Oleh :
Gora El Praba
NIM P1337430318039
dan observer.
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
NIM : P1337430318039
Menyatakan bahwa Karya Ilmiah ini adalah karya asli penulis, apabila
dikemudian hari terbukti bahwa Karya Ilmiah ini tidak asli, maka penulis bersedia
(Gora El Praba)
NIM P1337430318039
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
Penyusunan Karya Ilmiah ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
Kemenkes Semarang.
3. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, S.T, M.S., Ketua Prodi D III Teknik
4. Semua dosen serta staf dan karyawan Prodi DIII Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Purwokerto.
iv
5. Kedua Orang tua dan saudara-saudara saya yang menjadi support sistem saya
dan selalu memberikan dukungan moral, cinta kasih, material, dan selalu
Tiga yang telah berjuang bersama atas dukungan moral dan doa-doanya.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini.. Penulis
berharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai acuan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah dan dapat dijadikan wawasan studi pembaca khususnya dibidang
radiologi.
(Gora El Praba)
NIM P1337430318039
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Empat tulang pada tulang pelvis (Lampignano & L. Kendrick, 2018) 5
Gambar 2 2 Bagian dari hip joint (Muqsith, 2018)..................................................7
Gambar 2 3 Pesawat sinar-x (Lampignano & L. Kendrick, 2018)........................10
Gambar 2 4 Meja pemeriksaan (Lampignano & L. Kendrick, 2018)....................10
Gambar 2 5 Imaging plate (Lampignano & L. Kendrick, 2018)...........................11
Gambar 2 6 Grid (et al Hyochol Ahn, 2017).........................................................11
Gambar 2 7 Marker (Lampignano & L. Kendrick, 2018).....................................11
Gambar 2 8 Gonad shield (Dauer et al., 2007)......................................................12
Gambar 2 9 Posisi pasien dan radiograf proyeksi AP pelvis bilateral hip joint
(Lampignano & L. Kendrick, 2018)......................................................................14
Gambar 2 11 Posisi pasien dan radiograf proyeksi AP unilateral hip (Lampignano
& L. Kendrick, 2018).............................................................................................15
Gambar 2 12 Posisi pasien dan radiograf proyeksi Axiolateral Inferosuperior
(Lampignano & L. Kendrick, 2018)......................................................................17
Gambar 2 13 Posisi pasien dan radiograf proyeksi AP Hip unilateral Frog Leg.18
Gambar 4 1 radiograf AP Pelvis Bilateral Hip Joint……………………………..36
Gambar 4 2 Radiograf AP Pelvis sebelum reduksi dan post reduksi.....................36
Gambar 4 3 Radiograf AP Pelvis pada diskoasi bilateral hip joint........................37
Gambar 4 4 Radiograf AP Pelvis, RAO, LAO post reduksi..................................37
Gambar 4 5 Radiograf pada AP pelvis bilateral hip joint dislokasi hip ‘’.............38
Gambar 4 6 Radiograf pada AP pelvis bilateral hip joint post reduksi.................38
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ekstremitas bawah. Pelvis terdiri dari dua tulang pinggul, sacrum, coccyx.
oleh synovial yang sangat kuat. Hip joint diklasifikasikan sebagai tipe
sendi synovial, yang dicirikan oleh capsul fibrosa besar yang berisi cairan
synovial. Hip joint merupakan sendi yang dapat bergerak bebas atau
diarthrodial. Caput femur membentuk lebih dari setengah bola yang relatif
dislokasi pada panggul karena asetabulum dan femoral head tidak berada
1
2
struktur anatomi dan kelainan pada Hip. Proyeksi AP Pelvis bilateral Hip
untuk membandingan hip joint kanan dan kiri pada pasien dengan traksi,
dapat menilai adanya dislokasi maupun subluksasi dan dapat menilai sendi
hip setelah post reposisi dalam posisi yang baik atau tidak (Krishna Shafira
oleh pasien yang terjadi karena tertabrak kendaraan roda empat dari
kasus dislokasi hip join dengan proyeksi AP pelvis bilateral hip joint. Hasil
joint pasien telah terpasang traksi pada dua hip joint lalu dilakukan
3
radiograf, persiapan alat, dan posisi pasien pemeriksaan pelvis pada klinis
dislokasi hip joint. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut dengan studi case series review tentang prosedur pemeriksaan pelvis
pada klinis dislokasi hip joint dan mengangkatnya dalam bentuk Karya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Teoristis
Hasil Studi case series dislokasi Hip Joint ini diharapkan dapat
2. Praktis
radiologi konvensional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rongga pelvis
membentuk pelvis terdiri atas dua buah os coxae, yang berada di bagian
pubicum terletak pada bidang frontal yang sama; ujung coccygeus dan
Keterangan : 1
1. Dua tulang coxae
2. Sacrum 2
3. Coccygeus
3
Gambar 2 1 Empat tulang pada tulang pelvis (Lampignano & L. Kendrick, 2018)
5
6
2. Hip Joint
dari sebuah bola. Seluruh permukaan dari caput femoris ditutupi oleh
dan rotasi. Hip joint memiliki banyak gambaran anatomis yang cocok
untuk stabilitas dan penyangga berat badan selama berdiri, berjalan, dan
1. Pengertian
bagian tubuh. Gerakan apa pun dari bagian-bagian ini bisa menyakitkan
dalam dua bidang. Dislokasi yang paling umum ditemui dalam trauma
melibatkan bahu, jari tangan atau ibu jari, patela, dan pinggul. Jika
Kendrick, 2018).
2. Penyebab
3. Klasifikasi
4. Tindakan Diagnosa
pada kasus dislokasi Hip Joint antara lain : proyeksi AP Unilateral Hip,
5. Tindakan Pengobatan
Asrizal, 2014)
Kendrick, 2018).:
10
1. Pengertian
2. Persiapan Pasien
a. Pesawat sinar-x
d. Grid
e. Marker
f. Gonad Shield
a) Tujuan
b) Posisi pasien
c) Posisi obyek
secara internal telapak kaki dan semua tubuh bagian bawah sebesar
d) Pengaturan sinar
g) Kriteria Radiograf
arah tersebut. Tulang ischial kanan dan kiri (jika terlihat) harus
Gambar 2 9 Posisi pasien dan radiograf proyeksi AP pelvis bilateral hip joint
(Lampignano & L. Kendrick, 2018)
a) Tujuan
b) Posisi pasien
c) Posisi obyek
sama. Rotasikan kaki yang sakit secara internal 15o-20o jika tidak
d) Pengaturan sinar
f) Kriteria Radiograf
dan ilium. Trochanter major, caput dan collum femoris harus tampak
tanpa foreshortening.
a) Tujuan
operasi, serta untuk pasien lain yang tidak bisa bergerak atau
b) Posisi pasien
16
memungkinkan.
c) Posisi obyek
tegak lurus arah sinar, jika tersedia digunakan tempat kaset atau
h) Kriteria Radiograf
a) Tujuan
b) Posisi pasien
c) Posisi obyek
leher femoralis.
g) Kriteria Radiograf
terlihat.
Gambar 2 12 Posisi pasien dan radiograf proyeksi AP Hip unilateral Frog Leg
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dan melakukan analisis yang holistik, yang tentu saja perlu dideskripsikan
2019).
20
21
C. Keyword
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Dislokasi Hip Joint, Prosedur
Penelitian ini digunakan berbagai sumber data yang berasal dari jurnal dan
yang sesuai dan terkait dengan topik dan kondisi penelitian. Atau dengan
kata lain, kriteria inklusi merupakan ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, dan kriteria
sampel dari kriteria inklusi atau dengan kata lain ciri-ciri anggota populasi
yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Imas & Anggita, 2018). Berikut
1.
2. Artikel atau jurnal merupakan hasil riset asli yang
2. Bahasa telah dikaji dan ditulis dalam bahasa Indonesia
maupun Bahasa Inggris
A. Hasil
literatur yang terdiri dari 18 jurnal, dan 1 Karya Tulis Ilmiah. Basis
ini. Literatur yang dipilih adalah literatur yang diterbitkan tidak lebih
24
25
Pencarian literature
Basis data : Google Scholar, NCBI, dan Repository poltekkes Kemenkes Semarang
Batas Pencarian : Artikel Berbahasa Inggris & Berbahasa Indonesia 10 tahun
terakhir (2011-2021)
Artikel tidak dapat diakses Hasil pencarian yang Hasil pencarian yang
secara menyeluruh oleh Akan diproses kembali Tidak diproses kembali
Peneliti (n =3) (n =7) (n =9)
Hasil pencarian
Studi terdahulu yang relevan dangan penelitian ini
(n =4)
26
dan gonad
shield.
Teknik a. Proyeksi AP a. Proyeksi AP a. Proyeksi AP a. Proyeksi
pemeriksaan pelvis Pelvis pelvis AP pelvis
a. Proyeksi bilateral hip b. Proyeksi b. Proyeksi b. Proyeksi
b. Posisi joint pasca reduksi pasca pasca
pasien/obyek b. Pasien AP Pelvis reduksi AP reduksi AP
c. CR Supine c. Pasien pelvis, LAO, Pelvis
d. CP c. FFD 100cm melakukan RAO c. Pasien
rotasi c. Pasien rotasi
eksternal melakukan eksternal
rotasi. kanan dan sendi
rotasi panggul
eksternal, difleksikan
dan kiri
rotasi
internal
Penerapan Pasien Pasien
Proteksi Radiasi menggunakan - menggunakan -
gonad shield gonad shield
Hasil Radiograf
Hasilnya tampak
dislokasi pada
hip, tampak kaki
yang ditraksi
Hasilnya tampak
dislokasi Hasil
anterior pada Radiograf
hip joint, Pemeriksaan
tampak kaki radiografi
yang ditraksi panggul
menunjukan
Hasilnya dislokasi
Radiografi AP obturator pada
panggul pinggul kanan.
menunjukkan Tidak ada
dislokasi fraktur.
pinggul kanan
posterior,
superior dan
anterior kiri
Tabel 4 1 Hasil presentasi kasus
28
B. Pembahasan
1. Persiapan pasien
Menurut karya tulis ilmiah Krishna Shafira & Indrat (2017) Pasien
saku celana, atau pasien menggunakan baju pasien yang bertuujuan agar
tetapi, tiga artikel dari keempat penelitian yang telah dilakukan oleh
artikel penelitian yang dilakukan oleh Krishna Shafira & Indrat (2017)
kancing celana dan sabuk. Hal tersebut sudah cukup baik dan sesuai
radiograf.
alat dan bahan pemeriksaan radiografi pelvis pada klinis dislokasi hip
botol.
radiografi pelvis pada dislokasi hip joint dijelaskan pesawat x ray yang
pelvis pada klinis dislokasi hip joint tidak dijelaskan tentang persiapan
radiografi pelvis pada klinis dislokasi hip joint seperti pesawat sinar x,
gonad shield. Namun, salah satu dari keempat artikel penelitian yang
menggunaka marker dan gonad shield, dan pada artikel penelitian yang
alat dan bahan pemeriksaan radiografi pelvis pada klinis dislokasi hip
gonad shield. Hal tersebut sudah cukup baik dan sesuai dengan
31
radiografi pelvis pada dislokasi hip joint tanpa menggunakan grid dan
menggunakan weight carrier agar tidak mudah goyang dan pasien tidak
3. Teknik pemeriksan
kaki kanan dan kaki kiri, lalu rotasikan secara internal telapak kaki dan
semua tubuh bagian bawah sebesar 150 sampai 200 jika tidak curiga
fraktur dan dislokasi. Arah sinar tegak lurus terhadap IR, diarahkan
102 cm.
kiri pada pasien dengan traksi, dapat menilai adanya dislokasi maupun
subluksasi dan dapat menilai sendi hip setelah post reposisi dalam
posisi yang baik atau tidak, posisi pasien supine , dan FFD 100cm
hip joint, membandingkan kedua hip joint, dan setelah post reduksi
100 cm. Hal ini berbeda dengan literature Lampignano & L. Kendrick
dislokasi hip joint tiga dari keempat artikel penelitian yang telah
pasien pada pemeriksaan radiografi pelvis. Hal ini posisi pasien sudah
joint satu dari keempat artikel penelitian yang telah dilakukan menurut
menjelaskan posisi obyek pada pasien yaitu dengan rotasi eksternal dan
hip joint yang bertujuan untuk memperlihatkan caput dan collum femur,
4. Hasil radiograf
hasilnya tampak dislokasi pada hip joint, dan pada radiograf tampak
anterior pada hip joint, dan pada radiograf tampah kaki dengan rotasi
pasca reduksi dengan proyeksi AP pelvis bilateral hip joint, RAO, dan
5. Proteksi Radiasi
al., (2016), dan Redouane Hani, (2015) tidak disebutkan atau dijelaskan
pelvis pada klinis dislokasi hip joint. Sedangkan pada artikel penelitian
yang dilakukan Krishna Shafira & Indrati (2017), dan Buckwalter et al.,
Hal tersebut sudah cukup baik dan sudah sesuai dengan literatur
BAB V
A. Kesimpulan
pasien atau melepas celana yang beresleting, kancing celana dan sabuk
kenyaman pada pasien, FFD 100 cm, proteksi radiasi pasien menggunakan
gonad shield pada bagian organ sensitif atau alat kelamin pada pasien.
B. Saran
Sebaiknya proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan radiografi
pelvis setelah post reduksi yaiutu proyeksi AP pelvis bilateral hip joint,
dikarenakan proyeksi AP pelvis bilateral hip joint sudah cukup baik untuk
traksi, karena alat tersebut tidak mudah goyang dibandingkan dengan botol
radiasi.
42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
No KALENDER TENTATIVE
KEGIATAN
TANGGAL WAKTU
1 Pengajuan Topik Praproposal 14-25 November 2020 12 hari
\
Lampiran 2 Jurnal 1
45
Lampiran 3 Jurnal 2
46
Lampiran 4 Jurnal 3
47
48
Lampiran 5 Jurnal 4