Anda di halaman 1dari 7

Sa-bermula maka segala orang Malaka, dari-pada empat bangsa orang pun, terlalu-lah sangat kaseh dan

sa-tuju berrajakan Tuan Farquhar itu. Maka ada-lah pada masa itu negeri Malaka pun dalam sentausa-
nya, dan dagang pun terlalu ban yak keluar masok, datang dari-pada segala pihak negeri berniaga ka-
Malaka, maka segala orang-orang miskin pun dapat-lah menchari kehidupan-nya, istimewa pula orang
kaya-kaya-nya. Maka pada masa itu terlalulah mahal-nya mendapat orang-orang Malaka itu belayar atau
pergi menchari ka-negeri lain-lain, melainkan orang-orang yang dari negeri lain juga ada banyak datang
ka-Malaka sebab menchari kehidupan-nya, masing-masing beranak-berbini di-Malaka. Maka sebab itu-
lah menjadi banyak peranakkan dalam Malaka, dan lagi adat-nya dan hukum-nya pun baik; maka masing
bangsa ada dengan kapitan-nya, dan masing-masing kapitan ada dengan orangorang-tua-nya,
merika'itu-lah menghabiskan segala biehara dan pergadohan itu, maka jikalau tiada terhabiskan oleh
merika'itu baharu-lah masok kadalam justisa ada-nya. Maka sunggoh pun negeri itu negeri Inggeris, akan
tetapi-nya hukuman-nya dan adatnya seperti adat Holanda, dan seperti adat bichara-nya, dan
mimanama orang besar-nya semua-nya seperti bahasa Holanda juga ada-nya. Plata sa-telah beberapa
lama-nya kemudian dari-pada itu, maka Raja Farquhar itu pun bergelar-lah Colonel Farquhar. Maka ada-
lah semenjak ia telah bergelar Colonel itu, maka orang puteh menjaga di-bawah rumah-nya itu; maka
dahulu supai menjaga. Maka sakali persetua Colonel Farquhar itu hendak berjalan kereta pada petang
hari; sa-telah sudah ia makan, maka turun-lah ia dari tangga rumah-nya itu. Maka oleh orang puteh yang
menjaga di-bawah rumah-nya ada-lah rupa-nya sedia, di-isi-nya senapang-nya itu dengan dua biji
peluru; maka serta turun Colonel itu di-tembak-nya. Maka serta berbunyi-lah senapang itu, maka lalu-
lah sa-butir dari sa-belah kiri-nya, dan sa-butir dari sa-belah kanan-nya; maka ia pun terkejut. Maka dari
sebab belum sampai ajal-nya, belum-lah ia mati. Ada pun jauh-nya antara orang All Rights Reserved,
National Library Board, Singapore Hikayat Abdullah. 47 yang menembak itu, ada-lah kira-kira delapan
depa sahaja jaraknya. Maka gempar-lah dalam Malaka, mengatakan, "Raja sudah kena tembak,
demikian-demikian hal-nya." Maka orang puteh itu pun di-tangkap orang-lah, lalu di-penjarakan; maka
sedikit hari lagi di-hantarkan-lah akan dia ka-Benggala, entah apa-apakah hal-nya tiada-lah lagi ku
dengar ada-nya. Sa-bermula peri mengatakan Tuan Raja Farquhar menyuroh menangkap gajah.
