Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UAS

Nama : halim buchari

Nim : 23521011

Prodi : KPI 1A

Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dan Akhlak

Dosen Pengampuh : Yulian Dwi Putra,M.Sos

1.Jelaskan cara berakhlak kepada sesama manusia (ukhuwwah,taawun,tasamuh)

Jawaban:

Secara ukhuwwah

Berakhlak kepada manusia secara ukhuwwah (persaudaraan) melibatkan pembentukan hubungan


yang penuh kasih sayang, saling peduli, dan saling mendukung antarindividu. Berikut adalah beberapa
cara untuk mengekspresikan akhlak ukhuwwah:

Menjaga Kejujuran dan Kepercayaan:


 Bangun fondasi hubungan dengan kejujuran dan kepercayaan. Jangan mengecewakan
kepercayaan orang lain dan jujurlah dalam setiap interaksi.
Menunjukkan Kasih Sayang dan Empati:
 Tunjukkan kasih sayang dan empati terhadap kesulitan atau kebahagiaan sesama. Bersikap
peduli dan hadir dalam momen-momen penting.
Memberikan Dukungan Moral dan Emosional:
 Berikan dukungan moral dan emosional saat sesama mengalami kesulitan atau kesusahan.
Dengarkan dengan penuh perhatian dan tawarkan bantuan yang diperlukan.
Menghormati Perbedaan:
 Hargai perbedaan dalam keyakinan, budaya, dan latar belakang. Jangan biarkan perbedaan
tersebut menjadi penghalang dalam membentuk persaudaraan.
Menghindari Perpecahan dan Konflik:
 Berusaha menghindari konflik yang tidak perlu dan mencari solusi damai dalam mengatasi
perbedaan pendapat.

Secara Taawun

Berakhlak secara taawun, atau saling bekerja sama, melibatkan berbagai aspek sikap dan perilaku
yang mendukung keharmonisan dan keberlanjutan hubungan antarindividu. Berikut adalah beberapa
cara berakhlak kepada sesama manusia secara taawun:

1. Gotong Royong: Selalu bersedia membantu dan bekerja sama dengan sesama. Gotong royong
menciptakan atmosfer kerjasama dan saling mendukung.
2. Tawakal dan Ikhlas: Berserah diri kepada Tuhan dan menerima segala yang terjadi dengan ikhlas.
Ini membantu mengurangi egoisme dan meningkatkan sikap kerelaan untuk bekerja sama.
3. Kerjasama Tim: Saat berada dalam kelompok atau tim, berikan kontribusi yang positif dan
tunjukkan rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas bersama.
4. Menghormati Perbedaan: Apresiasi dan hormati perbedaan pandangan, budaya, dan nilai. Jangan
memaksakan pandangan atau keyakinan pribadi kepada orang lain.
5. Berbagi Pengetahuan dan Keterampilan: Jika Anda memiliki pengetahuan atau keterampilan yang
dapat membantu orang lain, berbagilah tanpa pamrih. Ini memperkaya pengetahuan bersama.

Secara Ukhuwwah

Berakhlak secara tasamuh merujuk pada sikap toleransi dan saling menghormati terhadap perbedaan
antarindividu, terutama perbedaan budaya, agama, dan pandangan hidup. Berikut adalah beberapa
cara berakhlak kepada sesama manusia secara tasamuh:

1. Toleransi: Terimalah perbedaan pendapat, keyakinan, dan nilai dari orang lain tanpa menghakimi.
Bersikap terbuka terhadap keragaman memperkaya pengalaman hidup dan membangun hubungan
yang harmonis.
2. Sikap Terbuka: Berusahalah untuk memahami pandangan dan kepercayaan orang lain. Janganlah
terlalu cepat membuat asumsi atau menghakimi tanpa memiliki pemahaman yang cukup.
3. Hormat terhadap Kebudayaan: Hargai dan hormati kebudayaan orang lain. Ini mencakup adat
istiadat, tradisi, dan nilai-nilai yang mungkin berbeda dari budaya kita sendiri.
4. Berkomunikasi dengan Santun: Saat berinteraksi dengan orang yang memiliki pandangan atau latar
belakang berbeda, berkomunikasilah dengan sopan dan santun. Hindari kata-kata atau tindakan yang
dapat menyinggung perasaan orang lain.
5. Kerjasama dan Keterlibatan: Ambil bagian dalam kegiatan yang mendorong kerjasama antar
kelompok masyarakat yang berbeda. Ini dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik dan
memperkuat hubungan antarindividu dari berbagai latar belakang.

2.Sebutkan dan jelaskan 4 sifat manusia yang memicu dosa?

Jawaban :

1. Kebiriadatan (Keserakahan):
 Jelaskan: Keserakahan adalah keinginan yang berlebihan terhadap harta dan kekayaan
materi. Sifat ini dapat memicu perilaku yang tidak etis, seperti penipuan, korupsi, atau
mencari keuntungan pribadi tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
 Pemicu Dosa: Keserakahan dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan egois dan
merugikan orang lain demi memenuhi keinginan pribadinya.
2. Kemarahan:
 Jelaskan: Kemarahan adalah reaksi emosional yang kuat terhadap ketidakpuasan atau
frustrasi. Ketika tidak dikelola dengan baik, kemarahan dapat memicu perilaku agresif,
kekerasan, atau tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
 Pemicu Dosa: Kemarahan yang tidak terkendali dapat memicu tindakan impulsif dan
merusak hubungan interpersonal, bahkan bisa mengarah pada kekerasan atau tindakan kejam.
3. Kedengkian:
 Jelaskan: Kedengkian adalah perasaan iri hati terhadap keberhasilan atau kebahagiaan orang
lain. Ini bisa mengarah pada sikap negatif, hasad dengki, atau usaha untuk merugikan orang
lain demi merasa lebih baik.
 Pemicu Dosa: Kedengkian dapat memicu perilaku seperti fitnah, pencemaran nama baik,
atau sabotase terhadap kesuksesan orang lain, sehingga merusak hubungan sosial.
4. Nafsu (Keinginan Duniawi):
 Jelaskan: Nafsu atau keinginan duniawi mencakup keinginan berlebihan terhadap
kenikmatan fisik, keinginan seksual yang tidak terkendali, dan hasrat untuk memenuhi
kebutuhan materi dengan cara yang tidak sah atau tidak etis.
 Pemicu Dosa: Nafsu yang tidak terkendali dapat membawa seseorang kepada tindakan
amoral, seperti perzinahan, kecanduan, atau pengambilan keputusan impulsif yang
merugikan.

3.Jelaskan dengan membuat cerita tentang mentafakuri dan mentadabburi?

Jawaban:
Mentafakuri
Di sebuah desa yang dikelilingi oleh hutan lebat, hiduplah seorang tua bijak yang dikenal
sebagai Mbah Surya. Mbah Surya adalah seorang yang selalu menarik diri ke tempat yang
tenang di tepi sungai, di bawah rindangnya pohon beringin, untuk melakukan kegiatan yang
disebut mentafakuri.

Suatu hari, seorang pemuda penasaran datang menemuinya. Pemuda itu bernama Arif dan
merasa kebingungan mengenai makna hidupnya. Dia mengatakan kepada Mbah Surya,
"Mbah, saya merasa kehilangan arah. Saya tidak tahu apa yang seharusnya saya lakukan
dalam hidup ini."
Mbah Surya tersenyum dan mengajak Arif duduk di atas bebatuan di tepi sungai. "Arif,
mentafakuri adalah seni merenung dan meresapi kehidupan. Mari, duduklah bersamaku
sejenak," kata Mbah Surya.

Keduanya duduk dalam keheningan, hanya diiringi oleh suara gemericik air sungai dan daun-
daun yang ditiup angin. Mbah Surya memandang air yang mengalir perlahan, sementara Arif
mencoba untuk fokus pada perasaannya sendiri.
Setelah beberapa waktu berlalu, Mbah Surya mulai berbicara, "Arif, bayangkan kehidupan ini
seperti aliran sungai. Air yang mengalir merepresentasikan waktu yang terus berjalan.

Mentafakuri adalah saat kita memperhatikan setiap gelombang air, mengamati refleksi
cahaya di permukaan air, dan meresapi keindahan alam ini."Arif mendengarkan dengan
seksama, dan perlahan tapi pasti, dia mulai merenung. Dia memikirkan pengalaman
hidupnya, impian, dan nilai-nilai yang benar-benar penting baginya. Dalam keheningan itu,
Arif mulai memahami dirinya sendiri dan mendapati jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang selama ini mengganggu pikirannya.Setelah selesai mentafakuri, Arif mengangkat kepala
dan tersenyum. "Terima kasih, Mbah Surya. Saya merasa lebih tenang dan mengerti arah
hidup saya sekarang," ucapnya.

Mbah Surya mengangguk penuh pengertian. "Mentafakuri membawa kita pada pemahaman
yang lebih dalam tentang hidup. Di dalam keheningan, kita dapat menemukan jawaban yang
ada di dalam diri kita sendiri."
Dari hari itu, Arif menjadi lebih bijak dalam menghadapi kehidupan. Dia melanjutkan untuk
menyempatkan waktu setiap hari untuk mentafakuri, membiarkan dirinya terhubung dengan
kebijaksanaan yang ada di dalam dirinya dan mengikuti aliran kehidupan dengan ketenangan
hati.

SECARA MENTADABBURI
Di sebuah desa yang tenang dan damai, hidup seorang pemuda yang bernama Ahmad.
Ahmad adalah seorang penjaga hutan yang rajin dan tekun dalam menjalankan tugasnya.
Setiap hari, ia berkeliling hutan untuk memastikan keamanan dan kelestarian alam di
sekitarnya.

Suatu pagi, Ahmad melihat sebatang pohon tua yang tumbang di tengah hutan. Pohon itu
telah menjadi bagian dari hutan selama puluhan tahun, menyediakan tempat berteduh bagi
binatang, burung, dan serangga. Kini, pohon itu tergeletak dengan daun-daunnya yang layu.

Ahmad merasa sedih melihat pohon tersebut dan memutuskan untuk duduk di sampingnya.
Ia memandangi batang pohon yang sudah tak berdaya. Saat itulah, Ahmad mulai
mentadabburi, yaitu merenung dan mengambil hikmah dari apa yang ia lihat.
"Dalam kehancuran ini, ada pelajaran yang berharga," pikir Ahmad. Ia menyadari bahwa
alam mengajarkan tentang siklus kehidupan, keberlanjutan, dan pentingnya menjaga
keseimbangan. Ahmad merasa bahwa dia bisa belajar banyak dari kejadian ini dan
menerapkannya dalam pekerjaannya sebagai penjaga hutan.

Ahmad kemudian memutuskan untuk memanfaatkan kayu pohon tua tersebut untuk
membuat tempat bermain anak-anak di desa. Dengan bantuan warga desa, mereka
memotong kayu yang masih baik, membersihkannya, dan membuat struktur bermain yang
aman dan menyenangkan. Tempat bermain baru ini menjadi sarana pendidikan tentang
keberlanjutan dan keindahan siklus kehidupan.

Melalui pengalaman ini, Ahmad tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai penjaga hutan,
tetapi juga membawa inspirasi dan pembelajaran kepada warga desa. Ia mengajarkan bahwa
dalam setiap kejadian, baik buruk maupun baik, terdapat pelajaran yang berharga jika kita
mau mentadabburi dan merenung dengan hati yang terbuka.

Cerita ini menggambarkan konsep mentadabburi sebagai refleksi dalam mengambil hikmah
dari setiap pengalaman hidup. Ahmad tidak hanya melihat pohon tumbang sebagai kerugian,
tetapi ia mampu menemukan kebijaksanaan dan pelajaran berharga di dalamnya, yang
kemudian diaplikasikan untuk kebaikan bersama.
4.Jelaskan apa yang dimaksud ?

a.Muraqabah:
- Pengertian: Muraqabah merujuk pada pengawasan atau pemantauan diri terhadap
tindakan dan pikiran kita. Ini melibatkan kesadaran tinggi terhadap perbuatan, niat, dan
pemikiran kita dalam kehidupan sehari-hari.
- Contoh: Seseorang yang berprinsip melakukan muraqabah mungkin secara teratur
merefleksikan tindakan harian mereka, mengevaluasi niat di balik tindakan tersebut, dan
mencoba meningkatkan kualitas spiritualitas mereka melalui introspeksi.

b. Mujahadah:
- Pengertian: Mujahadah mengacu pada usaha atau perjuangan untuk melawan keinginan
hawa nafsu yang buruk dan melakukan perbuatan baik. Ini merupakan bentuk usaha keras
untuk mencapai perbaikan diri.
- Contoh: Seseorang yang sedang menjalani mujahadah mungkin berusaha untuk
mengendalikan keinginan negatif seperti kemarahan atau keserakahan, dan sebaliknya,
meningkatkan kebaikan seperti kesabaran dan kedermawanan.

c. Muaqobah:
- Pengertian:Muqobah adalah bentuk evaluasi diri terhadap norma atau standar tertentu.
Ini melibatkan pembandingan diri dengan aturan atau nilai-nilai yang diakui sebagai benar
dan baik.
- Contoh:Seorang pelajar yang menjalani muqobah mungkin menilai pencapaian
akademisnya dengan standar tertentu, seperti nilai rata-rata kelas atau capaian akademis
yang diharapkan.

d. Muatabah:
- Pengertian:Muatabah merujuk pada penilaian diri yang lebih dalam dan kritis, melibatkan
koreksi diri dengan penuh kejujuran. Ini mencakup pengakuan kesalahan dan kelemahan
dengan tujuan perbaikan.
Contoh: Seseorang yang melibatkan diri dalam muatabah mungkin merenung tentang
tindakan-tindakan mereka, mengakui kesalahan, dan membuat komitmen untuk berubah
dan memperbaiki diri.
5.bagaimana berakhlak dengan tetangga yang baik?

Jawaban:

1.tunjukkan rasa hormat dan kesopanan

2.saling tolong menolong

3.menjaga kebersihan lingkngan sesama

4.menghinndari perilaku yang menganggu

Anda mungkin juga menyukai