Abstract
The Law 2112001 on Special Autonomyfor Papua has been issuedfor 10 years It hasfailed to perform sig
nificant improvements in both politics and socio economic domains The authors argue that the law has apolitical
defect since it was designed and born This paper focuses on the process of the making and on the legitimacy of
the law Moreover the paper also shows that the socio economic developments driven by the government since the
implementation of the law do not succeed in compensating the political conflict which has been deeply rooted and
intermingled in Papua The regional governments provinces and districts have also failed to divert the protracted
political stalemate to welfare issues Instead of being a middle way for Papua Conflict the law itself has become
apart of the conflict
Keywords Papua Special Autonomy Law political conflict political legitimacy political will
Abstrak
UU No 21 2001 tentang Otonomi Khusus umuk Papua telah disahkan selama 10 tahun Namun UU tersebut
gagal menghasilkan kemajuan signifikan dalam domain politik dan social ekonomi Penulis berargumen bahwa
hukum memiliki kekurangan sejak didesain dan disahkan Tulisan ini memfokuskan pada proses pembuatan dan
legitimasi undang undang Lebih lanjut tulisan ini menunjukkan bahwa pembangunan sosial ekonomi yang di
prakarsai oleh pemerintah sejak implementasi Undang Undang Otsus Papua tidak berhasil meredam konflik politik
yang telah mengakar dan kompleks di Papua Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten juga gagal mengalihkan
fokus dari isu politik menjadi isu kesejahteraan masyarakat Dalam kenyataannya UU Otsus tersebut bukan menjadi
penengah dalam konflik Papua melainkan menjadi bagian dari konflik
Kata kunci Papua UU Otonomi Khusus konflik politik legitimasi politik kemauan politik
Artikel ini membahas pertama aspek politik bawaan sejak is dikandung dan dilahirkan
yang menyangkut proses politik pembuatan UU Kedua dibahas pula aspek sosial eko
No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus nomi dari pelaksanaan UU Otsus Selama ini
UU Otsus bagi Papua kadar legitimasi dan pelaksanaan UU Otsus 2002 2011 lebih
UU Otsus yang menjelaskan kelemahan Otsus pendidikan dan kesehatan Ternyata di bidang
dari segi legitimasi politiknya Sisi ini penting bidang ini implementasi Otsus Papua juga
mengingat pengaruhnya besar pada kemauan senasib dengan bidang bidang yang bersifat
politik pemerintah untuk secara konsisten melak politis Hasil hasilnya tidak signifikan dan tidak
sanakan seluruh amanat UU Otsus dan lebih mampu menjadi penyeimbang bagi konflik
jauh lagi penerimaan dan dukungan masyarakat politik yang sudah mendalam dan meluas di
terhadap pelaksanaan UU Otsus Penulis artikel Papua Meskipun dana Otsus relatif berlimpah
ini menemukan bahwa Otsus Papua yang diasum pemerintah daerah provinsi dan kabupaten tidak
sikan menjadi jalan tengah bagi penyelesaian mampu mengkanalisasi kebuntuan politik akibat
59
pembangunan sosial ekonomi Alih alih menj adi pemerintah pusat di Jakarta yang berkembang
jalan tengah penyelesaian konflik Papua Otsus pada saat itu Misalnya pada paruh kedua 1998
Papua sedang berubah menjadi bagian masalah hingga paruh pertama 2000 pemerintah lebih
yang rumit di dalam kerumitan konflik lama akomodatif persuasif dan kurang represif Pada
Papua Pelaksanaan UU Otsus Papua cenderung kurun 2001 hingga 2004 pemerintah cenderung
mandek di jalan buntu politik lebih represif dan seterusnya Hingga 2011
pendekatan keamanan juga masih berlangsung
Sebagai ilustrasi jumlah pasukan TNI di Tanah
Proses Kelahiran UU Otonomi Khusus 3
Papua diperkirakan mencapai 14 842 orang
Konflik tanah Papua telah berlangsung lebih dari
Sementara pendekatan keamanan tetap
lima dekade Tim Kajian Papua LIPI yang bekerja
dipertahankan terjadi perubahan skema pen
sej ak 2004 menghasilkan Road Map Papua pada dekatan pemerintah untuk meredam konflik
2008 yang menunjukkan empat akar masalah
Berbeda dengan Orde Baru Era Reformasi yang
Papua Pertama proses integrasi wilayah Papua
diawali oleh Pemerintahan Habibie 1998 1999
ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
mengandalkan pemberian otonomi Habibie
dipandang oleh pimpinan dan pendukung Papua
menilai bahwa perjuangan kelompok separatis
Merdeka masih bermasalah Akibatnya sejak
Irian Jaya untuk melepaskan diri dari Indonesia
1964 gerakan menuntut kemerdekaan muncul
dapat mengganggu stabilitas politik dan ekonomi
baik secara politik maupun dengan perlawanan
hingga menghambat pelaksanaan reformasi
bersenj ata TPN OPM dan bertahan hingga hari
Oleh karena itu Presiden Habibie mengajukan
ini Dalam kaitan dengan tuntutan kemerdekaan
penyelesaian konflik Provinsi Irian Jaya melalui
ini terjadi operasi militer dan kebijakan represif
mekanisme demokrasi dengan pemberian
lainnya yang berturut turut dan menimbulkan
otonomi daerah sesuai UUD Ketetapan MPR
akar masalah yang kedua yakni kekerasan negara
UU DPR dan peraturan daerah 4
dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia
Pendekatan otonomi terbentuk setelah
Suasana konflik yang berkepanjangan juga
menciptakan akar masalah ketiga kegagalan Presiden Habibie bertemu dengan wakil masya
pembangunan terutama di bidang pendidikan rakat Irian Jaya yang disebut Tim 100 dalam
kesehatan dan pemberdayaan ekonomi rakyat kerangka Dialog Nasional pada 26 Februari 1999
dan keempat marginalisasi dan efek diskriminatif Dialog Nasional merupakan respons pemerintah
terhadap orang ash Papua akibat pembangunan terhadap aksi masyarakat Papua yang menuntut
ekonomi konflik politik dan migrasi massal ke kemerdekaan termasuk pengibaran bendera
Papua yang mulai intensif sejak 1970 2 Bintang Kejora pada masa reformasi 1998 seka
ligus menanggapi tekanan komunitas komunitas
Negara telah menjalankan banyak upaya
untuk meredam konflik Papua mulai dari internasional yang menuntut Indonesia menyele
saikan persoalan pelanggaran HakAsasi Manusia
pendekatan represif dengan kekuatan militer
HAM Dorongan internasional tersebut di
hingga pendekatan pembangunan ekonomi Orde
antaranya termasuk surat dari Kongres Amerika
Baru di bawah Presiden Soeharto menempatkan
Serikat tertanggal 22 Mei 1998 dan Surat dari
Papua Irian Jaya saat itu sebagai daerah operasi
militer DOM Kebijakan DOM ini dihentikan Robert F Kennedy Memorial tertanggal 27 Mei
oleh Presiden B J Habibie pada 1998 Meskipun 1998 yang ditujukan kepada Presiden Habibie 5
demikian pendekatan keamanan yang represif Dalam Dialog Nasional tersebut Tom
Beanal ketua Tim 100 menyatakan keinginan
tetap digunakan Intensitasnya bergantung pada
tingkat resistensi politik di Papua dan soliditas Rakyat Papua untuk memerdekakan diri dari
1
Indonesia Tim 100 menyatakan Kami sudah Kedua kebij akan tersebut diambil oleh pemerin
cukup menderita kami sebenarnya sudah tahan Habibie dimaksudkan untuk mendekatkan
merdeka pada tanggal 1 Desember 1961 ke Masyarakat Papua dengan pemerintah 9
daulatan kami dirampas oleh Republik Indonesia
Sebaliknya masyarakat Papua yang kritis
kami sebagai bangsa tidak diakui dan martabat justru menilai bahwa kebijakan ini diambil
kami diinjak injak segala hal ini terbukti dalam dengan maksud untuk memecah belah dan
sejumlah besar pelanggaran hak hak asasi orang menguasai Papua seperti yang selama ini biasa di
Papua Segalanya itu menjadi dasar nyata untuk lakukan oleh pemerintah Penolakan diwujudkan
menyatakan bahwa sekarang sudah cukup dan dengan aksi unjuk rasa Orang Papua di berbagai
kepercayaan masyarakat Papua pada Pemerintah kota di Papua yaitu Jayapura Nabire Timika
Indonesia sudah tidak ada lagi 6
dan Sorong sejak 13 Oktober hingga puncaknya
Menghadapi tuntutan merdeka Menteri massa menduduki kantor Gubernur Papua pada
Sekretaris Negara Akbar Tandjung mereduk 16 Oktober 1999 Pada hari yang sama DPRD
sinya dengan menyatakan bahwa pada intinya Tingkat I Irian Jaya juga mengadakan sidang
aspirasi Masyarakat Papua adalah otonomi dan istimewa untuk membahas kebijakan pemekaran
pembangunan bukan kemerdekaan Untuk wilayah Irian Jaya dan pelantikan dua gubernur
meredam kuatnya tuntutan di daerah termasuk baru DPRD Irian Jaya memutuskan juga untuk
Papua Pemerintahan Habibie merumuskan UU menuntut pencabutan UU No 45 Tabun 1999
No 22 Tabun 1999 tentang Pemerintah Daerah tentang Pemekaran Wilayah Irian Jaya dan
