Anda di halaman 1dari 8

Modul Konsep Dasar dan Ruang Lingkup

Konstruksi Pola Busana

Mata Kuliah Konstruksi Pola Busana

Dosen Pengampu:
1. Dra. Enny Zuhni Khayati, M.Kes
2. Dra. Widyabakti Sabatari, M.Sn.
3. Alicia Christy Zvereva Gadi, M.Pd.
4. Hanifah Nur Istanti, M.Pd.

PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA DAN TEKNIK BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Konsep Dasar dan Ruang Lingkup
Konstruksi Pola Busana

1. Tujuan dan manfaat mempelajari pembuatan pola busana


a. Mahasiswa mampu menguraikan pengertian konstruksi pola busana
b. Mahasiswa mampu membedakan macam-macam konstruksi pola busana
c. Mahasiswa mengetahui bahan dan alat menggambar dan membuat konstruksi pola
busana
d. Mahasiswa memahami titik-titik body yang perlu di ukur dengan tepat dan benar
e. Mahasiswa mampu mendeskripsikan etika mengambil ukuran dan penerapan SOP
K3LH
f. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengambil ukuran perorangan yang akurat,teliti
dan cermat
g. Mahasiswa mampu mengetahui kualitas pola dan cara menyimpan pola

2. Pengertian Konstruksi Pola


Konstruksi pola (Widjiningsih 1994: 3) adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari
bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas
sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan, kerah dan sebagainya.
Pola dasar badan dengan teknik konstruksi adalah gambar atau potongan kertas yang dipakai
untuk contoh sebelum membuat baju dengan sistem cara kerja tertentu atau kutipan bentuk
badan manusia yang asli atau yang belum dirubah yang dibuat berdasarkan ukuran dari
bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas
sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang.

3. Macam-Macam Konstruksi Pola Busana


Pola konstruksi tersedia dalam beberapa sistem, diantaranya :
a. sistem Porrie,
b. sistem JHC Meyneke,
c. sistem PSMI,
d. sistem Asia
e. dan lain-lain.
Sistem ini didasarkan pada penciptaan pola, lembaga, negara, atau benua asal pola dibuat.
Ciri-ciri pola konstruksi:
a. Ada ukuran-ukuran model
b. Ada petunjuk pembuat
c. Pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan tidak lagi memerlukan penyesuaian pola.
4. Macam-macam alat dan bahan untuk mengukur tubuh ( measuring tools)
Untuk mengukur tubuh wanita perlu dipersiapkan alat-alat seperti berikut:
a. Buku catatan/notes, digunakan untuk
mencatat hal-hal yang istimewa yang
berkaitan dengan bentuk tubuh model dan
lain sebagainya

b. Pita ukur/ Pita meter


merupaka alat yang dipakai untuk
mengambil ukuran badan untuk mengetahui
ukuran yang diperoleh dan alat pengukur
pada waktu menggambar pola besar. Cara
kerja alat ini dengan menggunakan pita
ukuran dengan melihat angka-angka yang
diperoleh

c. Veterban
Veterban berfungsi untuk mengetahui letak
bagian–bagian tertentu seperti pinggang,
panggul dan badan agar ukuran yang tidak
bergeser dan.diambil tepat. Alat ini
digunakan dengan mengikat veterban pada
pinggang, panggul dan lingkar badan secara
pas atau tidak kekencangan dan kekendoran.

d. Penggaris (kalau diperlukan).


Penggaris lurus biasanya di gunakan pada
saat mengukur panjang sisi
e. Daftar bagian-bagian tubuh yang diukur. Gunanya untuk mempercepat pencatatan hasil
mengukur tubuh model, serta mendokumentasikan hasil pengukuran secara tertib
sehingga mencegah hilangnya data hasil pengukuran tubuh model
5. Titik-Titik Body yang Perlu Diukur
Untuk menggambar pola konstruksi dengan sistem atau metode apa pun yang dipilih
memerlukan berbagai macam ukuran badan. Jenis ukuran yang diperlukan serta cara
mengambil ukuran pada setiap sistem atau metode konstruksi pola busana mempunyai
kekhususan masing-masing. Bagian- bagian badan atau tubuh yang diukur, antara lain, badan
atas dari pinggang ke atas, badan bawah dari pinggang ke bawah, dan lengan.
Ukuran badan yang diambil dengan cara melingkarkan pita ukuran pada badan antara lain
lingkar leher, badan, pinggang, panggul, kerung lengan, pangkal lengan dan lingkar bawah
lengan. Ukuran badan yang diambil dengan merentangkan pita ukuran memanjang atau
vertikal dari atas ke bawah atau sebaliknya, antara lain: panjang dada, panjang punggung,
panjang sisi, panjang rok. panjang blus, panjang lengan, tinggi dada, tinggi panggul, dan
tinggi duduk. Ukuran badan yang diambil dengan merentangkan pita ukuran melebar atau
horizontal dari kiri ke kanan atau sebaliknya adalah lebar bahu, lebar dada, dan lebar
punggung. Adapun ukuran yang diambil dengan merentangkan pita ukuran menyerong atau
diagonal adalah ukuran uji atau ukuran kontrol. Istilah garis dan titik body yang diambil
ukurannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Istilah garis dan titik tubuh
Sumber: Dasar Pola 2
6. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengambil ukuran tubuh
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian, sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
a. Model atau peragawati yang akan diukur sebaiknya memakai busana yang pas badan
seperti baju senam atau baju renang atau memaka kamisol
b. Mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang benar yaitu:
1) badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak menundukkan kepala,
tidak membesarkan dada dan juga tidak membungkuk;
2) garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata;
3) kedua kaki rapat;
4) tangan lurus pada sisi.
c. Untuk mempermudah dan menghemat waktu dalam bekerja siapkan daftar ukuran
tubuh yang diperlukan.
d. Posisi di depan sebelah kanan model yang diukur
e. Ujung pita ukuran yang ber angka kecil ada di tangan kiri
f. Bila pita ukuran dilingkarkan atau digantung pada leher, maka pita ukuran yang
berangka kecil, ada di tangan kanan
g. Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir
h. Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti
i. Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti keinginan yang
mengukur
j. Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat, sehingga menekan
otot
k. Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata, untuk
mendapatkan ukuran yang benar
l. Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan model, supaya dapat
diketahui apakah model mempunyai tubuh yang seimbang antara berat badan dengan
tinggi badan
m. Jangan mencela kondisi model yang kurang sempurna

