Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DESAIN PENELITIAN

ACARA II

EKSPERIMEN FAKTORIAL

Oleh:

Nama : Aida Maharani


NIM : 21/474824/KT/09507
Kelompok : Mimba
Co-Ass : Anandio Januar

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2023
ACARA II
EKSPERIMEN FAKTORIAL

I. CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum acara ini adalah sebagai berikut:
1. Dibuka excel, lalu data awal (tugas) dari buku panduan disalin dan ditambah 2 angka
terakhir NIF praktikan sebagai 2 angka di belakang koma. Kemudian data yang telah
ditambah dengan NIF disalin dan diurutkan sesuai bloknya untuk memudahkan
memasukkan di aplikasi SPSS.

2. Dibuka aplikasi SPSS dan dipilih menu variable view. Kemudian pada kolom name
masukan variabel Blok, Penjarangan, Prunning, dan Riap Diameter. Pada kolom type
diubah tipe data Blok, Penjarangan, dan Prunning dari numeric menjadi string.
3. Pada kolom measure dipilih skala pengukuran nominal untuk Blok, Penjarangan, dan
Prunning, sedangkan scale untuk Riap Diameter.

4. Dipilih menu Data View, lalu data yang telah disalin dari excel ditempelkan (paste).
5. Dipilih menu Analyze dan dipilih General Linear Model, selanjutnya pilih
Univariate.

6. Dimasukkan Blok, Penjarangan, dan Prunning pada Fixed Factor(s) dan Riap
diameter pada Dependent variable. Kemudian pilih menu Model.
7. Pada bagian Specify model dipilih Custom. Lalu pada bagian Factors & Covariates
dipilih blok dan di Build Term(s) diganti Interactions dengan Main Effect, lalu
masukkan ke bagian Model. Dipilih Continue. Langkah tersebut juga dilakukan untuk
variabel Penjarangan dan Prunnning.

8. Untuk menyatakan adanya interaksi perlakuan, dipilih Penjarangan dan Prunning


secara bersamaan lalu di bagian Build Term (s) diganti Main Effect dengan
Interactions, lalu dimasukkan ke bagian Model dan pilih Continue.
9. Diklik menu OK, output hasil analisis telah keluar.

10. Agar dapat memahami interaksi terbaik di antara kombinasi perlakukan maka
lakukan uji Anova kembali hanya untuk perlakukan interaksi
(Penjarangan*Prunning). Dibuka kembali aplikasi SPSS, kemudian masuk menu
variabel view. Pada kolom name ditambahkan variabel Interaksi. Lalu pada kolom
type diubah tipe data Interaksi menjadi string.
11. Dipilih menu Data View, lalu data yang telah disalin dari excel ditempelkan (paste).

12. Dipilih menu Analyze dan dipilih General Linear Model, selanjutnya pilih
Univariate.
13. Pada tampilan window Univariate, dimasukkan Blok dan Interaksi pada Fixed Factor
(s) dan Riap diamter pada Dependent variable. Selanjutnya dipilih menu Model.

14. Dipilih Custom pada bagian Specify model. Pada bagian Factors & Covariates dipilih
Blok, lalu di Build Term (s) ganti Interactions dengan Main Effect lalu masukkan ke
bagian Model. Langkah yang sama juga berlaku untuk Interaksi Penjarangan dan
Prunning. Selanjutnya diklik Continue.
15. Dipilih menu Post Hoc. Pada bagian Factor (s) dipilih Interaksi dan dimasukan ke
bagian Post Hoc Tests for. Pada bagian Equal Variances Assumed dicentang Tukey
lalu dipilih Continue.

16. Diklik OK, kemudian output hasil analisis telah muncul.


II. JAWABAN PERTANYAAN
a. Tugas
Seorang peneliti ingin menilai pengaruh prunning (P) dan penjarangan (T)
terhadap tingkat pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun. Desain penelitian
menggunakan pola eksperimen faktorial dengan rancangan RCBD. Perlakuan
prunning terdiri dari 3 tingkat yaitu P0 (prunning 1/3 tajuk), P1 (prunning 1/2 tajuk),
dan P2 (prunning 2/3 tajuk). Sedangkan untuk penjarangan terdiri dari 3 tingkat yaitu
T0 (tanpa penjarangan), T1 (penjarangan 25%), dan T2 (penjarangan 50%). Lakukan
analisis data pada hasil monitoring yang disajikan di atas lalu rumuskan suatu
kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
• Hasil Uji Anova Pertama
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Riap_Diameter

Type III Sum of


Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model a 10 .444 7.214 .000
4.438
Intercept 46.887 1 46.887 762.142 .000
Blok .094 2 .047 .763 .482
Penjarangan 2.209 2 1.104 17.950 .000
Prunning .679 2 .340 5.522 .015
Penjarangan * Prunning 1.456 4 .364 5.916 .004
Error .984 16 .062
Total 52.309 27
Corrected Total 5.422 26
a. R Squared = .818 (Adjusted R Squared = .705)

Hasil uji Anova memperlihatkan bahwa aplikasi penjarangan dan interaksi


penjarangan dan prunning memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat
pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun. Akan tetapi kondisi yang berbeda
diperlihatkan oleh faktor Prunning, dimana Prunning tidak memperlihatkan
pengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun.
Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kondisi yang
signifikan antar blok.
• Hasil Uji Anova Kedua Untuk Perlakukan Interaksi
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Riap_Diameter

Type III Sum of


Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 4.438 a 10 .444 7.214 .000
Intercept 46.887 1 46.887 762.142 .000
Blok .094 2 .047 .763 .482
Kode_Interaksi 4.344 8 .543 8.826 .000
Error .984 16 .062
Total 52.309 27
Corrected Total 5.422 26
a. R Squared = .818 (Adjusted R Squared = .705)

Hasil uji Anova kedua ini memperlihatkan bahwa aplikasi interaksi


penjarangan dan prunning memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat
pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun.
• Hasil Uji Pasca Anova menggunakan uji Tukey
Riap_Diameter
Tukey HSD

Subset
Kode_Interaksi N 1 2
A3 3 .9067
A1 3 1.0367
A2 3 1.0800
B1 3 1.2100
B3 3 1.2667
B2 3 1.2667
C2 3 1.3267
C3 3 1.3900
C1 3 2.3767
Sig. .352 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .062.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

b. Alpha = 0,05.

Dari hasil uji Tukey ini diketahui bahwa perbandingan pengaruh interaksi
penjarangan dan prunning dapat diklasifikasikan menjadi 2 stratum, dimana
perlakuan T2P0 (Penjarangan 50% dan Prunning 1/3 tajuk) memperlihatkan hasil
terbaik. Sedangkan yang paling buruk yaitu perlakuan T0P2 (tanpa penjarangan
dan prunning 2/3 tajuk).
b. Review Jurnal
Judul jurnal : Pengaruh Ability Pegawai Memahami Isu-Isu Lingkungan Dan
Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Pengelolaan Konservasi Hutan Kota
Penulis : Hidayat, R., Jalaludin, M., dan Suwirman
Publikasi : Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, Volume 7, Nomor 2.
Tahun 2018.
Latar Belakang :
Jurnal yang diambil adalah jurnal yang memuat penelitian berdasarkan Hidayat
dkk (2018). Lokasi dalam jurnal ini sebenarnya berdokus kepada kawasan di Jakarta
dimana tentunya memiliki permasalahan lingkungan kompleks dibanding kota lain
dikarenakan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan
malah semakin menghilangkan keseimbangan lingkungan akibat kurang pedulinya
masyarakat. Dalam kondisi tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa hutan kota
menjadi salah satu lokasi yang dapat menjadi penyelamat khususnya pada kandungan
oksigen dan kelestarian lingkungan yaitu habitat flora dan fauna dalam kota,
pengendali iklim mikro, dan pelindung sumberdaya alam. Sedangkan ekosistem
tersebut pun mulai terancam. Sehingga diperlukan pengelolaan hutan kota yang tepat
untuk kelestarian lingkungan hidup di Jakarta. Berkaca dengan kepentingan sebagai
ruang terbuka hijau, diperlukan kebijakan pemanfaatan ruang bagi publik dan
tentunya pembangunan yang tepat. Dalam pembangunannya keefektivitasan
organisasi perlu dilakukan dengan kemampuan atau ability dari pihak yang
melakukan penataan pada hutan kota dan juga inventarisasinya sehubungan dengan
pemahaman pada isu yang ditelaah dengan sifat kepemimpinan supaya menghasilkan
manajemen yang baik.
Sampel : 110 orang pegawai pada pengelolaan hutan kota
Metode : Metode digunakan adalah ex post-facto atau hubungan kausal komparatif
dengan desain faktorial 2 x 2 dengan multistage random sampling berdasarkan
factorial group design. Skor diperoleh nantinya diambil 27% tertinggi dan 27%
terendah dengan informasi semakin tinggi maka ability semakin baik. Desain
penelitian terlihat seperti gambar di bawah.
Hasil Penelitian :
1. Skor efektivitas pengelolaan konservasi hutan lebih tinggi dengan ability
memahami isu lingkungan.
2. Skor efektivitas pengelolaan konservasi hutan pada kepemimpinan
transformative lebih besar daripada transaksional.
3. H0 ditolak, H1 diterima. Pada uji anova artinya terdapat pengaruh interaksi ability
memahami isu lingkungan dengan kepemimpinan.
Terhadap uji Tuckey, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Secara rinci, pada hasil pasca aova, untuk uji Tuckey diperoleh Qhitung terbesar 7,18
> Qtabel (4,11) dengan signifikasi 0,05 dengan interaksi terbaik adalah ability
memahami isu dan kepemimpinan pada pengelolaan konservasi dengan total 41%
yang artinya individu dapat melakukan pekerjaan intelektual dan nyata.
Kesimpulannya dengan ability memahami isu, seorang pegawai dapat menjalankan
tugas jika dipimpin oleh kepemimpinan yang sesuai khusunya pada kepemimpinan
transformative. Atau pada yang membuat tidak bagusnya pengelolaan adalah ketika
memahami isu lingkungan yang rnedah dengan kepemimpinan transaksional.
III. KESIMPULAN
Dari praktikum acara ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Eksperimen faktorial merupakan penelitian dengan melibatkan dua perlakuan atau
lebih dengan pengujian dilakukan bersama dimana tiap faktor mungkin terdapat dua
taraf faktor atau lebih dan pada tiap perlakuan dapat terjadi interaksi sesuai parameter
yang diamati. Tujuannya adalah untuk menyelidiki efek beberapa faktor. Manfaatnya
adalah mendapat informasi pada interaksi antar faktor. Contoh eksperimen faktorial
dalam kehutanan yaitu pada kombinasi pengaruh pruning dan penjarangan pada
produktivitas tegakan dan studi pengaruh pemupukan dan pemeliharaan pada
peningkatan pertumbuhan tanaman.
2. Berdasarkan hasil uji anova diperoleh bahwa aplikasi penjarangan dan interaksi
penjarangan dan prunning memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat pertumbuhan
tanaman jati umur 5 tahun. Akan tetapi kondisi yang berbeda diperlihatkan oleh
faktor Prunning, dimana Prunning tidak memperlihatkan pengaruh signifikan
terhadap tingkat pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun. Pada hasil uji anova kedua
memperlihatkan bahwa aplikasi interaksi penjarangan dan prunning memiliki
pengaruh nyata terhadap tingkat pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun. Sedangkan
Dari hasil uji Tukey diketahui bahwa perbandingan pengaruh interaksi penjarangan
dan prunning dapat diklasifikasikan menjadi 2 stratum, dimana perlakuan T2P0
(Penjarangan 50% dan Prunning 1/3 tajuk) memperlihatkan hasil terbaik. Sedangkan
yang paling buruk yaitu perlakuan T0P2 (tanpa penjarangan dan prunning 2/3 tajuk).

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R., Jalaludin, M., dan Suwirman. 2018. Pengaruh Ability Pegawai Memahami Isu-Isu
Lingkungan Dan Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Pengelolaan Konservasi Hutan
Kota. Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, 7(2): 101-121.

Anda mungkin juga menyukai