Solusi yang ditawarkan oleh UU tersebut adalah pembatalan keppres tentang pengangkatan dua
desentralisasi yaitu kontrol administrasi dan gubernur Jadi dalam hal pemekaran tersebut
pengelolaan sumber daya lokal dijalankan oleh elemen masyarakat Papua dan parlemen Provinsi
pemerintahan daerah tngkat kabupaten kota Irian Jaya memiliki saw pandangan yang sama
Khusus sebagai reaksi atas tuntutan merdeka yakni menolak pemekaran Irian Jaya yang dinilai
Tim 100 ditambah dengan meningkatnya inten memecah belah rakyat Papua 10
sitas kegiatan pro merdeka di Papua Pemerintah Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR RI
Habibie menelurkan UU No 45 Tabun 1999 hasil Pemilu 1999 segera merumuskan kebijakan
tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah baru tentang Papua MPR RI mensahkan
Provinsi Irian Jaya Barat Kabupaten Paniai Tap MPR RI Nomor IV tentang Garis Garis
Kabupaten Mimika Kabupaten Puncak Jaya dan Besar Haluan Negara GBHN 1999 2004
Kota Sorong Dengan SK Presiden Habibie juga yang menetapkan bahwa integrasi bangsa
menetapkan dua gubernur bagi Provinsi Irian dipertahankan di dalam wadah Negara Kesatuan
Jaya bagian Tengah dan Barat yakni Abraham Republik Indonesia dengan tetap menghargai ke
Atururi dan Herman Monim yang sebelumnya setaraan dan keragaman kehidupan social budaya
menjabat Wakil wakil Gubernur Irian Jaya masyarakat Irian Jaya melalui penetapan daerah
Kedua gubernur baru tersebut dilantik secara Otonomi Khusus yang diatur dengan undang
diam diam di Jakarta pada 11 Oktober 1999 undang Tap MPR tersebut juga menyatakan
batas waktu 1 Mei 2001 untuk penyelesaian UU
Kondisi HakAsasi Manusia di Tanah Papua serta Perkembang dan Peramaian 2001 hlm 44 Lihat juga Buku Agus Sumule
an Gerakan Aspirasi Merdeka Jayapura Sekretariat Keadilan Ed Mencari Jalan Tengah Otonomi Khusus Provinsi Papua
dan Perdamaian Keuskupan Jayapura 2000 Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama 2003 hlm 13
Rodd McGibbon Aceh and Papua Is Special Autonomy the 10 Broek dan Hernawan op cit hlm 44 Lihat juga Buku Agus
Solution Washington East West Centre 2004 hlm 9 Sumule op cit hlm 13
61
setelah perdebatan panjang yang melibatkan khusus Individu dan Lmbaga tersebut memiliki
politisi politisi Papua termasuk J P Solossa peranan Denting dalam penyusunan draf RUU
Ruben Gobay dan Tony Rahail otonomi khusus Otsus yang diusulkan Papua kepada pemerintah
akhirnya diberlakukan juga untuk Papua pusat Poin penting yang menj adi prinsip penting
bagi otonomi khusus adalah Otonomi Khusus
MPR RI hasil Pemilu 1999 menetapkan
digunakan tidak dalam rangka mematikan
Abdurrahman Wahid menjadi presiden yang
aspirasi merdeka yang telah disuarakan oleh
kemudian cenderung memilih pendekatan lebih
berbagai lapisan Rakyat Papua Otsus digunakan
akomodatif terhadap aspirasi penduduk Papua
justru dalam rangka meletakkan dan menyalurkan
Untuk merespons trauma dan mengatasi ingatan
aspirasi merdeka ke dalam format politik yang
buruk Penduduk Papua terhadap nama Irian
legal damai dan bermartabat demi penyelesaian
Jaya Wahid menyetujui permintaan berbagai
tuntas masalah kerakyatan Papua 14
kalangan di Papua untuk mengubahnya menjadi
Papua Tidak hanya itu Presiden Wahid juga Pembicaraan tentang Otsus secara formal
meminta maaf atas pelanggaran HAM yang baru dimulai ketika J P Solossa diangkat sebagai
dilakukan oleh TNI atau ABRI pada 1 Januari Gubernur Papua pada November 2000 Sebelum
2000 Langkah berani yang lain dia mengizinkan Solossa menj adi Gubernur belum ada pemimpin
pengibaran Bendera Bintang Kejora mendukung Papua yang secara sungguh sungguh mendorong
Kongres Rakyat Papua 2000 dan menemui be Otsus Fredy Numbery yang merangkap jabatan
berapa pemimpin pro Papua merdeka terkemuka gubernur dengan posisi Menteri Negara Penda
kesetaraan keadilan dan penghormatan terhadap Kaiway mantan Gubernur Irian Jaya Barnabas
hak hak asasi manusia HAM Bas Suebu Rektor Uncen Frans Wospakrik
Menteri Muda Percepatan Pembangunan
Ide Otsus ini telah didiskusikan secara
Kawasan Timur Indonesia Manuel Kaisepo
terbatas di Papua terutama oleh kalangan akade
misi dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat Pembantu Rektor Uncen bidang Akademik
Isaak Ajomi pegiat HAM dan rohaniwan Karel
LSM sejak sebelum Kongres Rakyat Papua
Phil Erari August Kafiar dan beberapa figur
11 yang diselenggarakan pada 29 Mei 4 Juni
lainnya Melalui pertemuan itu Frans Wospakrik
2000 Forum Kerja Sama Lembaga Swadaya
Masyarakat Foker LSM dosen Fakultas Ilmu Rektor Uncen terpilih sebagai ketua tim yang
beranggotakan sejumlah intelektual Papua untuk
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cende
dan staf Pemerintah
menyusun draf RUU Otonomi Khusus Papua 16
rawasih FISIP Uncen
Daerah Provinsi Irian Jaya mengembangkan Tim Otsus mulai bekerja dengan menyusun
versi mereka masing masing mengenai otonomi matriks yang membandingkan empat dokumen
rancangan otonomi khusus yang disiapkan
Sumule Ibid him 14 oleh Pemerintah Provinsi Foker LSM Uncen
62
di Jayapura dan Unipa di Manokwari Uncen DPR Padahal sebelumnya Gubernur Papua telah
kemudian mengembangkan dokumen sederhana menyampaikan upaya penyusunan draf RUU
untuk memancing diskusi atas masukan dan Otsus oleh timnya di Papua kepada Mendagri
saran dari Masyarakat Papua termasuk dari Kedua posisi Presiden Abdurrahman Wahid
tokoh masyarakat tokoh adat tokoh perempuan di ujung tanduk setelah DPR menyampaikan
tokoh pemuda dan wakil suku Tim kecil yang memorandum akibat penyalahgunaan dana
berasal dari akademisi dan aktivis LSM pun Bulog Brunei 19 Posisi Wahid sebagai presiden
dibentuk dan dikirim ke setiap ibu kota kabupaten dianggap penting memengaruhi lahirnya UU
untuk menampung beragam masukan Orang Otsus karena dia dikenal memiliki pemikiran
Papua Masukan tersebut digunakan untuk dan kebijakan yang progresif terhadap Papua 21
mengembangkan dua buah dokumen yang sedang Langkah penting Gubernur Papua untuk
disiapkan oleh tim yakni tulisan akademik memperoleh dukungan pemerintah dan DPR
Pokok Pokok Pikiran yang Melatarbelakangi dijalankan melalui beberapa pertemuan dengan
Penyusunan Rancangan Undang Undang Susilo Bambang Yudhoyono Menkopolsoskam
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dalam 23 Agustus 2000 1 Juni 2001 Agum Gumelar
Bentuk Wilayah Berpemerintahan Sendiri dan Menkopolsoskam 1 Juni 9 Agustus 2001
Rancangan Undang Undang Otonomi Khusus Ketua DPR Akbar Tanjung dan semua pimpinan
bagi Provinsi Papua dalam Bentuk Wilayah fraksi di DPR RI 21 Tidak hanya di Jakarta
Berpemerintahan Sendiri 1 Wakil Ketua DPRD Papua John Ibo di Papua
Dalam proses penyusunan draf Otsus terse juga menekan pemerintah dan DPR RI melalui
but tim yang terbentuk kemudian mengadakan gagasannya melaksanakan referendum jika
Forum Kaj ian Otonomi Khusus Mencapai Papua draf RUU Otsus versi Orang Papua ditolak 22
Baru pada 28 29 Maret 2001 di Jayapura Dampaknya pada 10 Mei Badan Musyawarah
Forum ini melibatkan dua wakil dari tiap unsur DPR RI memutuskan bahwa draf RUU Tim dari
masyarakat perempuan pemuda masyarakat Papua yang akan digunakan dalam pembahasan
adat termasuk Panel Dewan Papua untuk UU Otsus Dewan Perwakilan Rakyat DPR pun
membicarakan hak hak dasar orang Papua Guna kemudian membentuk Pansus RUU Otsus yang
menyempumakan penyusunan draf ini maka tim diketuai oleh Sabam Sirait pada 19 Juli 2001
tersebut juga melakukan komunikasi informal Pansus kemudian bekerja bersama pemerintah
dengan tokoh masyarakat Papua khususnya selama tiga bulan sampai akhirnya terumuskan
Wakil Ketua DPRD menyerahkan RUU Otsus tersebut Abdurrahman Wahid dinilai telah melakukan pelang
garan terhadap haluan negara yaitu melanggar Pasal 9 UUD
kepada presiden dan DPR RI Namun demikian
1945 tentang Sumpah Jabatan dan Ketetapan MPR RI Nomor
terdapat dua hambatan yang menghadang XI MPR 1998 tentang Penyelenggaran Negara yang Bersih dan
proses legislasi draf RUU Otsus versi kelompok Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme Dalam http www mpr
go id diunduh pada 26 September 2011
intelektual Papua ini Pertama pada 29 Maret
20 Sumule op cit him 32 33
2001 saat forum kajian berlangsung di Papua
Departemen Dalam Negeri telah memasukkan 21Ibid him 33 34
draf RUU Otsus sebagai usulan pemerintah ke 22 DPR Dukung RUU Otonomi Khusus untuk Papua dalam
http perpustakaan bappenas go id diunduh pada 16 Maret
17Ibid him 22 28 2012
