Strategi Komunikasi Politik Pemerintah Sebagai Pen
Strategi Komunikasi Politik Pemerintah Sebagai Pen
Abstrak
Gagasan ini menggambarkan bagaimana peran strategi komunikasi politik
pemerintah dalam menyelesaikan konflik Papua yang sudah terjadi begitu lama.
Gagasan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada
pemerintah dalam pengambilan kebijakan terkait penyelesaian konflik Papua.
Kata Kunci: dalam gagasan ini pemerintah belum melihat persoalan-persoalan Papua secara
Komunikasi Politik utuh dan bahkan memaksakan tafsiran/simpulan berdasarkan analisanya sendiri.
Pemerintah Konsep Dialog Papua-Jakarta merupakan tawaran dari gagasan ini agar
Konflik Papua pemerintah dapat memotret Papua secara utuh sampai pada lapisan bawah,
sehingga tidak ada satu pun aspek yang terlewat baik itu Sosial, Budaya,
Ekonomi bahkan aspek Politik. Sehingga diharapkan ke depan Permasalahan-
permasalahan Papua dapat terselesaikan dengan baik dan secara
berkesinambungan.
Abstract
dalam sistim politik menjadi suatu kebijakan yaitu sikap kelompok-kelompok yang selama
politik Negara, karena lembaga-lembaga rezim Orde baru merasa terjajah, tertekan,
politik dibentuk untuk memberikan input dan tertindas, termarginalisasi dan teraniaya,
penguatan bagi sistem politik, agar proses mereka bangkit kembali melakukan
politik tersebut melahirkan berbagai produk penindasan dengan menghidupkan sentimen
politik seperti kebijakan publik, keputusan Papua Merdeka, mereka memproklamirkan
publik, dan regulasi yang berpihak pada diri dengan melakukan perlawanan terbuka,
kepentingan Civil Society. dengan pengibaran panji-panji Bintang
Kejora dan meneriakkan yel-yel ”Merdeka”.
Demikian pula dalam menyelesaikan
Ibarat teori efek Domino, gerakan ini
kasus-kasus politik berupa konflik vertikal
langsung disambut oleh kelompok-kelompok
maupun horizontal, pemerintah Indonesia
lain di Papua dengan menyuarakan hal yang
sering menggunakan pendekatan komunikasi
sama. Berawal dari pembentukan ”Aliansi
politik dalam rangka mencari solusi dalam
Mahasiswa Papua di Makassar tahun 1999
bentuk kebijakan politik agar tercipta suasana
oleh beberapa mahasiswa asli Papua yang
damai di masyarakat. Apalagi dalam
kuliah di luar Papua di pimpin oleh Viktor
menghadapi tekanan lembaga internasional
Yeimo dkk., maka gerakan perlawanan ini
dengan tuduhan pelanggaran HAM dan
mulai merambah wilayah pegunungan
genosida yang sering dialamatkan kepada
tengah, dan puncaknya tahun 2000 muncul
Pemerintah Republik Indonesia dalam setiap
kelompok yang mengatasnamakan
penanganan konflik di Papua.
”kelompok 100” bertemu Presiden Habibie
Sejak era reformasi paradigma
dan secara terang-terangan meminta agar
kenegaraan berubah dengan euforia
Papua Merdeka. Betapa kagetnya pemerintah
demokrasi, sehingga pendekatan komunikasi
dan Pihak keamanan menangani gerakan ini
politik pemerintah menjadi agak sulit dan
terutama pada masa awal reformasi, sehingga
terkesan tidak berdaya menghadapi tekanan
pendekatan keamanan atas nama kedaulatan
internasional dan tuntutan Masyarakat Papua.
negara pun digunakan, dan akibatnya
Lemahnya komunikasi politik pemerintah
terjadilah konflik Vertikal yang tidak dapat
dapat dilihat dari maraknya aksi penembakan
dihindari. Pada masa Presiden Gusdur,
liar, sehingga direspons oleh aparat TNI/Polri
pemerintah mengambil kebijakan politik
dengan pendekatan keamanan yang represif,
dengan merubah nama provinsi Irian Jaya
disisi lain indikator lemahnya komunikasi
menjadi Provinsi Papua dengan alasan
politik, dapat dilihat dari semakin
budaya, yang bagi peneliti di sinilah letak
terkonsolidasinya gerakan kelompok-
kehebatan seorang Kyai Abdurrahman
kelompok yang anti pemerintah untuk
Wahid (Gusdur) dalam melakukan
melakukan tekanan secara terbuka dengan
komunikasi politik dengan pendekatan
tuntutan ”merdeka”, bahayanya gerakan ini
budaya, dan pada tahun yang sama beliau
sering meluas pada ranah konflik horizontal
memfasilitasi dana penyelenggaraan Kongres
dengan permainan isu SARA, sehingga
Rakyat Papua I.
