Penyesuaian Pola Celana Pantalon Sistem Helen Joseph Armstrong pada Pria
Dewasa Indonesia dengan Bentuk Tubuh Ideal
SKRIPSI
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tempat tinggal yaitu berbusana. Dalam pembuatan busana peranan pola sangat
penting karena kualitas pola dapat menentukan hasil jadi busana. Pola yang
baik dapat ditentukan dari pemilihan sistem pola karena tingkat kepuasan hasil
dapat ditentukan dari sistem pola apa yang digunakan. Menurut Daryanto
berkaitan membentuk totalitas, susunan yang teratur dari teori dan asas”.
badan seseorang atau paspop yang akan dipergunakan sebagai pedoman untuk
bahwa sistem pola adalah suatu susunan yang dibuat saling berkaitan dan
teratur yang dituangkan dalam bentuk kertas dibuat berdasarkan ukuran badan
Salah satu dari sistem pembuatan pola kontruksi celana pantalon adalah
pola sistem Helen Joseph. Helen Joseph atau dengan nama lengkap Helen
buku diantaranya : pattern making for fashion design (person / prentice hall)
3
dan draping for apparel design (fairchild) yang tersedia dalam bahasa Inggris
dan Mandarin.
disebut dengan pantalon. Celana terbagi menjadi dua kategoori umum, yaitu
celana pendek dan celana panjang, celana pendek biasanya dengan ukuran dari
piggang hingga batas lutut atau kurang, sedangkan celana panjang dengan
ukuran dari pinggang hingga mata kaki atau lebih. Menurut Poespo (2000:1)
“Celana adalah pakaian luar yang menutupi badan dari pinggang ke mata kaki
dalam dua bagian kaki yang terpisah”. Untuk mengetahui bentuk tubuh
seseorang perlu dilakukan analisa bentuk tubuh secara rinci, dimana letak
seseorang sehingga bentuk pola yang dihasilkan sesuai dengan bentuk tubuh
model.
Bentuk tubuh dapat dilihat dari tampilan fisik manusia, dalam pembuatan
bentuk tubuh yaitu norma atau ideal, gemuk pendek, kurus pendek, tinggi
Ciri-ciri bentuk tubuh ideal pria dapat dilihat dari ukuran dada. bentuk tubuh
ideal pria memiliki ukuran dada 2x ukuran lingkar paha. Dilihat dari ukuran
bahu, bentuk tubuh ideal pria memiliki ukuran bahu yang bidang dan lebar,
4
karena pria yang memiliki bahu yang bidang dan lebar akan terlihat lebih
manly. Bentuk tubuh ideal pria dapat dilihat juga dari ukuran pinggang yang
ideal adalah 94 cm. Bentuk tubuh ideal juga dilihat dari ukuran panggul dan
ukuran tinggi.
Dalam pattern making for fashion design fifth edition (2009:493) Pria
dewasa ditandai dengan memiliki ukuran dada 2 inchi lebih besar dari nomor
baju misal nomor baju 40 memiliki ukuran dada 42, pria dewasa memiliki
dada lebih penuh dan pinggang pendek, sedangkan pria muda memiliki ukuran
yang sama antara ukuran dada dan ukuran baju serta memiliki pinggang yang
lebih panjang dan tubuh yang lebih ramping atau berotot. Sedangkan ukuran
2009:17).
Gajah Mada pada tahun 2001 tinggi rata-rata orang Indonesia 160-170 cm.
merupakan situs yang khusus melakukan riset mengenai tinggi badan, berat
badan dan hal lain yang berkaitan dengan tubuh manusia “untuk tinggi badan
rata-rata pria Amerika (United State) 176,3 cm, angka ini cukup jauh
dibandingkan dengan tinggi rata-rata pria Indonesia yaitu 158 cm”. Perbedaan
sesuai. Rumus yang digunakan adalah rumus Body Mass Index (BMI) atau
5
untuk mengetahui postur tubuh ideal, anda dapat menghitung Indeks Massa
(BB) berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk pria dewasa Asia.
dengan tinggi tuubuh pria Indonesia, dengan adanya pernedaan ukuran tubuh
pria Amerika dengan ukuran tubuh pria Indonesia tersebut maka perlu adanya
dilakukan penyesuaian.
menggunakan ukuran lebar panggul depan dan panggul belakang (front hip
arc and back hip arc) untuk panggul bagian depan diambil dari bagian sisi
panggul kanan bagian dapan hingga bagian kiri setara dengan garis panggul
belakang, sedangkan untuk lebar panggul belakang diambil dari bagian sisi
Dalam sistem pembuatan pola untuk mendapatkan hasil yang tepat dari
metode pola diperlukan uji coba, kemudian dievaluasi oleh peneliti dibawah
6
bimbingan dosen yang ahli dibidang pla celana pantalon. Berdasarkan uji coba
pola yang penulis lakukan pada pembuatan celana pantalon sistem Helen
Joseph Armstrong pada mahasiswa pria UNP yang bertubuh ideal dengan
kelemahan pada pola tersebut yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Dalam perkuliahan Busana Pria di jurusan IKK FPP UNP pola sistem
pembuatan pola celana, hal ini disebabkan karena kurangnya referensi terkait
Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
1. Belum ada penerapan pembuatan pola pantalon sistem Helen Joseph pada
mata kuliah Busana Pria di Prodi PKK konsentrasi Tata Busana Fakultas
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan maka tujuan yang
F. Manfaat Penelitian
3. Bagi peneliti lain, sebagai acuan dan bahan referensi untuk penelitian