a. Apa yang anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang
pendidikan dan pengajaran ?
Jawab :
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah proses mendidik dalam konteks yang
lebih luas yang melingkupi pembentukan kepribadian, moral, nilai, dan keterampilan
sosial. Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara ialah ada 3 semboyang yang
terkenal, yaitu, (1) Ing Ngarso Sung Tuladha artiinya pendidik berada paling depan harus
mampu memberikan teladan dan menjadi inspirasi kepada peserta didiknya, (2) Ing
Madya Mangun Karsa artinya pendidik berada di tengah harus mampu mengayomi dan
memberikan gagasan-gagasan baru kepada peserta didik, dan (3) Tut Wuri Handayani
artinya pendidik berada di belakang, harus mampu menjadi supporter yang memberikan
dukungan dan arahan kepada peserta didiknya. Sedangkan pengajaran adalah lebih focus
pada penuangan ilmu pengetahuan dan keterampilan akademis. Selain itu, menurut beliau
pengajaran yang dilakukan pendidik harus menggunakan pendekatan yang sesuai, agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif, menyenangkan, dan tepat sasaran. Bagi Ki
Hajar Dewantara setiap individu meski beragam latar belakang status, kemampuan, harus
memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan dan pengajaran dapat lebih baik jika memasukkan konsep budaya ke dalam
kurikulum untuk mempertahankan kelestarian dan kearifan local budaya setempat,
dengan harapan proses pendidikan dapat lebih relevan dan bermakna bagi peserta didik.
b. Apa relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat
ini dan konteks pendidikan saat anda bersekolah?
Jawab :
Pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat berhubungan dengan konteks pendidikan
Indonesia saat ini yang mana pendidikan saat ini mengusung konsep merdeka belajar dan
mengajar. Dimana individu harus dimanusiakan secara manusiawi secara merdeka untuk
segala aspek kehidupan baik secara fisik dan psikis bahkan pendidikannya. Konteks
pendidikan dan pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara yang relevan dengan pendidikan
saat ini adalah (1) pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, dengan sepenuhnya
memberi penghormatan kepada peserta didik dalam bentuk tuntunan yang ditujukan
untuk memberi pendidikan berdasarkan kebutuhan peserta didik itu sendir
c. Apakah anda merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika anda menjadi peserta didik?
Apakah anda juga merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika anda memilih profesi
guru?
Jawab :
Ketika saya menjadi peserta didik, saya memiliki kemerdekaan belajar, karena guru saya
dahulu memberikan atau memfasilitasi saya untuk bebas belajar. Guru saya juga dahulu
kerap mengizinkan saya dan teman-teman di kelas untuk mengutarakan atau merequest
mau belajar dengan cara bagaimana, apakah sambil bermain games, apakah dengan
diskusi kelompok,atau mungkin metode ceramah, dan lain sebagainya, sehingga saya dan
teman-teman dapat lebih enjoy dan merasa merdeka dalam belajar. Guru saya juga
seringkali membuka sesi diskusi atau Tanya jawab sebagai sarana untuk menuangkan
pemikiran-pemikiran atau pendapat mengenai materi pembelajaran yang sedang dibahas.
Adapun ketika saya memilih profesi guru, saya memiliki kemerdekaan belajar dan
mengajar. Sebagai guru yang harus terus belajar dan mengupgrade ilmu, saya bebas
belajar dan mendapatkan ilmu dari sumber belajar mana saja yang akan dapat saya
terapkan di kelas yang saya ampu. Sebagai guru, saya merdeka dalam mengkombinasikan
dan mengeksplorasi bermacam ragam variasi model, metode, strategi maupun teknik
serta pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter yang
mengikuti tuntutan zaman. Namun, dalam hal mengajar, ada 1 hal yang membuat saya
merasa kurang merdeka, yaitu dalam hal penegasan kepada peserta didik dalam
pembentukan moral yang mana diketahui bahwa dewasa ini, terjadi penurunan akhlak
dan moral di generasi peserta didik saat ini. Saya ingin merdeka mengajar dan mendidik
akhlak mereka dengan ketegasan versi saya, namun peserta didik saat ini, dimarahin
sedikit pun sudah merasa paling tersakiti dan mengadu pada orang tua dan orang tua
berlindung dibalik undang-undang perlindungan anak, padahal ketegasan yang akan
diberikan pun masih dalam konteks yang wajar. Saya hanya tidak ingin generasi sekarang
menjadi generasi strawberry. Indah diluar tapi terlalu lembek dalamnya (mental).
Bagaimana mereka akan mampu menghadapi dunia, jika memiliki menta;l yang lembek.q