LAPORAN KASUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan I
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
Disusun oleh:
Isa Faiz Muammar
P1337430120059
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Lembar pengesahan.....................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
Daftar Gambar.............................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................5
D. Sistematika Penulisan.....................................................................................5
BAB II Dasar Teori.......................................................................................................7
A. Anatomi Shoulder Joint...................................................................................7
B. Patologi Shoulder Joint.................................................................................11
C. Prosedur pemeriksaan Shoulder Joint..........................................................13
BAB III Profil Kasus dan Pembahasan...................................................................24
A. Profil Kasus..............................................................................................24
B. Pembahasan............................................................................................25
Bab IV Penutup........................................................................................................33
A. Kesimpulan...................................................................................................33
B. Saran............................................................................................................33
Daftar Pustaka..........................................................................................................35
Lampiran....................................................................................................................36
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di Universitas
Wurzburg, Jerman. Pertama kali menemukan sinar Roentgen
pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar
katoda. Saat itu dia melihat terjadinya perpindahan electron
yang menghasilkan suatu gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang 0,1-1 Amstrong inilah yang kemudian
disebut sinar-X atau sinar Roentgen. Tabung X-Ray jenis
pertama ini disebut dengan Cold Cathoda Tube. Namun pada
perkembangan selanjutnya, pada tahun 1913, Collige
menyempurnakan penemuan roentgen dengan memodifikasi
tabung yang digunakan . Tabung yang digunakan adalah
tabung vakum yang didalamnya terdapat 2 elektroda yaitu
anoda dan katoda . Tabung ini kemudian disebut Hot Cathoda
Tube dan merupakan tabung yang digunakan pada pesawat
roentgen hingga saat ini. (http://wikipedia.org/wiki/Sinar-X)
Perkembangan teknologi terbaru telah menghasilkan
berbagai teknik dan prosedur pencitraan yang kompleks.
Namun demikian, prinsip dasar pencitraan adalah sama yaitu
untuk menampilkan gambaran anatomi bagi tubuh manusia dan
kelainan-kelainan yang berhubungan dengan modalitas
terutama pencitraan. Modalitas yang ada di radiologi meliputi
Pesawat Sinar-x konvensional, Flouroskopi, USG
(Ultrasonografi), Computer Tomography Scanning (CT-Scan),
Magnetic Resonance Imaging (MRI), Kedokteran Nuklir
(Nuclear Medicine) dan lain-lain.
Jenis pemeriksaan di Instalasi Radiologi dibagi menjadi
dua yaitu Kontras dan Non Kontras. Pemeriksaan non kontras
adalah pemeriksaan tanpa menggunakan suatu bahan atau
media yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk
membantu menegakkan diagnose dalam pemeriksaan
radiografi. Jenis Pemeriksaan Radiografi non kontras meliputi
pemeriksaan Thorak, Abdomen, Ekstremitas atas meliputi
Manus, Antebrachii, humerus, elbow joint, shoulder joint,
kemudian Ekstremitas bawah meliputi Pedis, Cruris, Femur,
ankle joint, knee joint, dan lain-lain. Sedangkan pemeriksaan
kontras adalah pemeriksaan yang menggunakan suatu bahan
atau media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien yang
berfungsi untuk mengevaluasi kelainan yang ada pada pasien.
Pemeriksaan kontras meliputi BNO-IVP, Colon in loop,
Uretrografi dan lain-lain.
Pemeriksaan shoulder joint adalah satu pemeriksaan
Radiologi yang menggunakan pesawat sinar-X konvensional
tanpa menggunakan bahan atau suatu media kontras tertentu
yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk melihat structural
anatomi dari sendi bahu. Shoulder joint atau sendi bahu
merupakan sendi paling aktif di tubuh kita yang terdiri dari
empat sendi terpisah yang dikelilingi oleh tendon, ligament, dan
kelompok otot utama leher, punggung atas dan tengah. Empat
sendi tersebut yaitu glenohumeral joint, acromioclavicular joint,
scapulathoracic joint, dan sternoclavicular joint. Indikasi pada
pemeriksaan shoulder joint diantaranya trauma (cedera),
fraktur, fisura, dislokasi, luksasi, rupture, frozen shoulder joint,
SLAP tears, dan arthritis. Salah satu yang paling sering terjadi
dan ditemukan dilapangan adalah dislokasi. Dislokasi adalah
cedera ketika sendi dipaksa keluar atau bergeser dari posisi
normal dan biasanya disebabkan oleh adanya benturan atau
kekerasan yang timbul secara mendadak.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Teknik Pemeriksaan
Radiografi Shoulder Joint pada Kasus Fraktur Humeri di
Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong.
2. Untuk mengetahui Alasan mengapa teknik radiografi
Shoulder joint di gunakan pada kasus fraktur humeri.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari laporan kasus ini adalah:
1. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teknik
pemeriksaan radiografi shoulder joint.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan masukan dan saran-saran
yang bermanfaat bagi rumah sakit, terutama bagi Instalasi
Radiologi.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan
pertimbangan tentang teknik pemeriksaan radiografi
shoulder joint pada kasus fraktur humeri.
4. Bagi Pembaca
Memberikan gambaran yang jelas tentang teknik
pemeriksaan radiogafi shoulder joint pada kasus fraktur
humeri
E. Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II Dasar teori
Bab ini menjelaskan mengenai anatomi
dan fisiologi dan patologi shoulder joint,
dan proteksi radiasi.
BAB III Profil kasus dan Pembahsan
Bab ini Menjelaskan mengenai profil
kasus yang mengalami fraktur humeri,
prosedur pemeriksaan dan pembahasn
BAB IV Kesimpulan dan Saran
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan
laporan kasus dan saran-saran yang
direkomendasikan berdasarkan
pengalaman di lapangan untuk
perbaikan proses pemeriksaan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
DASAR TEORI
Keterangan :
1. costae
2. Scapula
3. Glenohumeral joint
4. Acromioclavicular joint
5. Clavicula
Gambar 2.1
Shoulder Joint Anterior View (Tortora, 2017)
Gambar 2.3
Scapular Anterior View (Tortora, 2017)
Gambar 2.4
Scapula Lateral View (Tortora, 2017)
Gambar 2.5
Proximal Humerus (Putz dan Pabts, 2000)
B. Patologi Shoulder Joint
1. Bursitis
Bursitis adalah suatu pembengkakan bursa tendon
disebabkan oleh akut atau trauma kronik, akut atau infeksi
kronik, gout, radang sendi, dan infeksi oleh pyeogenic atau
tuberculous organisms (Kowalczyk, 2014).
2. Dislokasi Sendi
Dislokasi sendi merupakan masalsah pada tulang berupa
bergesernya atau terlepasnya tulang dari sendi atau posisi yang
semestinya.(Davies K, 2012).
3. Fraktur
Menurut Lemone dkk (2017), fraktur adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang. Fraktur bervariasi dalam tingkat
keparahan sesuaidengan lokasi dan jenis fraktur. Meskipun
fraktur terjadi pada semua kelompok umur, fraktur lebih sering
terjadi pada orang yang mengalami trauma berkelanjutan dan
pada orang tua.
4. Osteoarthritis (OA) atau Penyakit Degeneratif Sendi
Osteoarthritis merupakan kegagalan diarthrodial
(movable, lapisan synovial) joint. Ada dua bentuk OA yaitu
idiopatik (primer) OA dan sekunder OA (Lemone, 2017).
5. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan sebuah kondisi yang di tandai
dengan berkurangnya jumlah kandungan mineral pada tulang
(Kowalczy, 2014).
6. Tendonitis
Tendonitis adalah gangguan berupa peradangan atau
iritasi pada tendon (Kowalczy, 2014).
4) Titik bidik
Pada pertengahan scapulahumeral joint (2 cm kearah
inferior dan lateral dari processus coracoideus).
5) FFD
102cm.
6) Kaset
24x30 cm, melintang.
7) Eksposi
Pasien tahan nafas saat eksposi.
8) Kriteria radiograf :
a) Tampak sepertiga humerus bagian atas, scapula
bagian atas, 2/3 clavicula bagian lateral, termasuk
persendian antara humeral head dengan glenoid
cavity.
b) Posisi dengan netral rotasi dengan greater dan
lesser tubercle superposisi dengan humeral head.
c) Densitas yang optimal tanpa adanya pergerakan
objek akan mampu menampilkan struktur trabekula
tulang yang tajam.
d) Garis besar medial dari head humeral terlihat
melalui glenoid cavity dan detail jaringan lunak
harus terlihat untuk menunjukan kemungkinan
calcium.
Gambar 2.6
Proyeksi AP Neutral (erect) (Bontrager, 2018)
Gambar 2.7
Proyeksi AP Neutral (supine) (Bontrager, 2018)
Gambar 2.8
Proyeksi AP Neutral (supine)
(Lampignano dan Kendrick, 2018)
Gambar 2.9
Proyeksi Transhoracic Lateral (erect) (Bontrager, 2018)
Gambar 2.10
Proyeksi Transhoracic Lateral (supine) (Bontrager, 2018)
Gambar 2.11
Keterangan :
1. Clavicle
2. Greater tubercle
3. Intertubercle groove
4. Lesser tubercle
5. Shaft of humerus
6. Head of humerus
7. Scapula
Radiograf
ProyeksiTranshoracic Lateral
(Bontrager, 2018)
Gambar 2.12
Proyeksi oblique anterior (Bontrager, 2018)
Gambar 2.13
Radiograf proyeksi lateral Yscapula
(Bontrager, 2018)
Gambar 2.12
Proyeksi Tangential (Bontrager, 2018)
Gambar 2.13
Radiograf Tangential
(Bontrager, 2018)
e. Proyeksi Proyeksi AP Apical Oblique Axial
1) Posisi pasien
Pasien diposisikan erect (berdiri) atau posisi supine. Posisi
erect biasanya lebih nyaman, bila pasien dalam kondisi
yang memungkinkan. Tubuh pasien dirotasi 45° ke arah sisi
yang sakit (bagian posterior bahu yang sakit meja
pemeriksaan)
2) Posisi objek
Tempatkan sendi scapulo humeral pada kaset dan
pertengahan meja pemeriksaan. Sesuaikan IR sehingga
45° CR akan memproyeksikan scapulohumeral joint ke
pertengahan meja pemeriksaan. Menekuk siku dan
letakkan tangan di dada, atau apabila dengan pasien
trauma, letakkan lengan disamping.
3) Arah sumbu sinar
45° ke arah caudad.
4) Titik bidik
Pada pertengahan scapulohumeral joint.
5) FFD
102 cm.
6) Kaset
24 x 30 cm portrait
7) Eksposi
Pasien tahan nafas saat eksposi
8) Kriteria radiograf
a) Caput humerus, glenoid cavity, serta scapula
tervisualisasikan dengan baik tanpa superposisi.
b) Coracoid process diproyeksikan di atas caput
humerus dan tampak memanjang.
c) Acromion dan sendi acromioclavicular terlihat lebih
tinggi dari caput humerus.
d) Densitas dan kontras yang optimal dengan tidak ada
pergerakan, trabekula tulang yang tajam serta detail
jaringan atau soft tissue untuk melihat kemungkinan
adanya kalsifikasi.
Gambar 2.14
Proyeksi AP Apical Oblique Axial
(Bontrager, 2018)
Gambar 2.16
Radiograf AP Apical Oblique
(Bontrager,2018)
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kasus
1. Riwayat Pasien
Pada tanggal 25 November 2021 pasien periksa ke
IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong, dengan keluhan
mengalami rasa sakit di bagian bahu kiri akibat trauma
pasca Kecelakaan lalu lintas. Kemudian dokter melakukan
pemeriksaan head to toe pada pasien, dokter
mendiagnosa adanya curiga fraktur humeri proximal
sinistra. Kemudian dokter pengirim memberikan lembar
permintaan foto rontgen ke Instalasi Radiologi RS PKU
Muhammadiyah Gombong untuk dilakukan pemeriksaan
radiologi shoulder joint sinistra.
2. Identitas pasien
a. Nama : Tn.R
b. Umur : 73 th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Sempor
e. No. Rontgen : 16xxx
f. No.RM : 4xxxxx
g. Diagnosa Klinis : Fraktur Humeri
h. Pemeriksaan : Shoulder Joint Sinistra
i. Ruangan : IGD
j. Dokter Pengrim : dr.M
B. Pembahasan
1. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Shoulder Joint pada
kasus Fraktur Humeri di Instalasi Radiologi RS PKU
Muhammadiyah Gombong?
Teknik pemeriksaan shoulder joint pada kasus fraktur
humeri di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Gombong menggunakan proyeksi AP Endorotasi dan
AP Eksorotasi. Sedangkan menurut teori (Lampignano
dan Kendrick, 2018) Teknik pemeriksaan shoulder joint
pada kasus trauma menggunakan proyeksi Anterior
posterior (neutral rotation), Transthoracic lateral, PA
oblique (Scapular Y lateral), proyeksi Tangential
(supraspinosus outlet), Ap apical oblique. Berikut teknik
pemeriksaan shoulder joint di Instalasi Radiologi RS
PKU Muhammadiyah Gombong
a. Persiapan Pasien
Melepaskan benda-benda yang dapat
mengganggu radiograf seperti logam, kalung, bros,
BH, dan sebagainya yang ada di area bahu.
b. Persiapan Alat
1) Pesawat Sinar-X
a) Merk :TOSHIBA
b) Nomor Seri : 0097415
c) Model : DRX-1824B
d) Stator : XS-AV
e) Filter : Permanent filtration1.3
f) Focal Spot :1.2/0.6 mm
g) kV max : 150 kV
Gambar 3.1
Pesawat Sinar-X konvensional
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
Gambar 3.2
Imaging Plate merk fujifilm ukuran 35x35 cm
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
3) Marker
4) Plester
5) Computed Radiography (CR)
Gambar 3.3
Computed Radiography merk fujifilm
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
Gambar 3.4
Printer merk fujifilm
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
c. Teknik Radiografi
Pasien datang ke Instalasi Radiologi
membawa lembar permintaan foto, petugas
administrasi mengecek data yang ada pada lembar
permintaan foto seperti nama pasien, no RM, dan
tempat tanggal lahir pasien sudah benar atau
belum, kemudian petugas administrasi
memberikan nomor rontgen pada lembar
permintaan foto. Setelah data sudah benar pasien
diminta untuk menunggu di ruang tunggu Instalasi
Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
hingga mendapatkan panggilan dari radiografer
untuk segera memasuki ruang pemeriksaan.
Petugas administrasi mencatat data pasien di buku
register dan amplop.
1) Proyeksi AP Endorotasi
a) Posisi Pasien
Pasien supine diatas brankard.
b) Posisi Objek
(1) Posisikan shoulder joint pada pertengahan
kaset.
(2) Tekuk sendi siku dan letakkan bagian
telapak tangan diatas perut
(3) Atur mid coronal plane dari epicondilus
tegak lurus terhadap kaset
c) Central Ray (CR) : Vertical tegak lurus
d) Central Point(CP) : Pertengahan shoulder
joint
e) FFD : 100 cm
f) Faktor Eksposi : 55 KV, 10 mAs
g) Kaset : 35 x 35 cm dibagi dua,
atas
dan bawah, yang
dipasang membujur
tanpa memakai grid.
h) Eksposi : pada saat diam.
2) Proyeksi AP Eksorotasi
a) Posisi Pasien
Pasien supine diatas brankar
menghadap kearah tabung sinar-X.
b) Posisi Objek
(1) Posisikan shoulder joint pada
pertengahan kaset
(2) Lengan atas dan lengan bawah
diposisikan supine, dan tangan
diletakkan di samping tubuh
(3) Atur mid coronal plane dari
epicondilus sejajar terhadap
kaset.
c) Central Ray (CR) : Vertical tegak lurus
d) Central Point(CP) : Pertengahan shoulder
joint
e) FFD : 100 cm
f) Faktor Eksposi : 55 KV, 10 mAs
g) Kaset : 35 x 35 cm dibagi dua,
atas
dan bawah, yang
dipasang membujur
tanpa memakai grid.
h) Ekspose : pada saat diam
d. Processing film
Pengolahan radiograf yang dilakukan di Instalsi
Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong yaitu
menggunakan CR (Computed Radiography)
dengan urutan :
1) Data pasien seperti nomor pemeriksaan, no RM,
identitas pasien diinput kedalam computer CR
2) Kaset yang sudah diekspose dimasukkan ke
dalam reader CR
3) Mengolah radiograf diantaranya memberi marker
, cropping ( menotong gambaran yang tidak
diperlukan), menempatkan radiograf pada
pertengahan film, mengatur kontras, densitas,
detail, ketajaman.
4) Gambaran yang sudah selesai diedit kemudian
di print.
e. Hasil radiograf dan hasil baca dokter
1) Hasil Radiograf
Gambar 3.5
Hasil Radiograf
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Teknik pemeriksaan shoulder joint pada pasien dengan
kasus fraktur humeri di Instalasi Radiologi RS PKU
Muhammadiyah Gombong menggunakan proyeksi AP
Eksorotasi dan Proyeksi AP Endorotasi Semaksimal
mungkin sesuai kemampuan pasien.sudah dapat
menegakkan diagnosa guna penentuan tindakan
selanjutnya pada pasien.
B. Saran
Teknik pemeriksaan shoulder joint proyeksi AP modifikasi
direkomendasikan dalam mendiagnosa shoulder joint
dengan klinis fraktur proximal humerus karena memiliki
beberapa keuntungan yang dapat memperlihatkan
gambaran true AP dari shoulder joint dan tidak terjadi
tumpang tindih antara kepala humerus dan rongga glenoid.
Kemudian perlu dilakukan komunikasi dengan pasien
tentang prosuder pemeriksaan yang akan dilakukan agar
pasien merasa nyaman pada saat dilakukan pemeriksaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org/wiki/Sinar-X