Anda di halaman 1dari 94

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENERAPAN PENGAMATAN DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN RADAR

SAAT JARAK PANDANG TERBATAS DI KAPAL MT ANGELIA XVI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Studi Nautika
(Diklat Pelaut Tingkat III Pembentukan)

MUHAMMAD IQBAL

113305201049

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PELAYARAN

(DIKLAT PELAUT TINGKAT III PEMBENTUKAN)

POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang
berjudul “PENERAPAN PENGAMATAN DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN
RADAR SAAT JARAK PANDANG TERBATAS DI KAPAL MT ANGELIA
XVI” dapat terselesaikan tanpa ada kendala yang berarti.

Karya Ilmiah Terapan merupakan salah satu persyaratan baku bagi Taruna untuk
menyelesaikan studi program Diploma III pada periode waktu yang ditentukan.
Karya Ilmiah Terapan merupakan syarat mutlak bagi Taruna pada saat melaksanakan
Praktek Laut (PRALA) ketika berada di atas kapal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini


masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat maupun
cara penulisan serta pembahasan materi dikarenakan keterbatasan penulis dalam
penguasaan materi, waktu dan data-data yang diperoleh.

Untuk itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Karya Ilmiah Terapan ini, penulisan Karya Ilmiah Terapan ini
dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang turut berperan
aktif membantu penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis banyak
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua yang telah banyak memberikan bantuan dalam bentuk doa, semangat,
dorongan, bimbingan dan segala fasilitas yang telah diberikan selama ini, baik
moral maupun material selama penulisan Karya Ilmiah Terapan;
2. SOECHI LINES Tbk dan PT EQUATOR MARITIME serta Crew MT.
ANGELIA XVI yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu pada
saat penulis melaksanakan Praktek Laut (PRALA);
3. Bapak Dr. H. Irwan, S.H., M.Mar.E selaku Direktur Politeknik Pelayaran
Sumatera Barat;
4. Bapak Suriadi, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan perhatian selama penulis menyelesaikan studi Diploma III
pelayaran di Politeknik Pelayaran Sumatera Barat;
5. Ibu Nelfi Erlinda, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan perhatian selama penulis menyelesaikan studi Diploma III
pelayaran di Politeknik Pelayaran Sumatera Barat;

ii
6. Bapak Slamet Riyadi, M.Si., M.Mar selaku dosen penguji I yang telah berkenan
menguji dan memberikan saran serta masukan dalam penyusunan Karya Ilmiah
Terapan;
7. Ibu Melda Yanti, S.Pd., M.Si selaku dosen penguji II yang telah berkenan
menguji dan memberikan saran serta masukan dalam penyusunan Karya Ilmiah
Terapan;
8. Para dosen dan seluruh Civitas Akademika di Politeknik Pelayaran Sumatera
Barat, terkhusus seluruh dosen nautika yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat;
9. Rekan-rekan Taruna/i Politeknik Pelayaran Sumatera Barat dan pihak yang
membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Terapan ini.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan Karya
Ilmiah Terapan ini semoga semua amal dan jasa mereka mendapat berkat serta
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, akhir kata penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.
Penulis berharap semoga Karya Ilmiah Terapan ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan bagi penulis serta menambah sumber pengetahuan baik untuk
perusahaan atau sebagai perbandingan guna mempertimbangkan penerimaan crew di
suatu perusahaan pelayaran dan bermanfaat bagi pembaca serta peneliti selanjutnya.

Padang Pariaman, 15 Maret 2024

MUHAMMAD IQBAL
NIT. 113305201049

iii
ABSTRAK

MUHAMMAD IQBAL, NIT: 113305201049, 2024, Penerapan Pengamatan


Dan Optimalisasi Penggunaan Radar Saat Jarak Pandang Terbatas di kapal MT
Angelia XVI. Dibimbing oleh Bapak. Suriadi, S.E., M.Si. dan Ibu Nelfi Erlinda
M.Pd.
Kondisi cuaca yang sulit dipastikan, meskipun bisa diramalkan dan dibaca
dari pergerakan awan, kecepatan angin, dan tekanan udara cuaca buruk masih
menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan pelayaran karena jarak pandang
terbatas. Oleh Karena itu penerapan pengamatan adalah hal dasar yang harus
dilakukan agar bisa mendapatkan informasi dan juga data yang terjadi disekitar
kapal, namun pengamatan juga masih memiliki kekurangan, untuk membantu
memaksimalkan fungsi pengamatan dapat menggunakan radar sebagau sarana
penunjang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, dengan lokasi penelitian di kapal MT Angelia XVI, adapun data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen kapal
ataupun standard operating system (SOP) perusahaan terkait yang berada di atas
kapal. Penelitian ini juga memakai teknik pengumpulan data seperti teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengamatan merupakan
suatu hal yang sangat penting di atak kapal demi menghindari resiko yang tidak
diingninkan, dalam penerapannya pengamatan sudah berjalan baik walaupun masih
ada kekurangan seperti saat berlabuh jangkar ataupun cargo operation. peran radar
yang digunakan secara optimal juga membantu dalam proses pengamatan sehingga
dapat menghindari dari bahaya di sekitar kapal walaupun dalam penerapan masih
belum terlalu optimal.

Kata Kunci : Pengamatan, Radar, Jarak Pandang Terbatas

iv
ABSTRACT

MUHAMMAD IQBAL, NIT: 113305201049, 2024, Application Of Look Out And


Optimization Of Radar Use When Restricted Visibility On MT Angelia XVI. Supervised
by Mr. Suriadi, S.E., M.Si. and Miss Nelfi Erlinda, M.Pd.

Weather conditions that are difficult to ascertain, although it can be predicted


and read from the movement of clouds, wind speed, and bad weather air pressure are
still the main causes of cruise accidents because of limited visibility. Therefore, the
application of look out is a basic thing that must be done in order to obtain information
and also data that occurs around the ship, but observations also still have shortcomings,
to help maximize the observation function can use radar as a supporting means.

The method used in this research is a qualitative descriptive method, with the
research location on the MT Angelia XVI, while the data used are primary data obtained
directly through interviews and observations while secondary data is obtained from ship
documents or standard operating procedures (SOP) of related companies on board. This
research also uses data collection techniques such as observation, interview, and
documentation techniques.

The results of this study show that the look out is a very important thing in the
ship in order to avoid risks that are not wanted, in the application of the observation has
run well even though there are still shortcomings such as anchoring or cargo
operations. The role of the radar that is used optimally also helps in the observation
process so that it can avoid dangers around the ship even though in the application it is
still not too optimal.

Key words: Look Out, Radar, Restricted Visibility

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


ABSTRAK ....................................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA ................................................................... 7
2.1 Review Penelitian Sebelumnya ................................................................ 7
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 9
2.3 Kerangka Penelitian ................................................................................ 27
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 30
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 30
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 31
3.3 Sumber Data ........................................................................................... 31
3.4 Pemilihan Informan ................................................................................ 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 34
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 35
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 37
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 41
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................... 41
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 44

vi
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 56
BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 61
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 61
5.2 Saran ....................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 64
LAMPIRAN ................................................................................................... 71

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Review Penelitian Sebelumnya ................................................................. 9


Tabel 4. 1 Ship’s Particular Kapal MT ANGELIA XVI ........................................ 42
Tabel 4. 2 Principal Dimensions Kapal MT ANGELIA XVI.................................. 42
Tabel 4. 3 Load Line Informations Kapal MT ANGELIA XVI............................... 42
Tabel 4. 4 Load Tank CBM Kapal MT ANGELIA XVI .......................................... 43
Tabel 4. 5 Crew List Kapal MT ANGELIA XVI ..................................................... 44

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian .............................................................................. 29


Gambar 4. 1 Kapal MT ANGELIA XVI ................................................................... 41
Gambar 4. 2 Proses Pelaksanaan Pengamatan Menggunakan binocular................... 48
Gambar 4. 3 Penggunaan Radar Di Atas Kapal MT Angelia XVI............................ 51
Gambar 4. 4 Keadaan Laut Setelah Badai ................................................................. 52

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 71


Lampiran 2. Lembar Observasi ....................................................................................... 72
Lampiran 3. Pedoman Wawancara .................................................................................. 74
Lampiran 4. Hasil Wawancara ........................................................................................ 76
Lampiran 5. Ship Particular ............................................................................................ 85
Lampiran 6. Crew list ...................................................................................................... 86
Lampiran 7. Dokumentasi Wawancara ........................................................................... 87
Lampiran 8. Dokumentasi Proses Observasi ................................................................... 88

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan

di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim (UU NO. 17 tahun 2008).

Jadi keselamatan merupakan masalah dan tanggung jawab bersama yang harus

ditanggulangi oleh semua pihak khususnya bagi mereka yang bernavigasi saat

cuaca buruk. Masalah ini tentunya jadi perhatian utama para awak kapal yang

berkecimpung didalam dunia pelayaran pada saat bermanuver dalam menghadapi

cuaca buruk. Hal ini memberikan dampak yang sangat besar terutama masalah

keselamatan jiwa di laut.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

bernavigasi termasuk dengan diadakannya beberapa konvensi oleh IMO tentang

keselamatan pelayaran ini. Diantaranya tercantum dalam SOLAS Bab V:

Tentang keselamatan navigasi (Safety of Navigation) dan di Bab IX: Tentang

manajemen keselamatan dalam mengoperasikan kapal (Management for the safe

operation of ship), yang bertujuan menciptakan dunia pelayaran yang lebih aman

dan laut yang lebih bersih, dalam suatu pekerjaan sumber daya manusia selalu

memegang peranan paling penting untuk kesuksesan pekerjaannya, dalam dunia

pelayaran dimana kegiatan bernavigasi yang baik ketika dalam sebuah pelayaran

dilakukan oleh sumber daya manusia untuk keselamatan sumber daya manusia,

1
sehingga kegiatan pelayaran dapat dilakukan oleh sumber daya manusia yang

dalam kondisi layak untuk menjadi tugasnya.

Kejadian yang pernah terjadi dikapal MT Angelia XVI tempat penulis

melaksanakan penelitian adalah dimana kapal sedang olah gerak keluar dari alur

sungai Pontianak menuju laut lepas pada saat malam hari dan saat itu juga terjadi

kebakaran lahan gambut keadaan diperparah dengan adanya tongkang dari TB

Buena Vella yang kandas disisi alur yang membuat proses keluar alur semakin

sulit.

Selain kejadian di atas juga pernah terjadi badai saat kapal berlayar dari

merak menuju Pontianak lebih tepatnya saat kapal telah melewati selat gelasa,

yang mana saat itu terjadi hujan yang disertai angin kencang dan juga gelombang

tinggi. Seperti yang kita ketahui selat Gelasa merupakan jalur masuk kapal dari

laut cina selatan menuju laut jawa maupun sebaliknya. Sehingga membutuhkan

kecakapan pelaut untuk mengorganisir keadaan.

Kondisi cuaca sangat sulit dipastikan, meskipun bisa diramalkan dan

dibaca dari pergerakan awan, kecepatan angin dan tekanan udara, Cuaca buruk

seringkali menjadi penyebab terjadinya kecelakaan pelayaran karena jarak

pandang terbatas dan seringkali kecelakaan pelayaran yang terjadi dalam dekade

ini disebabkan oleh faktor cuaca.

Berkaca dari kejadian di atas penerapan pengamatan adalah hal dasar

yang harus dilakukan agar bisa mendapatkan informasi dan juga data yang terjadi

disekitar kapal, namun Pengamatan ini memiliki keterbatasan baik akibat kurang

2
handalnya manusia ataupun karena keadaan alam yang tidak memungkinkan

pengamatan berjalan maksimal (Poltekpel Sumbar, 2016).

Dalam membantu memaksimalkan fungsi pengamatan dapat

menggunakan radar sebagai sarana penunjang. Saat terjadi jarak pandang terbatas

akibat adanya kabut, hujan deras maupun karena hari yang sudah malam maka

fungsi pengamatan dapat dioptimalisasikan dengan menggunakan radar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul

penelitian “PENERAPAN PENGAMATAN DAN OPTIMALISASI

PENGGUNAAN RADAR SAAT JARAK PANDANG TERBATAS DI KAPAL

MT ANGELIA XVI"

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pengamatan adalah hal dasar yang

harus dilakukan saat melaksanakan dinas jaga baik dalam kondisi yang normal

ataupun dalam jarak pandang terbatas dan juga pengunaan alat navigasi sebagai

alat penunjang pengamatan guna mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak

diinginkan dalam dunia pelayaran. Dalam penelitian kali ini maka didapatkan

rumusan masalah yang akan dihabas penulis, diantaranya:

a. Bagaimana penerapan pengamatan pada saat jarak pandang terbatas di kapal

MT Angelia XVI?

b. Bagaimana penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI pada saat jarak

pandang terbatas

3
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah di atas, maka dalam hal ini

permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan untuk

memfokuskan perhatian pada penelitian dengan memperoleh kesimpulan yang

benar dan mandalam pada aspek yang diteliti.

Cakupan masalah yang dibatasi pada “Pengamatan dilakukan secara

visual dengan menggunakan peralatan radar sebagai alat bantu pada saat jarak

pandang terbatas”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proposal karya ilmiah

ini adalah:

a. Untuk mengetahui penerapan pengamatan pada saat jarak pandang terbatas di

kapal MT Angelia XVI

b. Untuk mengetahui penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI kapal

pada jarak pandang terbatas.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan proposal ini. Di dalam

penelitian ini, penulis berharap akan ada beberapa manfaat yang dapat dicapai,

baik secara langsung atau tidak langsung.

4
a. Manfaat teoritis

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman bagaimana

penerapan, pemahaman, dan guna mencegah kecelakaan kapal karna

tidak dilaksanakan pengamatan ataupun tidak optimalnya penggunan alat

navigasi terutama radar di kapal MT Angelia XVI

2. Bagi Pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan bermanfaat

khususnya bagi yang ingin mengetahui pelaksanaan pengamatan dan

optimalisasi penggunaan alat navigasi terutama radar saat jarak pandang

terbatas, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dan akibat jika tidak

dilaksanakan.

3. Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan penerapan pengamatan dan

penggunaan radar saat jarak pandang terbatas.

4. Bagi Perusahaan Pelayaran

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan untuk

menhindari terjadinya kerugian perusahaan akibat tidak dilaksanaannya

penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan alat navigasi

terutama radar saat keadaan normal ataupun jarak pandang terbatas.

5
b. Manfaat praktis

Sebagai referensi bagi para Nakhoda, mualim serta awak kapal yang

bekerja di atas kapal yang menyangkut penerapan pengamatan dan

optimalisasi penggunaan radar dan dapat mencegahnya terjadi tubrukan

kapal diberbagai keadaan laut.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Variabel Hasil


1 Aldino Upaya Dependent: Tingakt
Rahman(2019) Meningkatkan Pengamatan kemampuan awak
Pengamatan Dinas Jaga kapal dalam
Dinas Jaga Saat Independent: berdinas jaga yang
Mewaspadai Situasi darurat masih kurang
Situasi Darurat sehingga perlu
Di Atas MV Bali pembenahan
sanur dengan
memberikan
pembekalan dan
drill di atas kapal
serta kurangnya
pemahaman
penggunaan alat-
alat navigasi yang
disebabkan
kurangnya
pengetahuan dan
wawasan dalam
penggunaan alat-
alat navigasi
sehingga perlu
dilakukan briefing
dan pengarahan.
2 Andi Setiawan Optimalisasi Dependent: Tidak
(2022) Alat Navigasi Alat navigasi diterapkannya fitur
Radar Di Kapal radar Variable Range
MV Tanto Independent: Marker dan
Mandiri Saat Alur pelayaran Parallel Index
Memasuki Alur sempit pada saat
Pelayaran memasuki alur
Sempit pelayaran sempit
yang
menyababkan
kapal berada
dalam bahaya
tubrukan dan
kandas serta

7
kurangnya
perawatan pada
magnetron Radar
karena padatnya
pekerjaan mualim
II dan kurangnya
pembaruan alat
navigasi radar dari
pihak perusahaan.
3 Irhas Optimalisasi Dependent: Kurang
Kurniawan Pengeporeasian Pengoperasian maksimalnya kerja
Widodo Radar Guna radar komponen radar
(2023) Menjamin Independent: yang disebabkan
Keamanan Keamanan oleh kurangnya
Bernavigasi Di Benavigasi perawatan radar
Atas Kapal KM secara optimal
Kendhaga sehingga radar
Nusantara tidak mendateksi
target disekitar
kapal dan juga
perawatan
perangkat radar
yang kurang
maksimal
dikarenakan
jadwal kerja
mualim yang
terlalu padat .
4 Alif Andanito Optimalisasi Dependent: Pelatihan
Lamoko Alat Bantu Alat bantu (Training) dan
(2021) Navigasi Radar navigasi radar familiarisasi
Saat Melewati Independent: tentang
ALKI Guna Kecelakaan lalu pengoperasian alat
Menghindari lintas laut bantu navigasi
Kecelakaan Lalu radar kepada
Lintas Laut Di perwira (Kru
Kapal MT Ratu Kapal) yang akan
Ruwaidah naik ke kapal
belum maksimal
yang dilakukan
baik oleh
perusahaan
ataupun oleh pihak
kapal sendiri,
dalam hal ini
Nakhoda (Master)

8
sebagai perwakilan
dari pihak
perusahaan
pelayaran.
5 Reza Aulia Mengoptimalkan Dependent: Perwira baru yang
Muhammad Pelaksanaan Tugas jaga naik kapal kurang
(2018) Tugas Jaga dalam memahami
Dalam mengoperasikan pengoperasian
Mengoperasikan radar radar secara
Radar Untuk Independent: optimal pada saat
Keselamatan Keselamatan jam jaganya di
Navigasi navigasi anjungan sehingga
Pelayaran Di MT pelayaran menyebabkan
Bratasena keraguan dalam
mengambil
tindakan, perwira
kapal yang
bertanggung jawab
terhadap
perawatan dan
pemeliharaan alat
navigasi di atas
kapal tidak
melaksanakn
perawatan dengan
teliti, perwira
kapal yang naik ke
atas kapal tidak di
familiarisasi dan
training khusus
tentang radar yang
ada di atas kapal.
Tabel 2. 1 Review Penelitian Sebelumnya

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengamatan

2.2.1.1 Pengertian

Pengamatan merupakan salah satu bagian dari P2TL

(collusion regulation) yang harus diterapkan di atas kapal.

Pengamatan sendiri terdapat pada P2TL aturan 5 (Poltekpel

9
Sumbar, 2016:12) yaitu setiap kapal harus selalu melakukan

pengamatan yang layak baik dengan penglihatan dan pendengaran

maupun dengan semua sarana yang tersedia dalam suasana dan

keadaan yang ada saat itu, sehingga dapat membuat penilaian

yang lengkap terhadap situasi dan bahaya tubrukan.

Penjelasan dari aturan ini adalah:

a. Bahwa setiap kapal diwajibkan untuk melakukan pengamatan

yang tujuannya adalah untuk dapat membuat penilaian yang

lengkap tentang situasi dan bahaya tubrukan.

b. kapal apapun jenis dan kondisinya, dalam keadaan saling

melihat ataupun penglihatan terbatas diwajibkan untuk

melaksanakan pengamatan.

c. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan penglihatan,

pendengaran dan semua peralatan yang tersedia dianjungan

yang disesuaikan keadaannya.

d. Pengamatan sebagai bagian dari tugas jaga navigasi

sebagaimana telah dijelaskan pada Bab sebelumnya yang

merupakan ketentuan yang ditetapkan pada bab VIII STCW

code.

2.2.1.2 Tujuan Pengamatan

Pengamatan menurut P2TL dan dinas jaga (poltekpel sumbar,

2016:12) sebagai berikut:

10
a. Pengamatan bertujuan:

1) Menjaga kewaspadaan terhadap bahaya navigasi maupun

bahaya lainnya.

2) Memperhatikan situasi dan bahaya tubrukan.

3) Mendeteksi kapal-kapal lain.

b. Hal-hal yang harus dilakukan saat pengamatan:

1) Menjaga kewaspadaan secara terus-menerus dengan penglihatan

maupun dengan pendengaran dan juga dengan alat-alat yang

lain.

2) Memperhatikan sepenuhnya situasi dan resiko tubrukan, kandas

dan bahaya navigasi.

3) Petugas pengamat harus melaksanakan dengan baik atas

4) tugasnya dan tidak boleh diberikan tugas lain karena dapat

mengganggu pelaksanaan pengamatan.

5) Tugas pengamat dan pemegang kemudi harus terpisah dan tugas

kemudi tidak boleh merangkap tugas pengamatan, kecuali

kapal-kapal kecil dimana pandangan ke segala arah tidak

terhalang dari tempat kemudi.

c. Kondisi yang diprioritaskan melakukan pengamatan:

1) Berlayar di daerah lalu lintas kapal yang padat.

2) Berlayar di daerah dekat pantai.

3) berlayar di dalam atau di dekat bagan pemisah lalu lintas.

11
4) Berlayar didaerah tampak terbatas.

5) Berlayar didaerah yang mempunyai banyak bahaya navigasi.

6) Berlayar pada malam hari.

d. Orang yang melakukan pengamatan berdasarkan aturan yang

tercantum dalam STCW regulasi II/I, adalah:

1) Berumur tidak kurang dari 18 tahun.

2) Mempunyai approved sea going service tidak kurang dari 1

tahun.

3) Telah lulus pendidikan sesuai standar STCW code A II/I.

e. Hal-hal yang diamati:

1) Keadaan perairan

Keadaan perairan yang dimaksud adalah bagaimana

kondisi laut saat kita melintas disana, apakah ada bahaya

navigasi seperti bangkai kapal, karang, ataupun air laut sedang

surut yang menyebabkan laut menjadi dangkal dan bisa

menyebabkan kapal kandas.

2) Kapal lain

Saat melaksanakan pengamatan memperhatikan keberadaan dan

kegiatan kapal lain sangat perlu dilakukan karena ini akan

menjadi dasar kita dalam mengambil tindakan terhadap kapal

lain sebagaimana telah diatur dalam P2Tl aturan 18 tentang

tanggung jawab antar kapal. Dan hal ini akan menghindari kapal

dari keadaan berbahaya seperti tubrukan.

12
3) Keadaan cuaca

Cuaca dilaut sering berubah-ubah dengan cepat hal ini

terkadang tidak sesuai dengan ramalan cuaca yang dikeluarkan

oleh pihak berwenang, oleh karena itu saat pengamatan harus

memastikan cuaca tidak akan menyebabkan bahaya untuk kapal.

f. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan:

1) Binocular/teropong

Alat ini biasa digunakan untuk mengamati benda-benda

yang letaknya jauh dan nampak kecil serta kurang jelas terlihat.

2) Radar atau Radio Detection and Ranging

Adalah peralatan navigasi elektronik terpenting dalam

pelayaran. Berfungsi mendeteksi dan mengukur jarak di

sekeliling kapal. Radar menggunakan pancaran gelombang

elektronik.

3) AIS atau Automatic Identification System

Adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek, digunakan pada

kapal dan stasiun pantai untuk mengidentifikasi dan melacak

kapal dengan menggunakan pengiriman data elektronik pada

kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat.

4) ECDIS (Elektronic Chart Display and Information System)

Adalah alat yang fungsi dan sistemnya dapat memberikan

informasi tentang navigasi dan kegunaannya adalah untuk

13
memback-up peralatan yang ada, sehingga dapat diterima dan

dianggap memenuhi syarat yang ditentukan sesuai aturan V/19

dan V/27 dari konvensi SOLAS 1974 dan amandemennya.

5) Echo Sounder

Adalah perangkat yang menggunakan teknologi sonar

untuk mengukur bawah air. Kegunaan dasar Echo Sounder

adalah untuk mengukur kedalaman suatu perairan dengan

mengirimkan gelombang dari permukaan ke dasar dan ditulis

waktunya hingga echo kembali dari dasar.

2.2.2 Alat Navigasi Radar

Menurut Vindyo (2019:11) radar merupakan salah satu peralatan

navigasi elektronik, radar merupakan singkatan dari ”Radio Detection And

Ranging”. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur

jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk

adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek Lain disekeliling

kapal, alat ini juga dapet memberikan baringan dan jarak antara kapal dan

obyek-obyek tersebut.

Awal mula radar digunakan pada tahun 1865 seorang ahli fisika

Inggris “James Clerk Maxwell” mengembangkan dasar-dasar teori tentang

elektromagnetik. Dan satu tahun kemudian “Heinrich Rudolf Hertz” seorang

ahli fisika Jerman berhasil membuktikan teori Maxwell dengan menemukan

gelombang elektromagnetik. Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk

mendeteksi keberadaan suatu benda, pertama diterapkan oleh Christian

14
Hulsmeyer pada tahun 1904 dengan mempertunjukkan kebolehan mendeteksi

kehadiran suatu kapal pada cuaca berkabut tebal, tetapi belum sampai

mengetahui jarak kapal tersebut. Pada tahun 1921 “Albert Wallace Hull”

menemukan magnetron sebagai tabung pemancar sinyal atau transmitter

efisien.

Radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain

sehingga dapat membantu menghindari/mencegah terjadinya tubrukan dilaut.

Radar akan sangat berguna saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar

dimalam hari terutama saat petunjuk pelayaran seperti lampu suar, bouy,

pulau atau benda secara visual tidak dapat diamati.

Kelebihan radar dibanding alat navigasi lain adalah dalam

pengoperasian radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar, Pada

dasarnya radar menggunakan prinsip pancaran gelombang-gelombang

elektronik. Alat pemancar khusus akan memancarkan pulsa gelombang radio

pendek yang dipancarkan dalam alur sempit (narrow beam) oleh antenna

berarah (directional antenna). Pergerakkan gelombang radio ini

diumpamakan bergerak secara lurus pada kecepatan yang tetap dan apabila

ada pulsa gelombang yang dikirimkan mengenai sasaran seperti kapal, pantai

sebuah pulau atau obyek lain, gelombang radio akan dipantulkan lagi dan

diterima kembali oleh unit penerima (receiver unit) di kapal pemancar

dengan segera.

15
2.2.2.1 Pengertian Radar

Menurut Vindyo (2019:11) radar merupakan sebuah peralatan

yang digunakan untuk memancarkan sinyal elektromagnetik dan

menerima sinyal echo dari obyek/target pada lingkup cakupannya.

Keberadaan target dideteksi dari sinyal echo atau dari jawaban

transponder. Informasi tambahan tentang target didapatkan dari radar

termasuk salah satu diantaranya:

a. Jarak, dengan selisih waktu antara sinyal saat ditranmisi dan

diterima.

b. Arah (azimuth), dengan menggunakan pola antenna direktif.

c. Laju perubahan jarak, dengan perhitungan pergeseran Doppler

(Doppler Shift).

d. Deskripsi/Klasifikasi target, dengan menganalisis sinyal echo dan

variasinya dengan waktu.

Radar juga dapat beroperasi pada mode pasif, dimana

transmitter dimatikan dan informasi tentang taret didapatkan

dengan menerima radiasi yang keluar dari target itu sendiri atau

terpantul oleh target dari sumber-sumber eksternal. Radar juga

dikenal sebagai gudang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk

metode dan peralatan untuk melakukan operasi dasar terhadap

target.

Radar merupakan sistem elektromagnetik untuk mendeteksi

dan mencari posisi obyek. Radar beroperasi dengan memancarkan

16
salah satu jenis waveform (bentuk gelombang), misalnya

gelombang sinus yang dimodulasi pulsa dan mendeteksi keaslian

sinyak echo. Radar digunakan untuk meningkatkan kemampuan

salah satu indera pada pengamatan lingkungan, khususnya indera

penglihatan. Radar didesain untuk melihat kondisi lingkungan dan

target agar lebih tahan terhadap kegelapan, kabut, hujan, dan salju.

Radar juga mempunyai kelebihan untuk dapat menghitung jarak ke

objek

2.2.2.2 Jenis Radar

Menurut Aris Widagdo (2019) radar memiliki beberapa jenis, yaitu:

a. Radar menurut fungsinya, yaitu:

1) surveillance radar, digunakan untuk melihat target dijarak yang

sangat jauh.

2) Weather radar, digunakan untuk melihat kondisi cuaca disuatu

daerah.

3) Missile control radar, digunakan untuk melihat/mengontrol

missile/rudal.

4) Ground penetrating radar, digunakan untuk melihat kandungan

material didalam perut bumi.

5) Speed gauge radar, digunakan untuk menghitung kecepatan

suatu kendaraan.

6) synthetic aperture radar, digunakan untuk membuat citra

sintetis tentang suatu objek tertentu.

17
b. Radar menurut bentuk gelombang, yaitu:

1) Pulsed radar (Radar pulsa), sinyal dasarnya berbentuk pulsa,

namun dimodulasi gelombang sinusoidal. Sinyal pulsa berarti

gelombang yang dipancarkan mempunyai delay tertentu antar

pulsanya. Delay ini digunakan untuk memberikan selang waktu

saat pemancaran dan penerimaan gelombang elektromagnetik.

Oleh karena itu, radar jenis ini hanya membutuhkan salah satu

antenna yang ditambahkan duplexer untuk memisahkan saat

antenna memancarkan dan menerima sinyal.

2) Continuous wave radar, sinyal dasarnya berbentuk sinusoidal,

namun dimodulasi dengan gelombang sinusoidal, bauk dengan

modulasi FM maupun AM. Radar ini memancarkan gelombang

secara terus menerus, sehimgga membutuhkan antenna yang

terpisah, sebagai antenna pemancar dan penerima.

c. Beberapa bagian besar radar

1) Transmitter, digunakan untuk membangkitkan dan modulasi

gelombang elektromagnetik untuk selanjutnya

dipancarkan melalui antena pemancar.

2) Receiver, digunakan untuk demodulasi dan mengolah

gelombang elektromagnetik yang telah diterima oleh antena

penerima untuk selanjutnya dilakukan deteksi.

3) Antenna, digunakan untuk memancarkan dan menerima

gelombang elektromagnetik.

18
4) Display, digunakan untuk menampilkan hasil deteksi.

d. Fungsi Radar

1) Menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam

menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan,

menggunakan baringan dengan jarak

dan menggunakan jarak dengan jarak.

2) Memandu kapal keluar–masuk pelabuhan atau perairan sempit.

Pada posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien untuk

membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan

kapalnya keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran

sempit.

3) Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan.

Dengan melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya

pantulan atau echo dari awan yang tebal.

4) Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal.

Dengan melihat pada layer radar (Cathoda Ray

Tube) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal.

e. Prinsip Kerja Radar

Prinsip kerja radar navigasi elektronik, Pembahasan tentang

radar ini juga dibahas dalam penelitian Vindyo (2019:16). Seperti

19
telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang

radio dalam bentuk „microwave band‟. Pulsa yang dihasilkan oleh

unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich

pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch).

Prinsip cara kerja radar sebagai navigasi elektronik yaitu

pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30

kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000

kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali

apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo).

Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan

dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch pemilih

pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi dalam

bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya

pada indicator.

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik

putih akan terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan

konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan

bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam

dimana putarannya selaras dengan putaran antenna.

Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam

indicator, bintik putih di atas garis sapuan ini akan diubah kedalam

bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan

dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak

20
posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak

kapal dengan sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi

penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat skop pada tabung

sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

f. Tombol pada radar dan kegunaannya

1) Main on–off switch yaitu digunakan pada saat pertama kali

akan menghidupkan radar dengan menunggu 2 sampai 3

menit, dengan begitu modulator akan bekerja dan sering

diikuti oleh nyala dan bunyi.

2) Scanner on–off yaitu digunakan untuk menggerakkan antenna

scanner on, selama masih warming up scanner belum on.

3) Standby atau transmit switch. Tombol standby digunakan

selama menunggu high tension atau setelah selesai memakai

radar, guna untuk diistirahatkan sementara. Cara ini sangat

baik dan memungkinkan pada cuaca baik, tetapi jika cuaca

buruk atau kapal berlayar menyusuri sungai dan pantai maka

posisi tombol tetap pada transmit, agar dapat mendeteksi

situasi keliling.

4) Brilliance atau video control yaitu untuk

mengatur gambar agar lebih jelas, apabila terlalu terang justru

mengaburkan gambar.

5) Focus control yaitu untuk mempertajam gambar atau

21
garis dan mengurangi silau cahaya jika brilliance terlalu

terang.

6) Centering (horizontal and vertical shift) control yaitu untuk

menggerakan pusat gambar secara vertical atau horizontal

sehingga berada tepat di pusat lingkaran radar, jika fokus tidak

tepat di pusat radar maka arah baringan maupun arah target

tidak teliti lagi.

7) Picture rotate atau turn picture control yaitu untuk mengatur

arah heading flash pada baringan relatif atau baringan sejati.

8) Auto trim picture or compass reapet control yaitu digunakan

untuk menggerakan arah heading flash ke tempat yang

dikehendaki.

9) Gyro stabilized bearing scale. Pada radar biasanya dilengkapi

dengan dua skala baringan, skala sebelah dalam untuk arah

relatif berarti heading flash menunjuk nol dan skala sebelah

luar menunjukan gyro, sehingga

haluan dan baringan sejati dapat dibaca dalam skala ini.

10) Heading marker of switch yaitu digunakan untuk tekanan agar

arah haluan didepan kapal nampak jelas dengan

menghilangkan heading flash sementara, karena dapat

kemungkinan target atau perahu tertutup olehnya.

11) Gain yaitu digunakan untuk mengatur dan memperjelas

identifikasi beberapa target serta mengurangi kebisingan.

22
12) Sensitive Time Control (STC). Pantulan echo dari ujung atau

puncak ombak di laut membuat radar terlalu terang, anti sea

clutter berguna untuk membersihkan gangguan sekitar 4-5 mil.

Pemakaian anti sea clutter yang terlalu besar akan membuat

target kecil disekitar kapal ikut hilang dari layar radar.

13) Rain switch yaitu dipakai untuk mengatasi gangguan hujan

pada layar radar.

14) Range selector switch yaitu digunakan untuk merubah ukuran

range, hal ini tidak boleh dilakukan secara perlahan tetapi

harus spontan agar tidak merusak hubungan arus listrik.

15) Switch for fixed range yaitu digunakan untuk mengatur jarak

target, digunakan 6 cincin yang jaraknya masing-masing sama

dan tergantung dari pengaturan range, misalnya 12 mil maka

setiap riing adalah 2 mil.

16) Variable range marker (VRM) switch digunakan untuk

mengukur jarak suatu target secara lebih teliti.

17) Range calibration switch merupakan switch untuk

menggabungan fixed range dengan variable range, misalnya

ditekan ke atas untuk fixed range dan ke

bawah untuk variable range.

18) Tunning control yaitu untuk mengatur kecepatan frequensi

agar diperoleh gambar yang lebih baik.

23
19) Mechanical cursor, cursor control and bearing state. Terdiri

dari 2 garis menyilang di pusat radar dan dapat diputar untuk

membaring suatu target pada skala baringan di pinggir luar

atau dalam.

20) Minimum scale yaitu tombol untuk mengatur nyala lampu

pada skala jika akan membaca baringan

21) Parallel index. Beberapa garis-garis sejajar

pada layar radar yang dapat diputar dengan jarak antara garis

sejajar sesuai jarak 2 rings pada fixed range, alat ini sangat

berguna untuk menduga ketika akan melewati daerah

berbahaya, mendekati tempat berlabuh, berlayar mengikuti

alur yang bebas dari rintangan, mengukur pendekatan kapal

terhadap kapal lain atau daratan.

22) Electronic bearing marker (EBL) switch yaitu digunakan

untuk membaring suatu target dan dapat dipakai untuk

menarik garis batas.

23) Reflection plotter yaitu sebuah screen tambahan pada layar

radar yang berguna untuk plotting memakai pensil

cermathograph, yang dapat memantulkan terang untuk

mengetahui gerakan kapal-kapal lain.

2.2.3 Jarak pandang terbatas

Jarak pandang terbatas atau penglihatan terbatas berarti setiap

keadaan dimana penglihatan dibatasi oleh kabut, halimun, hujan salju,

24
hujan badai, malam hari, atau keadaan yang serupa. Keadaan seperti ini

sangat membahayakan bagi kapal yang sedang bernavigasi terlebih lagi

saat berada di alur pelayaran yang ramai sehingga menimbulkan bahaya

tubrukan dengan kapal lain sehingga keadaan seperti ini telah diatur

dalam P2TL aturan 19, yaitu:

a. Aturan ini berlaku bagi kapal-kapal yang tidak saling melihat,

bilamana sedang bernavigasi didalam atau didekat daerah yang

penglihatannya terbatas.

b. Setiap kapal harus bergerak dengan kecepatan aman disesuaikan

dengan keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi penglihatan yang ada.

Kapal tenaga harus mempersiapkan mesinnya untuk segera berolah

gerak.

c. Setiap kapal harus memperhatikan keadaan-keadaan dan kondisi-

kondisi penglihatan terbatas yang ada.

d. Kapal yang sedang mendeteksi adanya kapal lain dengan radar, harus

menentukan apakah timbul keadaan terlalu dekat dan/atau ada bahaya

tubrukan. Jika demikian, ia harus mengambil tindakan untuk

menghindar dalam waktu yang cukup, dengan ketentuan bahwa

bilamana tindakan demikian terdiri dari suatu perubahan haluan,

maka sejauh mungkin harus menghindari:

1) Perubahan haluan kekiri terhadap kapal yang ada didepan arah

melintang, selain daripada kapal yang sedang menyusul.

25
2) Perubahan haluan kearah kapal yang ada diarah melintang atau

dibelakang arah melintang.

e. Kecuali apabila telah yakin bahwa tidak ada bahaya tubrukan, setiap

kapal yang mendengar isyarat kabut kapal lain yang menurut

pertimbangannya berada didepan arah melintangnya, atau yang tidak

dapat menghindari situasi saling mendekat terlalu rapat hingga kapal

yang ada didepan arah melintangnya harus mengurangi kecepatannya

serendah mungkin yang dengan kecepatan itu kapal tersebut dapat

mempertahankan haluannya. Jika dianggap perlu, kapal itu harus

meniadakan kecepatannya sama sekali dan bagaiamanapun juga

berlayar dengan kewaspadaan khusus hingga bahaya tubrukan telah

berlalu.

Setiap kapten kapal yang beroperasi diwilayah perairan

dengan tampak terbatas agar selalu melakukan pengamatan dengan

penglihatan, pendengaran maupun sarana yang tersedia di atas kapal.

Setiap kapten kapal disarankan untuk membunyikan isyarat

kapal yang lengkap sesuai kebutuhan serta selalu mencatat semua

tindakan yang dilakukan dalam keadaan jarak pandang terbatas dalam

buku harian kapal (log book).

Sedangkan perusahaan pelayaran dituntut untuk

memastikan perlengkapan penerangan navigasi, radio dan isyarat

bunyi kapal berupa suling, genta atau gong memenuhi syarat yang

26
ditentukan dan berfungsi dengan baik. Berikut adalah macam-macam

jarak pandang terbatas:

1) Kabut

2) Halimun

3) Hujan

4) Hujan salju

5) Hujan badai

6) Badai pasir

7) Malam hari

Hal yang harus dilakukan saat terjadi jarak pandang terbatas:

1) Melaksanakan pengamtan baik penglihatan, pendegaran ataupun

menggunakan sarana di atas kapal.

2) Membunyikan isyarat sesuai dengan keadaan yang terjadi.

3) Melakukan komunikasi baik dengan darat ataupun dengan kapal

lain jika ada balasan setelah membunyikan isyarat bunyi.

4) Catat seluruh kegiatan dan tindakan yang dilakukan didalam buku

harian kapal.

2.3 Kerangka Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian yang telah

dijelaskan sebelumnya, berikut akan dijelaskan kerangka penelitian yang

mendukung penelitian ini. Kerangka pikir merupakan model konseptual akan

teori yang saling berhubungan terhadap beberapa faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Adapun rumusan masalah dalam penelitian yaitu

27
apa peran pengamatan terhadap navigasi di atas kapal, bagaimana penggunaan

radar di atas kapal terutama saat terjadi jarak pandang terbatas dan apa upaya

yang dapat dilakukan dalam pengoptimalisasian pemggunaan radar sabagai

sarana penunjang pengamatan saat terjadi jarak pandang terbatas.

28
Penerapan Pengamatan Dan Optimalisasi
Penggunaan Radar Saat Jarak pandang
terbatas

Peran pengamatan pada Penggunaan radar di atas


saat jarak pandang kapal pada saat jarak
terbatas pandang terbatas

Tidak melaksanakan Tidak optimalnya


pengamatan saat jarak penggunaan radar saat
pandang terbatas jarak pandang terbatas

Melaksanakan Mengoperasikan
pengamatan secara keseluruhan radar demi
optimal dengan mendapatkan proyeksi
menggunakan peralatan keadaan sekitar dengan
yang tersedia optimal

Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian

29
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, data

dan fakta-fakta nyata mengenai penerapan pengamatan dan optimalisasi

penggunaan radar saat jarak pandang terbatas di kapal MT ANGELIA XVI

dimana pada penelitian ini penulis akan mengambil sampel dan mengukur data

secara rutin untuk mendapatkan data yang valid melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi. Pada penelitian kualitatif ini penulis akan menggunakan

metode deskriptif yang artinya penulis akan menyampaikan fakta dengan cara

mendeskripsikan data, kejadian apa yang dilihat, diperoleh dan dirasakan selain

itu menuliskan atau melaporkan hasil laporan pandangan mata sesuai kejadian

yang dialami di lapangan.

Menurut Sugiyono, (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah sebuah

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci pada teknik pengumpulan data dan analisis data bersifat

induktif/kualitatif dimana hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna.

Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan,

menerangkan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat

ini dengan menyajikan data secara actual sesuai dengan keadaan sebenarnya.

30
Menurut Fauzi, dkk. (2017:22) Mendeskripsikan penelitian deskriptif

kualitatif sebagai penelitian yang menggunakan metode ilmiah untuk

mengungkapkan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan fakta

melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian.

Dengan menggunakan metode ini, maka dalam pembahasan nanti peneliti

berusaha memaparkan hasil dari semua studi dan penelitian mengenai suatu

objek yang diperoleh, baik hal-hal yang bersifat teori juga memuat hal-hal yang

bersifat praktis, dalam artian bahwa selain ditulis dari beberapa literatur buku,

juga bersumber dari objek-objek penelitian.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Menurut Wiratna Sujarweni (2014:73) lokasi penelitian adalah tempat

dimana penelitian itu dilakukan. Lokasi penelitian yang penulis ambil adalah

kapal MT Angelia XVI, alasan peneliti meneliti disini dikarenakan kapal MT

Angelia XVI merupakan kapal tempat penulis melaksanakan Praktek Laut

(PRALA). Waktu penelitian yang penulis lakukan berlangsung selama 1 tahun

dari 05 Desember 2022 sampai dengan 05 Desember 2023.

3.3 Sumber Data

Ada dua jenis sumber data yaitu sebagai berikut:

1.3.1 Data primer

Menurut Sugiyono (2016: 225) data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari informan. Data yang dibuat oleh peneliti untuk

31
maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya

sehingga dikumpulkan sendiri oleh peneliti.

Berarti dapat disimpulkan data primer adalah data yang diperoleh

langsung di lapangan dan data ini diperoleh melalui pengamatan secara

langsung maupun hasil wawancara kepada informan.

Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan teknik

observasi ini dilakukan langsung oleh penulis selama penulis melakukan

praktek laut di atas kapal terkait penelitian penerapan pengamatan dan

optimalisasi penggunaan radar saat jarak pandang terbatas. Teknik

wawancara dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada

narasumber di atas kapal seperti mualim I, mualim II, mualim III, dan crew

jaga lainnya yang sedang bertugas pada saat itu, yang mana hasil

wawancara tersebut adalah narasi oral. Sedangkan teknik observasi ialah

berupa hasil pengamatan penulis sendiri terhadap faktor-faktor yang

penulis ingin ambil datanya kemudian dapat dijadikan data primer oleh

penulis dalam penelitian kualitatif.

1.3.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:225) mengatakan bahwa data sekunder

merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data

sekunder digunakan untuk mendukung informasi yang didapatkan dari

sumber data primer yaitu dari bahan pustaka, literature, penelitian

32
terdahulu, buku, laporan-laporan kegiatan yang diadakan oleh perpustakaan

dan lain sebagainya

3.4 Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling, adalah

teknik pengambilan sampel sumber data yang didasarkan dengan pertimbangan

tertentu yang berkaitan dengan studi kasus yang diteliti oleh penulis dan tujuan

peneliti Sugiyono, (2014:368). Informan ini mencakup orang-orang yang

diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat berdasarkan tujuan riset,

sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut

tidak dijadikan sampel. Dalam penelitian ini pertimbangan yang digunakan

dalam pemilihan informan adalah:

a. Subjek yang telah lama intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan

aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya

ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala tentang

sesuatu yang ditanyakan.

b. Subjek masih terikat penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang

menjadi sasaran penelitian.

c. Subjek mempunyai cukup waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

d.Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas

terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Adapun pemilihan informan yaitu Akhmad Fatoni (Mualim I), Gatot Teguh

Prakoso (Mualim II), Beni Naibaho (Mualim III), Muhammad Taufan Dharma

Rosadi (Juru Mudi) alasan penulis memilih keempat narasumber tersebut

33
dikarenakan keempat narasumber tersebut merupakan crew kapal yang berperan

aktif dalam melaksanakan dinas jaga serta mempunyai tanggung jawab penuh di

bawah kepemimpinan nakhoda.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi menurut Yusuf (2014:372)

yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

a. Teknik Wawancara (interview)

Menurut Yusuf (2014:372) wawancara adalah suatu kejadian atau proses

interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang

diwawancarai melalui komunikasi secara langsung atau bertanya secara

langsung mengenai suatu objek yang diteliti. Sehingga wawancara yaitu

kegiatan untuk memperoleh data dengan mengajukan beberapa pertanyaan

kepada crew di atas kapal, poin-poin wawancara yang penulis lakukan selama

berada di atas kapal bisa dilihat pada lampiran pedoman wawancara ( dapat

dilihat pada halaman 74-75 ) dan lampiran 4 hasil wawancara ( dapat dilihat

pada halaman 76-84 )

b. Teknik Observasi (pengamatan)

Menurut Yusuf (2014:372) observasi yaitu melakukan pengamatan

secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan. Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang

dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian tersebut.

34
Instrumen observasi yang penulis lakukan selama berada di atas kapal MT

Angelia XVI bisa dilihat pada lampiran 2 lembar observasi (dapat dilihat pda

halaman 72-73)

c. Teknik Dokumentasi

Menurut Yusuf (2014:372) metode dokumentasi ini sebagai

pelengkap dari suatu penelitian, metode ini peneliti laksanakan dengan cara

mengambil semua momen-momen yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian ini, serta pengambilan audio visual melalui media

elektronik saat pelaksanaan praktek laut di kapal MT Angelia XVI.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2019:203). Sedangkan Indrawan dan Yaniawati (2014:122),

mengemukakan bahwa Instrumen penelitian adalah alat pengukur yang

merupakan faktor penting dalam menghimpun data yang diharapkan dalam suatu

penelitian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian itu merupakan hal

yang sangat penting untuk disiapkan sebelum melakukan penelitian karena

instrumen peneltian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk

mendukung seorang peneliti untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

untuk meneliti suatu masalah sesuai dengan teknik pengumpulan data yang

digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

35
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Yusuf (2014:372) Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Instrumen wawancara

Menurut yusuf (2014:372) wawancara adalah suatu kejadian atau

proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang

diwawancarai melalui komunikasi secara langsung atau bertanya secara

langsung mengenai suatu objek yang diteliti.

Instrumen penelitian pada metode wawancara yang peneliti lakukan

menggunakan alat bantu yang berupa daftar pertanyaan dengan disusun secara

sistematis sesuai dengan topik penelitian, subjek penelitian, objek penelitian

dengan tujuan memperoleh data serta jawaban dari informan penelitian.

Penggunaan metode wawancara sebagai instrumen penelitian ini

sejatinya hampir sama dengan pedoman wawancara ataupun contoh panduan

wawancara yang bisa dijalankan secara terstruktur maupun tidak, sehingga

tidak ada perihal patokan dalam pembuatannya.

Pada tahapan ini penulis melakukan wawancara kepada mualim I,

mualim II, mualim III dan juru mudi dengan memberi pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah yang peneliti ambil menggunakan pedoman

wawancara yang terlampir pada lampiran 3(dapat dilihat pada halaman 74-75)

b. Instrumen Observasi

Menurut Yusuf (2014:372) instrumen observasi dalam penelitian ini

menggunakan alat bantu yang dipilih dan kemudian akan digunakan oleh

peneliti dalam melangsungkan kegiatan penelitiannya. Instrumen observasi

36
tersebut digunakan untuk mengumpulkan berbagai jenis data penelitian

melalui berbagai pengamatan, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan

sistematis dan terarah.

Selain itu, instrumen observasi ini juga diperlukan agar data yang

didapatkan dalam penelitian atau observasi lebih mudah diperoleh dan juga

lebih relevan dan sesuai dengan fakta.

Dalam hal ini peneliti secara langsung turun ke lapangan untuk

mengamati dan mengetahui tentang penerapan pengamatan dan optimalisasi

penggunaan radar saat jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI,

sehingga penulis bisa mengamati apa saja yang terjadi di lapangan. Hasil

lembar observasi terlampir pada lampiran 2 (dapat dilihat pada halaman 73)

c. Instrumen dokumentasi

Menurut yusuf (2014:372) instrumen dokumentasi yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan yang

diangkat. Instrumen dokumentasi ini berupa dokumen-dokumen, transkip, dan

arsip-arsip yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. Alat-alat yang

dipersiapkan untuk mengumupulkan data dari dokumentasi antara lain kamera

yang digunakan untuk mengambil foto dari dokumen dan alat tulis yang

nantinya digunakan untuk menulis hal-hal yang penting dalam dokumen.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data sangat penting untuk mengolah data-data yang telah

terkumpulkan melalui teknik pengumpulan data yang telah ditentukan

sebelumnya. Teknik analisis data harus ditentukan dengan benar berkaitan

37
dengan metode penelitian yang dipilih. Analisis data kualitatif biasanya akan

menampilkan dan menyajikan data-data yang diperoleh melalui deskripsi atau

uraian mengenai permasalahan, berbeda dengan metode kuantitatif yang

penyajiannya menggunakan statistik, diagram, atau grafik. Analisis data dalam

penelitian kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain (Sugiyono, 2018:67-88)

Pada penelitian ini, diperlukan analisa data yang tepat dan benar. Teknik

analisis data yang digunakan adalah dengan mendapatkan data-data dari literatur

karya ilmiah serta mengambil materi yang terdapat dari buku-buku karangan

orang lain yang berhubungan dengan materi yang digunakan oleh penulis.

Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti:

3.7.1 Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2018:247-249), reduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang

sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya. Jadi pada intinya reduksi data adalah tahap

dimana peneliti memilah dan memilih data-data yang dianggap penting dan

kurang penting setelah tahap pengumpulan data yang telah dilakukan.

Tujuannya agar lebih mudah dalam mengolah data dan memfokuskan data

ke pemasalahan yang sedang diteliti.

38
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil observasi,

wawancara, maupun studi kepustakaan, peneliti melakukan pemilahan data

yang dianggap penting dan langsung berkaitan dengan pokok permasalahan

yang diangkat yaitu tentang prinsip penyimpanan muatan.

3.7.2 Penyajian Data

Setelah tahap reduksi data, maka hal yang akan dilakukan peneliti

adalah melakukan penyajian data. Penyajian data kuantitatif biasanya

menggunakan diagram, grafik, atau statistik. Menurut Sugiyono (2015:249),

dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Pada penelitian ini, peneliti akan mendengarkan kembali hasil

wawancara yang sudah dilakukan kepada narasumber dan menulisnya

dengan kata-kata yang mudah dipahami. Selain itu, peneliti juga akan

menguraikan hasil-hasi temuan selama observasi di lapangan untuk

melengkapi data yang ada.

3.7.3 Menarik Kesimpulan

Setelah menyajikan data yang diperoleh dilapangan, peneliti akan

menarik kesimpulan dari data-data yang telah diolah sebelumnya. Menurut

Sugiyono (2015:252), kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

39
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

Pada proses penarikan kesimpulan ini, peneliti melakukan

pembahasan dengan rujukan teori gaya bahasa komunikasi yang mudah

untuk dipahami dengan meneliti kesesuaian atau ketidaksesuaian antara

suatu teori dengan fakta hasil penelitian dilapangan. Kemudian peneliti

membuat sebuah analisis serta tafsiran atas tampilan data sesuai dengan

permasalahan penelitian.

40
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

MT Angelia XVI merupakan kapal milik SOECHI LINES Tbk

dibawah naungan manajemen PT EQUATOR MARITIME. Kapal MT

Angelia XVI adalah oil products tanker atau jenis kapal tanker yang

mengangkut muatan jenis minyak yang sudah selesai diolah dari minyak

mentah menjadi products seperti Pertamax, Pertalite, dan Pertadex. Kapal ini

memiliki 11 cargo tank yang memiliki panjang 90.00 meter dan lebar 15.00

meter dengan gross tonnage 2682 ton.

Gambar 4. 1 Kapal MT ANGELIA XVI


(Sumber: MT ANGELIA XVI)

Berikut adalah data kapal MT ANGELIA XVI secara umum yang

terdapat didalam ship particular MT ANGELIA XV

41
SHIP’S PARTICULAR

SHIP‟S NAME MT ANGELIA XVI


CALL SIGN YFDN
PORT OF REGISTRY JAKARTA
IMO NUMBER 9051765
OFFICIAL NUMBER
MMSI NUMBER 525016009
SHIP‟S TELEPHONE +881631820971
SHIP‟S E-MAIL YFDN@globeemail.com
OWNER PT ARMADA BUMI PRATIWI
LINES
CLASS SOCIETY BKI
DWT 3500 MT
GRT 2682 MT
Tabel 4. 1 Ship’s Particular Kapal MT ANGELIA XVI
(Sumber: MT ANGELIA XVI)

PRINCIPAL DIMENSION
LOA 90.00 m
LBP 84.35 m
BREADTH(EXTREME) 15.00 m
DEPTH (MOLDED) 7.00 m
HEIGHT (MAXIMUM) 29.00 m
BRIDGE FRONT – BOW 64.20 m
BRIDGE FRONT – STERN 25.80 m
BRIDGE FRONT – M‟FOLD -
Tabel 4. 2 Principal Dimensions Kapal MT ANGELIA XVI
(Sumber: MT ANGELIA XVI)

LOAD LINE FREE DRAFT DEADWEIGHT


BOARD
TROPICAL 1.906 m 5.116 m 3.649 MT
SUMMER 1.988 m 5.012 m 3.545 MT
WINTER 2.104 m 4.896 m 3.414 MT
LIGHTSHIP 5.402 m 1..62 m 1.412 MT
IMO BALLAST CONDITION 5.380 m 2.40 m 2.062 MT
LIGHT BALLAST CONDITION - - -
DWT WITH SBT ONLY - - -
FWA - - -
TPC @ SUMMER DRAFT - - -
Tabel 4. 3 Load Line Informations Kapal MT ANGELIA XVI
(Sumber: MT ANGELIA XVI)

42
TANK CAPACITIES (CBM)

CARGO TANKS (98%) WINGS (P/S)


COT 1C 492 KL BALLAST 1 P/S 736 KL
WBT 1P/S 346 KL 2 P/S 816 KL
COT 3C 482 KL WBT 2C 482 KL 3 P/S 816 KL
COT 4C 472 KL WBT 3P/S 90 KL 4 P/S 648 KL
FW TANKS 100%
FOREPEAK 163,5
KL
AFTPEAK P 34,8 KL
AFTPEAK S 37,3 KL SLOP 72 KL
P
SLOP 72 KL
S
TOTAL 1446 235.6 3160 KL
KL KL

H. LEVEL ALARM 95% LEVEL FIXED CLOSED TANK


OVERFILL ALARM 98% GAUGE GAUGING – FLOAT
Tabel 4. 4 Load Tank CBM Kapal MT ANGELIA XVI
(Sumber: MT ANGELIA XVI)

CREW LIST

NO NAME RANK NATIONALITY


1 CAPT. KUBA NAKHODA INDONESIA
2 AKHMAD FATONI MUALIM I INDONESIA
3 GATOT TEGUH PRAKOSO MUALIM II INDONESIA
4 BENI NAIBAHO MUALIM III INDONESIA
5 A. ATIKKURAHMAN KKM INDONESIA
6 AYUB HASAN MASINIS II INDONESIA
7 MA‟ARIFUDDIN MASINIS III INDONESIA
8 M. WISNU BASKORO MASINIS IV INDONESIA
9 AMRULLAH BOSUN INDONESIA
10 RYAN STEVANUS SALAINTI JURU MUDI INDONESIA
11 M. TAUFAN DHARMA R JURU MUDI INDONESIA
12 MUHLIS S. KUDUSSE JURU MUDI INDONESIA

43
13 AFENDI MANDOR INDONESIA
14 TRI YUDA DARMAPIKA OILER INDONESIA
15 MASRUR OILER INDONESIA
16 MOHAMAD IQBAL OILER INDONESIA
17 YUSUF KHOIRUL KOKI INDONESIA
18 MUHAMAD HADI SAPUTRO MESS BOY INDONESIA
19 MUHAMMAD IQBAL CADET DECK INDONESIA
20 FAKHRUL BAHRAN EFENDI CADET DECK INDONESIA
21 HISKIA PUTRA LAMPUS CADET MESIN INDONESIA
Tabel 4. 5 Crew List Kapal MT ANGELIA XVI
(Sumber: MT ANGELIA XVI)

4.2 Hasil Penelitian

Penulis melakukan penelitian sekaligus praktek laut (PRALA) selama

berada di atas kapal MT Angelia XVI yang dimulai pada tanggal 05 Desember

2022 sampai dengan 05 Desember 2023, berikut ini adalah hasil penilian

selama penulis melakukan praktek laut (PRALA) khususnya mengenai judul

penelitian yang diambil penulis yaitu “PENERAPAN PENGAMATAN DAN

OPTIMALISASI PENGGUNAAN RADAR SAAT JARAK PANDANG

TERBATAS DI KAPAL MT ANGELIA XVI”. Dalam hasil penelitian ini

penulis menggunakan penyajian data dan analisis data sesuai dengan teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang dilaksanakan di

kapal MT Angelia XVI.

44
4.2.1 Penyajian Data

Pada penyajian data ini penulis akan menguraikan data hasil penelitian

mengenai permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah,

yaitu penerapan pengamatan pada saat jarak pandang terbatas di kapal MT

Angelia XVI, penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI pada saat

terjadi jarak pandang terbatas. Data-data dari hasil penelitian ini diperoleh

dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, informan sangat berperan

penting guna memperoleh hasil penulisan karya ilmiah terapan dan kegiatan

untuk mendapatkan informasi ini juga didukung oleh crew kapal MT

Angelia XVI terkhusus Mualim I, Mualim II, dan Mualim III.

4.2.1.1 Penerapan Pengamatan Pada Saat Jarak Pandang Terbatas Di Kapal

MT Angelia XVI

Hasil observasi yang penulis dapatkan pada saat melakukan

penelitian di atas kapal MT Angelia XVI dengan cara mengamati

penerapan pengamatan pada saat jarak pandang terbatas pada saat

dinas jaga dengan Mualim II dan Mualim III, sehingga penulis

dapat memberikan penyajian data berupa hasil observasi maupun

wawancara.

Dalam hal penerapan pengamatan pada saat jarak pandang

terbatas seperti satu kejadian yang dialami pada saat kapal akan

keluar alur sungai dari Pontianak menuju Laut Cina Selatan yang

mana saat itu malam hari dan cuaca yang diperburuk dengan

kebakarann bahan gambut yang membuat jarak pandang untuk

45
pengamatan jadi terbatas dan itu fungsi pengamatan dari crew jaga

sangat diperlukan, seperti saat itu Nakhoda langsung mengambil

alih untuk melakukan pengamatan dan meminta satu Cadet sebagai

asisten dalam pengamatan dan mualim III untuk mengontrol alat

navigasi, dalam pengamatan dengan kondisi jarak pandang terbatas

Nakhoda memilih untuk melakukan pengamatan diluar anjungan

dikarenakan kaca anjungan tertutup oleh debu hasil kebakaran,

Nakhoda melakukan pengamatan dengan intensif dikarenakan

adanya informasi bahwa barge dari TB Buena Vella tersangkut atau

kandas tepat dialur keluar sungai Pontianak. Dengan pengalaman

dan ilmu yang dimiliki Nakhoda berhasil membawa kapal keluar

dari alur sungai dengan selamat. Selama proses penulis

melaksanakan penelitian di kapal MT Angelia XVI seluruh crew

jaga sangat sigap melaksanakan pengamatan saat kondisi jarak

pandang terbatas saat melaksankan pelayaran tetapi kurang sigap

saat posisi kapal berlabuh jangkar hal ini bisa dilihat saat terjadinya

kehilangan lebih dari 90% cat yang terletak di paint store saat kapal

berlabuh jangkar di Pontianak Anchorage Area dan juga pada saat

cargo operation di Jetty 2 Pertamina Banjarmasin dimana beberapa

orang yang tidak berkepentingan berhasil naik ke atas kapal dengan

tujuan berjualan yang mana hal tersebut tidak diperbolehkan selama

kapal melaksanakan proses bongkar muat karena dapat memicu

keadaan darurat yang tidak diinginkan.

46
Hasil wawancara yang penulis dapatkan pada tanggal 06 juni

2023 dari narasumber Bapak Akhmad Fatoni selaku Mualim I, Bapak

Gatot Teguh Prakoso selaku Mualim II, Bapak Beni Naibaho selaku

Mualim III, dan saudara Muhammad Taufan Dharma Roesadi selaku

Juru Mudi di kapal MT Angelia XVI mengenai penerapan

pengamatan pada saat jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia

XVI. Adapun hasil dan poin-poin yang didapatkan dari narasumber

adalah sebagai berikut; pengamatan merupakan hal wajib dilakukan

saat melaksanakan dinas jaga baik dalam kondisi berlayar, berlabuh

jangkar, maupun cargo operation dikarenakan bahaya navigasi

maupun bahaya yang lainnya tidak bisa diprediksi kapan datangnya,

apalagi saat jarak pandang terbatas . Sedangkan hasil wawancara yang

dilakukan kepada narasumber menjelaskan hal yang dilakukan saat

mengalami jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI adalah

dengan meningkatkan pengamatan dari berbagai arah dan jika

diperlukan memanggil Nakhoda untuk langsung memimpin proses

pengamatan dan pelayaran kapal, hal ini dilakukan demi

meminimalisir resiko yang tidak diinginkan.

Dalam proses pengumpulan data, penulis juga melakukan

dokumentasi untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang

dilakukan oleh penulis, dokumentasi ini dilakukan saat penulis

melakukan praktek laut (PRALA) di kapal MT Angelia XVI. Berikut

47
ini adalah hasil dokumentasi yang penulis lakukan selama berada di

atas kapal.

Gambar 4. 2 Pengamatan Menggunakan binocular


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari gambar di atas dijelaskan bahwa proses pengamatan

harus dilaksanakan dalam keadaan apapun baik dalam waktu

pelayaran, berlabuh jangkar, cargo operation, laut tenang, jarak

pandang terbatas atau dalam keadaan apapun karena pengamatan

harus dilaksanakn disetiap waktu dinas jaga. Dalam proses

pengamatan bisa menggunakan alat-alat yang tersedia di kapal

terutama yang tersedia di anjungan kapal seperti binocular, alat-alat

navigasi dan semua alat yang bisa digunakan

48
4.2.1.2 Penggunaan Radar di atas kapal MT Angelia XVI Pada Saat Jarak

Pandang Terbatas

Hasil obsevasi yang penulis lakukan di atas kapal MT

Angelia XVI penggunaan radar di atas kapal sudah baik tetapi

belum terlalu optimal dibeberapa keadaan terutama saat kapal

sedang berlabuh jangkar, Saat pelayaran baik malam hari maupun

saat jarak pandang terbatas Nakhoda kapal MT Angelia XVI selalu

menginstruksikan untuk mengoperasikan minimal 2 radar agar bisa

menjadi bahan perbandingan untuk menilai bahaya-bahaya navigasi

yang ada disekitar kapal dan ini sudah terlaksana dengan baik

karena selama pelayaran malam hari ataupun saat jarak pandang

terbatas selama penulis melaksanakan penilitian tidak pernah terjadi

hal-hal yang merugikan akibat tidak digunakannya radar

Sebaliknya pelaksanaan labuh jangkar penggunaan radar

masih jauh dari kata optimal karena lebih sering dinonaktifkan

pengoperasiannya yang berdampak kepada tidak terdeteksinya

bahaya-bahaya navigasi dan juga perahu-perahu nelayan ataupun

masyarakat sekitar saat mendekati kapal, dampak yang pernah

dialami selama penulis melaksanakan penelitian adalah hilangnya

lebih dari 90% cat kapal saat sedang berlabuh di Pontianak

Anchorage Area dan juga pernah naiknya masyarakat sekitar untuk

meminta bahan bakar ke awak kapal saat berada di Taboneo

Anchorage Area. Hal ini bisa terjadi karena tidak ikut sertanya

49
perwira jaga dalam pengamatan disaat kapal berlabuh jangkar

ataupun tidak meminta perwira lain atau crew lain untuk

menggantikan tugas dan tanggung jawabnya disaat perwira jaga

terkait sedang melakukan pesiar ke darat ataupun sedang tidak bisa

melakukan dinas jaga.

Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak

Akhmad Fatoni selaku Mualim I, Bapak Gatot Teguh Prakoso selaku

Mualim II, Bapak Beni Naibaho Selaku Mualim III dan saudara

Muhammad Taufan Dharma Roesadi selaku Juru Mudi di atas kapal

MT Angelia XVI pada tanggal 06 Juni 2023 mengenai penggunaan

radar di atas kapal MT Angelia XVI saat jarang pandang terbatas, dan

poin-poin dari wawancara tersebut adalah bahwasannya penggunaan

radar di atas kapal sudah berjalan baik saat kapal sedang dalam

berlayar baik keadaan normal ataupun saat jarak pandang terbatas

akan tetapi radar yang ada di atas kapal sudah tidak update dan

mumpuni jika kondisi cuaca terlalu buruk sehingga butuh menyalakan

3 radar sebagai pembanding untuk mengetahui bahaya-bahaya

navigasi yang ada disekitar kapal. Dalam kondisi berlabuh jangkar

penggunaan radar masih jauh dari kata optimal itu terbukti dari

beberapa kali kapal kita dinaiki orang yang tak dikenal hal tersebut

merupakan sebuah pertanda bahwa pengamatan dan juga penggunaan

radar untuk mendeteksi keadaan sekitar kapal belum optimal.

50
Dalam proses pengumpulan data ini penulis melakukan

dokumentasi guna melengkapi studi dokumen dalam rumusan

masalah ini, berikut hasil dokumentasi yang penulis lakukan selama

berada di atas kapal

Gambar 4. 3 Penggunaan Radar Di Atas Kapal MT Angelia XVI


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari gambar di atas dijelaskan bahwa saat berlayar di malam

hari ataupun saat jarak pandang terbatas perwira jaga akan selalu

standby untuk mengoperasikan alat-alat navigasi terutama radar, hal

ini disebabkan karena radar memiliki fungsi untuk memindai dan

melacak keadaan disekitar kapal, sehingga dengan mengoperasikan

radar dapat menghindari kapal dari bahaya-bahaya navigasi.

51
Gambar 4. 4 Keadaan Laut Setelah Badai
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari gambar di atas dijelaskan kejadian setelah kapal melewati

badai atau cuaca buruk pada tanggal 03 April 2023 pada pukul 15.06

LT saat kapal melewati selat Gelasa berupa ombak yang menghantam

dari sisi lambung kiri kapal yang disertai dengan hujan dan angina

kencang. Pada kondisi ini pelaksanaan pengamatan terganggu untuk

dilaksanakan jika hanya menggunakan mata telanjang apalagi selat

gelasa merupakan jalur masuk kapal dari laut cina selatan menuju laut

jawa ataupun sebaliknya maka dari itu pengamatan bisa dibantu

dengan menggunakan binocular ataupun alat navigasi seperti radar.

4.2.2 Analisis Data

Pada analisis data ini penulis akan menganalisis data yang penulis

sudah peroleh dengan beberapa data yang sudah disajikan pada penyajian

data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang membahas

52
tentang permasalahn yang telah dirumuskan pada rumusan masalah yaitu

penerapan pengamatan pada saat jarak pandang terbatas di kapal MT

Angelia XVI, penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI pada saat

jarak pandang terbatas.

Berikut adalah analisis data yang dilakukan peneliti dalam

melaksanakan penulisan ini:

4.2.2.1 Penerapan Pengamatan Pada Saat Jarak Pandang Terbatas Di Kapal

MT Angelia XVI

Seperti yang sudah diketahui dari data yang disajikan oleh

penulis yang bersumber dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi yang dilakukan banyak faktor yang mempengaruhi

proses pengamatan sebagaimana telah penulis jabarkan pada BAB

II mengenai macam-macam jarak pandang terbatas. Dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi yang penulis lakukan

didapatkan beberapa poin, yaitu;

a. Nakhoda selaku pemimpin langsung mengambil alih proses

pengamatan dan meminta satu orang cadet deck untuk membantu

proses pengamatan agar bisa dibandingkan guna mendapatkan

data yang lebih valid agar bisa membuat keputusan yang lebih

tepat pada saat keluar alur sungai Pontianak yang mana pada saat

itu sedang terjadi kebakaran lahan gambut pada malam hari.

b. Dari hasil wawancara kepada Bapak Akhmad fatoni selaku

Mualim I, Bapak Gatot Teguh Prakoso selaku Mualim II, Bapak

53
Beni Naibaho selaku Mualim III dan saudara Muhammad Taufan

Dharma Roesadi selaku Juru Mudi dijelaskan bahwa pengamatan

merupakan hal yang wajib dilaksanakan saat dinas jaga, apalagi

saat jarak pandang terbatas maka crew jaga biasanya akan

mengamati dari berbagai sudut guna mendapatkan informasi

yang lebih valid dan jika tidak memungkinkan memanggil

Nakhoda untuk langsung mengambil alih pengamatan dan

pelayaran kapal guna menghindari resiko yang tidak diinginkan.

c. Penerapan pengamatan disaat kapal berlayar sudah sangat bagus

itu terbukti dari beberapa kejadian yang terjadi dan crew kapal

dapat menanggulanginya dengan sangat baik, tetapi pengamatan

ini belum berjalan dengan baik disaat kapal sedang berada di

posisi berlabuh jangkar ataupun dalam posisi cargo operation.

d. Pengamatan harus dilakukan disetiap keadaan baik dalam

pelayaran, berlabuh jangkar, cargo operation, laut tenang, saat

jarak pandang terbatas ataupun dalam keadaan apapun. Dan

dalam pengamatan bisa menggunakan alat-alat penunjang seperti

binocular ataupun alat-alat navigasi demi mencegah hal-hal yang

tak diinginkan terjadi.

4.2.2.2 Penggunaan Radar Di Atas Kapal MT Angelia XVI Pada Saat Jarak

Pandang Terbatas

Seperti yang sudah diketahui dari data yang disajikan oleh

penulis yang bersumber dari hasil observasi, wawancara dan

54
dokumentasi yang dilakukan penggunaan radar di atas kapal MT

Angelia XVI sudah baik tetapi belum terlalu optimal ini terlihat

dari beberapa kejadian yang sudah penulis jabarkan. Dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi ini penulis mendapatkan

beberapa poin yaitu;

a. Penggunaan radar saat sedang berlayar sudah optimal baik dalam

kondisi normal ataupun dalam kondisi jarak pandang terbatas ini

terbukti dari beberapa kejadian diantaranya saat kapal proses

keluar alur sungai Pontianak yang mana pada saat itu malam hari

dan sedang terjadi kebakaran lahan gambut disisi sungai keadaan

diperparah dengan adanya barge dari TB Buena Vella yang

tersangkut atau kandas disisi alur, dalam keadaan ini perwira jaga

sudah melakukan penggunaan radar secara optimal sehingga

kapal bisa keluar alur dengan selamat dan dapat melanjutkan

peyaran ke pelabuhan berikutnya.

b.Penggunaan radar saat kapal dalam posisi berlabuh jangkar

belum optimal ini bisa dilihat dari beberapa kejadian yang mana

crew jaga tidak mendeteksi adanya kapal atau perahu yang

merapat ke kapal sehingga orang yang tidak berekepentingan

dapat naik dengan mudah ke kapal ini bisa jadi ancaman dan juga

bahaya buat keselamatan crew, kapal dan juga muatan. Dan juga

tidak ikut sertanya perwira dalam proses pengamatan

dikarenakan perwira jaga terkait sedang melaksanakan pesiar ke

55
darat dan tidak melakukan permintaan pergantian jaga kepada

perwira atau crew lainnya.

c. Penggunaan radar saat cargo operation bisa dikatakan tidak

berjalan sama sekali hal ini disebabkan semua crew jaga berada

di main deck untuk melakukan proses loading ataupun

discharging sehingga penggunaan radar untuk mendeteksi kapal,

perahu ataupun bahaya-bahaya yang mendekati kapal tidak bisa

dilakukan sama sekali, hal ini bisa berdampak buruk bagi

keselamatan kapal itu terbukti saat kapal sedang proses discharge

cargo di jetty 2 Pertamina Banjarmasin yang mana ada

masyarakat sekitar naik ke atas kapal dengan tujuan berjualan.

d.Dari hasil wawancara kepada bapak Akhmad Fatoni selaku

Mualim I, Bapak Gatot Teguh Prakoso selaku Mualim II, Bapak

Beni Naibaho selaku III dan saudara Muhammad Taufan Dharma

Roesadi selaku Juru Mudi didapatkan informasi bahwa

penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI selama

melakukan pelayaran sudah optimal tetapi masih ada kekurangan

disaat kapal sedang dalam posisi berlabuh jangkar ataupun cargo

operation.

4.3 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan dan menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah, yaitu tentang

penerapan pengamatan pada saat jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia

56
XVI, penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI pada saat jarak

pandang terbatas sebagaimana telah dijelaskan dalam hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

4.3.1 Penerapan Pengamatan Pada Saat Jarak Pandang Terbatas Di Kapal MT

Angelia XVI

Sesuai yang tertuang di dalam buku cetak P2TL Poltekpel Sumbar

(2016:12) pengamatan yaitu setiap kapal harus selalu melakukan

pengamatan yang layak baik dengan penglihatan dan pendengaran

maupun dengan semua sarana yang tersedia dalam suasana dan keadaan

yang ada saat itu, sehingga dapat membuat penilaian yang lengkap

terhadap situasi dan bahaya tubrukan.

Berdasarkan analisis data di atas mengenai penerapan pengamatan

pada saat jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI bahwa

penerapan pengamatan sudah dilaksanakan dengan baik dan berjalan

sebagaimana mestinya, hasilnya dapat dijelaskan dari poin-poin yang

didapat yaitu;

Pada saat kapal sedang berlayar peran pengamatan di atas kapal

sudah sangat baik ini terbukti dari kejadian saat kapal berhasil keluar

alur sungai Pontianak dengan aman dalam kondisi terjadi kebakaran

lahan gambut pada saat malam hari dan diperparah dengan adanya

barge dari TB Buena Vella yang kandas di sekitar alur, ini menandakan

pengamatan yang dilakukan sudah sangat baik sehingga Nakhoda

selaku pimpinan tertinggi di atas kapal bisa mengambil keputusan yang

57
tepat sehingga kapal terhindar dari bahaya dan resiko yang ada. Hal ini

sesuai dengan aturan 5 P2TL yaitu setiap kapal harus senantiasa

melakukan pengamatan yang layak, baik dengan penglihatan dan

pendengaran maupun dengan semua sarana tersedia yang sesuai dengan

keadaan dan suasana yang ada sehingga dapat membuat penilaian

sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya tubrukan.

Akan tetapi kekurangan yang penulis dapatkan selama

melaksanakan penelitian sekaligus praktek laut (PRALA) dalam proses

pengamatan yang dilakukan di kapal MT Angelia XVI adalah crew jaga

sering tidak melakukan pengamatan saat kapal berada pada posisi

berlabuh jangkar ataupun cargo operation ini terbukti dari beberapa

kejadian ang sudah penulis jelaskan di atas, dari hasil observasi yang

peneliti lakukan hal ini bisa terjadi karena selama proses pengamatan

dalam posisi labuh jangkar seringkali perwira jaga tidak ikut dalam

proses jaga di Anjungan ataupun melaksanakan security patrol dan

memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada juru mudi jaga untuk

melakukan pengamatan, adapun juru mudi jaga tidak fokus akan

tugasnya untuk melaksanakan pengamatan yang mana mereka lebih

sering memainkan handphone ataupun tertidur disaat pelaksanaan

pengamatan selama jam dinas jaga, hal ini terjadi karena kurangnya

kesadaran crew jaga akan tugas dan tanggung jawab dan menyepelekan

pengamatan karena pelabuhan tersebut sudah sering didatangi.

58
4.3.2 Penggunaan Radar Di Atas Kapal MT Angelia XVI Pada Saat Jarak

Pandang Terbatas

Menurut Vindyo (2019:11) Radar merupakan sebuah peralatan

yang digunakan untuk memancarkan sinyal melektromagnetik dan

menerima sinyal echo dari obyek/target pada lingkup cakupannya.

Dari hasil amalisis data mengenai penggunaan radar di atas kapal

MT Angelia XVI pada saat jarak pandang terbatas sebenarnya sudah

berjalan dengan baik terutama saat kapal sedang dalam pelayaran hal

ini terlihat pada saat kapal bisa melewati badai di selat gelasa yang

mana selat gelasa merupakan pintu masuk kapal dari Laut Cina Selatan

menuju Laut Jawa maupun sebaliknya, hal ini bisa terjadi karena

peggunaan radar yang optimal saat terjadi badai sehingga perwira jaga

dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat, dalam hal ini

perwira jaga akan menyalakan seluruh radar yang ada di atas kapal

yang mana di kapal MT Angelia XVI terdapat sebanyak 3 unit radar,

dari ketiga radar yang di operasikan perwira jaga akan mengambil

perbandingan dari setiap hasil deteksi radar sehingga perwira jaga

mendapatkan informasi akurat tentang keadaan laut dan bahaya yang

terdapat di sekitar kapal.

Sama halnya dengan pengamatan, penggunaan radar juga belum

optimal saat berlabuh jangkar dan bisa dikatakan tidak beroperasi saat

kapal sedang dalam cargo operation, hal ini terbukti dimana pada saat

kapal labuh jangkar di Pontianak anchorage area di malam hari

59
pencuri berhasil mengambil hampir 90% persediaan cat kapal, hal ini

bisa terjadi karena kurang optimalnya penggunaan radar sehingga

dengan mudahnya kapal atau perahu dapat mendekati kapal tanpa

diketahui dan tidak terdeteksi sama sekali. Hal serupa juga terjadi saat

discharge cargo di jetty 2 pertamina Banjarmasin dimana radar sama

sekali tidak hidup sehingga tanpa terdeteksi satu kapal masyarakat

sekitar bisa merapat dan naik ke kapal dengan tujuan berjualan

60
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan

maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut;

a. Manfaat pengamatan di atas kapal MT Angelia XVI disaat melakukan

pelayaran sangat banyak, manfaatnya bisa dilihat dari beberapa kejadian

diantaranya disaat kapal berhasil dengan selamat keluar dari alur sungai

Pontianak dengan kondisi sedang terjadi kebakaran lahan gambut dan juga

kapal berlayar di malam hari keadaan diperparah dengan adanya barge

dari TB Buena Vella yang kandas disekitar alur pelayaran. Akan tetapi

penerapan pengamatan disaat belabuh jangkar belum berjalan dengan baik

hal ini terbukti dari kejadian hilangnya stock cat kapal 90% yang

dikarenakan pengamatan yang tidak berjalan dengan baik dan security

patrol yang tidak dilaksanakan, dan disaat cargo operation juga

pengamatan belum berjalan dengan baik itu terbukti dengan masyrakat

sekitar yang berhasil naik ke kapal disaat kapal sandar di jetty 2 Pertamina

Banjarmasin.

b. Penggunaan radar di atas kapal MT Angelia XVI disaat pelayaran sudah

berjalan maksimal, akan tetapi penggunaan radar saat kapal berlabuh

jangkar masih jauh dari kata optimal dikarenakan seringnya perwira jaga

tidak ikut serta dalam proses dinas jaga yang mana perwira terkait

melakukan pesiar ke darat dan tidak melakukan permintaan pergantian jaga

61
ke perwira lainnya, dan disatu sisi untuk juru mudi jaga belum terlalu cakap

dalam pengoperasian radar sehingga susah untuk mendeteksi adanya kapal

ataupun perahu yang mendekat. Lebih tidak optimal lagi penggunaan radar

saat cargo operation terjadi di kapal MT Angelia XVI karena selama

penulis melakukan penelitian selama proses bongkar muat semua radar di

atas kapal selalu dalam posisi off dan juga tidak adanya crew yang berjaga

di anjungan sama sekali, hal ini menyebabkan tidak bisa terdeteksinya

kapal atau perahu yang mendekat.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan oleh penulis maka penulis

memiliki beberapa saran terkait penerapan pengamatan dan optimalisasi

penggunaan radar saat jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI.

Adapun saran-saran yang penulis berikan sebagai berikut:

a. Demi mendapatkan manfaat yang maksimal dari penerapan pengamatan

maka hal yang harus dilakukan adalah melaksanakan pengamatan selama

labuh jangkar dengan optimal seperti pengamatan saat kapal berlayar hal

ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kapal larat, kemalingan ataupun

adanya orang yang tidak dikenal naik ke kapal. Selain saat berlabuh

jangkar crew diharapkan tetap melaksanakan pengamatan dan security

patrol selama proses cargo operation demi menjaga keamanan dan

keselamatan dikarenakan selama proses bongkar muat kapal rentan untuk

terjadi hal yang tidak diinginkan. Dan satu hal lainnya yang juga sangat

62
penting adalah melakukan permintaan pergantian jaga saat pelaksaan

pesiar ke darat ataupun ada kendala untuk tidak melaksanakan dinas jaga.

b. Penerapan radar yang belum maksimal ini bisa ditingkatkan dengan cara

perwira jaga tetap ikut melaksanakan dinas jaga selama kapal berlabuh

jangkar dan mengoperasikan radar untuk memindai dan mendeteksi

bahaya yang mendekat ke kapal. Adapun Selama cargo operation perwira

secara tetap ataupun secara berkala tetap memantau radar ke anjungan

apalagi saat malam hari demi mendeteksi bahaya yang ada disekitar kapal.

Untuk menghindari tidak adanya yang bisa menggantikan perwira jaga

saat melaksanakan pesiar ataupun ada kendala saat dinas jaga agar dapat

memberitahu atau mengajarkan juru mudi jaga untuk membaca data yang

ditampilkan radar dan mengajarkan cara untuk mengatur pengoperasian

radar agar tetap ada yang bisa membaca radar ketika perwira jaga tidak

dapat hadir ataupun melaksanakan pesiar.

63
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dwi, Prastya. (2018). Olah Gerak Kapal MV Kartini Baruna Dalam Cuaca Berkabut.

Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. (2018). Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan

Teoritis Dan Praktis. Jakarta: Prenada Media Group.

Indrawan, Rully dan Yaniawati, R. Poppy. (2014). Metodologi Penelitian. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Lufftaratama, Vindyo. (2019). Optimalisasi alat navigasi radar saat melewati ALKI di

Kapal MT GALUNGGUNG. Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Moleong, L.J. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyadi, Deddy. (2015). Study Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung:

Alfabeta.

Nurrohman, B. (2017). Optimalisasi Pelayanan E-KTP guna Meningkatkan Validitas

data Kependudukan di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Jurnal 10

No. 6. Banten STISIP Banten Raya Pandeglang (online).

http://stisipbantenraya.ac.id/index.php/download/cateory/7jurnal-vol-10- no6-

maret-2017. Diakses pada tanggal 31 agustus 2022

64
Republika. (2022). UPP Beber Penyebab Kandasnya KMP Sabuk Nusantara 91 di
Perairan Sumenep. (online), https://www.republika.co.id/ berita/
rbgw7d1722000/upp-beber-penyebab-kandasnya-kmp-sabuk-nusantara-91-di-
perairan-sumenep. Diakses pada tanggal 12 juni 2022.

Shidiq. (2012). Evaluasi Kemampuan Bernavigasi Perwira di Km. Armada Papua saat

Menghadapi Cuaca Buruk. Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Singarimbun, M dan Effendi, S. (1998). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung:

Alfabeta.

________. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

________. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

________. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV

Alfabeta.

Sumbar, poltekpel. (2016). P2TL & Dinas Jaga. Padang Pariaman: Politeknik Pelayaran

Sumatera Barat.

Undang-Undang Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia

No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Jakarta.

69
Widagdo, Aris. (2019). Ilmu Pelayanan Datar. Jakarta: Pusat Pendidikan Kelautan dan

Perikanan.

World, Maritime. (2011). Prinsip Prinsip Tugas Jaga Navigai. (0nline)


https://www.maritimeworld.web.id/2011/04/prinsip-prinsip-tugas-jaga-
navigasi.html. Diakses pada tanggal 16 juni 2022.

Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Pranadamedia Group.

70
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

Bulan

Mei – Juni (2022)


No Kegiatan Realisasi/ Rencana

Desember (2022)

Desember (2023)

Februrari (2023)
Juli (2022)
1 Bimbingan dan pengajuan Realisasi
judul proposal
2 Seminar proposal Realisasi
3 Observasi dan pengumpulan Realisasi
data
4 Pengolahan data Realisasi
5 Penyusunan hasil penelitian Realisasi
dalam bentuk Karya Ilmiah
Terapan
6 Sidang komprehensif Realisasi
7 Perbaikan Realisasi
8 Penjilidan Realisasi
9 pengesahan Realisasi

71
Lampiran 2. Lembar Observasi

PEDOMAN OBSERVASI PELAKSAAN PRAKTEK LAUT DI KAPAL

Nama : MUHAMMAD IQBAL

NIT : 113305201049

Hari/Tanggal :

Nama Kapal :

Judul : penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat jarak


pandang terbatas di kapal

No Indikasi
Aspek yang diobservasi Tidak keterangan
ada
ada

1 Penerapan pengamatan terhadap


kondisi laut, cuaca, dan keadaan
sekitar

2 Penggunaan radar di atas kapal


terutama pada saat jarak
pandang terbatas

3 Tindakan yang dilakukan


selama melaksanakan
pengamatan baik kondisi
normal ataupun pada saat jarak
pandang terbatas

4 Keselamatan dan keamanan


selama bernavigasi dengan
penerapan pengamatan dan
optimalisasi penggunaan radar

72
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PRAKTEK LAUT DI KAPAL

MT ANGELIA XVI

Nama : MUHAMMAD IQBAL

NIT : 113305201049

Hari/Tanggal : 01Maret 2023

Nama Kapal : MT ANGELIA XVI

Judul : Penerpan Pengamatan Dan Optimalisasi Penggunaan Radar Saat


Jarak Pandang Terbatas Di Kapal MT Angelia XVI

Indikasi
No Aspek yang diobservasi keterangan
ada Tidak
ada
1 Penerapan pengamatan terhadap  Melaksanakan pengamatan
kondisi laut, cuaca, dan keadaan disegala keadaan
sekitar
2 Penggunaan radar di atas kapal Mengoperasikan radar disetiap

terutama pada saat jarak kondisi cuaca dan lautan
pandang terbatas
3 Tindakan yang dilakukan Menggunakan seluruh alat-alat
selama melaksanakan  yang bisa digunakan dalam
pengamatan baik kondisi pengamatan
normal ataupun pada saat jarak
pandang terbatas
4 Keselamatan dan keamanan Mencegah atau menghindari
selama bernavigasi dengan  bahaya tubrukan atau kandas
penerapan pengamatan dan
optimalisasi penggunaan radar

73
Lampiran 3. Pedoman Wawancara

No Rumusan masalah Sub indikator Pertanyaan


Bagaimana penerapan
pengamatan di atas kapal MT
Angelia XVI?
Apakah prosedur pengamatan
sudah dilaksanakan di kapal MT
Angelia XVI?
Apa manfaat
Apa saja kendala yang dialami
pengamatan terhadap Pengamatan
1 saat melaksanakan pengamatan?
navigasi di atas kapal (P2TL Aturan 5)
Bagaimana tindakan yang diambil
MT Angelia XVI
saat terjadi kendala saat
pengamatan?
Apakah pernah terjadi insiden
karena tidak dilaksanakannya
pengamatan di atas kapal MT
Angelia XVI?
Bagaimana pemahaman mualim
jaga dan juru mudi jaga dalam
Bagaimana penggunaan Pengunaan radar
pembacaan radar?
radar di atas kapal MT untuk keselamatan
Apakah pernah terjadi kesalahan
2 Angelia XVI terutama navigasi (SOLAS
dalam pembacaan data radar?
saat jarak pandang Chapter V: Safety
Apa kendala/faktor yang
terbatas of navigation)
mengakibatkan salahnya
pembacaan data radar?

74
PEDOMAN WAWANCARA
PENERAPAN PENGAMATAN YANG BAIK DAN OPTIMALISASI
PENGGUNAAN RADAR SAAT JARAK PANDANG TERBATAS

I. Jadwal Wawancara
a. Hari / Tanggal :
b. Waktu Mulai dan Selesai :

II. Identitas Informan


a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Jabatan :

III. Pertanyaan Penelitian

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana penerapan pengamatan di atas
kapal MT Angelia XVI?
2 Apakah prosedur pengamatan sudah
dilaksanakan di kapal MT Angelia XVI?
3 Apa saja kendala yang dialami saat
melaksanakan pengamatan?
4 Bagaimana tindakan yang diambil saat terjadi
kendala saat pengamatan?
5 Apakah pernah terjadi insiden karena tidak
dilaksanakannya pengamatan di atas kapal MT
Angelia XVI?
6 Bagaimana pemahaman mualim jaga dan juru
mudi jaga dalam pembacaan radar?
7 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam
pembacaan data radar?
8 Apa kendala/faktor yang mengakibatkan
salahnya pembacaan data radar?

75
Lampiran 4. Hasil Wawancara

LAPORAN HASIL WAWANCARA DI KAPAL MT ANGELIA XVI

A. Latar Belakang

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah penulis dapat melaksanakan kegiatan wawancara. Kegiatan

wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber

mengenai penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat jarak

pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI.

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara inisaya berharap laporan hasil

wawancara dapat bermanfaat sebagai referensi untuk pembuatan Karya Ilmiah

Terapan dan memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bagaimana

upaya penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat jarak

pandang terbatas.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat jarak pandang

terbatas di kapal MT Angelia XVI

C. Topik Wawancara

Topik yang akan dibahas dalam wawacara ini adalah bagaimana penerapan

pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat jarak pandang terbatas di

kapal MT Angelia XVI.

76
Judul Penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat
jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI
Narasumber 1 Akhmad Fatoni (Mualim I)
Tanggal 06 Juni 2023
pewawancara Muhammad Iqbal
Pertamyaan 1 Selamat pagi Chief mohon izin untuk melengkapi studi dokumen
dalam pembuatan Karya Ilmiah Terapan dengan judul yang telah
saya ambil maka dari itu ada beberapa hal terkait pengamatan dan
penggunaan radar yang ingin saya tanyakan:
Bagaimana penerapan pengamatan sejauh ini dikapal MT Angelia
XVI?
Jawaban Menurut saya sebagai Mualim I di kapal MT Angelia XVI
penerapan pengamatan sudah berjalan baik terutama ketika kapal
sedang melaksanakan proses pelayaran namun ada beberapa
kondisi yang mana proses pengamatan harus ditingkatkan lagi.
Pertanyaan 2 Apakah prosedur pengamatan sudah dilaksanakan di kapal MT
Angelia XVI?
Jawaban Sejauh ini di kapal MT Angelia XVI pengamatan sudah
dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.
Pertanyaan 3 Apa saja kendala yang dialami saat melaksanakan pengamatan?
jawaban Sejauh ini kendala yang sering dialami saat melaksanakan
pengamatan adalah faktor cuaca seperti badai, kabut dan yang
terakhir kapal alami adalah kebakaran lahan gambut yang
mengakibatkan jarak pandang sangat pendek, namun untuk yang
melaksanakan pengamatan sejauh ini tidak ada kendala yang
berarti.
Pertanyaan 4 Bagaimana tindakan yang di ambil saat terjadi kendala saat
melaksanakan pengamatan?
Jawaban Disaat ada kendala dalam proses pengamatan hal yang saya
lakukan pertama kali adalah dengan meningkatkan kewaspadaan

77
dengan cara mengaktifkan semua alat navigasi dan juga terus
mengamati keadaan disekitar kapal, jika dengan cara tersebut
masih belum bisa menangani kendala yang ada langkah yang saya
ambil adalah dengan memberitahu Nakhoda tentang keadaan yang
sedang terjadi dan jika perlu meminta Nakhoda untuk naik ke
anjungan untuk membantu proses pengamatan dan mengambil alih
proses olah gerak ataupun pelayaran kapal.
Pertanyaan 5 Apakah pernah terjadi insiden karena tidak dilaksanakannya
pengamatan di atas kapal MT Angelia XVI?
Jawaban Selama saya menjadi mualim I di kapal MT Angelia XVI tidak
ada insiden yang terjadi karena tidak dilaksanakan pengamatan
saat kapal sedang berlayar, hanya saja insiden yang terjadi karena
tidak dilaksanakannya pengamatan pernah terjadi saat kapal
sedang melaksanakan proses discharge cargo di jetty 2 Pertamina
Banjarmasin yang mana pada saat itu ada masyarakat sekitar yang
naik ke kapal tanpa diketahui oleh crew jaga.
Pertanyaan 6 Bagaimana pemahaman mualim jaga dan juru mudi jaga dalam
pembacaan radar?
Jawaban Sejauh ini yang saya ketahui untuk perwira jaga dalam pembacaan
data radar sudah paham dalam hal tersebut akan tetapi untuk juru
mudi jaga masih perlu ditingkatkan lagi tentang cara mengatur dan
mengoperasikan radar.
Pertanyaan 7 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pembacaan data radar?
Jawaban Selama saya menjadi Mualim I di kapal MT Angelia XVI belum
terdapat kesalahan pembacaan data radar baik dalam pelayaran
maupun dalam proses olah gerak.
Pertanyaan 8 Apa kendala/faktor yang mengakibatkan salahnya pembacaan data
radar?
Jawaban Karena saya belum pernah mengalami kesalahan pembacaan radar
jadi saya tidak tau persis apa kendala faktor penyebabnya, tetapi

78
setau saya faktornya berupa cuaca ataupun salah dalam menset
pengaturan radar.

Judul Penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat


jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI
Narasumber 2 Gatot Teguh Prakoso (Malim II)
Tanggal 06 Juni 2023
Pewawancara Muhamamad Iqbal
Pertanyaan 1 Selamat siang Ken mohon izin untuk melengkapi studi dokumen
dalam pembuatan Karya Ilmiah Terapan dengan judul yang telah
saya ambil maka dari itu ada beberapa hal terkait pengamatan dan
penggunaan radar yang ingin saya tanyakan:
Bagaimana penerapan pengamatan sejauh ini dikapal MT Angelia
XVI?
Jawaban Sejauh ini menurut saya penerapan pengamatan sudah bagus ya
untuk di kapal MT Angelia ini hanya perlu ditingkatkan lagi aja.
Pertanyaan 2 Apakah prosedur pengamatan sudah dilaksanakan di kapal MT
Angelia XVI?
Jawaban Untuk di kapal MT Angelia sudah diterapkan sesuai prosedur
hanya saja ada beberapa kekurangan dalam penerapan tersebut
Pertanyaan 3 Apa saja kendala yang dialami saat melaksanakan pengamatan?
Jawaban Untuk kendala menurut saya kendala umum adalah cuaca ya tetapi
kendala lain apalagi jam jaga saya di 00.00 – 04.00 adalah
seringnya crew jaga tertidur entah karena kecapekan ataupun
karna lain hal itupun hanya terjadi saat jaga labuh jangkar dan
cargo operation.
Pertanyaan 4 Bagaimana tindakan yang di ambil saat terjadi kendala saat
melaksanakan pengamatan?
Jawaban Kalau tindakan untuk kendala di jam jaga saya adalah dengan
bergantian saja atau kalau tidak saya mengambil alih proses

79
pengamatan dan juga dinas jaga, dan untuk kendala cuaca
biasanya kita prepare dengan lebih meningkatkan penggunaan alat
navigasi buat membantu proses pengamatan.
Pertanyaan 5 Apakah pernah terjadi insiden karena tidak dilaksanakannya
pengamatan di atas kapal MT Angelia XVI?
Jawaban Untuk insiden besar seperti tabrakan ataupun kandas itu belum
pernah tetapi untuk insiden seperti kehilangan dan adanya orang
tidak dikenal naik ke kapal itu pernah terjadi di kapal MT Angelia
dikarenakan pengamatan yang tidak berjalan.
Pertanyaan 6 Bagaimana pemahaman mualim jaga dan juru mudi jaga dalam
pembacaan radar?
Jawaban Setau saya untuk pembacaan radar untuk mualim jaga sudah baik
ya dikarenakan emang tugas dan tanggung jawab mereka untuk
mengoperasikan tetapi untuk juru mudi jaga itu masih agak kurang
mungkin juga agak susah untuk belajar dikarenakan kapal yang
mengalami kerusakan auto pilot.
Pertanyaan 7 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pembacaan data radar?
Jawaban Selama saya disini belum pernah terjadi kesalahan dalam
pembacaan data radar baik dalam pelayaran mauapu dalam proses
let go anchor.
Pertanyaan 8 Apa kendala/faktor yang mengakibatkan salahnya pembacaan data
radar?
Jawaban Untuk faktor detail saya tidak tau ya karna belum pernah
mengalami tetapi kemungkinan penyebabnya adalah kurang teliti
untuk membaca data dan juga tidak pasnya set pengaturan radar.

80
Judul Penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat
jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI
Narasumber 3 Beni Naibaho (Mualim III)
Tanggal 06 Juni 2023
Pewawancara Muhammad Iqbal
Pertanyaan 1 Selamat siang Third mohon izin untuk melengkapi studi dokumen
dalam pembuatan Karya Ilmiah Terapan dengan judul yang telah
saya ambil maka dari itu ada beberapa hal terkait pengamatan dan
penggunaan radar yang ingin saya tanyakan:
Bagaimana penerapan pengamatan sejauh ini dikapal MT Angelia
XVI?
Jawaban Untuk penerapan pengamatan terutama di jam jaga saya di 08.00-
12.00 dan 20.00-24.00 sudah berjalan baik dan hanya perlu
peningkatan di beberapa aspek.
Pertanyaan 2 Apakah prosedur pengamatan sudah dilaksanakan di kapal MT
Angelia XVI?
Jawaban Sejauh ini menurut saya prosedur pengamatan sudah dijalankan
dan hanya perlu ditingkatkan.
Pertanyaan 3 Apa saja kendala yang dialami saat melaksanakan pengamatan?
Jawaban Kendala yang sering saya alami adalah faktor cuaca seperti hujan,
badai dan kabut tetapi sejauh ini dapat di atasi dengan baik dan
juga tidak ada kejadian akibat faktor tersebut.
Pertnyaan 4 Bagaimana tindakan yang di ambil saat terjadi kendala saat
melaksanakan pengamatan?
Jawaban Untuk menanggulangi kendala yang ada biasanya saya lebih
meningkatkan pengamatan dan menggunakan alat navigasi dalam
membantu proses pengamatan.
Pertanyaan 5 Apakah pernah terjadi insiden karena tidak dilaksanakannya
pengamatan di atas kapal MT Angelia XVI?
Jawaban Insiden yang pernah saya alami adalah saat kapal kehilangan

81
hampir semua atau bisa dibilang 90% stock cat kapal saat berlabuh
di Pontianak anchorage area.
Pertanyaan 6 Bagaimana pemahaman mualim jaga dan juru mudi jaga dalam
pembacaan radar?
Jawaban Setau saya untuk perwira sudah bagus dan untuk juru mudi perlu
ditingkatkan dan dibantu dalam proses belajar dalam pembacaan
dan pengaturan setelan radar.
Pertanyaan 7 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pembacaan data radar?
Jawaban Untuk kesalahan pembacaan radar pernah terjadi sekali saat kapal
akan melaksanakan drop anchor di Suralaya anchorage dimana
saat itu terjadi kesalahan dalam membaca jarak antara kapal kita
dengan kapal disekitar.
Pertanyaan 8 Apa kendala/faktor yang mengakibatkan salahnya pembacaan data
radar?
Jawaban Untuk kejadian yang pernah saya alami mungkin itu kesalahan
dari perwira dalam membaca data radar atau bisa dibilang human
error, tetapi untuk faktor lain mungkin cuaca ataupun salah dalam
pengaturan setelan radar.

Judul Penerapan pengamatan dan optimalisasi penggunaan radar saat


jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia XVI
Narasumber Muhammad Taufan Dharma Roesadi (Juru Mudi)
Tanggal 02 Juni 2023
Pewawancara Muhammad Iqbal
Pertanyaan 1 Selamat sore bang Taufan mohon izin untuk melengkapi studi
dokumen dalam pembuatan Karya Ilmiah Terapan dengan judul
yang telah saya ambil maka dari itu ada beberapa hal terkait
pengamatan dan penggunaan radar yang ingin saya tanyakan:
Bagaimana penerapan pengamatan sejauh ini dikapal MT Angelia
XVI?

82
Jawaban Selama saya di atas kapal pengamatan sudah dilaksanakan dengan
baik dan berjalan sebagaimana mestinya walau masih ada
kekurangan.
Pertanyaan 2 Apakah prosedur pengamatan sudah dilaksanakan di kapal MT
Angelia XVI?
Jawaban Sampai saat ini pengamatan sudah dilaksanakan sesuai prosedur
yang ada.
Pertanyaan 3 Apa saja kendala yang dialami saat melaksanakan pengamatan?
Jawaban Untuk kendala saat berlayar mungkin lebih ke cuaca ya tapi saat
berlabuh jangkar kendala yang kami alami adalah seringnya tidak
didampingi oleh perwira jaga dalam proses pengamatan dan dinas
jaga.
Pertanyaan 4 Bagaimana tindakan yang di ambil saat terjadi kendala saat
melaksanakan pengamatan?
Jawaban Setau saya perwira jaga akan lebih intens dalam pengamatan dan
menggunakan alat navigasi dalam pengamatan, dan untuk kendala
tidak didampingi perwira biasanya kami akan melakukan
pengamatan lebih ketat dan jika memang urgent tindakannya
adalah membangunkan perwira jaga atau melaporkan keadaan
melalui telepon ataupun pesan.
Pertanyaan 5 Apakah pernah terjadi insiden karena tidak dilaksanakannya
pengamatan di atas kapal MT Angelia XVI?
Jawaban Insiden yang terjadi itu adalah kehilangan cat kapal saat berada di
Pontianak selain itu belum ada insiden yang sangat berarti.
Pertanyaan 6 Bagaimana pemahaman mualim jaga dan juru mudi jaga dalam
pembacaan radar?
Jawaban Setau saya untuk perwira jaga sudah paham tetapi untuk juru mudi
mungkin butuh ditingkatkan lagi.
Pertanyaan 7 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pembacaan data radar?
Jawaban Selama saya berdinas jaga setau saya belum pernah terjadi

83
kesalahan dalam pembacaan data radar.
Pertanyaan 8 Apa kendala/faktor yang mengakibatkan salahnya pembacaan data
radar?
Jawaban Mungkin kendala atau faktornya lebih ke cuaca dan juga salah
dalam setelan pengaturan radar.

D. Penutup

Demikian laporan hasil wawancara ini saya susun dengan harapan bisa

menjadi referensi untuk pembuatan Karya Ilmiah Terapan dan memperluas

wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bagaimana penerapan pengamatan dan

optimalisasi penggunaan radar saat jarak pandang terbatas di kapal MT Angelia

XVI. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut

mambantu dan berpartisipasi dalam penyusunan laporan hasil wawancara.

84
Lampiran 5. Ship Particular

85
Lampiran 6. Crew list

86
Lampiran 7. Dokumentasi Wawancara

87
Lampiran 8. Dokumentasi Proses Observasi

88

Anda mungkin juga menyukai