Shahadan ada-lah pada masa itu dalam Malaka datang sa'orang, ia'itu datang dari Terangganu, bernama
Pawang Gajah; maka asal-nya ia orang Kedah, yang tahu pada ilmu gajah, dan berbagai-bagai ubat-
ubatan. Ada pun ia datang ka-Malaka menchari pekerjaan seperti yang tersebut itu. Maka ada-lah
sedikit hari ia di-Malaka, maka mashhur-lah nama-nya Pawang Gajah itu tahu ubat-ubat: maka ada-lah
hal-nya itu pada tiap-tiap hari mengelilingi hutan rimba juga ada-nya. Maka pada suatu hari datang-lah
ia ka-rumah Enchek Sulong; maka ada pun Enchek Sulong pada masa itu menjadi mandur ka-pada Raja
Farquhar, maka jikalau ada barang suatu pekerjaan Tuan Farquhar, ia'itu-lah menjadi kepala-nya; ia
berkenal-kenalan dengan dia itu dari-pada masa memechahkan kota. Maka Pawang Gajah itu pun
berchakap-lah ka-pada Enchek Sulong, mengatakan, "Dalam hutan Malaka ini ada terlalu banyak gajah,
maka jikalau sa-kiranya raja Malaka ini hendak menyurohkan sahaya menangkap gajah itu, beberapa
banyak sakali pun, dapat-lah sahaya tangkapkan." Maka. apabila Enchek Sulong menengar kata pawang
Gajah itu, maka pergi-lah ia memberi tahu Tuan Farquhar seperti perkataan Pawang Gajah itu mengaku
hendak menangkapkan gajah; maka titah Raja Farquhar. Jikalau sunggoh ia mengaku, sahaya memberi;
boleh ia pergi tangkap." Maka Enchek Sulong pun pulang-lah, serta menyampaikan segala titah raja itu
kapada Pawang Gajah ; maka suka-lah ia, lalu di-bawa-lah oleh Enchek Sulong akan dia mengadap raja,
maka berjanji-lah ia. Maka kata-nya, "Tuan, nanti sahaya mau berjalan masok hutan, maka harang di-
mana sahaya bertemu kawan gajah, kalau sahaya datang minta orang, tuan kasi barang enam tujoh-
puloh orang bersama sama sahaya; dan lagi perjanjian kita, jikalau dapat gajah, berapa tuan kasi
sahaya?" Maka jawab raja, "Baik-lah enchek, jikalau dapat gajah hidup sampai di-bawa masok ka-dalam
Malaka, sahaya All Rights Reserved, National Library Board, Singapore 48 Hikayat Abdullah. boleh bayar
sa-ratus ringgit sa'ekor." Maka jawab Pawang Gajah itu, "Baik-lah tuan, akan tetapi belanja membuat
pekerjaan ini diatas tuan; maka sekarang pun tuan beri-lah sedikit belanja, karna sahaya hen dak masok
ka-hutan." Maka jawab raja, "Enchek Sulong boleh beri." Kemudian maka Pawang Gajah itu kembalilah;
sa-telah sudah siap, maka berjalan-lah ia, ada kawan-nya berdua dengan dia, menjadi bertiga, maka
masok-lah ia ka-dalam hutan. Maka ada-lah kira-kira sa-belas hari lama-nya ia dalam hutan„ maka
keluar-lah ia pergi mendaptakan Enchek Sulong, kata-nya, "Ada sudah sahaya bertemu dengan kawan
gajah, enam-puloh ekur sa-kawan; maka sekarang Enchek beri-lah orang, karna sahaya hendak
membuat kandang." Maka sa-telah terdengar khabar itu ka-pada raja, maka ia memberi titah ka-pada
Enchek Sulong menyurohkan orang-orang Malayu yang diam di-tempat-tempat itu boleh bayar kuli-nya.
Ada pun nama tempat yang di-kehendakinya membuat kandang itu Sa-batu; ada pun Sa-batu itu dari
Malaka dua hari perjalanan jauh-nya, di-sa-belah timur dudok-nya. Kemudian maka di-beri-lah oleh
Enchek Sulong ada kira-kira enam tujoh-puloh orang bersama-sama dengan dia berganti-ganti, dua tiga
hari-tukar orang lain. Maka khabar itu pun mashhur-lah dalam Malaka mengatakan tuan raja menyuroh
tangkap gajah, maka sekarang ada di-buatnya kandang di-Sa-batu; maka hati masing-masing pun
menggeletek-lah hendak pergi melihat bagimana-kah perbuatan-nya it u karna sa'umur hidup orang
Malaka pun belum pernah melihat pekerjaan itu. Maka hati-ku pun pada ketika itu jangan di-kata lagi,
kalau kira-nya aku seperti burong yang lengkap dengan dua sayap, maka dengan sa-ketika itu juga rasa-
nya hendak terbang pergi melihat itu. Shahadan maka aku hendak mencheterakan perbuatan kandang
itu. Maka pergi-lah masing-masing memotong kayu kadalam hutan, sa-besar-besar paha, dan panjang-
nya dua-belas hasta; sa-telah berkampong-lah kayu-kayu itu, maka di-chachak ka-dalam tanah rapat-
rapat, jarak-nya dua tiga jari; ada-lah kira-kira besarnya kandang itu dua-puloh depa empat persegi.