63
presiders digantikan oleh wakilnya Megawati politik baru Format dialog yang dibentuk
Soekarno Putri Besamya tekanan Orang Papua seharusnya mampu menempatkan pemerintah
yang menuntut keadilan hingga kemerdekaan dan pemimpin Papua yang mendapatkan
turut memengaruhi sikap Presiden Megawati legitimasi untuk duduk bersama dan merumuskan
yang pada akhirnya merespons dengan menan kesepakatan kesepakatan perdamaian di Papua
datangani UU Nomor 21 Tahun 2001 pada 21 Dengan demikian dialog tidak hanya membahas
November 2001 24 Beberapa kejadian penting hal tentang Papua tetapi juga berakhir dengan
yang melatarbelakangi penandatangan Otsus di kesepakatan politik yang mengikat dan mendapat
antaranya adalah Musyawarah Besar Mubes legitimasi yang kuat
Papua pada 23 Februari 2000 dan Kongres Selama ini pemerintah pusat membuat
Rakyat Papua 11 KRP II pada 29 Mei 4 Juni
kebijakan akomodatif yang bersifat ad hoc
2000 Pasca KRP 11 pemerintah pusat sangat dan reaktif Ketika reaksi para pemimpin
cemas dengan perkembangan kehidupan sosial
Papua menunjukkan arah yang tak diharapkan
politik di Papua Kekhawatiran itu diwujudkan pemerintah kembali menggunakan pendekatan
dalam Nota Dinas Direktur Jenderal Kesbang keamanan dan kembali menjadi represif Habibie
dan Linmas Depdagri 8 Juni 2000 yang meminta menerbitkan UU 45 1999 yang berdampak pada
sejumlah unsur aparat keamanan menangani
pemekaran di Papua setelah Dialog Nasional
permasalahan Papua 21 Hal ini juga berdampak gagal Sementara itu Presiden Wahid tidak lagi
pada ditandatanganinya UU Otsus oleh Presiden
mampu membendung langkah aparat keamanan
Megawati UU Otonomi Khusus yang diusulkan di Papua setelah hasil Kongres Rakyat Papua II
sejak Pemerintahan Wahid akhimya diberlaku 2000 secara eksplisit menuntut pemisahan diri
kan Kelahiran Otsus menjadi titik balik bagi dari Republik Indonesia Baik presiden dan elite
pemerintah dalam melindungi hak hak penduduk politik di sekitamya menyadari bahwa tuntutan
asli Papua dan melibatkan mereka secara aktif rakyat Papua untuk merdeka relatif kuat dan
balk sebagai penerima manfaat maupun sebagai
dominan Terdapat ketakutan yang cukup kuat
pelaku pada perubahan sosial di Papua di Jakarta mengenai ancaman disintegrasi Papua
Strategi kebijakan penyelesaian konflik mengingat pengalaman Timor Timur Semua
Papua yang dilakukan oleh pemerintah RI kebijakan dan strategi didasari oleh paradigma
pasca Orba cenderung menghindari pendekatan separatisme tersebut dengan tujuan agar wilayah
represif lebih akomodatif namun tidak dide Papua tidak terlepas dari NKRI
sain dengan baik Presiden Habibie berusaha Dari rangkaian proses pembuatan UU Otsus
membuka peluang dialog dengan pemimpin dan berbagai perumusan kebijakan lainnya
Papua tetapi gagal karena tidak disipkan format terlihat pola lama di mana partisipasi pemimpin
dialog yang dapat menghasilkan kesepakatan oposisi Papua terutama pihak utama yang
politik baru antara pemimpin Papua dengan
berkonflik yaitu pemimpin Papua promerdeka
pemerintah Dialog yang dibayangkan rezim tidak dilibatkan dalam pembuatan kebijakan
Habibie rupanya masih serupa dengan pola Orde
baru yang dianggap dapat menyelesaikan konflik
Baru yang cenderung seremonial paternalistik Papua Belum terlihat upaya pemerintah untuk
yakni forum untuk menyampaikan keluhan
mengambil langkah dan kebijakan yang bersifat
terhadap pemimpin Presiden Wahid dengan rekonsiliatif yang memungkinkan komunikasi
pendekatan pribadi juga membuka ruang dialog dialogic antara pemerintah dan pemimpin opo
yang lebih luas dan kebijakan yang akomodatif sisi Papua Para pelopor pembuatan UU Otsus
namun memiliki kelemahan yang lama dengan seperti Jacob Solossa atau Frans Wospakrik
Habibie yakni tidak merancang format dialog dapat dikatakan sebagai pihak ketiga bukan
yang mengarah pada pembuatan kesepakatan pihak pihak utama di dalam konflik Papua
24 Joost W Mirino Jalan Tengah Dua Ekstrem dalam http Kelompok kelompok pro Papua merdeka tetap
www suaraperempuanpapua org diunduh pada 10 Maret 2012 melihat bahwa proses pembuatan UU Otsus
2s Theo P A van den Broek ofm dkk Memoria Passionis di bukan basil kesepakatan politik mereka dengan
Papua Kondisi Sosial Politik dan Hak Asasi Manusia Gam pemerintah Oleh karena itu mereka tidak
baran 2000 Jakarta LSPP 2001 hlm 153 168 dan 175
E
memiliki keterikatan moral dan komitmen politik antara pemerintah pusat dengan rakyat Papua 27
untuk menj alankannya Sej ak awal penyusunan UU Otsus hingga setelah
Pada kurun waktu penyusunan UU Otsus ditetapkan pemerintah pusat memperlihatkan
Papua unsur negara juga tidak memiliki satu ketidakseriusannya menj alankan otonomi khusus
sikap terhadap proses UU Otsus Kementerian di Papua UU Otsus yang memberikan konsesi
Dalam Negeri dan Kementerian Koordinator politik yang begitu besar dikhawatirkan menj adi
Politik Sosial dan Keamanan sebagai mesin jembatan untuk Papua merdeka atau mengancam
integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia
birokrasi politik pemerintah yang paling dominan
selama ini tidak diakomodasi aspirasinya di NKRI Oleh karena itu pemerintah terdorong
dalam UU Otsus Papua yang terlihat dari dito mengeluarkan beberapa kebijakan yang justru
laknya rancangan dari Departemen Dalam Negeri bertentangan dengan UU 21 2001
Depdagri dan diterimanya draf RUU versi Jika kita mundur ke belakang pada tahap
Papua sebagai satu satunya yang dijadikan bahan penyusunan RUU Otsus Papua pemerintah pusat
pembahasan di DPR RI Hal ini riskan karena memang terlihat tidak mendukung aktivitas Jacob
sikap perilaku dan kebijakan kebijakan politik Solossa untuk mengakomodasi kepentingan
terhadap Papua ditentukan oleh kedua lembaga Orang Papua di dalamnya Pemerintah pusat
tersebut Risiko terburuknya adalah bahwa kedua dalam hal ini Depdagri justru menyusun draf
lembaga tersebut tidak merasa memiliki dan tidak RUU Otsus tandingan yang dibentuknya sendiri
berkomitmen untuk melaksanakan UU Otsus tanpa berkonsultasi secara intensif dengan rakyat
tersebut Resistansi diam diam akan terjadi bila Papua Hal itu dilakukan bahkan setelah Solossa
substansi di dalam UU Otsus tersebut dianggap memberitahu Depdagri tentang kegiatan penyu
hanya mewakili kepentingan Papua sunan draf RUU Otsus Papua Hal ini tentu tidak
nimbulkan rasa saling curiga dan beda pendapat Pemerintah Pusat Kurang Komunikatif dalam http suara
perempuanpapua org diunduh pada 19 Maret 2012
26 Yulia Sugandi Analisis Konflik dan Rekomendasi Kebijakan
Papua Jakarta Friedrich Ebert Stiftung 2008 hlm 3 28 Sumule op cit hlm 32
65
Tabel 1 Variasi Dukungan Fraksi di DPR RI terhadap Isu isu Kontroversial
Isu yang dinilai Fraksi Total
Kontroversial dari skor tertinggi 10
Golkar PDIP Reformasi PKB TNI Polri
Nama Papua 2 1 1 2 0 6
Bendera 0 1 2 2 0 5
Lagu 2 1 0 2 0 5
Sistem bikameral parlemen
2 0 0 1 0 3
Provinsi
Keterangan Skor 2 didukung skor 1 agak didukung skor 0 tidak memperoleh dukungan
Sumber Agus Sumule Ed Mencari Jalan Tengah Otonomi Khusus Provinsi Papua Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
2003 hlm 39
RUU Tim Papua dalam proses pembahasan di menempatkan diri di tengah tengah antara men
DPR RI 29 dukung dan tidak mendukung beberapa aspek
Upaya meminggirkan draf RUU Otsus versi yang dinilai kontroversial di dalam RUU tersebut
Papua yang telah dilakukan oleh beberapa ke Secara umum dari Tabel 1 dapat dilihat
lompok pemerintah gagal Draf RUU Otsus Tim bahwa dukungan yang paling besar diberikan
Papua masuk sebagai materi utama pembahasan pada aspek aspek yang jauh dari nilai nilai politis
DPR RI Namun demikian tentu tidak semua separatis di dalamnya seperti peradilan adat
substansi draf RUU versi Tim Papua mendapat penyelesaian masalah HAM dan fiskal Di lain
dukungan penuh fraksi di DPR Terdapat bebe pihak beberapa hal yang dinilai mengandung
rapa isu politik strategis di dalam draf tersebut nilai separatisme dan diperkirakan berdampak
yang dinilai kontroversial dan merupakan agenda pada disintegrasi termasuk pelurusan sejarah
terselubung dari kelompok Papua promerdeka sistem bikameral parlemen provinsi partai politik
Berikut merupakan tabel yang menggambarkan lokal bendera dan Lagu daerah mendapat du
dukungan fraksi terhadap isu isu yang dinilai kungan rendah dari fraksi fraksi di DPR RI Hal
kontroversial
tersebut memperlihatkan sensitivitas terhadap
Berdasarkan Tabel 1 fraksi yang paling ancaman separatisme masih tinggi dalam proses
mendukung aspirasi rakyat Papua dalam draf penyusunan draf RUU Otsus ini Prasangka
RUU Otsus adalah Fraksi Golkar dan Fraksi tersebut muncul meskipun draf RUU ini disusun
PKB Dukungan penuh tersebut mencerminkan oleh kelompok kelompok intelektual Papua yang
sikap Presiden Abdurrahman Wahid dan jajaran berasal dari universitas dan LSM Meskipun
kabinetnya Sebaliknya Fraksi TNI Polri hampir terdapat beberapa isu yang dinilai kontroversial
tidak memberikan dukungan kecuali pada isu dan ditolak oleh fraksi di DPR hampir seluruh
peradilan adat dan memberikan sedikit dukungan aspek di dalam Tabel 1 tetap diakomodasi di
pada isu fiskal Sikap resisten fraksi ini mewakili dalam UU Otsus 30
31 Agung Djojosoekarto dkk Ed Kinerja Otonomi khusus Adriana Elisabeth dkk Agenda dan Potensi Damai di Papua
Papua Jakarta Kemitraan 2008 hlm 33 38 Jakarta LIPI Press 2005 h1m 231
32 MRP Antara Politik dan Kultural dalam www tabloidjubi 38 Yusman Conoras Ed MRP Kitong Pu Honai Jayapura
com diunduh pada 20 Maret 2012 Foker LSM Papua dan New Zealand Agency International
Development NZAID 2008 hlm 48
Abner Mansai Perdasus Perdasi Penantian Tak Berujung
dalam www tabloidjubi com diunduh pada 20 Maret 2012 Adriana Elisabeth dkk Agenda dan Potensi Damai di Papua
op cit hlm 231
3 Ketua MRP Dana Otsus Dibagi Bukan Disetiap SKPD dan
Kelompok Masyarakat dalam http www tabloidjubi com 41Muridan S Widjojo Membaca Kekerasan di Timika dalam
diunduh pada 20 Maret 2012 http www unisosdem org diunduh pada 20 Maret 2012
Mendagri Majelis Rakyat Papua Jangan Superbody dalam 41 Inpres Pemekaran Papua Bermasalah dalam http www
http www liputan6 com diunduh pada 20 Maret 2012 politikindonesia com diunduh pada 20 Maret 2012
67
Otsus Inpres ini dinilai taktik Jakarta untuk Dengan demikian usulan Bintang Kejora sebagai
memecah belah kekuatan Masyarakat Papua dan salah sate lambang daerah pun gagal diwujudkan
membentuk elite lokal barn di Papua 42 Padahal dalam perdasus 46
UU Otsus sendiri mengakui Provinsi Papua
Paradigma separatisme yang menjadi mind
sebagai satu teritori politik yang tunggal Begitu set domman pemerintah membuatnya khawatir
juga Masyarakat Papua yang menyatakan Papua secara berlebihan dan mengartikan secara kaku
sebagai satu unit politik tunggal yang memiliki bendera Bintang Kejora sebagai ekspresi makar
kesamaan sejarah 43 Dengan adanya Inpres Peme
Kelompok promerdeka memang menggunakan
karan Provinsi maka keterpecahan antaretnis dan
Bintang Kejora dan lambang yang terkait
suku di Papua dinilai justru akan semakin besar 44 lainnya sebagai simbol perlawanan Namun jika
Diterbitkannya Inpres Pemekaran Provinsi juga penggunaan simbol ini direpresi secara keras oleh
menimbulkan keraguan yang besar dari Masya pemerintah maka nilai sakral lambang lambang
rakat Papua atas komitmen pemerintah untuk itu semakin tinggi dan semakin memperkuat
menjalankan Otsus dengan sungguh sungguh semangat perlawanan kelompok promerdeka
Hal ini sesuai dengan pernyataan Marthen Goo Upaya MRP di bawah kepemimpinan Agus Alua
dari Jaringan Damai Papua sebagai berikut
untuk mengadopsi lambang lambang tersebut
dalam raperdasus justru dapat menimbulkan
Dalam Otsus itu pemerintah tidak konsisten
untuk jalankan itu Justru malah pemerintah
efek desakralisasi dan memunculkan semangat
terlibat dalam proses penghancuran Otsus Dan rekonsiliasi Dengan kata lain kepapuaan yang
itu yang terjadi Misalnya dari ketika undang eksklusif mengalami inkorporasi ke dalam
undang diterbitkan lalu lahir lagi pemekaran keindonesiaan yang inklusif Secara bertahap
pemekaran yang bertentangan dengan konsti nilai politis dan konfliktual direduksi dan
tusi Marthen Goo 30 Mei 2012
menjadikan bendera Bintang Kejora sebagai
Lebih jauh lagi pemerintah pusat kemudian lambang kultural Papua
mengeluarkan Peraturan Pemerintah PP Nomor PP 77 2007 menjadi justifikasi legal untuk
77 Tahun 2007 PP tersebut disahkan pada saat melakukan represi terhadap penggunaan simbol
Raperdasus Lambang Daerah Papua sedang simbol yang dinilai menjadi ekspresi separatisme
diusulkan oleh Papua kepada pemerintah pusat Pemerintah percaya kelompok promerdeka
Di dalam raperdasus tersebut dinyatakan bendera akan takut misalnya mengibarkan Bintang
Bintang Kejora Simbol Burung Mambruk dan Kejora dengan adanya PP 77 2007 Sebaliknya
lagu Hai Tanahku Papua sebagai lambang kelompok promerdeka semakin bersemangat
lambang daerah diadopsi dari lambang lambang mengibarkan Bintang Kejora Berdasarkan catat
yang biasa digunakan oleh OPM dan dinilai an Kontras sej ak diterbitkan hingga pertengahan
makar oleh pemerintah pusat 41 Raperdasus 2008 lebih dari 50 orang Papua ditangkap dan
tersebut pun ditolak oleh pemerintah pusat menjadi tersangka makar akibat mengibarkan
Setelahnya pemerintah menerbitkan PP 77 2007 Bintang Kejora Jumlah tersebut belum termasuk
yang intinya pada Pasal 6 ayat 4 PP tersebut insiden yang tidak dapat teridentifikasi 41
melarang penggunaan simbol berupa bendera Pembuatan draf RUU Otsus Papua versi
lagu dan logo yang terkait dengan separatisme Depdagri penolakan beberapa aspek kontro
versial oleh fraksi fraksi di DPR penundaan
42 Jusach Eddy Hosio Nilai Politis Provinsi Irjabar bagi
NKRL Implementasi Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
pembentukan MRP dan diproduksinya kebij akan
Yogyakarta Laksbang 2006 hlm 81 yang bertentangan dengan UU Otsus serta sema
ngat yang menyertainya memperlihatkan bahwa
International Crisis Group Dividing Papua How Not to Do
It ICG Asia Briefing Paper 9 April 2003 hlm 1 legitimasi moral dan politik tidak sepenuhnya
diberikan oleh pemerintah Pada praktiknya
as Tim Sekretariat Keadilan dan Perdamaian SKP Keuskup
an Jayapura Memorian Passionis di Papua Potret Sosial Otsus Papua merupakan harapan tinggi yang
Politik dan HAMSepanjang 2004 Jayapura SKP Keuskupan
Jayapura 2006 hlm 23
M
diberikan oleh negara namun juga dihambat oleh ketiadaan keterlibatan perwakilan Orang
pelaksanaannya oleh kebijakan dan keputusan Papua dari kelompok promerdeka di dalam tim
pemerintah sendiri Hal ini menunjukkan bahwa penyusun draf Otsus 50 Meskipun tim penyusun
ketakutan pemerintah bahwa UU Otsus menjadi draf RUU Otsus melakukan serangkaian diskusi
jembatan emas menuju kemerdekaan Papua dan sosialisasi dengan masyarakat Papua seba
sangat berpengaruh di dalam proses pembuatan gian besar pihak yang dilibatkan di dalam tim
kebijakan untuk Papua penyusunan UU Otsus berasal dari kelompok
Ironi Otsus tidak berhenti di sini Legitimasi intelektual dan akademisi yang dianggap tidak
Otsus tidak hanya absen pada sisi pemerintah menjadi bagian perlawanan di Papua dengan
semata tetapi juga pada sisi masyarakat Papua kata lain tidak menjadi bagian dari pihak yang
Meskipun draf RUU Otsus berasal dari Papua berkonflik Dari daftar anggota Tim Asisten
Pembahasan RUU Otonomi Khsusus Irian
elemen elemen masyarakat pendukung Papua
Merdeka tidak mendukung Otsus Papua Sejak ditemukan 36 nama 24 orang 66 7 akademisi
awal penyusunan draf RUU Otsus hingga 5 orang 13 8 tokoh masyarakat agama dan
yang berjasa dalam pembuatan UU Otsus seperti Tami Jayapura setelah diculik dan dibunuh oleh
Jacob Solossa dan Frans Wospakrik tidak dipan tujuh orang tentara 52 Saat itu pemerintah bahkan
dang mewakili kelompok Papua promerdeka menuduh bahwa orang Papua merupakan pihak
Mereka tetap dianggap sebagai pihak ketiga atau yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan
bahkan sebagai pihak yang mewakili pemerintah Theys 53 Hal ini menyulut kemarahan masyarakat
atau negara Indonesia Solossa saat itu menjabat terhadap pemerintah dan semakin menurunkan
sebagai Gubernur Papua dan Wospakrik menjabat kepercayaan mereka terhadap itikad baik
sebagai Rektor Universitas Cenderawasih pelaksanaan Otsus
Aksi dan unjuk rasa yang diprakarsai Secara simbolik Otsus pun dikembalikan
kelompok promerdeka terus mewarnai proses sebanyak dua kali oleh Masyarakat Papua
penyusunan draf RUU Otsus oleh Tim Papua kepada negara pada 12 Agustus 2005 dan 18
Puncaknya terjadi pada 28 dan 29 Maret Juni 2010 Pada 2005 tersebut gelombang
2001 pada saat Forum Kajian Otsus membuat protes yang melibatkan lebih dari 13 000 rakyat
konsultasi publik di Gelanggang Olah Raga Papua dimotori oleh Dewan Adat Papua dan
GOR Sekitar 500 orang berdemonstrasi organisasi pergerakan mahasiswa Saat itu massa
Seusai upacara pembukaan massa demonstran membawa peti mati sebagai lambang kegagalan
tak dapat dikendalikan dan memaksakan diri Otsus untuk dikembalikan kepada DPRP sebagai
masuk ke dalam GOR Intinya mereka menolak wakil dari NKRI Lima tahun kemudian Forum
Otsus dan bahkan menolak diskusi tentang Otsus Demokrasi Fordem kembali mengadakan
Setelahnya pengunjuk rasa diberi waktu bicara long march dan mengembalikan Otsus kepada
dan diminta untuk mendengarkan penj elasan dari DPRP Aksi pengembalian Otsus terulang
Tim Uncen di dalam forum Meskipun berakhir setelah sebelumnya MRP bersama rakyat Papua
damai pengunjuk rasa menolak tawaran dan
50 Meski Diprotes UU Otonomi Khusus Papua Tetap Diber
meninggalkan forum diskusi tersebut 49 lakukan dalam http www tempointeraktif com diunduh pada
22 Maret 2012
Aksi penolakan terns berlangsung Sosialisa
si UU tersebut dihadapkan pada unjuk rasa dari 51 Sumule op cit hlm 628 631
masyarakat Papua sendin Penolakan disebabkan 52 Solidaritas Nasional untuk Papua mengenai Proses Penga
dilan Pembunuhan Theys Eluay dalam http Www kontras
as Lihat juga Rodd McGibbon Aceh and Papua Is Special org diunduh pada 22 Maret 2012
Autonomy the Solution op cit hlm 22 25
Benny Giay Pembunuhan Theys Kematian HAM di Tanah
49Sumule op cit hlm 28 30 Papua Yogyakarta Galangpress 2006 hlm 152
u
Tabe12 Dana Perimbangan Provinsi Papua menurut UU Otsus Pasal 34
Bagi hasil pajak Bagi hasil sumberdaya alam Bagi hasil dana alokasi umum
90 dari Pajak Bumi dan Bangun 80 dari sektor kehutanan Dana Alokasi Khusus DAK sesuai perundang
an PBB perikanan dan pertambang undangan dengan prioritas pada Provinsi Papua
80 dari Bea Perolehan Hak atas an umum 2 dari Dana Alokasi Umum yang ditujukan untuk
Tanah dan Bangunan 70 dari minyak bumi dan pembiayaan pendidikan dan kesehatan
20 dari Pajak Penghasilan Orang gas alam Dana tambahan yang ditetapkan besarannya oleh
Pribadi pemerintah dan DPR berdasarkan usulan provinsi
untuk infrastruktur
melakukan musyawarah besar Mubes selama 2 Dengan demikian Otsus sudah tentu saja
hari 9 10 Juni 2010 dan menyimpulkan bahwa berujung pada kegagalan
Otsus terbukti gagal 54 Otsus dinilai gagal sebagai
solusi terhadap keinginan rakyat Papua untuk Implementasi Otonomi Khusus Papua
memperoleh rasa keadilan ss
Ketika berbicara tentang Otsus Papua dan komit
Aksi aksi massa yang besar untuk menolak men pemerintah terhadap kesuksesan imple
Otsus menunjukkan ada persoalan legitimasi
mentasi Otsus Papua pemerintah cenderung
rakyat Papua terhadap UU 21 2001 Rendahnya menonjolkan besarnya dana Otsus dan peluang
keterlibatan masyarakat Papua di dalam tim pe untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua
nyusun draf RUU Otsus kematian Theys Eluay Dengan begitu publik berharap pemerintah akan
kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan lebih sungguh sungguh memperhatikan masalah
semangat Otsus dan rendahnya dampak Otsus sosial ekonomi di Papua Dengan diberlakukan
terhadap perubahan kondisi masyarakat Papua nya Otsus maka Papua memiliki pemasukan
menjadi latar belakang Otsus tidak mendapat anggaran barn di samping pendapatan asli
legitimasi rakyat Rakyat Papua tidak percaya provinsi Pasal 34 UU 21 2001 mengatur dana
bahwa Otsus dapat menyelesaikan persoalan perimbangan baru secara khusus Secara umum
mereka bahkan sejak sebelum UU diterbitkan
ringkasan dana perimbangan Tanah Papua dalam
Implementasi UU Otsus yang tertunda tunda dan konteks Otsus dijabarkan sebagai berikut
lambat semakin memperkuat ketidak yakinan
Berdasarkan Tabel 2 jika benar benar
mereka tersebut
dipenuhi oleh pemerintah pusat maka alokasi
UU Otsus yang seharusnya menjadi jalan anggaran di luar pendapatan asli provinsi
tengah yang menampung aspirasi pemerintah terbilang sangat besar Hal ini terlihat juga dari
sekaligus rakyat Papua justru tidak mendapatkan
besaran angka dana Otsus yang diperlihatkan
legitimasi yang utuh Kandungan UU Otsus sejak 2002 hingga 2011 di Tanah Papua Hingga
yang secara substansi mampu mengakomodasi 2010 28 triliun rupiah telah dikucurkan sebagai
kepentingan dan harapan orang Papua sebagai dana pelaksanaan Otsus Papua 16
bagian dari kerangka Indonesia yang utuh men Tabel 3 memperlihatkan besaran dana Otsus
jadi sia sia karena legitimasi yang dimilikinya
selalu meningkat setiap tahunnya Dana Otsus
rendah Legitimasi rendah ini pun berdampak
dikucurkan mulai dari angka satu trililiun rupiah
pada komitmen yang rendah untuk secara pada 2002 meningkat hingga mencapai tiga
sungguh sungguh menerapkan cita cita Otsus
triliun rupiah pada 2011 Hanya pada 2009 dana
untuk memperbaiki kehidupan rakyat Papua
Otsus mengalami penurunan jumlah dibanding
kan thun sebelumnya Selama ini pemerintah
14 Tugas Memajukan Kualitas Gerakan Rakyat Papua Saat
Ini dalam http www gardapapua org diunduh pada 22 telah mengucurkan dana besar untuk pelaksanaan
Maret 2012 Otsus yakni lebih dari 18 trilliun rupiah Dengan
Kahar Sketsa Paradigma Kepapuaan bagi Penyelesaian
Damai Tanggapan atas Paket Kebijakan SBY Dialog dalam DPR Desak KPK Usut Penyelewengan Dana Otsus Papua
Bingkai Otsus UP413 dan NKRI dalam http www garda dalam http www news okezone com diunduh pada 23 Maret
papua org diunduh pada 23 Maret 2012 2012
70
Tabel 3 Dana Otsus dari Tahun ke Tahun
Tahun Dana Otsus Rupiah
2002 1 038 000 000 000
2003 1 539 560 000 000
2004 1 642 617 943 000
Sumber Dana Otsus 2002 2007 Departemen Keuangan sesuai tahun dalam dalam Agung
Djojosoekarto Rudiarto Sumarwono Cucu Suryaman Ed Kinerja Otonomi Khusus Papua Jakarta
Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan 2008 hlm 145
Dana Otsus 2008 2009 www papuanews posterous com
Tabel 4 Perbandingan Dana Otsus dengan Tingkat Tabel 5 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Papua
Kemiskinan dan Papua Barat Tahun 2007 2010 per 1000 orang
Dana Otsus Jumlah Penduduk Provinsi 2007 2008 2009 2010
Tahun
Triliun Rupiah Miskin Papua 793 4 733 1 760 3 761 6
2002 1 038 000 000 000 41 80 Papua Barat 266 8 246 5 256 8 256 3
2003 1 539 560 000 000 39 03
Sumber Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Peren
2004 1 642 617 943 000 38 69 canaan Pembangunan Daerah Bapedda Provinsi Papua
2005 1 775 312 000 000 40 83 Papua dalam Angka Jayapura BPS dan Bapedda Pro
vinsi Papua 2011 h1m 573
2006 2 913 218 000 000 40 40
71
Tabel 6 Indeks Pembangunan Manusia IPM di Provinsi Papua dan Papua Barat 2007 2009
Sumber Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bapedda Provinsi Papua Papua dalam
Angka Jayapura BPS dan Bapedda Provinsi Papua 2011 hlm 574
Tabel 7 Rasio Siswa dan Guru di Provinsi Papua dan Papua Barat Tahun 2009
SD SLIP SMU
PB P PB P PB P
Papua dan Papua Barat termasuk provinsi Upaya meningkatkan kualitas pendidikan
dengan tingkat IPM terendah Selama tiga di Papua telah dilakukan melalui perbaikan
tahun berturut turut Papua merupakan provinsi sarana prasarana pendidikan pembebasan uang
yang terendah tingkat IPM nya Tidak jauh pendaftaran sekolah dan beasiswa bagi para
berbeda dengan Papua Provinsi Papua Barat pelajar 58 Jika dilihat dari rasio siswa dan guru
menduduki peringkat keempat terendah IPM di maka Papua dan Papua Barat dapat dikatakan
Indonesia Secara umum jika dilihat dari tingkat tidak memiliki persoalan Data memperlihatkan
kemiskinan penduduk dan IPM maka Otsus bahwa rata rata rasio siswa dan guru di tingkat
tidak menunjukan perubahan yang signifikan di Sekolah Dasar SD Sekolah Lanjutan Tingkat
Papua Situasi ini diperlihatkan di dalam Tabel Pertama SLIP dan Sekolah Menengah Umum
6 sebagai berikut SMU adalah satu guru untuk 30 siswa Meski
pun berada pada urutan terbawah dibandingkan
Kemiskinan menjadi salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk membuktikan sejauh rasio di provinsi lain untuk tingkat SD namun
mana otonomi khusus berdampak bagi perbaikan angka rasio tersebut masih wajar Tidak hanya
situasi masyarakat Papua Tidak hanya kemiskin itu rasio di tingkat sekolah yang lebih tinggi
an keberhasilan atau kegagalan Otsus juga dapat memperlihatkan peningkatan angka yang sema
kin baik Berikut merupakan data rasio siswa
dinilai dari tiga bidang lain yakni pendidikan
dan guru di Papua dan Papua Barat tahun 2009
kesehatan dan ketenagakerjaan Ketiga bidang
pembangunan tersebut termasuk di antara Meskipun data rasio memperlihatkan seolah
bidang bidang yang menclapat perhatian khusus olah tidak ada persoalan antara jumlah guru
dalam pelaksanaan Otsus Berbeda dengan dengan siswa di Papua namun itu belum mem
persoalan ketenagakerjaan yang belum diatur perlihatkan masalah yang sesungguhnya Angka
secara khusus oleh perdasus dan perdasi Papua rasio tersebut memperlihatkan perbandingan
telah memiliki Perdasi Provinsi Papua Nomor 5 guru dengan jumlah siswa yang bersekolah
Tahun 2006 tentang Pembangunan Pendidikan bukan dengan jumlah anak usia sekolah
di Provinsi Papua Perdasi ini menjadi landasan Padahal persoalan nyata di Papua dan Papua
implementasi alokasi Jana Otsus minimal 30 Barat adalah rendahnya anak usia sekolah yang
untuk bidang pendidikan Pada praktiknya hingga mengenyam pendidikan Banyak Orang Papua
2006 alokasi dana pendidikan di kabupaten kota yang mengalami putus sekolah atau bahkan tidak
baru berkisar 12 21 saja 57 pernah mengenyam pendidikan sama sekali Hal
72
Tabel 8 Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk 10 Tahun ke Atas di Papua Barat
2010 7 6 18 42 4 13 4 76 1 97 63 12
2009 9 45 18 77 4 48 4 16 1 40 61 74
2008 7 03 12 15 5 83 4 99 1 28 68 72
Sumber Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Papua Barat Papua Barat dalam Angka Manokwari BPS 2011 hlm
146 147
Tabel 9 Angka Partisipasi Murni APM dan Angka Partisipasi Kasar APK menurut Jenjang Pendidikan di
Papua Tahun 2010
SD MI 76 22 93 27
SMP MTs 49 62 60 05
SMA MA 36 06 48 20
Sumber Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Papua dalam Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perenca
naan Pembangunan Daerah Bapedda Provinsi Papua Papua dalam Angka Jayapura BPS dan Bapedda Provinsi Papua
2011 hlm 108
Dana Otsus 1 328 300 1 539 560 1 642 617 1 775 312 2 913 218
15 9 18 7 14 6 28 3 33 7
Sumber Pemprov Papua 2002 2007 dalam Agung Djojosoekarto Rudiarto Sumarwono Cucu Suryaman Ed Kinerja
Otonomi Khusus Papua Jakarta Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan 2008 hlm 68
ini sesuai dengan data yang dipaparkan dalam mampu meningkatkan partisipasi pendidikan
pendidikan yang rendah khususnya padajenjang wilayah Papua Hal ini terbukti dari fakta adanya
pendidikan yang lebih tinggi Di Provinsi Barat sekolah sekolah di Papua yang memiliki jumlah
penduduk usia 10 tahun ke atas didominasi oleh guru terbatas Sebagai contoh SD Negeri Yongsu
siswa yang tidak bersekolah lagi Sejak 2008 Desoyo saat ini hanya memiliki tiga guru untuk
hingga 2010 lebih dari 70 penduduk usia enam kelas Jika ada guru yang berhalangan
sekolah tidak pernah mengenyam pendidikan Bering kali satu guru kemudian menangani enam
atau tidak lagi bersekolah Semakin tinggi kelas sekaligus Behan besar yang ditanggung
tingkat pendidikan maka semakin rendah tingkat oleh guru di Papua itu hanya dihargai oleh dana
partisipasi masyarakatnya Fenomena di Papua insentif dari pemerintah sebesar 300 ribu Rupiah
maupun Papua Barat memperlihatkan tingkat yang dibayarkan per tiga bulan 59 Situasi ini tentu
partisipasi tertinggi ada pada tingkat sekolah akan berdampak pada tidak efektifnya proses
dasar Di Provinsi Papua APM untuk tingkat SD belajar mengajar dalam institusi pendidikan di
mencapai 76 sementara APM untuk tingkat Papua
SMU tidak mencapai separuhnya yakni 36
Situasi ini memperlihatkan bahwa Otsus belum Joost W Mirino Ed Dari Kampung ke Kampung Perjalan
an Jurnalistik Suara Perempuan Papua 2 Jayapura Suara
Perempuan Papua 2011 hlm 37 39 dan 96 97
73
Tabel 11 Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Medis di Papua Barat PB dan Papua P
Rumah
Rumah Sakit Puskesmas Balai Pen Puskesmas
Tahun Sakit Puskesmas Posyandu Polindes Dokter
Pemerintah Pembantu gobatan
Keliling
swasta
PB P PB P PB P PB P PB P PB P PB P PB P PB
IP
2010 7 17 4 8 110 320 367 791 4 1173 3034 297 145 857 188 1733
2009 6 16 4 6 105 296 339 731 4 1173 4165 1218
156
141 783 148 667
2008 4 12 4 5 194 260 1339 731 3 7 1173 4610 185 93 783 IS74
Keterangan PB Papua Barat P Papua
Sumber Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Papua Barat Papua Barat dalam Angka Manokwari BPS 2011 hlm
161 165
Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bapedda Provinsi Papua Papua dalam Angka
Jayapura BPS dan Bapedda Provinsi Papua 2011 hlm 149 159
lebih dari 78 Dengan demikian dana Otsus me jumlah dokter di Papua hanya 9 12 Meskipun
miliki peran yang sangat besar untuk membangun mengalami peningkatan jumlah dokter tersebut
fungsi pelayanan kesehatan di Papua Pelayanan belum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di Papua merupakan hal yang sangat kesehatan di Papua dan Papua Barat Ini terlihat
penting karena tingginya keluhan kesehatan dari rasio perbandingan antara jumlah dokter
penduduk Catatan di Papua Barat menyatakan dengan jumlah penduduk di Papua 1 dibanding
bahwa pada 2008 memiliki 31 keluhan tahun 3 891 orang dan Papua Barat 1 dibanding 4 047
berikutnya pada 2009 menurun 30 18 dan orang maka angka rata rata rasio adalah satu
pada 2010 menjadi 24 61 Begitu juga dengan dokter berbanding lebih dari 3 800 penduduk
Provinsi Papua yang 200 ribu lebih penduduknya Terbatasnya tenaga medis dan juga fasilitas
menderita sakit Pada 2008 terdapat 277 912
memberikan efek berantai terhadap menurunnya
orang memiliki keluhan kesehatan selanjutnya pelayanan kesehatan di lapangan Hal ini akan
pada 2009 sebanyak 228 392 dan pada 2010
berdampak pada berkurangnya jangkauan pela
sebanyak 241 400 62 Terlihat bahwa tidak terjadi
yanan kesehatan terbatasnya jumlah penderita
60Djojosoekarto dkk Ed op cit htm 83 sakit yang dilayani daya tahan tinggal tenaga
6 Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Papua Barat Papua
medis rendah terbatasnya kemampuan opera
Barat dalam Angka Manokwari BPS 2011 h1m 172 sional dan lainnya Situasi tersebut bertambah
62Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perencanaan Pemba
ngunan Daerah Bappeda Provinsi Papua Papua dalam Angka Jayapura BPS dan Bappeda Provinsi Papua 2011 hlm 166
74
Tabel 12 Jumlah Pencari Kerja di Papua 2000 2001 2009 2010 2011
Sumber Diolah dari data BPS Provinsi Papua dan Papua Barat
Tabel 13 Rasio Jumlah Kesempatan Kerja dengan Jumlah Pencari Kerja 2000 2001 2009 2010 2011
Tahun Rasio
2000 1 44
2001 1 35
2009 1 24
2010 1 30
Sumber Diolah dari data BPS Provinsi Papua dan Papua Barat
buruk pada wilayah wilayah perdesaan di Papua diterapkan jumlah pencari kerja saat ini terus me
Ada kesenjangan jumlah tenaga medis di kota ningkat Rasio perbandingan jumlah kesempatan
dengan di desa Tidak hanya itu pasokan obat kerja dengan pencari kerja pun tidak mengalami
juga sering kali tidak lancar dan mengakibatkan penurunan secara signifikan Berikut merupakan
persediaan obat di perdesaan kosong Dampak data yang menggambarkan situasi tersebut
nya masyarakat mencari alternatif pengobatan
Berdasarkan Tabel 12 dan 13 jumlah pencari
dengan cara kembali pada upaya pemulihan kerja dan jumlah kesempatan kerja pada 2009
kesehatan tradisional 20 10 mengalami peningkatan menyentuh hampir
Selain meningkatkan pelayanan publik 100 dibandingkan 2000 2001 Namun jika
dalam bidang pendidikan dan kesehatan UU dilihat secara saksama dari rasio perbandingan
Otsus juga mengamanatkan upaya pemberdayaan jumlah kesempatan kerja dengan jumlah pencari
ekonomi masyarakat lokal Sesuai dengan Bab kerj a maka terj adi penurunan angka rasio dengan
XVIII Pasal 62 UU 21 2001 setiap orang Papua diterapkannya Otsus di Papua Namun begitu
berhak untuk memiliki peker aan dan penghasilan penurunan rasio tersebut tidak memperlihatkan
yang layak Meskipun belum ada penerjemahan situasi yang berbeda dengan signifikan Pada
secara operasional di dalam perdasus maupun 2001 satu lapangan peker aan diperebutkan oleh
perdasi namun pemerintah telah berupaya 35 pencari kerja Sementara itu sepuluh tahun
mendorong pemberdayaan ekonomi dan investasi setelah Otsus diterapkan terdapat satu lapangan
di Papua Pemerintah mengucurkan dana modal pekerjaan yang diperebutkan 30 pencari kerja
untuk peningkatan produksi pertanian perke Dari dinamika data statistik kemiskinan
bunan peternakan perikanan dan industri 61 IPM ketenagakerjaan pendidikan dan kesehatan
Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada maka sumbangan Otsus dapat dikatakan tidak
besarnya kesempatan kerja yang tersedia untuk signifikan Besarnya dana Otsus yang telah dia
masyarakat Ironisnya fakta yang ada di Papua lokasikan tidak memiliki dampak besar terhadap
menunjukkan situasi yang bertolak belakang masyarakat di Papua dan Papua Barat Rendahnya
Dibandingkan dengan situasi sebelum Otsus dampak pelaksanaan Otsus dilatarbelakangi oleh
beragam persoalan termasuk masalah birokrasi
63 Yafet Kambai dkk Ed Perlawanan Kaki Telanjang 25 rendahnya keterlibatan masyarakat dan korupsi
Tahun Gerakan Masyarakat Sipil di Papua Jayapura Foker
LSM Papua 2007 hlm 152
75
Persoalan Pengelolaan Dana Otsus berdasarkan pemaknaan mereka sendiri 70 An
Sebenarnya Provinsi Papua telah memiliki tara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten kota keduanya belum ada
Perdasus No 1 Tahun 2007 tentang Pembagian
Dana Otonomi Khusus Namun peraturan ter kejelasan mengenai kebijakan kebijakan pem
sebut tidak dapat ditegakkan 61 Gubernur Papua bangunan yang bersifat khusus yang seharusnya
Barnabas Suebu menolak menggunakan perdasus diimplementasikan dalam pelaksanaan pemerin
tersebut karena menurutnya bertentangan dengan tahan dan pembangunan di daerah 71 Kebijakan
pembangunan di Papua oleh pemerintah pusat
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Tata
Cara Pengelolan Keuangan Daerah Suebu provinsi kabupaten belum integratif Akibatnya
menegaskan Jika kita menggunakan perdasus program program pembangunan yang ada di
tersebut maka kami akan dituduh korupsi dan Papua menjadi tumpang tindih dan tidak saling
kita semua rame rame akan masuk bui 66 mendukung antara satu program dengan program
Penggunaan dana Otsus pada praktiknya hanya lainnya Dengan begitu program pembangunan
menjadi tidak tepat sasaran dan menimbulkan
berpedoman pada petunjuk teknis yang dikeluar
masalah
kan oleh pemerintah Provinsi Papua setiap tahun
anggaran Misalnya pada 2006 pemerintah Program pembangunan yang tidak terencana
provinsi mengeluarkan nota kesepahaman dengan baik ditandai oleh distribusi program
pembagian dana Otsus 2006 rencana definitif yang tidak merata di seluruh daerah Program
penggunaan dana Otsus dan pedoman teknis pembangunan yang masuk di dalam APBD
kebijakan penggunaan dana Otsus 67 2012 belum mengakomodasi semua distrik dan
Posisi dana Otsus di dalam APBD pun tidak kampung 72 Penyaluran dana Otsus Bering kali
dicantumkan dengan jelas Ini juga membuat terkonsentrasi hanya di wilayah perkotaan Baja
alokasi anggaran dan pelaksanaan dana Otsus tanpa menjamah wilayah perdesaan Sulitnya
menjadi kabur Dana Otsus tidak menjadi sate kondisi geografis di Tanah Papua sering kali
menjadi alasan pemerintah atas penyebaran pro
bentuk anggaran tersendiri melainkan digabung
kan ke dalamAPBD dan disebut sebagai sumber gram pembangunan yang tidak merata tersebut
pendapatan lain 68 Dengan demikian alokasi dana Tidak hanya itu penyaluran dana pembangunan
untuk pembangunan di Papua menjadi tidak jelas juga sering mengalami keterlambatan Sebagai
sumber pendanaannya Masyarakat tidak menge contoh dana pendidikan baru sampai di daerab
tahui apakah dana pembangunan itu berasal dari bahkan enam bulan setelah proses belajar
dana Otsus Dana Alokasi Umum DAU atau
mengajar dimulai 71
Tidak ada grand design yang dapat men perencanaan yang disebut Musyawarah Rencana
jelaskan tahap tahap pembangunan di dalam Pembangunan Musrenbang yang seharusnya
kerangka Otsus Papua Target capaian apa dapat membuka ruang partisipasi masyarakat
yang akan diraih setelah 5 tahun 10 tahun Musrenbang dapat menjadi ajang penentuan
hingga 25 tahun Pemerintah daerah khususnya agenda kebij akan pembangunan Dengan adanya
Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat tidak Otsus seharusnya partisipasi lebih tinggi dan
menyusunnya sej ak awal sehingga para elite lokal aspirasi lebih diakomodasi oleh pemerintah Se
memiliki kecenderungan untuk menafsirkan tiap tahunnya 700 juta rupiah telah dialokasikan
anggaran Musrenbang Namun substansi aspirasi
dari bawah tersebut tidak diakomodasi secara
65Ibid hlm 57
66 Otsus Bukan Sekedar Uang Suara Perempuan Papua 70Raharusun op cit hlm 258
dalam http suaraperempuanpapua orgl diunduh pada 20
April 2012 71 Rima Making dan Joost Mirino Sepuluh Tahun Implemen
tasi Otsus Papua dalam http wwwperempuanpapua org
67Djojosoekarto dkk Ed op cit hlm 44 diunduh pada 20 Maret 2012
68 DPRD Minta Dana Otsus Dikelola Tersendiri dalam http 72 Program Pembangunan Harus Sesuai Musrembang dalam
wwwpapuanews posterous com diunduh pada 29 Maret 2012 http www bintangpapua com diunduh pada 21 Maret 2012
76
layak dalam program pembangunan di Papua Menurut Esther Heidbuchel pola pe
dan Papua Barat 74 Hasilnya terlalu formalistik nyelewengan dana Otsus di Papua mengikuti
dan gagal mendorong partisipasi masyarakat model bate es Artinya jumlah dana Otsus
dari tingkat kampung hingga kabupaten 75 Pada yang besar akan tereduksi di setiap tingkatan
akhirnya umumnya program yang dijalankan pemerintahan mulai dari tingkat yang teratas
oleh pemerintah berangkat dari rencana peme hingga yang terbawah Dana Otsus terpotong oleh
rintah sendiri dan bukan berasal dari suara rakyat apa yang diistilahkan sebagai biaya transaksi
Dana Otsus yang lebih besar birokrasi transaction cost di setiap lapis birokrasi Di
anggaran dan program pembangunan yang tidak tingkat pemerintahan lokal sejumlah uang
dalam skala besar digunakan untuk biaya
tertib juga mengundang korupsi yang lebih besar
Badan Pemeriksa Keuangan menemukan banyak perjalanan para birokrat sekaligus dijadikan
penyimpangan penggunaan dana Otsus Papua dan sebagai uang pribadi para petinggi pemerintah
Papua Barat selama 2002 2010 Total dana Otsus Dana Otsus telah habis dalam proses perjalanan
dari pemerintah pusat hingga daerah sehingga
yang disalurkan oleh pemerintah pusat ke Papua
dan Papua Barat sejak 2002 hingga 2010 tercatat hanya meninggalkan sedikit uang untuk rakyat 79
28 84 triliun rupiah Namun berdasarkan uji Penyimpangan dana Otsus ini juga menjadi
petik cakupan dana yang diperiksa BPK hanya bukti bahwa kelompok elit di Papua lah yang
19 12 triliun rupiah Dari jumlah Jana 19 12 paling diuntungkan oleh otonomi khusus Otsus
triliun rupiah yang diperiksa BPK sebanyak membawa perubahan terhadap penampilan dan
4 12 triliun rupiah telah terjadi penyimpangan berbagai atribut yang menyertai keberadaan
baik oleh Pemerintah Provinsi Papua maupun pejabat publik Papua Perubahan ini diperlihatkan
Papua Barat 76 oleh meningkatnya jumlah sarana dan prasarana
Penyalahgunaan dana Otsus terjadi dalam pemerintahan termasuk mobil dan komputer
berbagai wujud berbeda termasuk program fiktif jinjing yang dimaksudkan sebagai pendukung
kerja birokrat untuk melayani masyarakat 80
kelebihan pembayaran yang tidak sesuai keten
tuan hingga jalan jalan ke Eropa dan lainnya Faktanya pelayanan publik terkait dengan bidang
Laporan BPK mengungkapkan penyimpangan pendidikan kesehatan dan ketenagakerjaan pun
masih bermasalah
yang meliputi kegiatan tidak dilaksanakan
alias fiktif senilai 28 94 miliar rupiah kelebihan Meskipun pengelolaan dana Otsus di Papua
pembayaran karena kekurangan volume peker rawan diselewengkan namun hingga saat ini
jaan atau pembayaran tidak sesuai ketentuan belum banyak pelaku korupsi yang ditangani
senilai 218 29 miliar rupiah dan penyelesaian secara hukum Hingga saat ini Komisi Pembe
pekerjaan yang terlambat dan tidak dikenai denda rantasan Korupsi KPK bahkan belum berhasil
senilai 17 22 miliar rupiah Selain itu ada juga menangani kasus korupsi Otsus di Papua Padahal
dana yang didepositokan di Bank Mandiri dan di wilayah lain KPK telah banyak menciduk
Bank Papua sebesar 2 35 triliun rupiah 77 Selain elite lokal pelaku korupsi Walaupun demikian
penyimpangan deposito ini BPK juga menemu laporan dugaan korupsi yang dilakukan oleh
kan adanya mark up pengadaan barang dan jasa pejabat publik di Papua juga sudah ada yang
pemotongan langsung oleh Biro Keuangan Setda diperiksa dan sebagian diajukan di pengadilan
Ibid
Tim Sekretariat Keadilan dan Perdamaian SKP Keuskupan
Jayapura Memoria Passionis di Papua Tahun 2005 Jayapura
Victor Mambor Edan Dana Otsus Dipakai Ronda ke Eropa
SKP Jayapura 2007 h1m 139
77
Catatan Penutup Papua Barat diterbitkan sebagai penjelasan teknis
Proses politik pembuatan UU 21 2001 tentang UU Otsus setelah orang Papua mengembalikan
Otsus bagi Papua menunjukkan bahwa UU otonomi khusus di tahun 2005 Namun demikian
tersebut hampir tidak memiliki legitimasi pada praktiknya inpres tersebut tidak operasional
di Papua dan Papua Barat 12
terutama dari pihak pihak yang berkonflik UU
tersebut bukan merupakan hasil dialog yang Kegagalan penerapan Inpres 5 2007 di
menghasilkan kesepakatan politik bersama percaya karena tidak ada lembaga khusus yang
Absennya legitimasi membuat implementasi menangani Papua Oleh karena itu pemerintah
Otsus mengalami hambatan dari pihak pihak akhirnya menerbitkan PP 65 dan 66 Tahun 2011
yang berkonflik Pihak pemerintah membuat yang kemudian membentuk Unit Percepatan
kebijakan yang menghambat pelaksanaan UU Pembangunan Provinsi Papua dan Papua
Otsus dan bahkan mencederai semangat dasar Barat UP4B UP4B ini diharapkan mampu
Otsus yakni keberpihakan perlindungan membangun kerja sama program pembangunan
dan pemberdayaan orang asli Papua Pihak antar elemen pemerintah di tingkat pusat dan
kelompok promerdeka dan masyarakat Papua daerah dalam pelaksanaan Otsus UP4B meru
pada umumnya terus menerus menunjukkan pakan sebuah unit yang baru berjalan belum satu
sikap dan pandangan yang menolak Otsus Dapat tahun sehingga tidak tepat jika penilaian gagal
disimpulkan bahwa UU Otsus Papua memang tidaknya kerja unit tersebut diberikan saat ini
memiliki cacat politik bawaan sejak lahir dan Namun demikian UP413 sudah pasti mengemban
terbawa hingga sekarang 2012 beban yang sangat berat untuk memenuhi
Ketiadaan atau rendahnya legitimasi politik harapan perbaikan situasi di Papua Berkaca dari
UU Otsus bisa dikompensasi jika aspek lain kegagalan Otsus maka UP413 seharusnya tidak
hanya secara teknis memperbaiki pengelolaan
lebih berhasil di dalam pelaksanaannya Bidang
dana Otsus dan pembangunan di Papua Lebih
bidang sosial ekonomi seperti pendidikan
kesehatan dan ketenagakerjaan seharusnya dari itu UP4B perlu mendorong upaya baru
berkinerja jauh lebih balk dengan memperbaiki membangun penyelesaian konflik Papua yang
peringkat Indeks Pembangunan Manusia IPM memiliki legitimasi kuat balk itu dari pemerintah
Papua dan Papua Barat atau mengurangi angka pusat maupun seluruh orang Papua
kemiskinan Namun sebagaimana dibahas di atas
bidang bidang ini juga memiliki masalah men Daftar Pustaka
dasar yang membuatnya juga cenderung tidak Antoh Demmy 2008 Menggugat Implementasi Ot
berhasil Ada masalah mekanisme penggunaan sus Papua Sorong Pusat Pengkajian Pemba
dana Otsus skema perencanaan pembangunan ngunan Papua P4
yang lemah dan yang terburuk adalah korupsi Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Bapedda Provinsi
yang telah meluas di Papua dan Papua Barat
Papua 2001 Papua dalam Angka Jayapura
Dengan demikian Otsus Papua dapat dikatakan
BPS dan Bappeda Provinsi Papua
cenderung gagal menjadi jalan tengah bagi
Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perencanaan
konflik Papua yang melingkar sejak 1960 an Pembangunan Daerah Bapedda Provinsi
Papua masih akan menjadi ganjalan serius di
Papua 2011 Papua dalam Angka Jayapura
dalam upaya membangun keindonesiaan yang BPS dan Bappeda Provinsi Papua
secara demokratis menegakkan perdamaian dan
Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Papua Barat
keadilan 2011 Papua Barat dalam Angka Manokwari
BPS Provinsi Papua Barat
Kegagalan membangun letimasi politik yang
kuat merupakan benih awal kegagalan implemen
in
Broek ofm Theo P A van den dan J Budi Hernawan Inpres Pemekaran Papua Bermasalah dalam http
ofm 2001 Memoria Passionis di Papua Kon www politikindonesia com diunduh pada 20
disi HakAsasi Manusia dan Gerakan Aspirasi Maret 2012
Merdeka Gambaran 1999 Jakarta Sekretariat
International Crisis Group 2003 Dividing Papua
Keadilan dan Kedamaian SKP Keuskupan How Not to Do It ICG Asia Briefing Paper
Jayapura dan Lembaga Studi Pers dan Pemba 9 April 2003
ngunan LSPP Jakarta
Kambai Yafet dkk Ed 2007 Perlawanan Kaki
Broek ofm Theo P A van den dkk 2001 Memo
Telanjang 25 Tahun Gerakan Masyarakat Sipil
ria Passionis di Papua Kondisi Sosial Poli di Papua Jayapura Foker LSM Papua
tik dan Hak Asasi Manusia Gambaran 2000
Kahar Sketsa Paradigma Kepapuaan bagi Penyele
Jakarta LSPP
saian Damai Tanggapan atas Paket Kebijakan
Conoras Yusman Ed 2008 AMP Kitong Pu Honai SBY Dialog dalam Bingkai Otsus UP413 dan
Jayapura Foker LSM Papua dan New Zealand
NKRI dalam http www gardapapua org di
Agency International Development NZAID unduh pada 23 Maret 2012
DPR Dukung RUU Otonomi Khusus untuk Papua http wwwtabloidjubi com diunduh pada 20
dalam http perpustakaan bappenas go id di Maret 2012
unduh pada 16 Maret 2012
McGibbon Rodd 2004 Aceh and Papua Is Special
DPR Desak KPK Usut Penyelewengan Dana Otsus Autonomy the Solution Washington East
Papua aalam http wwwnews okezone com West Centre
diunduh 23 Maret 2012 Mirino Joost W Ed 2011 Dari Kampung ke Kam
DPRD Minta Dana Otsus Dikelola Tersendiri dalam pung Perjalanan Jurnalistik Suara Perempuan
http wwwpapuanews posterous com diunduh Papua 2 Jayapura Suara Perempuan Papua
pada 29 Maret 2012
Jalan Tengah Dua Ekstrem dalam http
Elisabeth Adriana dkk 2006 Trust Building dan www suaraperempuanpapua org diunduh pada
Rekonsiliasi di Papua Jakarta LIPI Press 10 Maret 2012
2005 Agenda dan Potensi Damai di Papua MRP Antara Politik dan Kultural dalam www tab
Jakarta LIPI Press loidjubi com diunduh pada 20 Maret 2012
Flassy Angela dkk 2008 Luka Papua HIV Otono Mansai Abner Perdasus Perdasi Penantian Tak
mi Khusus dan Perang Suku Jakarta Spasi Berujung dalam www tabloidjubi com diun
VHR Book duh pada 20 Maret 2012
Giay Benny 2006 Pembunuhan Theys Kema Mendagri Majelis Rakyat Papua Jangan Super
tian HAM di Tanah Papua Yogyakarta body dalam http www liputan6com diun
Galangpress duh pada 20 Maret 2012
Habibie Bacharuddin Jusu 2006 Detik Detik yang Making Rima dan Joost Mirino Sepuluh Tabun
Menentukan Jakarta THC Mandiri Implementasi Otsus Papua dalam http
Hadi Syamsul 2007 Disintegrasi Pasca Orde Baru wwwperempuanpapua org diunduh pada 20
Maret 2012
Negara Konflik Lokal dan Dinamika Inter
nasional Jakarta Yayasan Obor Indonesia Mambor Victor Edan Dana Otsus Dipakai Ronda
ke Eropa Hingga Deposito ke Bank dalam
Heidbuchel Esther 2007 The West Papua Conflict
in Indonesia Actors Issues and Approaches http www tabloidjubi com diunduh pada 27
Maret 2012
Wettenberg Johannes Herrmann J J Verlag
OPM Manfaatkan Kelemahan PP No 77 Tabun
Hosio Jusach Eddy 2006 Nilai Politis Provinsi
Irjabar bagi NKRI Implementasi Pedoman 2007 dalam http www okezone com diun
Organisasi Perangkat Daerah Yogyakarta duh pada 21 Maret 2012
79
Program Pembangunan Harus Sesuai Musrembang nis di Papua Potret Sosial Politik dan HAM
dalam http www bintangpapua com diunduh Sepanjang 2004 Jayapura SKP Keuskupan
pada 21 Maret 2012 Jayapura
Raharusun Yohanis Anton 2009 Daerah Khusus Tim Sekretariat Keadilan dan Perdamaian SKP
dalam Perspektif NKRI Jakarta Konstitusi Keuskupan Jayapura 2007 Memoria Passionis
Press di Papua Tahun 2005 Jayapura SKP Jayapura
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tim Sekretariat Keadilan dan Perdamaian SKP
2010 2014 Keuskupan Jayapura 2008 Memoria Passio
RUU Otonomi Khusus Irja Diterima Gus Dur nis di Papua Tahun 2006 Jayapura Office for
dalam http www berita liputan6com diun Justice and Peace Catholic Diocese of Jayapura
duh pada 9 Maret 2012 dan SKP Keuskupan Jayapura
Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Tugas Memajukan Kualitas Gerakan Rakyat Papua
Jayapura 2000 Kondisi HakAsasi Manusia di Saat Ini dalam http www gardapapua org
Tanah Papua serta Perkembangan Gerakan As diunduh pada 22 Maret 2012
pirasi Merdeka Jayapura Sekretariat Keadilan UU No 21 Tabun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi
dan Perdamaian Keuskupan Jayapura Provinsi Papua
Sugandi Yulia 2008 Analisis Konflik dan Rekomen Wanggai Velix V 2009 New Dealfor Papua Menata
dasi Kebyakan Papua Jakarta Friedrich Ebert Kembali Papua dengan Hati Jakarta Indonesia
Stiftung Press dan The IRIAN Institute
Sumule Agus Ed 2003 Mencari Jalan Tengah Widjojo Muridan S Ed 2009 Papua Road Map
Otonomi Khusus Provinsi Papua Jakarta PT Negotiating the Past Improving the Present and
Gramedia Pustaka Utama Securing the Future Jakarta LIPI YOI TIFA
Tim Sekretariat Keadilan dan Perdamaian SKP Membaca Kekerasan di Timika dalam
Keuskupan Jayapura 2006 Memorian Passio http www unisosdem org diunduh pada 20
Maret 2012