Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
COVER
SKRIPSI
Oleh :
SARAH BERLIANDA
18075190/2018
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga
skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Sebagai
penyusun, penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 4
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................6
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitiaan ......................................................................................7
BAB II KERANGKA TEORITIS ........................................................................ 9
A. Kajian Teori .................................................................................................9
B. Kerangka Konseptual .................................................................................28
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................29
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 29
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 29
C. Objek Penelitian .........................................................................................30
D. Unit Penelitian ........................................................................................... 30
E. Prosedur Penelitian .................................................................................... 30
F. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 32
G. Kontrol Validasi ........................................................................................ 33
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 34
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................................34
B. Pembahasan ............................................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................36
A. Kesimpulan ................................................................................................36
B. Saran .......................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam membuat suatu pakaian perlu membuat pola busananya terlebih dahulu.
Pola adalah suatu potongan kain atau potongan kertas yang dibuat berdasarkan
ukuran badan seseorang untuk membuat suatu pakaian. Baik atau tidaknya
suatu busana sangat dipengaruhi oleh pola busana itu sendiri. Semakin baik
suatu pola busana, maka semakin bagus pula busana yang diciptakan.
Ada beberapa macam sistem pola konstruksi, antara lain: pola sistem
Dressmaking, pola sistem So-en, pola sistem Charmant, pola sistem Aldrich,
pola sistem Helen Joseph Armstrong, dan lain-lain. Dengan penyesuaian pola
menggunakan sistem pola ini, maka mahasiswa juga dapat dimudahkan dalam
pembuatan pola sistem Helen Joseph Armstrong.
Berdasakan analisis awal yang telah penulis lakukan pada pembuatan pola
lengan sistem Helen Joseph Armstrong membutuhkan 24 ukuran. Dari
eksperimen yang telah penulis lakukan dalam pembuatan pola lengan lampion
sistem Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M, diketahui adanya
kelebihan dan kelemahan pada pembuatan pola sistem Helen Joseph Armstrong.
Kelebihannya yaitu memiliki kelebihan pada penyaluran kupnatnya, sehingga
busana pas sesuai ukuran badan dummy. Sedangkan kelemahannya terdapat
garis bahu bawah yang turun 2 cm, garis bahu atas mundur 1 cm, dan lingkar
badan longgar 2 cm.
Dari kelemahan pola ini, maka perlu dilakukan penyesuaian pola. Setiap sistem
pembuatan pola tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk
4
mendapatkan metode pola yang tepat memerlukan percobaan atau eksperimen,
untuk mengetahui kesesuaian pola tersebut. Kesesuaian menurut Alwi
(2008:1343) adalah “Proses, cara, perbuatan menyesuaikan”
Namun pola ini memiliki kelebihan pada penyaluran kupnatnya yang letaknya
pas. Saat ini belum dilakukan penelitian mengenai penyesuaian pembuatan pola
lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M. Maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kelemahan, cara
memperbaiki, dan kesesuaian pola lengan lampion sistem Helen Joseph
Armstrong pada dummy ukuran M. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
memberi judul penelitian ini “KESESUAIAN POLA LENGAN
LAMPION/LANTERN SLEEVE SISTEM HELEN JOSEPH
ARMSTRONG PADA DUMMY UKURAN M”.
5
Gambar 1-4. Pra Eksperimen Pembuatan Lengan Lampion Sistem Helen
Joseph Armstrong pada Dummy Ukuran M.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat
diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Belum adanya praktek pembuatan pola lengan lampion sistem Helen Joseph
Armstrong pada Dummy ukuran M.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan di latar belakang dengan lebih mempermudah dan
terfokusnya penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
F. Manfaat Penelitiaan
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini bermanfaat untuk:
7
2. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang
berkaitan tentang pembuatan pola lengan lampion sistem Helen Joseph
Armstrong pada dummy ukuran M.
8
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pola
Menurut Nur (2015:54), “Pola merupakan ciplakan bentuk badan yang biasa
dibuat di atas kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting
pakaian seseorang”. Menurut Novida (2009:6), “Pola adalah potongan kertas
atau bahan tenunan yang dipakai sebagai contoh atau pedoman atau cetakan
dalam menggunting bahan sebelum dijahit menjadi pakaian”. Sedangkan
menurut Porrie Muliawan dalam Erna Setyowati 2006:2, “Pola adalah suatu
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat
pakaian, potongan kain atau kertas tersebut mengikuti bentukukuran badan
tertentu”.
9
Lengan busana dibagi berdasarkan panjang, model dan kontruksinya.
Berdasarkan model dan kontruksinya lengan, busana dibedakan menjadi: (a)
lengan pasang (set-in) yaitu lengan yang memiliki garis sambungan pada
lubang lengan dengan model yang bervariasi, dan (b) lengan setali yaitu
lengan yang sebagian atau seluruhnya menyatu dengan badan. Sedangkan
lengan busana berdasarkan panjangnya, di antaranya: (a) sleeveless (tanpa
lengan), (b) short sleeve (lengan busana pendek), (c) elbow sleeve (lengan
busana dengan panjang sampai siku), (d) ¾ length sleeve (lengan busana
dengan panjang ¾), dan (e) bracelet sleeve (lengan busana yang panjangnya
sampai pergelangan tangan. (Goet Poespo, 2000, hlm. 5).
Lengan lampion/lantern sleeve adalah lengan yang terdiri atas 2 bagian pola,
pola lengan bagian atas suai dan pola lengan bagian bawah (hemline),
sehingga garis pada pertemuan kedua pola ini akan menggelembung di antara
10
pergelangan tangan dan siku. Lengan ini dapat dikembangkan dengan
panjang yang bervariasi. Berikut tiga desain yang menunjukkan fleksibilitas
siluet lengan lampion.
a. Ukuran
“bust, waist, abdomen, hip, center length, full length, shoulder slope, new
strap, bust depth, bust span, side length, back neck, shoulder length,
across shoulder, across chest, across back, bust arc, back arc, waist arc,
dart placement, hip arc, abdomen arc”.
Berikut ini cara mengambil ukuran tubuh menurut Helen Joseph Armstrong
(Armstrong, 2010:33).
11
Gambar 8. Cara pengambilan ukuran pada bagian lingkar. (Armstrong,
2014:37)
d) Lingkar Panggul (Hip) “Measure widest area with tape parallel with
floor. Pin to mark hip level at center front (referred to as X-point)”.
“Ukur area terlebar dengan menggunakan pita sejajar dan datar. Pentul
untuk menandai area panggul bagian tengah muka (ditandai dengan poin
X)."
12
2) Penggukuran Vertikal (Vertical Measurement)
“Dari leher ke pinggang (melewati garis dada).” Ukur dari bawah leher
muka hingga ke batas pinggang.
“Ukur dari batas pinggang ke bahu tertinggi, sejajar dengan garis tengah
badan.”
“Ukur dari garis tengah di pinggang ke ujung bahu bawah. Ukur pada
sisi kanan dan kiri. Jika pengukuran kemiringan berbeda lebih dari 1/8
inci, maka bahu asimetris."
13
d) Tinggi puncak payudara (Bust depth). "Shoulder tip to bust point.”
e) Bahu tertinggi menuju sisi (New starp). "Place metal tip of the
measuring tape at corner of shoulder neck to bottom of the waistband at
the side seam and record.
f) Panjang sisi (Side length). "Pin mark below armplate at side seam to
side waist”.
14
Gambar 11. Pengambilan ukuran secara horizontal. (Armstrong, 2010:38)
a) Jarak dada (Bust span) “Place tape across bust points divide in half
for Measurement”.
“Tengah muka menuju 1 inci di atas tengah kerung lengan (tanda kepala
peniti).”
15
d) Garis dada (Bust arc) “Center front, over bust point, ending 2 inches
below armplate at side seam.”
“Tengah muka. lewat dari puncak dada, berakhir 2 inchi di bawah lengan
di sisi jahitan.”
e) Garis pinggang (Waist arc). “Center front waist to side waist seam.”
g) Garis panggul (Hip arc). “Center front to side seam on HBL line.”
i) Lebar punggung (Across back). “Center back to 1 inch above the mid-
armhole at ridge of pinhead.”
16
b. Tanda-tanda Pola
17
11. Setengah lipi (half plooi).
15. Pt Potong
Gambar 12. Pola dasar badan depan sistem Helen Joseph Armstrong.
(Armstrong, 2014:47)
A-B Panjang badan sampai pinggang, ditambah 0,3 cm, tarik garis dan
beri tanda.
18
A-C : Lebar bahu, kurangi 0,3 cm, tarik garis persegi 7,6 cm dari garis
C.
B-D : Panjang muka, beri tanda dan buat persegi ke arah luar sepanjang
10,2 cm.
C-E : Garis dada, ditambah 0,6 cm, buat garis persegi ke arah luar dari
garis B. Kemudian buat lagi garis persegi 27,9 cm dari garis E
G-I : Panjang bahu, buat garis persegi dari titik I menuju garis D.
L-M : Setengah lebar muka, ditambah 0,6 cm buat garis persegi naik
dan turun dari R-M.
B-F : Letak kupnat, buat garis persegi ke bawah 0,5 cm dari titik F.
I-N : Bahu tertinggi menuju sisi pinggang ditambah 0,3 cm, tarik garis
dari titik I berpotongan dengan garis E.
B-F
Kaki kupnat : Tarik garis dari K ke F dan ukur gambar kaki kupnat dari
K ke Q, samakan dengan garis K ke F dan beri nama R.
Titik kupnat : Titik tengah kupnat 1,6 cm dari puncak payudara, lalu
gambar ulang kaki kupnat dari titik ke F dan R.
19
Kerung lengan : Menggambar lingkar kerung lengan dengan menyentuh
titik G, M dan garis persegi. Jangan mengikuti lekungan yang
melewati gans persegi
Gambar 13. Pola dasar badan belakang sistem Helen Joseph Armstrong.
(Armstrong, 2014:49)
A-C : Lebar bahu, buat garis persegi 7,6 cm ke bawah dari titik C.
B-D : Panjang punggung, tandai dan tarik garis persegi keluar sepanjang
10,2 cm.
B-E : Garis punggung, ditambah 1,9 cm lalu buat garis persegi dan
dapat titik E.
20
F-H : Panjang bahu, ditambah 1,3 cm garis H yang bersentuhan dengan
garis C beri nama G, tarik garis persegi dari titik F menuju garis D.
B-J : Lebar pinggang, ditambah kaki kupnat sebesar 3,8 cm dan 0,63
cm (kelonggaran). (junior/ukuran kecil: ditambah kaki kupnat 2,54
cm, dan ditambah 0,6 cm untuk kelonggaran).
L-O : buat garis keatas dan titik L 2,54 cm lebih kecil dari M ke N
S-T : Lebar punggung, ditambah 0.6 cm buat garis persegi naik dan
turun dari titik T. seperti pada gambar.
Garis leher : Gambar garis sudut 1 cm dari titik sudut. Gambar garis
leher dan menuju garis sudut dan berakhir di titik D.
21
Pola Konstruksi Badan dan Lengan Sistem Helen Joseph Armstrong
Gambar 14. Pola konstruksi badan depan belakang sistem Helen Joseph
Armstrong ukuran Dummy M.
Gambar 15. Pola konstruksi badan depan belakang sistem Helen Joseph
Armstrong ukuran Dummy M.
22
d. Pembuatan Pola Dasar Lengan Sistem Helen Joseph Armstrong
Gambar 16. Pola belakang sistem Helen Joseph Armstrong. (Armstrong, 2014:63)
Kemudian buat garis horizontal dari titik C, ke kanan diberi tanda F dan ke
kiri diberi tanda E.
Buat garis horizontal dari titik B, ke kanan diberi tanda P dan ke kiri diberi
tanda O.
Dari titik A-F dan A-E, di bagi 4 sama besar. Lalu beri nama pada setiap
titik pembagiannya.
23
G : Turun 1 cm
H : Naik 0,6 cm
K : Naik 1,6 cm
L : Naik 2 cm
M : Naik 0,5 cm
N : Turun 1,3 cm
Buat garis melengkung dari titik E menuju titik H, titik K, titik A, titik
L,titik M, titik N, sampai titik F.
Pola Lengan
24
Gambar 18. Langkah pecah pola lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong.
(Armstrong, 2014:367)
Gambar 19. Langkah pecah pola lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong.
(Armstrong, 2014:367)
25
Gambar 20. Langkah pecah pola lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong.
(Armstrong, 2014:367)
Gambar 21. Pecah pola lengan sistem Helen Joseph Armstrong ukuran
Dummy M.
26
Gambar 22. Hasil pecah pola lengan sistem Helen Joseph Armstrong
ukuran Dummy M.
Dari kelemahan pola ini, maka telah dilakukan penyesuaian pola. Setiap
sistem pembuatan pola tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan,
untuk mendapatkan metode pola yang tepat memerlukan percobaan atau
eksperimen, untuk mengetahui kesesuaian pola tersebut. Kesesuaian
menurut Alwi (2008:1343) adalah “Proses, cara, perbuatan
menyesuaikan”
27
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian pola lengan lampion sistem
Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kelemahan pola, memperbaiki pola, dan menyesuaikan pola
lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M.
Dengan mengetahui kelemahan dan kesesuaian pola melalui fitting atau
pengepasan, maka kelemahan pola tersebut dapat diperbaiki hingga pas, baik,
dan benar.
C. Hipotesis Penelitian
Ha : Terdapat kelemahan pola lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong
pada dummy ukuran M.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, maka dapat ditentukan jenis penelitian ini yaitu
penelitian terapan atau eksperimen. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), “penelitian” artinya kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis,
dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum. Sedangkan “terapan” artinya hasil
menerapkan.
29
penelitian ini terdiri atas satu variabel yaitu kesesuaian pola lengan lampion
sistem Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M sebagai berikut:
1. Pola dasar adalah jiplakan bentuk badan yang biasanya dibuat di kertas, yang
akan digunakan sebagai contoh untuk menggunting bahan pakaian seseorang
(Tamimi, 1982:133).
