Anda di halaman 1dari 83

BAB III

LAPORAN KEGIATN
3.1 Kegiatan Pergantian Termostat Pada Radiator Dozer D6D

3.1.1 Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25-28 Agustus 2023

3.1.2 Pengrtian Cooling System pada Dozer D6D


A. Cooling System
Sistem pendinginan pada engine berfungsi untuk mendinginkan
temperatur kerja engine. Yang diakibatkan oleh sistem pembakaran dan
juga gesekan- gesekan dari semua komponen engine yang bergerak.
Sistem pendinginan pada engine terdiri dari beberapa komponen utama
diantaranya.

Gambar 3.1 Cooling system


B. Komponen Cooling System pada Dozer D6D
 Radiator
Radiator berfungsi sebagai pendingin engine,dan sebagai tangka air
coolen air radsiator didinginkan dengan bantuan/1udara luar

Gambar 3.2 Radiator


 Water Pump
Water pump digunakan untuk mensirkulasikan air ke dalam sistem
pendingin. Semua pompa air yang dipergunakan pada engine umumnya
mempergunakan jenis sentrifugal pump.

Gambar 3.3 Water Pump


 Bagian-bagian Water Pump:
- Poros (shaft)
Merupakan komponen utama pada pompa dimana bagian depannya
dihubungkan dengan puli untuk mendapatkan tenaga dari putaran poros
engkol sedangkan bagian belakang dihubungkan dengan impeler pump.

Gambar 3.4 Poros Shaft


- Impeler
Impeler berfungsi untuk membuat perbedaan tekanan pada saat pump
bekerja./1menggunakan sudu impeler yang berlawanan dengan arah
putarnya, hal ini bertujuan untuk menciptakan aliran yang sempurna tanpa
adanya kavitasi.

Gambar 3.5 Impler

- Water Pump Seal


Water pump seal berfungsi untuk mencegah kebocoran air dari sistem
pendingin pada poros pomp

Gambar 3.6 Seal Water Pump


- Bearing Water Pump
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman, dan mempunyai umur yang panjang.

Gambar 3.7 Bearing


 OIL Cooler
Oil cooler adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk mendinginkan
oli mesin yang digunakan sebagai bahan pelumas pada mesin diesel. Setelah
beroperasi. Oil cooler akan mengalami penurunan kinerja yang disebabkan
adanya penurunan laju perpindahan kalor

Gambar 3.8 Oil Cooler


 Water Jaket
Jacketwater adalah ruangan ruangan yang mengelilingi cylinder pada
cylinder head dan cylinder liner. Ruangan ini normalnya
dipenuhi coolant untuk menjaga suhu, terutama disekitar ruang bakar.
Gambar 3.9 Water Jaket

 Water Temperatur Regulator


Water temperatur regulator atau yang biasa disebut thermostat berfungsi
mengatur aliran coolant menuju radiator. Saat engine dalam kondisi dingin,
thermostat menutup aliran menuju radiator yang menyebabkan coolant akan
dialirkan langsung nenuju water pump melalui bypass tube dan kembali ke
engine, ini akan membantu engine mencapai suhu kerjanya. Saat engine
panas, thermostat akan mengalikan coolant menuju radiator untuk
didinginkan sebelum memasuki engine. Thermostat tidak membuka dan
menutup secara penuh, tapi ia akan berada pada posisi keduanya untuk
mempertahankan suhu engine tetap konstan.

Gambar 3.10 Thermostat

 Radiator Cap
Radiator Cap atau Pressure Cap berfungsi mempertahankan tekanan pada
sistem pendingin. Pressure cap memiliki relief valve yang menjaga agar
tekanan di sistem pendingin tidak melebihi tekanan yang diinginkan.
Gambar 3.11 Radiator

 Hose Radiator
Berfungsi sebagai saluran penghubung antara komponen-komponen di
dalam sistem pendingin

Gambar 3.12 Hose Radiator

 Fan
Perpindahan panas melalui radiator adalah dengan bantuan kipas yang
menambah aliran udara yang melewati radiator. Ada 2 tipe kipas: hisap
(suction) dan tiup (blower). Beberapa engine menggunakan tali kipas untuk
menggerakkan kipas. Bila tali kipas terlalu kendor, kecepatan kipas akan
turun. Ini akan menurunkan kemampuan sistem pendingin.
Gambar 3.13 Fan

 Water Temperature Switch


Water Temperature Switch terpasang pada saluran inlet sebelum thermostat.
Fungsi dari komponen ini yaitu mengukur suhu temperatur mesin.
Cara kerjanya yaitu apabila kunci kontak ON mesin bekerja namun
temperatur air masih dibawah 92 C, Water Temperature Swicth pada
keadaan ini tahanan pada water Temperature Swicth akan tinggi
sehingga jarum pada thermometer pada dash bord bergerak ke bawah.

Gambar 3.14 Water Temperature Switch


 Corrosion Resistor
korosi berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan dan karat pada
saluran pendingin mesin yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran
pendingin.

Gambar 3.15 Corrosion Resistors

3.1.3 JSA Pergantian Termostat Pada Radiator Dozer D6D


JSA adalah suatu prosedur mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya
yang ada pada setiap langkah kerja dari suatu pekerjaan dan tuas juga
sebagai pengembangan pemecah masalah untuk setiap bahaya yang di
perlukan di hilangkan dan di kontrol.
JOB SAFETY ANALYSIS

Nama Pekerjaan Pergantian Termostat Pada Radiator Dozer


D6D
Lokasi CV. MARIGA SERVICE
Tanggal 25-28 Agustus 2023
Observasi / Pengamat
NO Kegiatan/ Potensi Rekomendasi Alat pelindung pelaksan
pengerjaan bahaya tindakan diri a
atau prosedu
1 Melepas Tergores Mengunakan Safety mark Mekanik
Upper Hose safety Gloves
Safety shoes
Safety Glasses
Safety Helmet
Safety Gloves
Membuka
2 Tergores Mengunakan Safety mark Mekanik
Cover Atas
Termostat safety Gloves
Terjepit Safety shoes
Hindari area
Safety Glasses
jepitan
Safety Helmet
Safety Gloves
Menggambil
3 Tergores Hindari area Safety mark Mekanik
Thermostat
Pada Unit tajam
Terjepit Safety shoes
D6D Mengunakan
Safety Glasses
safety Gloves
Safety Helmet
Hindari area
jepitan Safety Gloves

Gambar 3.16 JSA Pergantian Thermostat

3.1.4 Safetiy (Alat Pelindung Diri)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan
budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
 Alat pelindung diri (APD)
adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi
sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau penyakit
akibat kerja.

Gambar 3.17 APD


 Safety Helmet
Tujuan penggunaan helm sebagai pelindung kepala ini apabila terkena
jatuhan material, akan melindungi dan meminimalisir dari cidera serius.

Gambar 3.18 Safety Helmet


 Safety Shoes
Melindungi Dari Benda Tajam & Berbahaya. Untuk seorang yang bekerja
di ruang berbahaya, Sepatu Safety harus dipakai untuk menghindari
kemungkinan terkena pecahan kaca, besi atau serpihan lain, yang dapat
membahayakan telapak kaki.

Gambar 3.19 Safety Shoes


 Safety Gloves
melindungi tangan dari luka seperti sayatan saat bekerja. Selain sayatan,
safety glove juga dapat melindungi pemakai dari bahaya percikan api,
bahan kimia, suhu panas, suhu dingin hingga radiasi. Berapa jenis sarung
tangan yang paling banyak di gunakan abalah:
1. Cotton Gloves (Sarung Tangan Berbahan Katun)
2. Leather gloves(Sarung Tangan Berbahan Kulit)
3. rubber glove(Sarung Tangan Berbahan Karet)

Gambar 3.20 Gloves

 Safety Glasses
Safety Glasses berguna untuk melindungi mata dari fragmen atau partikel
berterbangan, debu dan lain-lain.

Gambar 3.21 Safety Glasses

3.1.5 Alat dan Bahan


A. Tools box
 Ratchet
 Socket Adaptor
 Socket 12mm
 Screwdriver
 Termostat
 Absorbent
 Threebpond

3.1.6 Prosedur Pengerjaan


A. Proses Pembongkaran
 Melepas Upper Hose

Gambar 3.22 Upper Hous

 Membuka Cover Atas Termostat

Gambar 3.23 Cover Atas Termostat

 Menggambil Thermostat Pada Unit D6D

Gambar 3.24 Thermostat


B. Pemeriksaan Thermostat
Setelah di lakukan proses pembongkaran kita dapat menganalisa apa saja
kerusakan pada thermostat.