melahirkan sikap ”inferioritas kompleks”,
komunikasi efektif sangat penting untuk peran komunikasi politik Pemerintah akan
sebagai akibat dari komunikasi yang tidak masyarakat. Hal itu mengandung arti bahwa
efektif. Dalam interaksi komunikasi dengan komunikasi politik pemerintah akan bermain
terjadinya misskomunikasi tersebut tidak bisa sesuai isu-isu dan letupan-letupan sosial yang
dihindari akibat perbedaan cara pandang masif terjadi di berbagai daerah seperti di
budaya dan adat istiadat. Apalagi pada Papua, sehingga tidak jarang isu-isu tersebut
masyarakat yang tingkat pendidikannya meluas menjadi konsumsi publik dan bahkan
sangat rendah atau malah tidak pernah menjadi isu internasional, yang melemahkan
sekolah. Dari aspek interaksi dengan posisi tawar pemerintah dalam kancah politik
masyarakat Papua sebagai komunikan, luar negeri. Dilihat dari rumusan diatas maka
misskomunikasi juga dapat dipicu oleh komunikasi menjadi penting terutama dalam
kondisi lingkungan, situasi dan kondisi menyelesaikan konflik politik yang bersifat
masyarakat yang majemuk (plural) secara vertikal di Papua, karena menyangkut suatu
budaya, agama, dan kelompok sosial. Dalam kebijakan dan sikap politik pemerintah yang
sekelompok orang, organisasi, dan juga yang sudah terjadi begitu lama. dan sudah
dengan sikap tidak mengerti, tidak mau Demikian halnya, koordinasi dan
mengerti, sulit mengerti dan tidak bisa pengendalian individu dalam peran-peran
mengerti. Sikap demikian boleh jadi organisasi yang berbeda memerlukan
merupakan efek dari komunikasi pemerintah pengkomunikasian informasi dan penyebaran
yang kurang efektif. pesan. Jadi, dapat ditegaskan, suatu pola
Menurut Almond dan Verba (1963, hlm. sosialisasi dalam membangun kekuatan
struktur politik sebuah bangsa. siapa saja sehingga menimbulkan sikap ketidakpastian
perubahan penting dalam sistem politik, pemahaman antara simbol-simbol budaya ini
politik yang intens dan bermartabat. efektif pada masyarakat Papua. Selanjutnya
Bagaimana membangun kesadaran bersama adalah ketika pemerintah telah mampu
bahwa kedamaian di tanah ini diatas segala- melihat secara utuh dan menggunakan
galanya. Dalam ilmu komunikasi, terjadinya perspektif Papua baik itu secara sosial
interaksi komunikasi dua arah merupakan Ekonomi Budaya maupun secara Politik
bagian dari efektivitas internalisasi isi pesan diharapkan akan melahirkan program
kepada komunikan, dan untuk merealisasikan kebijakan pembangunan yang tepat.
itu, maka, pemerintah selaku pemegang
otoritas negara perlu menghindari pola 3. KESIMPULAN
pemaksaan ide dan gagasan. memperlakukan Permasalahan konflik Papua harus segera
orang Papua sebagai pemegang kedaulatan diantisipasi atau paling tidak meminimalisir
adalah bagian dari masyarakat Indonesia seminim mungkin demi keutuhan Negara
yang harus dibina, dibangun, dan Kesatuan Republik Indonesia, konsep Dialog
disejahterakan. Sehingga ketika terjadi Papua-Jakarta adalah jalan yang paling
umpan balik (feeckback) dalam hal ini sikap memungkinkan karena dianggap dapat
masyarakat, sebagai interaksi komunikasi melihat atau memotret secara utuh apa
haruslah disikapi dengan bijak. sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya
Dalam kaitannya dengan konflik Papua diinginkan oleh masyarakat Papua karena
dan keinginan untuk memisahkan diri dari untuk memahami masalah dalam lingkungan
pemerintah dipandang perlu melakukan yang mudah, karena sangat luas dan
konsep Dialog Papua-Jakarta, dialog yang kompleks wilayah kajiannya. tapi walaupun
dimaksudkan disini adalah dialog secara utuh demikian, yang menjadi penting dalam
dengan melibatkan seluruh lapisan akar melakukan pendekatan adalah dengan selalu
dapat melihat atau memotret secara utuh apa komunikasi politik dalam perspektif Papua.
sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya sehingga selaras dengan kebijakan
diinginkan oleh masyarakat Papua karena pembangunan Papua yang akan diambil oleh
untuk memahami masalah dalam lingkungan pemerintah. Sehingga diharapkan kedepan
sosial-budaya masyarakat bukanlah perkara Permasalahan-permasalahan Papua dapat
yang mudah, karena sangat luas dan terselesaikan dengan baik dan secara
Kambai, Y. (2003). Gerakan Papua Merdeka Uchjana, O. (2001). Ilmu Komunikasi Teori
di Bawah Bayang-Bayang Mega-Haz. dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
ELSHAM.
Venus, A. (2007). Manajemen Kampanye:
Laporan Tim Pengkajian Komnas HAM Panduan Teoretis dan Praktis dalam
tentang Permasalahan HAM di Papua Mengefektifkan Kampanye
(Wamena dan Wasior). (2003). Komunikasi. Simbiosa Rekatama
Komnas HAM. Media.