Anda di halaman 1dari 2

TOPIK

MENGOLAH SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK


DI BROTHER-SISTER HOUSE KETINTANG

1. Apakah keuntungan atau manfaat mengolah sampah organik?


2. Bagaimana menimbulkan kesadaran Brother dan Sister untuk mengolah sampah organik?
3. Bagaimana cara Brother dan Sister mengolah sampah organik?
4. Mengapa Brother dan Sister perlu mengolah sampah organik?
5. Siapa yang memiliki “kekuatan” untuk mendorong Brother dan Sister mulai mengolah
sampah organik?
6. Apa yang dapat mereka peroleh dari mengolah sampah organic?
7. Kenapa mereka tidak sadar mengolah sampah organic itu penting?
8. Bagaimana mengatasi kemalasan Brother dan Sister untuk mengolah sampah organic?
9. Bagaimana cara mengatur waktu Brother dan Sister sehingga bisa mengolah sampah
organic?
10. Apakah Brother dan Sister membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan
composting?
11. Apa alasan Brother dan Sister tidak dapat melakukan composting?
12. Apakah perlu dilakukan penyuluhan baik daring maupun luring untuk mengedukasi
Brother dan Sister supaya sadar bahwa sampah organic masih bisa dimanfaatkan sebagai
pupuk?
13. Apakah Brother dan Sister memiliki lahan yang cukup untuk menggunakan pupuk
tersebut?
14. Mengapa Brother dan Sister kurang memiliki kesadaran akan potensi pengolahan sampah
organic sebagai pupuk?

Tantangan
Menimbulkan kesadaran di Brother Sister House Ketintang akan manfaat mengolah sampah
organik menjadi pupuk.
1. Mengapa Brother dan Sister tidak memiliki kesadaran akan potensi mengolah sampah
organik menjadi pupuk?
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesadaran Brother dan Sister terkait
potensi pengolahan sampah organik menjadi pupuk. Diantaranya; rasa ketidakpedulian
terhadap potensi mengolah sampah organic menjadi pupuk dan kurangnya pengetahuan.
Oleh karena itu, banyak Brother dan Sister yang belum pernah melakukan pengolahan
sampah organic sehingga minimnya pengalaman.

2. Apa yang dapat mereka peroleh dari mengolah sampah organic menjadi pupuk?
Dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk Brother dan Sister dapat
kembali menggunakan “nutrisi” yang terkandung dalam sampah untuk meningkatkan
kesuburan tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman dan memperoleh hasil yang baik.
Kemudian hasil dari tanaman itu dapat dikonsumsi oleh Brother dan Sister. Disamping
itu, pengolahan sampah organic yang baik dan benar dapat mengurangi polusi, seperti
pencemaran udara dan air.

Kesimpulan

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran Brother dan Sister


terkait potensi pengolahan sampah organik menjadi pupuk, dapat disimpulkan bahwa
rendahnya kesadaran ini disebabkan oleh rasa ketidakpedulian dan kurangnya
pengetahuan akan mengelolah sampah. Banyak dari mereka yang belum memiliki
pengetahuan tentang mengolah sampah organik menjadi pupuk sehingga tidak memiliki
pengalaman untuk mengolahnya. Namun, pengolahan sampah organik menjadi pupuk
memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat
pertumbuhan tanaman, dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Selain itu,
mengonsumsi hasil tanaman yang ditanam dengan menggunakan pupuk organik dapat
memberikan nutrisi yang baik untuk Kesehatan brother dan sister.
Pentingnya mengubah sikap dan meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan
sampah organik menjadi pupuk adalah untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan yang lebih baik. Dengan melakukan hal ini, tidak hanya dapat
memberikan manfaat bagi lingkungan dan konsumsi pribadi Brother dan Sister, tetapi
juga berkontribusi dalam mengurangi polusi udara dan air yang diakibatkan oleh
pengelolaan sampah yang tidak tepat. Oleh karena itu, perubahan perilaku dan
peningkatan pengetahuan dalam hal ini sangat penting untuk mencapai lingkungan yang
lebih berkelanjutan dan sehat. Kami menghimbau Brother dan sister ketintang untuk
mengolah sampah organic menjadi pupuk.

Solusi

1. Membuat video yang bersifat persuasif mengenai mengolah sampah organik menjadi
pupuk.
2. Menyediakan wadah yang sudah tak terpakai untuk tempat sampah organic sehingga
mempercepat proses pengolahan pupuk.
3. Mempraktekkan atau pelatihan secara langsung pembuatan atau pengolahan sampah
organik menjadi pupuk.
4. Membuat jadwal pasti (weekend) untuk melakukan composting (membuat pupuk)
5. Menunjuk salah satu orang yang mendapat respect dari Brother dan Sister untuk menjadi
pengingat sekaligus pemimpin untuk mengolah sampah organic
6. Saling mendoakan Brother dan Sister untuk tergerak hatinya sehingga adanya tindakan
dalam mengolah sampah.

Anda mungkin juga menyukai