KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
laporan sistem perumahan dan Kawasan kumuh Kelompok ini dengan baik dan tanpa
kendala apapun.
Pada kesempatan ini, Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan laporan ini, terutama
dosen pengajar ibu Ir Nini Apriani Rumata, S.T.,MT.,IPM dan bapak nurhidayat,
S.T.,M.T yang telah membarikan masukan serta saran yang membantu dalam prosese
penyusunan laporan, Instansi yang yang telah memberikan data yang di butuhkan
dalam proses penyusunan laporan, serta antusias masyarakat yang baik dalam proses
wawancara terkait data yang di butuhkan dalam laporan.
Kami selaku penulis dari laporan ini memohon maaf apa bila masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan laporan, baik secara materi maupun penyampaian
dalam laporan ini. Kami juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar kami dapat
membuat serta membentuk laporan dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.
Besar harapan kami agar laporan ini dapat memberikan manfaat dan dampak yang
positif bagi masyrakat serta pemerintah wilayah Kabupaten Jeneponto khususunya
Kecamatan Bangkala Barat dalam membuat kebijakan terkait perencanaan wilayah
dengan melihat potensi willayah yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya sendiri.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai
dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Sarana dan
prasarana terutama terkait akses air bersih dan sanitasi tidak layak, kondisi
permukiman kumuh dengan kualitas buruk dan tidak sehat akan menimbulkan penyakit
yang akhirnya menular ke wilayah perkotaan. Pemukiman yang tidak layak huni karena
tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Suatu
pemukiman kumuh dapat dikatakann sebagai pengejawantahan dari kemiskinan,
karena pada umumnya di pemukiman kumuhlah masyarakat miskin tinggal dan banyak
kita jumpai di kawasan perkotaan. Kemiskinan merupakan salah satu penyebab
timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat
ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan,
peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan
pelayanan dasar bagi kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan
kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan
air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan
pemukiman pada umumnya.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung salah satu
kawasan yang didominasi oleh lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan, tempat kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan kerja
yang terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan, sehingga fungsinya
dapat berdaya guna dan berhasil. Permukiman ini dapat berupa permukiman perkotaan
maupun permukiman perdesaan
Permukiman di dalam Kamus Tata Ruang Tahun 1997 terdiri dari tiga pengertian
yaitu :
1. Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
2. Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
3. Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Kumuh adalah prasarana yang ada tidak sesuai, Kumuh adalah kesan atau
gambaran standar yang berlaku, baik standar secara umum tentang sikap dan tingkah
laku yang rendah dilihat dari standar hidup persyaratan rumah sehat, kepadatan
bangunan, kebutuhan sarana dan penghasilan kelas menengah. Dengan air bersih,
sanitasi maupun persyaratan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai kelengkapan
prasarana jalan, ruang tanda atau cap yang diberikan golongan terbuka, serta
kelengkapan fasilitas sosial atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang
belum mapan.
Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai
akibat. Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang
bersifat negative, pemahaman kumuh dapat ditinjau dari :
Kawasan kumuh menurut ILO dalam Edi Suharto adalah tempat tinggal yang
kumuh, pendapatan yang rendah dan tidak menentu, serta lingkungan yang tidak sehat
dan bahkan membahayakan dan hidup penuh resiko dan senantiasa dalam ancaman
penyakit dan kematian.
Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi
di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin (www. wikipedia. org).
Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia. Kawasan kumuh
umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi.
Kawasan kumuh dapat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-
obatan terlarang dan minuman keras. Di berbagai negara miskin, kawasan kumuh juga
menjadi pusat masalah kesehatan karena kondisinya yang tidak higienis. Di berbagai
kawasan kumuh, khususnya di negara-negara miskin, penduduk tinggal di kawasan
yang sangat berdekatan sehingga sangat sulit untuk dilewati kendaraan seperti
ambulans dan pemadam kebakaran. Kurangnya pelayanan pembuangan sampah juga
mengakibatkan sampah yang bertumpuk-tumpuk. https://jurnalarsitek
Pesisir Untia terletak di Kelurahan Untia yang mempunyai luas hanya sekitar 289
ha dengan jumlah penduduk 417 jiwa/ha dan terletak pada ketinggian 1 meter di atas
permukaan laut. Karena lokasinya yang berada di pesisir, Kecamatan Untia disebut
juga perkampungan nelayan. Kondisi bangunan rumah di Kecamatan Untia sebanyak
76,29 % menggunakan kayu dan menghadap ke laut. Mereka memegang kepercayaan
dan budaya bahwa laut adalah sumber kehidupan mereka. Maka dari itu, rumah-rumah
dibangun dengan menghadap ke laut sebagai bentuk kepercayaan dan budaya setempat.
Adapun, penggunaan lahan di Pesisir Untia didominasi oleh tambak dan persawahan
seluas 120 ha dan 105 ha. Sedangkan perumahan dan sarana prasarana hanya seluas 12
ha dan 9,8 ha 3.
B. Maksud, Tujuan, Dan Saran
1. Maksud
Maksud dari latar belakang di atas menjelaskan tentang pengertian Permukiman
kumuh secara umuam serta kondisi wilayah permukiman kumuh yang ada di kota
makassar dan permukiman kumuh yang ada di kelurahan untia terkhisusnya
permukiman kumuh yang ada di RT 3 RW 4.
2. Tujuan dan sasaran
Dengan adanya tujuan laporan yang di hasilkan dari sebuah rumusan masalah, tentu
laporan tersebut memiliki tujuan dan sararan penanganan permukiman kumuh
bertujuan untuk menciptakan permukiman yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Berikut beberapa sasaran dan tujuan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi
permukiman kumuh di Kelurahan Untia:
Ruang lingkup wilayah pada laporan ini menyangkup tentang karakteristik wilayah
Kelurahan Untia yang berada pada. Kota Makassar Kecamatan Biringkanaya,
Kelurahan Untia ini memiliki luas wilayah 2,89 km² 123. Terdapat 14 RT dan 5 RW di
kelurahan ini Jumlah penduduk Kelurahan Untia pada tahun 2019 berjumlah 2.438
jiwa. Dengan potensi wilayah pada sector pertanian dan pertanian seperti tambak dan
persawahan,
Pada periode tahun 2015-2019 Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakukan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan melalui
penanganan permukiman kumuh dengan capaian luasan 32.222 Ha (dari target 38.431
Hektar). Penanganan permukiman kumuh dilakukan pada lokasi permukiman kumuh
yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati atau Walikota, berdasarkan penilaian
indikator dan kriteria kumuh yang tercantum dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor
14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh. Pendekatan penanganan permukiman kumuh
dilakukan dengan memperhatikan tingkat kekumuhan dan tipologi permukiman.
dilaksanakan melalui pendampingan penyusunan Perda tentang Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (Perda Kumuh) di
92 kabupaten/kota
Selain itu, kota baru publik yang mandiri ini diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer)
urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa-Bali.
Perintisan/Inkubasi Kota Baru telah direncanakan pada 11 kabupaten/kota dan 3
kabupaten/kota telah terlaksana infrastruktur pendukung pada kawasan prioritas,:
https://ciptakarya.pu.go.id/
Sarana diartikan segala kesatuan yang dapat di pakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan alat, media. Sarana menurut istilah adalah peralatan dan
perlengkapan secara langsung dipergunakan.
Rencana Pembangunan jangkah Panjang daerah Mengingat bahwa Pasal 18 ayat (6)
Undang–Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945;
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun 2016 Nomor 8).
Dalam pasal 1 menjelaskan beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Makassar
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Makassar Tahun 2005-2025 diubah sebagai berikut. Ketentuan Pasal 2 ditambah 1 (satu) ayat
setelah ayat (2) yaitu ayat (3), sehingga berbunyi sebagai berikut:
1. RPJPD Kota Makassar merupakan penjabaran dari visi, misi jangka panjang dengan
memperhatikan RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi, memuat arah pembangunan Daerah
Kota Makassar 20 (dua puluh) tahun ke depan.
2. RPJPD Kota Makassar merupakan landasan dan acuan bagi penyusunan
Dalam Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Makassar :, https://peraturan.bpk.go.id/
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan Nama Kota Ujung
Pandang Menjadi Kota Makassar Dalam Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 459);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1540);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2018 tentang Kegiatan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di
Kelurahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 139);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 249);
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034 (Lembaran Daerah Kota
Makassar Tahun 2015, Nomor 4);
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun
2016 Nomor 8)
Dalam Pasal I menjelaskan Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota
Makassar Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014-2019, diubah sebagai berikut :
Ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf a diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut Pasal
4 Penyusunan Perubahan RPJMD, dimaksudkan :
a. sebagai dasar kebijakan dari program pembangunan dalam skala prioritas yang
lebih tajam dan merupakan indikator perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan;
b. tersedianya rumusan program pembangunan yang akan dilaksanakan Kota
Makassar;
c. pedoman bagi SKPD dalam penyusunan renstra SKPD;
d. mewujudkan komitmen bersama antara eksekutif, legislatif swasta dan masyarakat
terhadap program pembangunan daerah yang akan dibiayai oleh APBD;
e. Menjadi bahan penyusunan RKPD.
Ketentuan Pasal 7 ayat (1) dihapus, ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga berbunyi
sebagai dalam Pasal 7 dihapus. Walikota menyampaikan Peraturan Daerah tentang
Perubahan RPJM Daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah ditetapkan kepada
Gubernur. Walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang Perubahan RPJM
Daerah kepada masyarakat.
Ketentuan Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut
tentang Pasal 13 yang berbunyi RPJM Daerah hanya dapat diubah 1 (satu) kali dalam
5 (lima) Tahun yaitu setelah pelaksanaan RPJM Daerah berjalan 2 (dua) Tahun. Apabila
dalam perjalanan pelaksanaan RPJM Daerah hingga Tahun 2019 terdapat kebijakan
Pemerintah Pusat yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang
berimplikasi terhadap dokumen Perubahan RPJM Daerah ini, maka akan dilakukan
perbaikan dan penyesuaian pada Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Dalam Pasal II menjelaskan Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Makassar:.
bappeda.makassarkota.go.id
peraturan daerah tentang rencana tataruang wilayah kota makassar tahun 2015 –
2034. Menjelaskan tentang BAB I ketentuan umum bagian kesatu sebagaimana di
jelaskan dalam pasal 1tentang Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan
Berdasarkan Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 Pasal 13-14, berdasarkan letak lokasi
menurut bio-region, tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh adalah
sebagai berikut:
Data numerik yang dimaksudkan adalah data-data profil kelurahan seperti luas
wilayah kelurahan, jumlah RT, jumlah RW, luas permukiman (kumuh dan non kumuh).
Selain itu data demografi penduduk kelurahan seperti jumlah penduduk, jumlah kepala
keluarga, komposisi penduduk (perempuan dan laki-laki), dan jumlah penduduk
miskin. Ditambah itu, baseline data yang telah dikumpulkan direkapitulasi untuk
menjadi bagian dari profil kumuh dari aspek aspek sebagai berikut.
Data spasial berupa informasi lokasi dari data numerik ataupun lokasi lainnya seperti
fasilitas umum dilingkungan tersebut ataupun informasi spatial penggunaan lahan
eksisting. Selain itu data spatial juga digunakan untuk memplotkan baseline data ke
dalam peta. Hal ini dikarenakan kita perlu mengetahui dimana letak infrastruktur
permukiman yang tidak memenuhi syarat berdasarkan kriteria kumuh. Foto-foto juga
diperlukan untuk diplot dipeta agar diketahui lokasi foto-foto yang diambil. Data
spasial juga dapat mencakup aspek-aspek yang sama seperti data numerik, yaitu
Kemudian ada tahun 2019, indeks gini ratio kembali mengalami peningkatan
sebesar 0,394. Artinya, seiring dengan penurunan angka kemiskinan yang terjadi,
tingkat ketimpangan masih terus meningkat di Kota Makassar. Gini ratio merupakan
salah satu ukuran ketimpangan di suatu daerah, yang mana semakin tinggi angka rasio
gini berkolerasi dengan ketimpangan yang juga semakin tinggi. Peningkatan gini ratio
di Kota Makassar ini berkaitan erat dengan tingkat pengangguran Makassar pada 2018
yang berada pada angka 12,19%, atau bahkan semakin meningkat dari posisi 2014
silam yang mencapai 10,9% (BPS Kota Makassar, 2019). Angka-angka tersebut
memberi gambaran bahwa keberadaan penduduk miskin berjalan sejajar
perkembangan permukiman kumuh di Kota Makassar. Artinya, bahwa urbanisasi
berlebih dan pemadatan maksimal berkontribusi positif terhadap peningkatan
pengangguran, kemiskinan dan permukiman kumuh berkembang. Urbanisasi berlebih
dan kepadatan penduduk dalam dinamika perkembangan kota metropolitan di negara
berkembang, memiliki kecenderungan ke arah pragmentasi dan perbedaan kepentingan
masyarakat dalam merespon perubahan stimulus lingkungan (Gross, 2016). Dinamika
ini pula yang kemudian memberi dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan
Surya et al., 2020).
yang semula sebanyak 103 lokasi kemudian meningkat menjadi 127 lokasi pada
tahun 2019-2020. Kecenderungan perkembangan Kota Makassar yang dominan ke
arah pusat pertumbuhan ekonomi dan aglomerasi perkotaan, berdampak pada
ketimpangan penguasaan reproduksi ruang dan marginalisasi masyarakat perkotaan
(Surya, 2015). Marginalitas dan pengucilan sosial merupakan beberapa hal yang sering
dianggap sebagai akar penyebab kemiskinan (Zahra et al., 2017). Adapun pemukiman
informal, sering ditandai dengan kondisi penghasilan penduduk yang tidak mencukupi
dan ketersediaan infrastruktur buruk, yang memiliki dampak negatif pada berbagai
bidang kehidupan (Friesen et al., 2018).
Hal ini dapat di lihat bahwa status tanah pada warga Kelurahan Untia rata – rata
masih hak guna. Hal ini di karenakan warga Kelurahan Untia juga sebagian juga berasal
dari daerah lain yang memanfaatkan rumah dari pemerintah yang kosong karena belum
di tempati. Adapun warga Kelurahan Untia juga yang mencoba memanfaatkan
rumahyang belum di tempati untuk tinggal karena sudah memiliki keluarga baru
Berdasarkan gambar status kepemilikan tanah di atas di ketahui bahawa hak milik
tanah yang ad di kelurahan untia yang terbanyak yaitu berada pada hak guna atau hak
Milika warga negara selanjutnya berdasarkan kondisi bangaun dan struktur bangaun
maupun kondisi Kawasan kumuh dapat di lihat pada peta yang ada di bawah ini.
Gambar : 4.2 peta jenis bangunan
Berdasarkan gambar 3.4 peta jenis bangunan di atas menunjukan bahwa bangunan
permanen lebih banyak dan mendominasi dari bangunan semi permanen dan non
permanen, di ikuti dengan banyaknya bangunan semi permanen dan non permanen
yang hampir sama rata.
Sebagian jalan yang ada di kelurahan untia masi dalam proses renofasi dan ada juga
dalam proses di bangun. Jalan yang rusak di kelurahan untia di akibatkan karena jalan
tersebut di lalui mobil kontener sehingga jalan tersebut mengalami kerusakan.
Di Kelurahan Untia pada musim kemarau, sumur galian yang ada di Kelurahan
Untia akan kekeringan dan semua warga Untia akan beralih pada PDAM tersebut.
Dimaana PDAM tersebut adalah salah satu air bersih yang di gunakan warga Untia
pada saat musim kemarau berlansung
Dalam hal penyediaan air bersih mencakup ketidaktersediaan akses aman air, serta
tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar yang berlaku.
Ketidaktersediaan akses aman air bersih merupakan kondisi dimana masyarakat tidak
dapat mengakses air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Tidak terpenuhinya
kebutuhan air bersih setiap individu merupakan kondisi dimana kebutuhan air bersih
masyarakat dalam lingkungan perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal
sebanyak 60 liter per orang perhari
Pada gambar di atas di ketehui bahwa kondisi drainase yang ad di kelurahan untia
sangan buruk di karenakan drainase tersebut di genangi oleh air pada saat musim hujan.
Itu akan di akaibatkan akan terjadinya banjir pada saat musim hujan
Gambar : 4.8 peta jaringan drainase
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jalar ruas utama memiliki jaringan drainase
yang baik dan hanya ada beberapa lorong yang memiliki akses drainase yang baik,
sedangkan drainase yang buruk hanya ada di bebarapa bagian di belakang wilayah
pergudangan.
Pada aspek proteksi kebakaran di lokasi survey Kawasan Untia, memiliki eksisiting tidak
memiliki prasarana proteksi kebakaranvdengan indikator dan parameter 76%-100% area tidak
memiliki prasarana proteksi kebakaran.
Keterangan :
• 0-15 = kumuh ringan
• 16-45 = kumuh sedang
• 46-75 = kumuh berat
Menganalisis Tingkat Kekumuhan Suatu Permukiman Berdasarkan Hasil
Survey Lapangngan Pada Kecamatan Rappocini Kelurahan Banta-bantaeng
1. Pemugaran
2. Peremajaan
3. Permukiman Kembali
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi kawasan yang telah dilakukan pada
wilayah kawasan yang di survey di Kawasan Untia, Kecamatan Biringkanaya maka
dapat diambil kesimpulan Kawasan untia memiliki nilai 31 dan masuk dalam kategori
kawasan kumuh sedang nilai tersebut di dapatkan dari analisis Tingkat kekumuhan
suatu permukiman dengan menggunakan permen pupr no. 02/PRT/M/2016 dengan 7
indikator antara lain :
1. Kondisi Bangunan
2. Jalan
4. Air Bersih
5. Air Limbah
6. Persampahan
7. Proteksi Kebakaran
Pada aspek proteksi kebakaran di lokasi survey Kawasan Untia, memiliki eksisiting
tidak memiliki prasarana proteksi kebakaranvdengan indikator dan parameter 76%-
100% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran.
B. Saran
Berdasrkan hasil kesimpulan diatas bahwa disetiap indikator yang ada di Kelurahan
Untia harus di berikan peningkatan. Berikut adalah saran di 7 indikator yang ada di
masukan kedalam laporan ini:
4. Dilakukan perencanaan pembuatan pipa PDAM, dan penyuplaian air yang lebih
rutin dikarenakan Kelurahan Untia yang berada di daerah pesisir membuat air
sumur bor yang berbau dan agak asin yang mengakibatkan warga sangat
membutuhkan suplay air bersih yang layak.
6. Dilakukan perencanaan pengelolaan sampah yang lebih baik agar setiap warga
Kelurahan Untia tidak membakar sampah nya dan langsung di buang ke bak
sampah dikarenakan pembakaran sampah akan membuat polusi asap.