Maka kemudian diapit pula tegoh-tegoh; maka di-perbuat-nya di-atas pagar kandang itu balai, ia'itu
tempat orang boleh dudok; tetapi perbuatan-nya All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. itu semua-nya tegoh-tegoh belaka, dan kayu-kayu-nya perkakas-nya itu semua-nya
besar-besar. Maka sa-telah sudah-lah kandang itu di-perbuat-nya, bangun-nya seperti orang membuat
jermal menangkap ikan; maka ia'itu di-chachak-nya kayu kiri kanan kandang itu rapat-rapat, ada-lah kira-
kira sa-ratus depa jauh-nya di-kiri kanan, makin jauh makin terbuka. Maka sa-panjang pagar itu
dichachak-chachakkan-nya pokok pi sang dan pokok tebu, sampai-lah ka-dalam kandang itu sakali. Maka
sa-telah lengkap-lah sudah perbuatan itu semua-nya, maka makin-lah gempar sudah khabar kadalam
Malaka, maka segala orang puteh dan empat bangsa pun masing-masing, yang ada berjalan kaki dan
yang ada bekereta dan berkuda pergi melihat; maka aku pun pergi-lah bersaniasama merika'itu. Sa-telah
dua hari aku di-jalan, maka sampai-lah ka-Sa-batu itu, maka ku lihat-lah akan perbuatan kandang gajah
itu semua-nya dengan akal sahaja. Maka banyak-lah orang berkata, "Ada pun Pawang Gajah itu tahu
hikmat dan ubatan, dan ada ia menaroh jin;" maka semua-nya itu
pezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZmbohong dan bodoh helaka. Maka pada petang itu juga Pawang Gajah
itu masok-lah serta beratus-ratus orang ka-dalam hutan, pergi menghalau gajah itu; maka bertemu-lah
ia ka-pada kawan gajah itu, lalu di-giringnya-lah dari jauh-jauh, ada kira-kira enam tujoh hari lama-nya ia
menggiring gajah itu, maka sampai-lah ka-dalam pagar yang ada pohon pisang dan tebu itu; maka
apabila gajah itu bertemu dengan makanan-nya, maka dapat-tiada di-tuju-nya-lah ka-hadapan. Maka
orang yang menggiring itu pun makin-lah dekat-dekat, sambil memasang bedil dan bersorak dari kanan
dan kiri. Maka dirasa'i-nya oleh gajah itu jalan sempit, maka lalu masok-lah ia kadalam kandang itu lalai
dengan memakan pisang dan tebu itu; maka orang pun makin rapat. Bermula maka ada-lah sedia orang
menjaga di-atas pintu kandang itu sedia memegang tali pintu itu; maka apabila masok-lah sakalian gajah
itu, maka di-lepaskan-nyalah pesawat-nya, maka pintu itu pun tertutup-lah. Maka ku bilang gajah itu
sakalian, besar, kechil, jantan, betina, semua-nya enam-puloh-dua ekur banyak-nya. Maka sa-bentar itu
juga di-suroh oleh pawang itu orang berratus-ratus naik ka'atas kandang itu, yang ada memegang
lembing dan kayu berkeliling. Maka apabila di-chapai oleh gajah itu akan 49 All Rights Reserved, National
Library Board, Singapore 50 Hikayat Abdullah. kandang itu hendak di-rompak-nya, maka di-tikam dengan
kayu belalai-nya. lalu di-lepaskan-nya; maka demikian-lah hal-nya berkeliling-keliling kandang itu, di-
sana di-tikam, di-sini di-pukul. Maka pada masa itu maka aku pun naik-lah ka'atas kandang itu sebab
hendak melihat itu; maka di-larangkan orang, tiada di-berinya sa'orang pun orang lain naik, kata-nya,
nanti rosak ubat-nya. Maka pergi-lah aku perlahan-lahan ka-pada pawang itu. maka ku unjokkan satu
rupiah, maka apabila di-rasa'i-nya rupiah itu, maka kata-nya, "Hai, naikkan enchek ini lekas." Maka
tersennyum aku, seraya berkata dalam hati-ku, '"Mana lebeh kuasa, ubat itukah, atau rupiah ini-kah?"
Maka di-naikkan oleh orang-lah akan daku ka-atas kandang itu, serta di-beri-nya sa-batang kayu
katangan-ku, kata-nya, "Apabila gajah itu menchapai, segera-lah pukul." Maka ku perbuat-lah
demikian." Ada pun ku lihat kelakuan gajah-gajah itu dalam kandang itu seperti perang besarlah ada-
nya, dan bunyi-nya pun seperti petir yang tiada berkeputusan, masing-masing dengan kelakuan-nya;
yang ada menggali tanah, dan yang ada menyiramkan pasir ka'atas, dan yang ada menghumbankan kayu
dan tanah ka'atas, berdengong-dengong bunyi-nya, dan yang ada menikam-nikam kandang itu dengan
gading-nya; akan tetapi ku lihat akan anak-anak-nya itu di-tarohnya di-tengah-tengah, dan yang besar-
besar itu berkeliling. Maka segala tanah yang dalam kandang itu sakalian-nya menjadi lumpur chayer,
dalam dua tiga hasta, oleh sebab di-lanyak-lanyak gajah itu. Maka orang pun berlari-lari-lah ka-Malaka
memberi tahu raja; maka pada esok-nya datang-lah raja, bersama-sama Doctor Chalmers dan orang-
orang puteh semua-nya berkereta-kereta. Sa-telah sampai-lah, maka naik-lah semua-nya ka'atas
kandang itu. Melainkan hal gajah itu selalu ia berkeliling-keliling kandang itu sebab menchari tempat
hendak keluar. maka barang di-mana dipegang-nya di-pukul orang. Maka dengan hal yang demikian
enam tujoh hari lama-nya tiada-lah di-beri barang sa-suatu makanan, maka apabila sangatlah ia hendak
merompak kandang itu rupa-nya, maka di-ambil oleh pawang itu sedikit batang pisang, di-bacha-
baehakan-nya ku lihat di-champakkan-nya ka-dalam kandang itu, maka berhenti-lah ia sebab merebut
makanan itu; maka sebab itu ku dengar banyakbanyak orang itu berkata, "Pawang ini pandai sunggoh,
sebab diAll Rights Reserved, National Library Board, Singapore Hikayat Abdullah. 51 bacha-bachakan-
nya, gajah ini pun takut akan dia." Bohong lagi bodoh, sakali-kali bukan-nya demikian, karna binatang itu
dilaparkan beberapa hari, kasehan, apabila ia mendapat makanan sedikit diam-lah dia; kanak-kanak pun
dapat memikirkan itu. Maka ada-lah kira-kira sa-puloh hari lama-nya gajah itu dalam kandang, maka
lemah-lah sudah segala gajah itu oleh sebab tiada makan dan milium. Maka kemudian di-perbuat-lah
jerat tali rotan kasar-kasar, maka di-hulurkan ka-dalam kandang itu, maka di-champakkan-nya sedikit
batang pisang ka-dalam perat itu; maka datang-lah gajah itu masok ka-dalam jerat itu, lalu di-
sentakkannya, maka kena-lah leher-nya, maka jerat itu di-tambatkan-nya dipohon kayu. Kemudian
masok-lah pawang itu membuboh pasong, ia'itu di-apit pada kiri kanan-nya; lalu di-keluarkan-lah
sa'ekursa'ekur dari dalam kandang itu, di-pasongkan; demikian-lah dibuatkan-nya sampai habis gajah-
gajah itu di-keluarkan-nya dari dalam kandang itu, dengan tiada di-beri makan dan minum, sebab takut
ia nanti menjadi kuat, neschaya di-pzyxwvutsrqponmlkechahkannya kandang dan pasong itu. Maka
dalam hal demikian itu pun ku lihat di-perbuat-nya, maka di-humban juga oleh gajah itu beberapa kali
akan orang yang di-atas kandang itu, berdengongdengong bunyi-nya, dengan kayu; maka jikalau kena,
pechahpechah muka. Dan lagi beberapa kali pula hendak di-robohkannya kandang itu, di-belit-nya
dengan belalai-nya akan tiang kandang itu, di-gonchang-gonehang-nya, maka bergoyang-lah segala
kandang-kandang itu; maka jikalau tiada segera di-pukul dengan kayu, sudah-lah roboh-roboh habis.
Dan lagi kebanyakkan orang-orang Malayu dan China dan lain-nya perchaya, kata-nya, "Pawang ini
terlalu pandai hikmat gajah, dan lagi banyak-banyak doa di-bachakan-nya, sampai gajah di-hutan semua-
nya takut akan dia, istimewa manusia;" maka sebab itu maka serba bangsa pun ada meminta ubat-ubat
dan hikmat-hikmat dan tangkal-tangkal ka-pada-nya. Maka ada-lah pada fikiran-ku bahwa sakalian itu
bohong, dan bodoh orang yang perchaya demikian; maka ada-lah sakalian perkara yang di-perbuatnya
itu dengan akal sahaja, bukan-nya dengan ubat atau hikmat atau doa ada-nya. Shahadan ada pun
kemudian dari-pada itu, maka selalu-lah aku dengar gajah-gajah itu, kasehan, semua-nya habis mati;
maka All Rights Reserved, National Library Board, Singapore 52 Hikayat Abdullah. ada-lah tinggal lagi
enam tujoh ekur yang boleh sampai ka-Malaka maka dalam itu pun tinggai sa'ekur sahaja yang hidup
betul. Maka oleh Raja Farquhar dan Doctor Chalmers di-bayar-nya akan pawang itu seperti perjanjian-
nya; maka segala tulang-tulang gajah-gajah yang mati itu semua-nya di-ambil oleh Raja dan Doctor
Chalmers di-hantarkan-nya ka-negeri England. Sa-bermula ada pun di-rumah Tuan Farquhar itu ada-lah
dipeliharakan-nya sa'ekur harimau, terlalu besar. Maka ada pun harimau itu asal-nya di-dapat orang
dalam hutan Naning di-chelah batang, besar-nya seperti sa'ekur kuching ada-nya, maka di-bawakan
orang ka-Malaka di-berikan hadiah ka-pada Tuan Farquhar; kemudian di-peliharakan-nya di-rumah-nya
dalam kota, di-perbuatkan-nya sangkaran besar dari-pada nibong, ada-lah sa-hari-hari diberi-nya makan
daging kerbau; akan tetapi-nya tiada di-beri-nya daging mentally sebab takut ia menchium bau darah,
nanti menjadi garang; maka di-rebuskan dahulu, kemudian baharu di-beri. Maka dengan hal yang
demikian sampai besar-lah sudah, serta dengan tambun-nya, ada sa-besar anak lembu. Maka ada-lah
pada tiaptiap hari laki-laki dan perempuan datang melihat; maka apabila orang dekat-dekat dengan
kandang-nya itu, maka tiada-lah ia man diam, melainkan berpusing-pusing juga ia dalam kandang itu;
maka terkadang-kadang ia menderam dan mengaum, terkejut-lah orang nenengar bunyi suara-nya.
Maka pada suatu hari kandang harimau itu sudah burok, maka di-suroh panggilkan tukang kayu orang
China, hendak di-surohkan baiki kandang itu. Maka datang-lah tukang kayu itu mengintai-ngintai di-
chelah kandang itu; maka tiba-tiba di-tampar-nya sakali muka China itu, sa-hingga terchabutlah sa-belah
biji mata-nya, dan luka sa-belah muka-nya; maka jatohlah orang China itu terpengsan seperti orang
mati; maka berlarilah orang pergi memberi tahu raja. Maka apabila di-lihat oleh raja hal itu, terlalu-lah
sangat marah-nya, maka di-suroh-nya supai tembak harimau itu dengan peluru, maka mati-lah harimau
itu sa-bentar itu juga. Sa-telah itu maka di-suroh kuliti, lalu dimasokkan kabu-kabu, maka di-jahit
menjadi seperti harimau hidup juga kelihatan ada-nya. Bermula ada-lah di-rumah Raja Farquhar itu ku
lihat di-peliharakan-nya berbagai-bagai jenis binatang; ada harimau akar, ada kuching hutan, ada anjing
hutan, ada landak, ada burong kasuari, All Rights Reserved, National Library Board, Singapore Hikayat
Abdullah. 53 lain dari-pada berjenis-jenis monyet, dari-pada ongka dan siamang dan berok, dan dari-
pada jenis burong-burong, masing-masing dengan sangkaran-nya dan kandang-nya dan rantai-nya, dan
ada pula yang terlepas. Maka ada-lah sedia dua orang menggembalakan sakalian binatang-binatang itu;
akan tetapi-nya harimau itu sa'- orang asing gembala-nya, ia'itu sa'orang orang Malayu tua, maka
apabila orang itu dekat, diam-lah ia, tiada di-pengapakan-nya akan dia. Sa-bermula maka kemudian dari-
pada sedikit hari lagi, maka datang-lah pula suatu benchana ka-pada raja itu, maka itu pun dilepaskan
Allah juga, demikian-lah mula-nya; maka ada-lah adat Colonel Farquhar itu, sa-hari-hari apabila ia sudah
makan petang, maka ia naik kuda atau kereta, ia berjalan-jalan mengambil angin, ia'itu berkeliling-
keliling bukit, sa-hingga sampai kapada dusundusun yang dekat-dekat Malaka itu. Maka sakali persetua
ia berjalan kuda pada suatu petang, telah hampir-lah waktu maghrib, ia melarikan kuda-nya sampai ka-
pada Bukit Serindit nama-nya. Maka di-situ ada-lah belukar-belukar sedikit, rupa-nya harimau sudah
menanti dalam belukar di-tepi jalan itu. Maka apabila dekat kuda raja itu, sudah ia mendapat bau
harimau itu, maka ia menghembus-hembus nafas-nya, tiada-lah ia mau berjalan; maka oleh raja itu di-
buru-nya juga dengan chemeti-nya, maka melompat-lah ia lari. Sa-telah sampai ka-tempat harimau itu,
maka di-hambur oleh harimau itu hendak menangkap raja maka oleh sebab deras terlalu kuda itu
berlari, maka tertangkap-lah ka-pada chepiau raja itu, lalu di-bawa-nya lari; maka raja pun selamat-lah ia
sampai ka-Malaka dengan bergondol. Maka pada masa itu kata segala orang Malaka, "Sunggoh-lah raja
kita ini orang bertuah ada-nya; maka dua kali sudah mati, hidup pula kembali; tentu ia nanti menjadi lagi
besar. Bermula ada-lah tabiat Raja Farquhar itu, ia'itu pendiam, lagi pun banyak sabar akan kesalahan
orang; dan lagi, baik miskin atau kaya sama juga ka-pada-nya, tiada di-pandang-nya sa'orang lebeh dan
sa'orang kurang. Dan lagi jikalau sa'orang miskin lagi hina sakali pun hendak datang mengadukan hal-
nya, maka dengan segera-nya di-dapatka-nya dan di-dengar-nya akan pengaduan orang itu, serta di-
beri-nya nasihat dan di-ajar-nya, sampai menjadi sejok orang itu punya hati, lalu pulang-lah dengan
suka-chitaAll Rights Reserved, National Library Board, Singapore 54 Hikayat Abdullah. nya. Dan lagi
jikalau ia berjalan, atau berkereta atau berkuda, maka orang-orang mi skin atau kaya dan kanak-kanak
yang bertemu itu memberi tabek akan dia, maka dengan segera-nya di-sahut-nya; dan lagi tangan-nya
terbuka ka-pada segala hamba Allah. Maka bahwa sa-sunggoh-nya ada-lah segala perkara yang tersebut
itu semua-nya menjadi tali pertambatan hati manusia, ia'itu seperti embun yang turun pada sa-
pertigaan malam, maka berkembangan-lah segala bunga-bungaan yang dari dalam taman pengasehan,
maka semerbak-lah bau-nya pada keliling alam ini, maka segala kumbang yang liar dalam hutan rimba
itu pun keluarlah berhimpun masok ka-dalam taman itu, sebab hendak menyerai bunga yang amat
harum itu ada-nya. Yaani bahawa-sanya mengambil ibarat-lah kira-nya, hai orang yang berbudi, akan
kias yang ku hamburkan itu, seperti mutiara yang terhambur dari-pada karangan-nya gemerlapan-lah
chahaya-nya, erti-nya, jikalau baik itu di-sebutkan orang baik, jikalau bererapa zaman sakali pun, maka
jikalau ia mati sakali pun, tetapi nama-nya itu hidup juga ada-nya.. Maka jikalau kira-nya orang besar
atau kaya atau mulia itu memberi hormat akan orang miskin atau hina ada-nya, hilangkah kebesaran-
nya ? atau rosak-kah kemulian-nya? Seperti kata arif, Jikalau ular menyusur akar, boleh-kah hilang
bisanya? maka sedangkan gajah yang besar itu yang berkaki empat, lagi terkadang terserandong dan
terkadang ia tersungkur jatoh;. dan lagi burong yang terbang di-udara itu, lagi terkadang ada masa-nya
ia gugur ka-bumi; istimewa pula hal kita manusia yang bersifat lemah dan yang bernyawa rapoh dan
yang berbaka. mati ini, maka dapat tiada berubah-ubah juga ada-nya, daripada suatu masa ka-pada
suatu masa. Kama kebesaran dan kemuliaan dunia ini berpindah-pindah juga kesudahan-nya, tiada ia
kekal ka-pada sa'orang jua pun; melainkan nama yang baik atau jahat itu-lah di-sebut orang pada akhir-
nya. Kalakian maka dalam antara sedikit hari dalam zaman Colonel Farquhar menjadi raja di-Malaka itu,
maka datang-lah dua orang orang besar dari England atau Benggala, ia'itu menjadi kepala supai orang
Benggala dalam Malaka; maka diam-lah ia di-pintu Terangkerah, di-rumah yang di-tempat di-perbuat
Anglo-Chinese College. Maka sa-telah dudok-lah orang besar itu di-situ, namanya Mr. Bean, ada pun
ia'itu terlalu nakal dan bengis tabiat-nya All Rights Reserved, National Library Board, Singapore Hikayat
Abdullah. 55. bukan buatan: maka di-suroh-nya jaga dua orang supai di-pintunya, maka barang bangsa
budak-budak yang lalu di-jalan itu disuroh-nya tangkap. di-masokkan kadalam pagar dan di-katupkanJiya
pintu-nya: maka yang ada budak-budak tiada dapat di-tangkap-nya, ia lari deras, di-suroh-nya dua ekur
anjing kejar, jatoh bangun, lalu di-tangkap budak itu di-masokkan-nya ka-dalam pagar itu. Maka sa-telah
banyak-lah sudah budak-budak itu, maka di-keluarkan-nya dua-dua budak itu di-adu-nya bertinju, maka
barang siapa tiada mau, di-suroh-nya sesah dengan rotan, maka sebab takut itu bertinju-lah kedua-nya;
maka rnenjadi kesukaan besar-lah bagi-nya, serta tertawa-tawa dan terlompat-lompat. Maka orang yang
bertinju itu ada yang bengkak muka hidong; maka dilihat-nya barang siapa yang berdarah, di-beri-nya
lebeh duit, dan yang tiada berdarah di-beri-nya kurang sedikit, di-lepaskan-nya keluar; maka yang lain
pula di-adu-nya; demikian-lah pekerjaannya pada tiap-tiap hari,, melihat darah manusia berchuchuran.
Ada pun segala budak-budak yang jabat dan yang lari dari-pada tempat mengaji-nya oleh sebab
hendakkan duit itu, semua-nya itu berkampong pergi-lah bertinju di-situ; maka tempat itu menjadi suatu
gelanggang orang bertinju ada-nya. Maka sa'orang pun tiada-lah berani menegahkan dia; maka segala
orang yang baikbaik rnenjadi suatu kebenchian dan ketakutan ada-nya, tiada-lah berani melepaskan
anak-anak merika'itu berjalan-jalan pada lorong itu ada-nya. Maka dengan demikian sedikit hari pula
tiada-lah ia mau budak-budak lagi, orang tua pula, di-suroh-nya orang tuatua bertinju; maka mana-mana
orang miskin di-jadikan-nya kerja pergi bertinju di-situ, supaya mendapat kehidupan-nya; maka pada sa-
hari berpuloh-puloli orang bertinju ada-nya. Shahadan ada pun pada zaman itu dalam negeri Malaka
belum-lah ada banyak Inggeris. maka orang melihat Inggeris pun seperti meliht harimau sebab nakal-nya
dan garang-nya. Maka jikalau datang sa-buah dua buah kapal Inggeris singgah di-Malaka, maka orang-
orang Malaka semua-nla menutup pintu rumah-nya; maka ada-lah berkeliling lorong itu beberapa
matrus itu mabok, ada yang memechahkan pintu-pintu rumah orang, dan yang ada mengejar
perempuan-perempuan berjalan, dan yang ada berkelahi sama sendiri-nya, pechah belah muka-nya,
rnenjadi huru-hara besar-lah; orang pun berlarian-lah di-kejar-nya, dan di-rampas-nya All Rights
Reserved, National Library Board, Singapore 56 Hikayat Abdullah. yang mati jatoh ka-dalam sungai oleh
mabok-nya: maka sakalian barang-barang orang di-pasar. Maka ada pula beberapa orang ini-lah menjadi
ketakutan orang. Maka pada masa itu tiada-lah pernah aku berjumpa dengan sa'orang Inggeris yang
puteh mukanya, melainkan sakalian-nya naik atas kuda hijau, yaani mabok. Maka sampaikan kanak-
kanak yang menangis, maka kata ibu-nya, "Diam! Inggeris mabok datang," maka diam-lah budak itu
dengan takut-nya. Maka jikalau orang bertemu barang di-mana sa'orang orang Inggeris, maka menyah-
lah orang jauh-jauh. Maka apabila ada kapal Inggeris di-laut. maka sa'orang perempuan pun tiadalah
boleh berjalan di-lorong-lorong; jangankan orang baik-baik. hamba orang pun tiada kelihatan ada-nya,
sebab di-perbuat-nya pekerjaan-nya chabul. Maka oleh sebab segala perkara yang tersebut ini-lah
menjadi takut orang, maka tambahan pula perbuatan orang besar-besar yang tersebut itu maka makin-
lah dahshat orang .ada-nya. Shahadan maka tersebut-lah perkataan orang besar yang bengis yang telah
menyuroh orang bertinju itu; beberapa bulan lama-nya, berhenti-lah ia dari-pada menyurohkan orang
bertinju itu. Maka di-chari-nya ayam jantan, lalu ia menyabong pula, dilawan-nya orang menyabong;
maka menjadi ramai-lah pula orang menyabong di-situ, datang orang dari mana-mana membawa ayam
sabongan, dari hulu dari hilir, berkampong; da]am sa-hari berpuloh-puloh ayam mati; maka banyak-lah
orang-orang yang menang banyak wang. Maka dalam sedikit hari, berhenti-lah pula dari-pada
menyabong itu, maka di-beli-nya pula itek berpulohpuloh ekur, maka di-lepaskan di-laut di-hadapan
rumah-nya itu, kemudian di-lepaskan-ivya anjing-nya dua tiga ekur yang terlalu garang di-rantai itu, di-
suroh-nya tangkap itek itu; maka itu pun menjadi suatu kesukaan bagi-nya, maka banyak-lah orang pergi
berkerumun melihat itu; maka ia pun ada memegang senapang, yang mana itek tiada dapat di-tangkap
oleh anjing itu ditembak-nya dengan peluru, maka habis-lah itek-itek itu semua-nya mati, sa-paroh di-
koyak oleh anjing, dan sa-paroh di-makan peluru. maka tuan itu pun terlompat-lompat dengan suka-
chita-nya. Satelah itu, dalam sedikit hari lagi, maka di-beli-nya pula burong punai berkurongan, maka
ada-lah ia berdiri dengan senapang, maka di-lepaskan oleh orang-nya sa'ekur-sa'ekur, lalu di-tembak-
nya. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore Hikayat Abdullah. 57 ada yang kena jatoh
mati, ada yang terbang. Kemudian di-belinya pula beberapa ekur monyet, maka di-lepaskan-nya ka'atas
pohon sena di-hadapan rumah-nya, kemudian di-tembak-nya, jatoh mati. Demikian-lah pada tiap-tiap
hari kelakuan orang besar itu, tidak satu satu pekerjaan bengis dan nakal yang tiada senonoh itu
mendatangkan bahaya atas jiwa binatang dan menyakiti akan tuboh manusia. Lagi pun entah beberapa-
kah banyak-nya wang-nya yang terbuang dengan sia-sia. Ada pun sa-lama ia tinggal di-rumah itu tiada-
lah berani perempuan berjalan-jalan di-lorong-lorong itu, sebab takut di-pemakalkan-nya. Maka hairan
aku sebab Tuan Raja Farquhar menjadi raja pada waktu itu di-Malaka, tetapi di-diamkan-nya akan segala
perbuatan orang besar itu. Maka ada-lah sebab segala perkara yang tersebut itu-lah di-hinakan oleh
bangsa lain-lain, karna pada sangka-nya demikian-lah kelakuan semua-nya Inggeris; akan tetapi kechuali
yang baik-nya, seperti umpamaan Malayu: Sa'ekur kerbau membawa lumpur, semua kerbau terpalit
ada-nya. Maka ada pun segala pekerjaan dan kelakuan yang demikian itu lekatlah ka-pada hati orang,
sampai beberapa lama-nya. karna sa'orang berkhabar ka-pada sa'orang, maka dari-pada sa-buah negeri
ka-sabuah negeri, sampai berakar-lah perkataan itu dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai