Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

KONFLIK SEPARITIS YANG TERJADI DI PAPUA

Dosen Pengampuh: dr. Woodford B.S.Joseph, MSc

Nama Anggota:

Christonuel Kembuan (231111010154)

Novena Mamarodia (231111010177)

Irene Kasenda (231111010163)

Injilio Mondigir (231111010161)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
Judul berita:

Konflik Separitis yang terjadi di Papua

Sumber:

Media Nasional Terkemuka

Isi pokok berita:

Berita ini mencatat peningkatan ketegangan dan konflik di Provinsi Papua, Indonesia.
Kelompok-kelompok separatis di wilayah ini telah melakukan serangkaian tindakan
kekerasan, termasuk serangan terhadap aparat keamanan dan fasilitas publik. Konflik ini
mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan. Situasi ini telah menjadi
tantangan terbesar bagi kesatuan Indonesia

Kaitannya dengan Jenis Integrasi:

Konflik yang tengah berkecamuk di Papua, Indonesia, adalah sebuah contoh nyata dari
disintegrasi horizontal yang mengambil bentuk separatisme. Dalam perjuangan ini,
kelompok-kelompok di Papua berupaya keras untuk memisahkan diri dari Republik
Indonesia dan mendirikan negara merdeka yang baru. Namun, perjuangan ini tidak hanya
menjadi tantangan bagi stabilitas regional, tetapi juga merupakan ancaman serius terhadap
kesatuan nasional Indonesia. Disintegrasi horizontal adalah fenomena di mana kelompok-
kelompok di dalam sebuah negara berjuang untuk memisahkan diri dari negara tersebut. Hal
ini dapat berkaitan dengan masalah etnis, budaya, atau politik yang melibatkan perasaan
ketidakpuasan dan aspirasi untuk otonomi atau kemerdekaan. Di Papua, elemen etnis dan
budaya memainkan peran penting dalam perjuangan separatisme.

Konflik di Papua mencerminkan ketegangan antara pemerintah pusat di Jakarta dan sebagian
penduduk Papua yang merasa tidak puas dengan pembangunan ekonomi yang lambat,
ketidaksetaraan sosial, dan pelanggaran hak asasi manusia yang dianggap terjadi dalam
beberapa dekade terakhir. Dalam upaya untuk mengatasi ketidakpuasan ini, beberapa
kelompok di Papua telah memutuskan untuk memisahkan diri dan mengklaim otonomi
penuh.Namun, perjuangan separatisme ini bukan hanya menjadi isu regional. Hal ini juga
berdampak pada kesatuan nasional Indonesia. Wilayah Papua merupakan bagian integral dari
negara Indonesia, dan upaya pemisahan dapat mengancam integritas negara. Selain itu,
konflik tersebut juga mengakibatkan kerugian nyawa dan kerusakan infrastruktur yang
signifikan, merugikan semua pihak yang terlibat.
Faktor penyebab disintrgrasi:

Disintegrasi yang terjadi di Papua, Indonesia, memiliki sejumlah faktor penyebab yang
mendorong konflik ini semakin rumit. Salah satu faktor kunci adalah ketidakpuasan
penduduk Papua terhadap pembangunan ekonomi yang lambat di wilayah mereka. Perasaan
ketidaksetaraan sosial juga menjadi masalah serius, di mana sebagian penduduk merasa
dikesampingkan dalam hal peluang ekonomi dan akses terhadap layanan dasar. Selain itu,
masalah hak asasi manusia yang dilaporkan di Papua telah menjadi pemicu ketegangan.
Pelanggaran hak asasi manusia seperti penindasan politik, kekerasan aparat, dan pembatasan
kebebasan berbicara telah memperdalam kesenjangan antara pemerintah pusat dan penduduk
Papua.

Peran kelompok-kelompok separatis yang terorganisasi dengan baik juga menjadi faktor
penyebab disintegrasi yang signifikan. Mereka berupaya untuk memanfaatkan ketidakpuasan
penduduk dan menggalang dukungan untuk perjuangan separatisme. Kombinasi dari faktor-
faktor ini menciptakan kondisi yang kompleks dan sulit untuk diatasi. Untuk mengatasi
disintegrasi di Papua, pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah yang
komprehensif, termasuk perbaikan ekonomi yang merata, peningkatan akses ke layanan
dasar, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan upaya untuk meredakan ketegangan
dengan dialog yang inklusif. Memahami dan mengatasi akar masalah ini menjadi kunci untuk
mencapai perdamaian dan stabilitas jangka panjang di wilayah Papua

Alternatif Penyelesaiannya:

Mengatasi disintegrasi di Papua memerlukan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan.


Pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan langkah-langkah konkret untuk mencapai
perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Salah satunya adalah melalui dialog aktif
dengan kelompok-kelompok separatis Papua. Dengan berbicara secara terbuka dan
memahami aspirasi mereka, mungkin ada peluang untuk mencapai kesepakatan politik yang
dapat memuaskan semua pihak.

Selain itu, perbaikan kondisi sosial dan ekonomi di Papua merupakan langkah penting. Ini
mencakup investasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan akses terhadap
layanan kesehatan yang lebih baik. Dengan meningkatnya kesejahteraan penduduk Papua,
rasa ketidakpuasan dapat berkurang, yang dapat membantu meredakan ketegangan.
Keterlibatan masyarakat lokal dan organisasi hak asasi manusia juga merupakan elemen
kunci dalam proses perdamaian. Mereka dapat berperan sebagai mediator atau pengamat
independen untuk memastikan bahwa perjanjian yang dicapai dapat dihormati oleh semua
pihak dan hak asasi manusia dijaga dengan baik.
Pendekatan yang inklusif seperti ini memerlukan kesabaran dan kerja keras, tetapi dengan
komitmen yang kuat dari semua pihak, terdapat peluang nyata untuk mengatasi disintegrasi di
Papua dan mewujudkan kedamaian serta kemajuan bagi penduduk Papua dan Indonesia
secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai