P'kerjaan Beton
P'kerjaan Beton
BAB IV
PEKERJAAN BETON
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat
merusak beton.
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.
10. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.
8. Butiran batu pecah dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam
tetapi merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 1.5
cm.
9. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus
melalui proses pemeriksaan di Laboratorium beton.
10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural
atau beton dengan mutu K-175 sampai mutu K-300.
Pasal 5 : Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
Balok > DD 19 : 50 mm
Kolom > ØD 16 : 50 mm
4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium
Beton yang diakui oleh Pemerintah.
5. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup
dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.
10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas harus diikuti dan dilaksanakan
oleh Panitia Pembangunan.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain
terutama dari segi komposisi material beton.
5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak
langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari
hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.
6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik
oleh sengkang dengan alat ikat kawat beton.
8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3
hari dalam bekisting.
a. Support
5. Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu adalah
2 x 4 x 5 cm dan dipasang minimal 5 buah setiap 1 m2 plat lantai, plat
dack dan plat pondasi.
4. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi , hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
10. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau
bak tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super
Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam
wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas.
12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.
13. Penuangan beton dalam ring balok, plat lantai, plat atap dag, dan
kolom tidak boleh menciptakan sangkar kerikil atau penumpukan
kerikil pada posisi tententu pada saat bekisting dibuka.
1. Bekisting tidak
boleh dibuka/dibongkar dan dibebani jika beton dalam bekisting
2. Walaupun
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas bekisting beton tetap tidak
boleh dibuka dan dibebani sebelum berumur minimal 21 hari.
3. Pembukaan dan
pembebanan Bekisting beton kurang dari 14 hari karena alasan
adanya pemakaian Zat Additive yang dapat mempercepat
pengerasan beton harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
a. Slump Test
2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3 beton
dalam satu kali pengecoran.
4. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.
5. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji
,dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan
luntur.
7. Mutu Beton hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus yang
kurang dari 95% dari Mutu Beton Rencana dianggap gagal dan beton
yang telah selesai dikerjakan dilapangan harus dibongkar kecuali
diputuskan lain oleh Konsultan Perencana dengan disertakan
Rekomendasi Ahli beton.
10. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada
laboratorium beton harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1. Jika pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan cara Uji Tekan Kubus
Beton hasilnya meragukan dan tidak disetujui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas atau Owner, maka cara
pemeriksaan mutu beton dengan uji langsung pada konstruksi beton
harus dilakukan.
6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan
pada konstruksi beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor
Pelaksana untk memperoleh Kuat Tekan karakteristik Beton (mutu
beton).
1. Instalsi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya tidak
ditanam atau diletakan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain
dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan Pengawas.
5. Pembongkaran
sebagian kecil atau sebagian besar konstruksi beton untuk keperluan
instalasi air bersih, instalasi air kotor, dan instalasi listrik harus
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
6. Pembongkaran
konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom serta pada posisi
tumpuan balok untuk keperluan instalasi air dan instalasi listrik tidak
diperbolehkan untuk alasan apapun kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas dengan disertakan
Rekomendasi Ahli Beton.
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada
posisi 80 cm dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung
pada posisi tumpuan kedua (lantai 2).
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus
dibuat sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan
menumpu pada beton lama.
6. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih
dari 3 hari harus dilakukan dengan Bonding Agent dan hal ini harus
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.