7. Teknik mengambil ukuran bagian-bagian tubuh model


Dalam uraian berikut akan dibahas tentang ukuran dan cara mengambil ukuran badan
wanita yang telah penulis praktekkan dan bahas bersama para pengajar di program studi
teknologi busana dan menjadi materi kuliah "konstruksi pola busana".
Ukuran-ukuran yang akan diuraikan di bawah ini akan digunakan sebagai pedoman
dalam menggambar pola dasar wanita yang dikonstruksi dengan metode JHC Meyneke.
sedangkan pola lengan menggunakan sistem dressmaking. Pola dasar rok pada umumnya
hampir sama atau serupa untuk semua metode konstruksi pola, baik ukuran, cara mengukur
maupun cara menggambarnya, sehingga pola rok yang akan ditampilkan di sini menggunakan
kombinasi metode JHC Meyneke dan dressmaking.
Pada waktu mengambil ukuran, model atau orang yang diukur harus berdiri dengan sikap
tegak lurus supaya ukuran yang diambil tepat. Sebelumnya ikatlah tali ban (peter ban) atau
ban elastik kecil dengan lebar tidak lebih dari 2 cm pada pinggang sebagai batas badan atas
dan bawah. Perhatikan benar agar letak tali tepat di tempatnya dan tidak terplintir.
Teknik mengambil ukuran bagian-bagian tubuh model adalah seperti berikut ini:
1. Lingkar leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari telunjuk
di tekuk leher atau diukur ditambah 1 cm.
2. Lingkar badan (LB) diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada,
diukur pas ditambah 4 cm atau dengan menyelakan 4 jari.
3. Lingkar pinggang (LPc) diukur sekeliling pinggang pas.
4. Tinggi panggul (TPa) diukur dari bawah ban petar pinggang sampai batas panggul.
5. Lingkar panggul (LPa) diukur sekeliling panggul atau badan bawah yang terbesar, diukur
pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
6. Panjang punggung (PP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol ke bawah
sampai di bawah ban petar pinggang.
7. Lebar punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol turun 9 cm lalu
diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
8. Panjang sisi (PS) diukur dengan menyelakan penggaris di bawah ketiak, kemudian diukur
dari batas penggaris ke bawah sampai bawah ban petar pinggang dikurangi 2 sampai 3
cm.
9. Panjang muka (PM) diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah
ban petar pinggang.
10. Lebar muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur datar dari
batas lengan kiri sampai kanan.
11. Tinggi dada (TD) diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai
puncak buah dada.
12. Lebar bahu (LB) diukur dari lekuk leher di bahu atau bahu yang paling tinggi sampai titik
bahu yang terendah atau paling ujung.
13. Ukuran uji (UU) atau ukuran kontrol, diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong
melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai tengah
belakang pada bawah ban petar.
14. Panjang rok muka, sisi dan belakang diukur dari bawah ban petar sampai panjang yang
dikehendaki.
15. Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan; pas ditambah 2 cm untuk
lubang lengan tanpa lengan dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan
dipasangkan lengan.
16. Panjang lengan pendek (PLPd) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai ± 3 cm di
atas siku. Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan, ke bawah sampai
pergelangan lengan ke bawah sampai ± 3 cm di atas siku.
17. Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan, ke bawah sampai pergelangan.
18. Lingkar lengan panjang (LLP) lingkar pergelangan diukur melingkar pergelangan pas
ditambah 3 cm.
Sumber bacaan:
1. Khayati, Enny Zuhni dan Sugiyem. 2018. Pendalaman Materi Dasar Pola. Jakarta:
Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018.

Anda mungkin juga menyukai