Anda di halaman 1dari 10

KESESUAIAN POLA CELANA (PANTALON) SISTEM FERNANDO BURGO

PADA PRIA DEWASA BERTUBUH IDEAL INDONESIA

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S1) Universitas Negeri Padang

OLEH:

CICI IDA ROHIDA


16075005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi

oleh manusia selain kebutuhan terhadap makanan dan tempat tinggal.

Busana berfungsi untuk menutup tubuh atau aurat dan melindungi tubuh

dari cuaca. Menurut Ernawati (2008:24) “Busana dalam pengertian luas

adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki

yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi sipemakai”.

Salah satu bagian busana yang digunakan oleh manusia baik pria

maupun wanita untuk menutupi dan melindungi tubuhnya adalah celana.

Moeliono (1995:179) mengatakan bahwa “Celana adalah pakaian yang

menutupi pinggang sampai mata kaki, kadang-kadang hanya sampai lutut

yang membungkus batang kaki secara terpisah, terutama merupakan

pakaian laki-laki”.

Celana yang biasa dikenakan oleh pria disebut dengan pantalon.

Pantalon berasal dari bahasa Inggris “Pantaloons” yang diadopsi kedalam

bahasa Indonesia menjadi pantalon. Menurut Arifah (2003:19) “Pantalon

merupakan celana panjang yang biasa digunakan pria sebagai pasangan

kemeja, T-shirt, dan juga jas”.


Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa celana

pantalon merupakan pakaian luar berupa celana panjang yang menutupi

pinggang sampai mata kaki dan dikenakan oleh kaum pria sebagai

pasangan kemeja, T-shirt, dan juga jas.

Kualitas suatu busana sangat dipengaruhi oleh sistem pola yang

digunakan. Hal ini dikarenakan Sistem merupakan kesatuan bagian-

bagian yang saling berhubungan. Menurut Daryanto (1994:192) “Sistem

adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan membentuk

totalitas, susunan yang teratur dari teori dan asas”.

Menurut Erna Setyowati (2006:1) “Pola adalah suatu bentuk yang

dibuat berdasarkan ukuran badan seseorang atau paspop yang akan

dipergunakan sebagai pedoman untuk membuat pakaian”. Pendapat

tersebut sejalan dengan Yasnidawati (2012:63) yang mengatakan bahwa

”Pola merupakan gambaran dari tubuh seseorang yang dibuat berdasarkan

ukuran tertentu”.

Dapat disimpulkan sistem pola adalah seperangkat unsur yang

dibuat secara teratur pada pembuatan ciplakan badan seseorang yang

berbentuk potongan kain/kertas dan digunakan sebagai pedoman untuk

membuat suatu pakaian.


Dalam perkuliahan Busana Pria di jurusan IKK FPP UNP sistem

pola yang digunakan untuk membuat busana pria hanya sistem pola

campuran, seperti wancik, soekarno, dan juga sistem pola dari pelatihan

dosen. sedangkan masih banyak sistem pola pembuatan busana pria yang

bisa digunakan salah satunya adalah sistem pola fernando Burgo. Pada

mata kuliah busana pria sistem pola fernando Burgo belum pernah

digunakan hal ini dikarenakan belum ada referensi terkait yang

menyatakan bahwa sistem pola fernando burgo cocok untuk pria dewasa

bertubuh ideal indonesia.

Sistem pola Fernando Burgo merupakan salah satu sistem pola

pembuatan celana pantalon yang ada di sekolah mode INSTITUTO di

MODA BURGO dengan nama buku IL Modelismo yang dikarang oleh

Fernando Burgo seorang veteran fashion Italy dengan terbitan pada tahun

1992, 1996, 1998, 2004 pada ISTITUTO di MODA BURGO.

Berdasarkan analisis awal yang penulis lakukan terdapat beberapa

keunggulan dari pola celana pantalon sistem Fernando Burgo, diantaranya

dari segi panduan mengambil ukuran tubuh, jumlah ukuran yang

digunakan dan langkah pembuatan pola. Dilihat dari segi ukuran, ada 6

ukuran yang diperlukan dalam pembuatan celana pantalon sistem

Fernando Burgo yang membedakannya dengan sistem pola lainnya yaitu

lingkar pinggang, lingkar panggul, kedalaman panggul, panjang


selangkangan, panjang lutut dan panjang celana. Pola celana pantalon

sistem Fernando Burgo tidak menggunakan ukuran lingkar pesak, lingkar

paha, lingkar lutut dan lingkar kaki. Terdapat ukuran panjang

selangkangan yang digunakan untuk menentukan pesak celana. Hal ini

dapat dilihat pada buku IL Modelismo (1998:250-256).

Pada sistem pola lain, seperti sistem pola Soekarno ukuran yang

digunakan dalam pembuatan celana pantalon ada 8 yaitu; panjang celana,

lingkar pinggang, lingkar pesak, lingkar panggul, ½ lingkar paha, ½

lingkar lutut, ½ lingkar kaki dan panjang lutut (Soekarno, 2016:19).

Ada perbedaan dari segi ukuran tubuh antara pria Italia dengan pria

Indonesia. Italia merupakan salah satu negara yang terletak di benua

Eropa, sedangkan Indonesia merupakan negara yang terletak di benua

Asia. Ukuran tubuh pria pada setiap benua memiliki karakteristik masing-

masing. Bentuk dan ukuran tubuh pria Italia lebih besar dari pria

Indonesia. Menurut Halimah (2007) berpendapat bahwa ada beberapa

macam bentuk tubuh berdasarkan perbandingan tinggi dan berat badan

yaitu bentuk tubuh ideal, kurus, tinggi, kurus pendek, besar badan atas,

besar badan bawah, gemuk tinggi dan gemuk pendek.


Tinggi rata-rata pria Italia adalah 175 cm. Hal ini berdasarkan data

dari sekolah akademi yang dikeluarkan pada tahun 2015 dalam buku

L’Italia si misura. Ventanni di ricerca (1990-2010)

Sedangkan menurut Djaja Surya (2013:5) tinggi tubuh rata-rata pria

di Indonesia adalah 165,58 cm.

Untuk menentukan berat badan ideal, Thomas (2008:79)

menggunakan rumus Brosca, yaitu: Berat badan ideal = (Tinggi badan-

100) – 10 % (Tinggi badan-100). Berdasarkan penjelasan tersebut penulis

meneliti pola celana pantalon sistem Fernando Burgo pada pria dewasa

bertubuh ideal Indonesia.

Berdasarkan pra eksperimen yang penulis lakukan dalam

pembuatan pola celana pantalon sistem Fernando Burgo pada pria dewasa

Indonesia bertubuh ideal dengan tinggi 170 cm dengan berat badan 60 kg

yang berumur 21 tahun. Diketahui terdapat kelemahan dan kelebihan pada

pola celana pantalon sistem Fernando Burgo, kelemahan pola sistem

Fernando Burgo diantaranya: tingggi panggul, panjang selangkangan,

panjang lutut dan panjang celana turun sebanyak 3,5 cm, celana bagian

muka sempit pada perut, pada bagian sisi muka dan belakang tepat pada

ujung saku sisi celana terlihat sempit karena mengikuti bentuk pola sisi

celana, lingkar pesak celana bagian depan dan belakang berselisih 1,5 cm
karna terdapat penambahan pada lingkar pesak celana bagian belakang,

dan lingkar panggul bagian belakang sempit sehingga terbentuk garis-

garis pada bagian pesak celana. Sedangkan kelebihan pola sistem

Fernando Burgo adalah pinggang celana pas, letak kupnat celana pas

pada pertengahan antara sisi dan bagian tengah belakang, bentuk jatuh

celana bagus, kemudian besar kaki celana tidak terlalu longgar dan tidak

terlalu sempit.

Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang pola celana pria sistem Fernando Burgo pada pria bertubuh ideal.

Sesuai dengan pernyataan tersebut maka penelitian ini penulis beri judul

“Kesesuain Pola Celana (Pantalon) Sistem Fernando Burgo Pada Pria

Dewasa Bertubuh Ideal Indonesia”.


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Belum diaplikasikan pembuatan pola celana pantalon sistem Fernando

Burgo pada mata kuliah Busana Pria di Prodi Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.

2. Belum ada penelitian yang menyatakan pola celana pantalon sistem

Fernando Burgo cocok untuk pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

3. Belum diketahui ada kelemahan dan kelebihan pola celana pantalon

sistem Fernando Burgo pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

4. Belum diketahui cara untuk memperbaiki kelemahan pola celana pantalon

sistem Fernando Burgo agar menghasilkan pola celana pantalon yang

sesuai pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

5. Belum diketahui kesesuaian pola celana pantalon sistem Fernando Burgo

pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.


C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dikemukakan dan

untuk terfokusnya penelitian serta agar menghemat waktu dan biaya, maka

penelitian ini dibatasi pada:

1. Kelemahan pola celana pantalon sistem Fernando Burgo pada pria

dewasa bertubuh ideal Indonesia.

2. Memperbaiki pola celana pantalon sistem Fernando Burgo agar

menghasilkan pola celana pantalon yang pas untuk pria dewasa bertubuh

ideal Indonesia dengan cara fitting.

3. Penyesuaian pola celana pantalon sistem Fernando Burgo pada pria

dewasa bertubuh ideal Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat kelemahan pada pola celana pantalon sistem Fernando

Burgo pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia?

2. Bagaimanakah cara memperbaiki kelemahan yang ada pada pola celana

pantalon sistem Fernando Burgo agar menghasilkan pola celana pantalon

yang pas untuk pria dewasa bertubuh ideal Indonesia?


3. Bagaimanakah penyesuaian pola celana pantalon sistem Fernando Burgo

pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan :

1. Kelemahan yang terdapat pada pola celana pantalon sistem Fernando

Burgo pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

2. Memperbaiki Kelemahan yang ada pada pola celana pantalon sistem

Fernando Burgo pada pria dewasa bertubuh ideal Indonesia.

3. Penyesuaian pola celana pantalon sistem Fernando Burgo pada pria

dewasa bertubuh ideal Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan dan masalah dalam penelitian, maka

diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna :

1. Peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang pola

busana.

2. Mahasiswa, sebagai bahan masukan bagi penelitian berikutnya khususnya

yang berkaitan tentang pembuatan pola celana pantalon.

3. Sebagai referensi untuk Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga khususnya

pada prodi Tata Busana.

4. Hasil penelitian dapat digunakan untuk pembuatan pola celana pantalon

pada mata kuliah Busana Pria.

Anda mungkin juga menyukai