Anda di halaman 1dari 7

PRA PENUNTUTAN DAN PENUNTUTAN

( Vervolging )

HARTOYO, SH, MH
PENYERAHAN BERKAS TAHAP KEDUA
Setelah berkas perkara sudah dianggap
cukup dan sempurna (P-21), maka dengan
sendirinya terjadilah penyerahan
“tanggungjawab yuridis” atas seluruh berkas
perkara yang bersangkutan dari tangan
penyidik ke PU. Meliputi :
1) Berkas perkara sendiri
2) tanggung jawab hukum atas tersangka
atau barang bukti atau benda sitaan.
Wewenang Penyerahan Berkas Perkara
• Perkara Acara Biasa (Bab XVI Bagian III KUHAP, Pasal 152
s/d 182 KUHAP) dilakukan oleh penyidik sendiri dengan
langsung menyerahkan kepada PU (Sebagaimana dua
tahap di atas)
• Penyerahan Berkas Perkara dengan Acara Singkat. (diatur
di dalam BAB XVI Bagian ke 5 Pasal 203 dan 204 KUHAP).
Disampaiakan kepada PU oleh pejabat – penyidik
(ditentukan dalam Pasal 8 ayat (2) atau penyidik pembantu
(ditegaskan dalam Pasal 12 KUHAP). Wewenang diberikan
kepada penyidik pembantu, mungkin didasarkan sifat
perkara dalam acara singkat dianggap mudah dan
sederhana.
• Penyerahan berkas perkara dengan acara cepat. (Bab XVI Bagian ke 6
Pasal 205 s/d 216) dibagi 2 golongan :

1) Perkara yang diperiksa dengan Acara Ringan.


• Penyidik langsung menyampaikan Berkas Perkara dan
menghadapkan terdakwa beserta Barang Bukti, Saksi, Ahli atau juru
bahasa ke sidang tanpa melalui PU, tapi dengan atas Kuasa PU
(Kuasa dan wewenang yang diberikan oleh UU kepada penyidik
(Pasal 212 KUHAP Perkara Lalu Lintas

2) Perkara Lalu Lintas


• Penyidik tidak ada keharusan membuat Berita Acara Pemeriksaan
cukup catatan, tanggal, jam dan tempat terdakwa harus menghadap
di sidang. Catatan oleh penyidik diserahkan kepada PN selambat-
lambatnya kepada kesempatan sidang pertama berikutnya. Jadi tidak
perlu melalui instansi PU tapi atas nama kuasa penyidik serta
wewenang penyidik.
PENUNTUTAN
• Tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara ke pengadilan
negeri yang berwenang dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim sidang pengadilan (Pasal 1
angka 7 KUHAP)
Proses Penuntutan
• Penuntutan dapat diproses setelah Penuntut
Umum berpendapat bahwa berkas yang
dilimpahkan oleh penyidik lengkap atau
sempurna (P21).
• PU melakukan klarifikasi kasus dengan
mempelajari dan mengupas bahan-bahan yang
telah diperoleh dari hasil penyelidikan sehingga
kronologis dari perbuatan pidana lebih jelas dan
konkrit.
• Hasil Konkrit dari proses penuntutan adalah Surat
Dakwaan
Prinsip Penuntutan
• Asas Legalitas
• Asas Oportunitas

Anda mungkin juga menyukai