2. Lengan lampion adalah lengan terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama dimulai
dari pangkal lengan hingga bagian pergelangan. Sedangkan bagian kedua
dimulai dari pergelangan tangan yang bertemu dengan potongan di atasnya.
Kedua bagian tersebut disatukan oleh jahitan yang hasil akhirnya membentuk
lampion. Lengan ini dapat divarisasi dengan ukuran pendek maupun panjang.
C. Objek Penelitian
Pada objek penelitian ini yaitu pola lengan lampion sistem Helen Joseph
Armstrong pada dummy ukuran M. Dalam hal ini, penulis mengujicobakan
eksperimen pada patung dummy badan wanita ukuran M.
D. Unit Penelitian
Unit eksperimen dalam penelitian ini adalah pola lengan lampion sistem Helen
Joseph Armstrong yang akan disesuaikan pada dummy ukuran M. Adapun
variabel yang digunakan yaitu pola lengan lampion sistem Helen Joseph
Armstrong pada dummy ukuran M.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan kesesuaian pola pola lengan
lampion sistem Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M. Adapun
prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
b. Mempersiapkan pola dasar badan muka, badan belakang, dan pola lengan.
2. Pelaksanaan
30
a. Memahami pola lengan lampion.
1) Panjang badan : 37 cm
2) Lebar bahu : 17 cm
3) Panjang muka : 30 cm
6) Panjang bahu : 10 cm
8) Lebar muka : 28 cm
9) Bahu tertinggi : 34 cm
c. Membuat pola dasar badan muka, badan belakang, dan lengan sistem
Helen Joseph Armstrong.
e. Menggunting pola.
31
f. Meletakkan pola di atas kain.
h. Menjahit bahan.
3. Penilaian
Fragmen yang telah diperbaiki setelah fitting pertama, difitting kembali pada
dummy untuk dilihat kesesuaian pola pada dummy.
32
G. Kontrol Validasi
Agar penelitian ini dapat menghasilkan pola yang tepat, maka dilakukan
pengontrolan sebagai berikut:
33
BAB IV
Aspek yang diperhatikan dan dinilai dalam tahap penilitian berupa lingkar
badan, lingkar pinggang, panjang muka, lebar muka, panjang punggung, lebar
punggung, letak kupnat, letak titik bahu, bentuk kerung lengan, serta bentuk
lengan lampion. Hal yang dinilai dari hasil penelitian ini yaitu hasil uji coba
pola badan dan lengan lampion sistem Helen Joseph Armstrong yang
disesuaikan dengan dummy ukuran M. Penyesuaian pola ini dilakukan dengan
dua kali fitting atau pengepasan.
2. Kelemahan
Dari eksperimen yang telah penulis lakukan dalam pembuatan pola lengan
lampion sistem Helen Joseph Armstrong pada dummy ukuran M, diketahui
adanya kelemahannya terdapat garis bahu bawah yang turun 2 cm, garis bahu
atas mundur 1 cm, dan lingkar badan longgar 2 cm. Dari kelemahan pola ini,
maka perlu dilakukan penyesuaian pola. Setiap sistem pembuatan pola
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk mendapatkan metode
pola yang tepat memerlukan percobaan atau eksperimen, untuk mengetahui
kesesuaian pola tersebut. Kesesuaian menurut Alwi (2008:1343) adalah
“Proses, cara, perbuatan menyesuaikan”
3. Cara Memperbaiki
34
Pada saat pembuatan pola tentunya ada perbaikan dan penyesuaian pola.
Langkah dalam memperbaiki pola adalah sebagai berikut :
4. Kesesuaian
B. Pembahasan
Pada penelitian ini telah dilakukan pengambilan ukuran, pembuatan pola,
menggunting bahan serta menjahit, pengepasan, hingga penyesuaian pola. Pola
sistem Helen Joseph Armstrong sesuai dgunakan pada dummy ukuran M,
namun dengan penyesuaian beberapa ukuran pada pola.
35
BAB V
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
2. Bagi dosen atau pengajar di S1 IKK Program Studi PKK Tata Busana
hendaknya mengenalkan serta mengajar mahasiswa tentang pembuatan pola
busana dengan sistem sistem pola lainnya selain sistem Dressmaking dan
sistem So-en.
36
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Situs Internet :
http://repository.upi.edu/28890/4/S_PKK_1200085_Chapter1.pdf. (Online)
Diakses pada tanggal 20 Desember 2022.
https://eprints.umm.ac.id/37205/3/jiptummpp-gdl-windaprati-53130-3-babiik-
a.pdf . (Online) Diakses pada tanggal 21 Desember 2022.
https://puslit.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Penelitian-
Terapan_.pdf . (Online) Diakses pada tanggal 22 Desember 2022.
37