Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia baik itu laki-

laki, perempuan ataupun anak-anak. Busana dapat dibagi berdasarkan dua

golongan yaitu busana wanita dan busana pria. Busana pria pada umumnya

terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian atas yang berupa kemeja, vest, jas,

piyama, kimono dan bagian bawah yang berupa celana panjang atau pantalon,

dan celana pendek. Salah satu busana yang sering digunakan oleh pria adalah

kemeja.

Menurut Arifah A.Rianto (2003:16) “Kemeja adalah busana luar

bagian atas untuk pria dengan berbagai macam bentuk kerah, berlengan

panjang bermanset dan ada pula berlengan pendek yang biasanya dikenakan

untuk acara tertentu sesuai kesempatan”. Sedangkan menurut Puspa

(2012:12) “Kemeja adalah busana luar atas untuk pria dengan kerah boord,

berlengan panjang dengan manset ada pula dengan kerah sport berlengan

pendek disebut sporthem dan digunakan didalam atau diluar celana panjang”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan kemeja adalah busana atasan

pria yang mempunyai ciri khas belahan kancing depan, kantong, kerah serta

manset.

Dalam pembuatan busana, pemilihan sistem pola merupakan faktor

terpenting yang harus diperhatikan, karena bagus atau tidaknya suatu busana

dipengaruhi oleh sistem pola itu sendiri. Menurut Jugianto (2005:2) “Sistem

1
2

adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Porrie (2011:2) “Pola dalam bidang jahit

maksudnya adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai

contoh untu membuat pakaian”. Berdasarkan pendapat diatas dapat

disimpulkan sistem pola yaitu suatu susunan yang saling berhubungan yang

dibuat secara teratur pada pembuatan pola busana, yang dituangkan dalam

bentuk kertas, dan dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian.

Dalam pembuatan kemeja pria, ada beberapa sistem pola yang

digunakan diantaranya: sistem pola Aldrich, M.H Wancik, dan Soekarno.

Selain sistem pola diatas masih banyak sistem pola yang digunakan dalam

pembuatan kemeja pria seperti sistem pola yang ada di perguruan tinggi

teknik di Los Angeles dengan nama buku PATTERNMAKING For Fashion

Design yang dikarang oleh Helen Joseph Armstrong dengan terbitan pada

tahun 2010 di Pearson Education, Los Angeles.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sistem pola

Helen Joseph Armstrong berasal dari Amerika. Bentuk dan ukuran tubuh

orang Amerika berbeda dengan bentuk dan ukuran tubuh orang Indonesia.

Bentuk dan ukuran tubuh orang Amerika lebih besar dari orang Indonesia.

Menurut hasil penelitian medis yang dilakukan oleh Alana Biggers, MD

tentang Average Height For Man, pada tahun 2019, yang menyatakan bahwa

pada tahun 2016 indeks masa tubuh rata-rata (BMI) untuk pria Amerika yang

berumur 20 tahun keatas mempunyai rata-rata tinggi badan yaitu 69,1 inchi

setara dengan 175,4 cm dan berat badan rata-ratanya yaitu 196,6 pound setara
3

dengan 89,2 kg. Sedangkan tinggi rata-rata pria Indonesia adalah 165,68 cm

(Beritagar.id : 2017).

Berdasarkan penjelasan diatas terlihat perbedaan ukuran tubuh pria

Amerika dengan pria Indonesia. Dengan adanya perbedaan ukuran tubuh pria

Amerika dengan pria Indonesia tersebut, maka perlu kesesuaian.

Dalam pemilihan pola juga disesuaikan dengan bentuk tubuh

seseorang karena bentuk tubuh merupakan salah satu aspek yang harus

diperhatikan dalam pembuatan busana. Hal ini disebabkan tidak semua model

dan sistem pola dapat dipakai oleh semua bentuk tubuh, karena msing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Menurut Pratiwi (2001:6)

“Bentuk tubuh manusia digolongkan menjadi lima macam bentuk tubuh yaitu

normal atau ideal, gemuk pendek, kurus pendek, tinggi gemuk, dan tinggi

kurus”. Untuk menentukan bentuk dan ukuran tubuh tersebut terlebih dahulu

harus dilakukan pengukuran berat badan. Berat badan ideal sering menjadi

dambaan setip orang. Berat badan ideal adalah dimana berat badan seseorang

berada pada posisi sesuai dengan tinggi badannya.

Untuk mengetahui berat tubuh yang ideal bisa menggunakan rumus

body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT). Rumus ini

memadukan perhitungan antara tinggi badan denganberta badan seseorang,

sehingga hasilnya akan menjadi berat ideal orang tersebut. Seperti yang

dikemukan oleh Sunardi (2015:54) cara sederhana menghitung berat badan

ideal menggunkan indek massa tubuh (IMT) dengan menggunakaan rumus

sebagai berikut:
4

Pada jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga FPP UNP, pola sistem

Helen Joseph Armstrong ini belum dipelajari atau digunakan untuk

pembuatan pola kemeja. Padahal pola tersebut merupakan salah satu bentuk

pola yang bisa digunakan untuk pembuatan kemeja. Hal ini disebabkan

karena kurangnya referensi terkait pola kemeja sistem Helen Joseph

Armstrong.

Berdasarkan anlisis awal yang penulis lakukan, jumlah ukuran yang

dibutuhkan pada pola kemeja sistem Helen Joseph Armstrong yaitu 13

ukuran. Perbedaan dari sistem pola lain, pola ini tidak menggunakan ukuran

rendah punggung, melainkan menggunakan ukuran kemiringan bahu atau

disebut juga ukuran kontrol.

Berdasarkan pra eksperimen yang penulis lakukan dalam pembuatan

pola kemeja sistem Helen Joseph Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal

Indonesia dengan tinggi 171 cm dan berat badan 63,6 kg umur 20 tahun.

Dapat diketahui bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan pada pola kemeja

sistem Helen Joseph Armstrong ini. Kelebihan pola kemeja sistem Helen

Joseph Armstrong yaitu : letak garis bahu pas, garis leher pas. Sedangkan

Kelemahannya yaitu : garis bahu turun sebesar 1 cm, lebar punggung

berlebih 2 cm, kerung lengan kecil karna pengukurannya menggunakan

ukuran bisep lengan, lingkar badan berlebih 4 cm karena pada langkah

pembuatan polanya lingkar badan ditambah 12,5 cm. Dari hasil pra
5

eksperimen diatas dapat diketahui pola kemeja sistem Helen Joseph

Armstrong belum cocok digunakan pada pria dewasa bertubuh ideal

Indonesia. Untuk itu diperlukan analisis atau penelitian lebih lanjut agar

tercipta pola yang baik.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang pola kemeja sistem Helen Joseph Armstrong pada pria dewasa

bertubuh ideal. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka penelitian ini penulis

beri judul “Kesesuaian Pola Kemeja Sistem Helen Joseph Armstrong Pada

Pria Dewasa Bertubuh Ideal Indonesia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka muncul beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Belum adanya penelitian tentang kesesuaian pola kemeja sistem Helen

Joseph Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia di Prodi

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pariwisata dan Perhotelan

Universitas Negeri Padang.

2. Belum diketahuinya keseuaian pola kemeja sistem Helen Joseph

Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal indonesia.

3. Berdasarkan hasil pra-eksperimen yang telah dilakukan, pola kemeja

sistem Helen Joseph Armstrong belum cocok untuk pria dewasa bertubuh

ideal Indonesia.

C. Pembatasan Masalah
6

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka penelitian ini dibatasi pada “Kesesuaian Pola Kemeja Sistem Helen

Joseph Armstrong Pada Pria Dewasa Bertubuh Ideal Indonesia” ditinjau

dari kelemahan pola kemeja, cara memperbaiki dan kesesuaian pola kemeja

pada pria bertubuh ideal Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka

dirumuskan permasalahn penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat kelemahan pada pola kemeja sistem Helen Joseph

Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia?

2. Bagaimana cara memperbaiki pola kemeja sistem Helen Joseph

Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia?

3. Apakah terdapat kesesuaian pola kemeja sistem Helen Joseph Armstrong

pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan kelemahan yang terdapat pada pola kemeja sistem

Helen Joseph Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

2. Mendeskrpsikan cara memperbaiki kelemahan pola kemeja sistem Helen

Joseph Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

3. Mendeskripsikan kesesuaian pola kemeja sistem Helen Joseph Armstrong

pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia


7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti

a. Dapat mengetahui pola kemeja yang sesuai untuk pria dewasa

bertubuh ideal Indonesia.

b. Dapat menegtahui kelemahan pola kemeja sistem Helen Joseph

Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

c. Dapat mengetahui cara memperbaiki kelemahan pola kemeja sistem

Helen Joseph Armstrong pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

2. Mahasiswa, sebagai referensi bagi penelitian berikutnya khususnya yang

berkaitan dengan pembuatan pola kemeja.

3. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mata kuliah busana pria.

4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan

gelar sarjana pendidikan di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga FPP

UNP.

5. Mahasiswa/i, mendapatkan informasi dan dapat menggunakan pola

kemeja sitem Helen Joseph Armstrong untuk pria dewasa bertubuh ideal

Indonesia.

6. Jurusan IKK, khususnya dosen yang mengajar praktek busana sebagai

referensi dan infomasi dalam mengajar.

7. Penulis, sebagai dasar untuk meneliti bentuk tubuh pria dewasa Indonesia.

Menambah pengetahuan dan sebagai salah satu syarat dalam


8

menyelesaikan studi di UNP Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga

Program Studi Pendidikan Kesjahteraan Keluarga.

8. Bagi masyarakat yang berprofesi sebagai penjahit, memberikan informasi

dan masukan dalam membuat pola kemeja dengan menggunakan sistem

Helen Joseph Armstrong untuk pria dewasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai