Anda di halaman 1dari 12

kelompok

Presentation

PAPUA
MERDEKA
ANGGOTA KELOMPOK

STEVEN (KETUA)
HARI (WAKIL)
SONIA
ISPRIKA
NATASHA
PARWISEL
ARYA
penjelasan
Papua Merdeka adalah gerakan pro-kemerdekaan yang
berjuang untuk otonomi atau kemerdekaan Papua Barat
dari Indonesia. Berakar dalam sejarah kolonialisme dan
penentangan terhadap integrasi Papua ke dalam Republik
Indonesia pada tahun 1969, gerakan ini memiliki latar
belakang sejarah dan politik yang kompleks. Beberapa
pihak mendukung kemerdekaan Papua Barat, sementara
pihak lain berpendapat bahwa integrasi tersebut sah.
Konflik ini terus menjadi isu sensitif baik di dalam maupun di
luar Indonesia.
SEJARAH
gerakan Papua Merdeka berkaitan dengan sejarah kompleks dan dinamika politik di wilayah Papua.
Pada tahun 1961, Papua (sebelumnya Irian Barat) diberikan otonomi terbatas oleh Belanda dalam
persiapan menuju kemerdekaan. Namun, setelah perundingan di New York pada tahun 1962, Belanda
menyerahkan Papua kepada PBB, dan Indonesia menduduki wilayah ini pada 1963.

Pada tahun 1969, terjadi "Pepera" Sejak itu, gerakan Papua Merdeka
(Penentuan Pendapat Rakyat), sejarah ini menciptakan
muncul sebagai respons terhadap landskap politik yang kompleks,
yang dianggap kontroversial. ketidakpuasan sebagian besar
Hanya sekitar 1,026 orang yang dengan berbagai pemangku
penduduk Papua terhadap integrasi
terpilih secara langsung oleh kepentingan dan pandangan
tersebut. Konflik ini mencakup
Indonesia untuk menentukan status berbeda mengenai status
tuntutan untuk otonomi yang lebih
Papua. Seiring dengan tekanan Papua. Kondisi ini menyebabkan
besar hingga tuntutan kemerdekaan
internasional dan pertimbangan penuh. Faktor lainnya melibatkan isu konflik dan ketegangan yang
politik, hasil Pepera menyatakan hak asasi manusia, ekonomi, dan terus berlanjut di wilayah
bahwa rakyat Papua mendukung ketidaksetaraan. tersebut
bergabung dengan Indonesia.
KONFLIK PAPUA MERDEKA

1 2 3

Pra-Integrasi (Sebelum 1963): Sebelum Integrasi dan Pepera (1963-1969): Pada Awal Gerakan Papua Merdeka (1960-an
integrasi Papua ke dalam Indonesia, tahun 1963, Indonesia menduduki - 1970-an): Setelah integrasi,
terdapat perlawanan dari beberapa Papua setelah Belanda menyerahkan kelompok-kelompok pro-kemerdekaan
kelompok di Papua terhadap kehadiran wilayah tersebut kepada PBB. Proses mulai bermunculan. Gerakan Papua
Belanda dan kemudian Indonesia. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Merdeka (OPM) didirikan pada 1965,
Beberapa kelompok di Papua pada tahun 1969, meskipun dianggap yang mengadvokasi kemerdekaan
menyatakan kemerdekaan pada awal kontroversial, menghasilkan keputusan Papua. Beberapa insiden kekerasan
1960-an. bergabungnya Papua dengan dan pemberontakan terjadi.
Indonesia.
KONFLIK PAPUA MERDEKA

4 5 6

Operasi Militer dan Pelanggaran HAM Era Reformasi (1998 - Sekarang): Isu Hak Asasi Manusia dan Otonomi
(1980-an): Pada 1980-an, pemerintah Setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada (2000-an - Sekarang): Konflik terus
Indonesia merespons perlawanan OPM 1998, terjadi perubahan politik di berkembang dengan isu-isu
dengan operasi militer. Tindakan keras Indonesia. Papua mendapat status pelanggaran hak asasi manusia dan
dan pelanggaran hak asasi manusia di khusus dengan pemberian otonomi ketidakpuasan terhadap pelaksanaan
Papua menjadi perhatian internasional. khusus. Meskipun demikian, beberapa otonomi khusus. Beberapa kelompok
kelompok tetap menuntut mendukung dialog damai, sementara
kemerdekaan, dan konflik bersenjata yang lain melanjutkan perlawanan
serta pelanggaran hak asasi manusia bersenjata.
masih terjadi.
KONFLIK PAPUA MERDEKA

Peran Komunitas Internasional


(Sekarang): Komunitas internasional
terus memantau situasi di Papua,
dengan sejumlah organisasi dan
negara menyuarakan keprihatinan
terhadap pelanggaran hak asasi
manusia. Seiring waktu, upaya
diplomasi dan tuntutan perdamaian
terus dilakukan.
KEBIJAKAN
Pertanyaan tentang kebijakan Papua Merdeka melibatkan sejumlah isu yang kompleks dan
sensitif. Sebagai latar belakang, Papua Barat adalah provinsi di Indonesia yang memiliki
sejarah dan budaya yang berbeda. Sebagian masyarakat di Papua memiliki aspirasi
kemerdekaan yang diwakili oleh gerakan Papua Merdeka.

Pemerintah Indonesia menegaskan kedaulatan atas wilayah tersebut, menganggapnya


sebagai bagian integral dari negara. Upaya untuk menyelesaikan konflik melibatkan
kombinasi pendekatan militer, pembangunan ekonomi, dan dialog politik.

Pada tingkat internasional, beberapa pihak dan organisasi mendukung hak penentuan nasib
sendiri bagi rakyat Papua, sementara yang lain menegaskan prinsip kedaulatan dan
integritas teritorial Indonesia.

Kondisi ini membuat kebijakan Papua Merdeka menjadi perbincangan yang kompleks dan
kontroversial di tingkat nasional dan internasional.
PENYELESAIAN KONFLIK
Penyelesaian konflik Papua Merdeka memerlukan pendekatan yang komprehensif dan inklusif.
Beberapa saran untuk meredakan konflik tersebut antara lain:

Dialog Terbuka Pemenuhan Hak Asasi


Pemerintah dan perwakilan masyarakat
Manusia

1 3
Papua perlu membuka dialog terbuka
untuk saling mendengarkan dan Memastikan pemenuhan hak asasi manusia
memahami kepentingan masing-masing di Papua untuk mengatasi masalah
pihak. pelanggaran hak yang mungkin terjadi..

Pengakuan Hak Otonomi Pemberdayaan Ekonomi Daerah

2 4
Memberikan pengakuan yang lebih besar Meningkatkan investasi dan
terhadap hak otonomi bagi Papua, pembangunan ekonomi di Papua untuk
memungkinkan mereka mengelola urusan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dalam batas-batas tertentu. sehingga meredakan faktor
ketidakpuasan..
PENYELESAIAN KONFLIK
Penyelesaian konflik Papua Merdeka memerlukan pendekatan yang komprehensif dan inklusif.
Beberapa saran untuk meredakan konflik tersebut antara lain:

Pendidikan dan Budaya Partisipasi Masyarakat Sipil

5 7
Memfasilitasi program pendidikan dan Melibatkan masyarakat sipil, termasuk
kelompok-kelompok adat dan non-
promosi budaya Papua untuk memperkuat
pemerintah, dalam proses penyelesaian
identitas lokal dan membangun kesadaran
konflik dapat memastikan representasi yang
bersama.
lebih luas dan mendalam dari berbagai
perspektif

Mediasi Internasional Anggota gerakan

6 8
Reformasi Hukum dan Administrasi: Menyediakan program rehabilitasi dan
Mereformasi sistem hukum dan reintegrasi bagi mantan anggota
administrasi untuk menghilangkan gerakan Papua Merdeka untuk
diskriminasi, memastikan keadilan, dan memfasilitasi kembali kehidupan mereka
membangun kepercayaan dalam masyarakat.
KESIMPULAN
Papua Merdeka dapat bervariasi tergantung pada
perspektif dan nilai-nilai yang dianut oleh individu
atau kelompok tertentu. Beberapa orang mungkin
berpendapat bahwa kemerdekaan Papua adalah hak
yang seharusnya diakui, sementara yang lain
mungkin berpendapat bahwa upaya ini melanggar
kedaulatan nasional.
Thank You
For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai