ulangi langkah perkusi dan vibrasi
14 Kaji bunyi napas pada lapang paru target.

69
15 Bantu klien dalam perawatan mulut.
16 Bantu klien untuk menempatkan diri pada posisi yang nyaman dengan dada
ditinggikan 45 derajat atau lebih.

17 Cuci tangan.
18 Mendokumentasiman prosedur dalam catatan klien : waktu pemberian
tindakan, letak sekret, respon klien, nama perawat.

Keterangan Check List :


1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan

70
DAFTAR PUSTAKA

Barbara & Kozier. (2005). Fundamental of Nursing : Concept,Process,and practice. Mosby :


Philadelphia

Potter & Perry. (2005). Edisi ke 4.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
EGC :Jakarta.

Potter & Perry. ( 2000 ). Edisi ke 3. Buku Keterampilan dan Prosedur Dasar. EGC: Jakarta.

Suzanne, S. (2000). Edisi ke 8. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.

71

Anda mungkin juga menyukai