Sepakbola Sebagai Bentuk Baru Komunikasi Politik Indonesia
Sepakbola Sebagai Bentuk Baru Komunikasi Politik Indonesia
Keywords : Abstract
Political Football is a very popular sport in Indonesia, this phenomenon attracts
Communication, attention not only for sponsors in terms of business but also for politicians
Football, Political as part of their political media. Football for some political elites is
Elite, Political Media considered a medium or tool for them to communicate with the public in
the sphere of electoral politics. This is done by conveying political
information through a medium that is popular with the public, namely
football. This research uses descriptive qualitative research methods,
which can be described as a series of research activities that aim to obtain
data results that are pure as they are without being under certain
conditions, which then emphasizes more on meaning, not a number. using
data collection techniques of observation, interviews, documents, and
literature study. The results of this study indicate that political
communication over time has shown many changes, especially in the media
used, starting from the beginning which was limited to conventional media
until now switching to football.
pada organisasi olah raga seperti KONI banyak bendera Palestina hingga
dan PSSI Daerah, serta kepengurusan menjadi sorotan dunia, di Indonesia
klub sepakbola profesional dan amatir, juga tidak sedikit yang terlihat pada
hal ini dikarenakan membuatnya rentan beberapa pertandingan liga lokal
pada penyalahgunaan kebijakan membentangkan bendera Palestina
anggaran yang akan dibuatnya mendukung perjuangan kemerdekaan
kemudian, jadi munculnya asumsi akan mereka, sepakbola juga dapat digunakan
mitos tersebut sebenarnya terbantahkan sebagai sarana solidaritas (Esa perdana,
dengan adanya surat edaran dari 2018:8). Namun jika melihat sepakbola
Menteri dalam negeri tersebut. Hal lain yang difungsikan sebagai komunikasi
muncul karena banyaknya sektor politik, maka akan terlihat juga pada
pendukung yang dengan sengaja ingin beberapa elit politik yang sengaja
mendekatkan diri dengan lingkungan menggunakan klub sepakbola sebagai
politik. Sebenarnya penyampaian pesan alat mereka berkomunikasi dengan
politik ini tidak hanya dilakukan oleh publik untuk kepentingan politik.
para elite politik melalui sepakbola. Jelas bahwa banyak tim sepak
Banyak suporter pun menjadikan bola di Indonesia dari sejak awal
klub mereka sebagai medium untuk pendiriannya pun, merupakan alat yang
mencapaikan berbagai pesan politik, digunakan sebagai media politik, karena
terutama di luar negeri, seperti pada jaman penjajahan, klub sepakbola
penyebaran ideologi politik komunisme pun sempat digunakan sebagai alat
yang dilakukan Pendukung klub Livorno perjuangan melawan pendudukan
di Stadion Armando Picchi, ultras east Belanda dengan menyatukan para
bengal india yang beberapa kali pemuda dari berbagai tempat di
mengkampanyekan masalah National Indonesia untuk bersatu menggunakan
Register of Citizens india, perjuangan sepakbola sebagai media perlawanan,
mengenai anti-racism dan anti fascism sepakbola digunakan untuk menyatukan
juga dilakukan ultras st pauli di Hamburg banyak para pemuda bumi putera dari
Jerman, begitu pula protes perjuangan berbagai klub di indonesia untuk
masyarakat Palestina akan mendirikan PSSI sebagai sarana
kependudukan israel yang dilakukan pemersatu dan melawan pendudukan
pendukung Glasgow celtics, Green Belanda. Dengan tingginya interaksi
Brigades dengan membentangkan antara elite politik dengan tim sepak
massa pilkada, pileg bahkan pilpres. (2007:172). Lebih jauh, seperti yang
Teknik pengumpulan data yaitu dikatakan Alexander Cárdenas (2014:
observasi, dokumen, dan studi 11) “Sepakbola merepresentasikan
kepustakaan. Dalam komunikasi politik, aktivitas profesional, instrumen untuk
sesungguhnya se-tiap aspek memiliki memobilisasi massa, menguntungkan
peran tersendiri, walaupun tetap bisnis, juga fokus kekerasan dan
memiliki hubungan secara langsung kerusuhan, dan yang terbaru, telah
atau-pun tidak langsung dalam muncul sebagai alat untuk sosial
aplikasinya. Lima komponen dalam pembangunan dan perdamaian”.
komunikasi politik tersebut menyangkut Peliputan media, sponsor dan akses ke
(1) komunikator politik, (2) pesan kelompok besar pendukung,
politik (3) media yang digunakan dalam memberikan keuntungan tersendiri bagi
komunikasi politik, (4) khalayak mayoritas elit politik.
komunikasi politik, dan (5) Akibat yang Pemerintah sebagai salah satu
ditimbulkan dari komuni-kasi dalam aktor komunikasi politik paling aktif
politik. (Nimmo, 2007: 114). Menurut tidak hanya dalam politik biasa saluran
Effendy (1984:6). Komunikasi adalah komunikasi, tetapi juga di sepakbola.
peristiwa penyampaian ide manusia. Mark Doidge (2013: 259) menjelaskan
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bagaimana “melalui koreografi hari
bahwa komunikasi merupakan suatu pertandingan, penggemar menampilkan
proses penyampaian pesan yang dapat afiliasi politik mereka”. Selain memiliki
berupa pesan informasi, ide, emosi, yang kuat latar belakang kelas pekerja
keterampilan dan sebagainya melalui ketika diperintah oleh keluarga Medici
simbol atau lambang yang dapat selama empat abad, tempat Livorno
menimbulkan efek berupa tingkah laku masuk Sejarah juga ditulis pada tahun
yang dilakukan dengan media-media 1921 ketika Partai Komunis Italia
tertentu. Komunikasi bukan sekadar didirikan di sana. Dengan latar belakang
penerusan informasi dari suatu sumber sejarah politik mereka yang kuat, tidak
kepada publik, ia lebih mudah dipahami jarang para pendukung Livorno naik
sebagai penciptaan kembali gagasan- panggung berbagai protes politik untuk
gagasan informasi oleh publik jika meningkatkan kesadaran tentang
diberikan petunjuk dengan simbol, masalah tertentu di stadion. Hal yang
slogan, atau tema pokok. (Nimmo, Dan, sama juga dilakukan oleh kelompok
ultras di Spanyol, seperti yang pertama kali istilah ini keluar sekitar
dikemukakan oleh Spaaij dan Viñas tahun 1960an oleh Gabriel Almond
(2005:87) “walaupun Berbagai ideologi (1960), Almond dengan sederhana
politik radikal telah eksis dalam kancah menjelaskan “komunikasi politik adalah
ultras sejak awal, hingga kini telah salah satu fungsi yang selalu ada dalam
diubah menjadi pengaruh besar untuk setiap sistem politik, semua fungsi yang
identifikasi kelompok”. Studi ini dilakukan dalam sistem politik, seperti
menjelaskan bagaimana caranya sepak sosialisasi dan rekrutmen politik,
bola bisa menjadi media dalam artikulasi kepentingan, agregasi
menyampaikan pesan politik dan juga kepentingan, pembuatan aturan,
sebagai contoh bagaimana suporter penerapan aturan, dan ajudikasi aturan,
hubungkan politik dengan sepak bola dilakukan melalui komunikasi”.
dan jadilah aktor politik. Penelitian saya
akan membahas masalah serupa di Komunikasi politik merupakan
antara kelompok pendukung Persib. proses penyampaian pesan-pesan yang
Kekuasaan, sebagai tujuan utama politik, terjadi pada saat keenam fungsi tersebut
dapat dicapai dengan berbagai cara, dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi
salah satunya dengan membuat komunikasi politik terdapat secara
memanfaatkan banyak potensi yang melekat di dalam setiap fungsi sistem
disediakan sepakbola. Meski tak bisa politik, Almond tidak menjelaskan
dipungkiri, sepak bola itu pada akhirnya mengenai media yang digunakan, namun
membutuhkan otoritas politik untuk seiring berjalannya perkembangan
menjalankan programnya. Penelitian ini teknologi dan waktu, media penyampai
diharapkan dapat menghasilkan pesan/informasi pun berubah, tidak lagi
Persepsi baru tentang komunikasi melalui media konvensional. Saat ini
politik di Indonesia, bagaimana sepak pesan/informasi, bisa pula disampaikan
bola telah menjadi alatnya ekspresi lewat new media seperti youtube,
politik dan propaganda untuk facebook dan twitter. Penyebaran
membentuk opini publik. informasi atau politik melalui sepakbola
yang diarahkan kepada kelompok massa
PEMBAHASAN yang heterogen, dalam hal ini suporter
Komunikasi politik memang sepakbola merupakan sebagai bentuk
membawa pergeseran definisi sejak komunikasi transnasional untuk
politik yang dilakukan elit politik. APBD, yang mana artinya tim sepakbola
Sepakbola memang menarik, selain sudah tidak lagi terkait dengan elite
jumlah penggemar olahraga popular ini politik dan keuangan daerah, mereka
sangat banyak dan sepakbola sering sudah berubah menjadi perusahaan
menjadi bahan perbincangan, baik yang profesional dan tidak lagi mengandalkan
berhubungan dengan tim sendiri, keuangan daerah untuk menjalankan
ataupun hal yang di luar tim, seperti operasional sehari-hari. Juga Surat
korelasi bisnis atau korelasi politik yang Edaran Komisi Pemberantasan Korupsi
terhubung dengan klub. (KPK) Nomor. B-903/01-15/04/2011
Hal-hal ini kemudian jadi sesuatu tertanggal 4 April 2011 tentang Hasil
yang sangat menarik bagi sebagian elite Kajian KPK yang menemukan rangkap
politik untuk dijadikan sepakbola jabatan Pejabat Publik pada
sebagai sarana yang tepat untuk penyelenggaraan keolahragaan di
mendekatkan diri dan menjadikan daerah dapat menimbulkan konflik
sepakbola sebagai media untuk kepentingan. Masyarakat memang
penyampaian pesan/informasi politik banyak yang belum tahu dan mengerti
yang para elite politik yang mereka dengan peraturan tersebut, sehingga
miliki, baik untuk kepentingan politik mitos tersebut masih sering kali
elektoral, melanggengkan kekuasaan, dianggap benar dan terus berkembang,
menarik perhatian khalayak atau untuk jadi jika saat mereka melihat elite politik
kepentingan lainnya. Timbul pula mitos beratribut menggunakan tim idola
di masyarakat bahwa tiap elite politik mereka, otomatis banyak khalayak
yang menggunakan aksesoris tim sepakbola beranggapan bahwa tim
sepakbola yang mereka gemari, maka mereka didukung elite politik dan
elite politik tersebut pun akan memudahkan pada berbagai kepeningan
berkecimpung ikut campur dan banyak menyangkut birokrasi pemerintahan,
membantu tim tersebut pada banyak padahal sebetulnya tidak seperti
aspek, seperti kemudahan perizinan, itu. Padahal hal tersebut terkadang
modal, kebijakan, dan sebagainya. hanya digunakan sebagai media politik
Padahal, seperti telah dijelaskan, sesuai bersangkutan, untuk menaikkan citra
dengan peraturan Menteri Dalam Negeri hingga untuk turut menyampaikan
Nomor 1 Tahun 2011, klub profesional pesan/informasi politik yang hendak dia
dilarang untuk menggunakan dana sampaikan pada khalayak.
utama, namun menjadi salah satu opsi dengan surat edaran Menteri Dalam
media lain yang dijalankan untuk Negeri label klub profesional ini pun
menyampaikan pesan politik. tidak menutup kemungkinan para elite
Penyampaian pesan politik dengan politik masih menggunakan sepakbola
melalui media sepakbola dianggap sebagai bagian dari sarana kepentingan
sebagai suatu hal yang dinilai menarik mereka, yang digunakan sebagai bagian
dan juga penting dalam penyampaian dari komunikasi politik, walau tidak lagi
pesan politik dari elite politik pada bebas dan maksimal. Kepentingan untuk
khalayak. Elit politik seakan telah memasarkan diri seperti menaikkan
menemukan pendekatan baru citra positif di khalayak suporter hingga
bagaimana pesan politik tersampaikan, kepentingan elektoral pada saat
yaitu melalui sepakbola. Pada beberapa pemilihan umum bagi sebagian masih
strategi elite politik untuk politik dinilai berhasil dan laku untuk
elektoral penyampaian pesan politik digunakan dalam proses politik.
lewat isu popular dinilai sebagai hal yang
menarik, berbeda dan menarik DAFTAR PUSTAKA
perhatian banyak orang walaupun pada Arifin Anwar, 1988, “Ilmu Komunikasi:
akhirnya hasilnya tidak dapat diprediksi. Sebuah Pangantar ringkas”,
Jakarta, Rajawali.
SIMPULAN Allyn and Bacon Mcnair, Brian. 2011.
Tim sepakbola di Indonesia “Political Communication
memang belum seluruhnya total Bundle: An Introduction to
sepenuhnya profesional dan lepas dari Political Communication
kepentingan politik, namun pada lain (Communication and
hal, tim sepakbola di Indonesia memang Society)”. Routledge;
sudah tidak layak lagi untuk dibiayai lagi 5edition. New york.
dari uang hasil pajak. Tim sepakbola Routledge, Francis & Taylor
Indonesia memang sudah sewajarnya Group.
dilepaskan pada industri, pasar dan Almond, Gabriel and Verba, Sidney.
sektor swasta profesional, supaya tidak (1963).The Civic Culture:
lagi hidup dalam bayang-bayang negara, Political Attitude and
birokrasi atau elite politik, baik individu Democracy in Five
atau kelompok tertentu. Namun seiring