 Celupkan Thermostat ke dalam air kemudian panaskan air yang berisi


termostat secara bertahap. Kemudian periksa temperatur pembukaan katup
Thermostat. Periksa kerja thermostat pada temperatur pembukaan katupnya
antara suhu 80°C-90°C.

Gambar 3.25 Pengecekan Thermostat

 Pengecekan Seal Thermostat

Gambar 3.26 Pengecekan Seal

 Pengecekan Sepring Thermostat

Gambar 3.27 Pengecekan Seprig Thermostat


 Pemeriksaan Valve Thermostat

Gambar 3.28 Pemeriksaan Valev Thermostat

C. Pemasangan Thermostat
 Membersihkan Hosing Thermostat
 Memasng Caver penutup Thermostat

Gambar 3.29 Thermostat Dan Cover Penutup

 Memasang Upper Hose

Gambar 3.30 Upper Hose

 Memastikan semua komponen terpasng dengn benar

3.1.7 Kesimpuan
Dapat mengetahui bagaimna cara mengganti Thermostat.dan mengetahui
kerusakan pada Thermostat.
3.2 Kegiatan Pergantian Radiator Pada Radiator Dozer D6D
3.2.1 waktu
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5,7,10 Agustus 2023
3.2.2 Pengertian ,Fungsi Radiator
Radiator Alat Berat adalah komponen utama dari sistem pendingin, tujuan
utama radiator adalah untuk menjaga mesin pada suhu operasi yang
optimal, yang dicapai dengan menyerap panas berlebih yang dihasilkan
oleh mesin dan menurunkan suhu pendingin dengan udara yang melewati
kisi-kisi depan kendaraan.

Gambar 3.31 Radiator


Fungsi Radiator alat berat adalah untuk memindahkan kalor panas dari
mesin ke udara. Alat Radiator berat akan mengalirkan cairan pendingin
(air Radiator) ke slauran di sistem pendingin alat berat.

komponen - komponen Radiator alat berat adalah sebagai berikut :


1. Tutup Radiator ( Radiator Cup)
2. Upper Tank Radiator
3. Core Radiator
4. Lower Tank
5. Sirip Radiator
6. Buffle Plate

 Tutup Radiator ( Radiator Cup)


Tutup Radiator memiliki fungsi untuk meningkatkan titik didih pada
Coolant Radiator. Adapun caranya yaitu dengan menahan ekspan saat
cairan sedang panas. Ini berguna agar tekanan air menjadi lebih tinggi
sehingga mampu memulihkan suhu mesin. Tutup Radiator juga memiliki
fungsi agar cairan pendingin selalu penuh.

Gambar 3.32 Radiator Cup

 Upper Tank Radiator


Adapun fungsi upper tank ini yaitu untuk menampung cairan pendingin
pada Radiator. Upper tank juga memiliki fungsi menampung air panas.

Gambar 3.33 Upper Tank Radiator


 Core Radiator
Core Radiator atau sarang Radiator adalah komponen inti Radiator yang
posisinya berada pada bagian tengah Radiator. Fungsi Core Radiator yaitu
untuk menyalurkan panas yang berasal dari air panas yang keluar dari mesin
motor.Core Radiator juga berfungsi memecah volume air agar air Radiator
bekerja lebih maksimal.

Gambar 3.34 Core Radiator


 Lower Tank
Lower Tank berada di bagian bawah Radiator motor. Fungsinya lower Tank
hampir serupa dengan Upper Tank yakni untuk menampung air panas yang
berasal dari mesin.Lower Tank juga memiliki fungsi untuk tempat Transit
cairan Radiator yang akan masuk blok mesin.

Gambar 3.35 Lower Tank

 Sirip Radiator
Sirip Radiator adalah komponen berbentuk plat yang letaknya ada pada
bagian tengah Core Radiator. Fungsi sirip Radiator ini mempercepat
untuk melepaskan udara di Core Radiator hingga menuju udara luar.

Gambar 3.36 Sirip Radiator

 Buffle Plate
Buffle plate berfungsi untuk memisahkan buble yang terjadi di dalam sistem
/ Radaitor karena gelembung udara yang pecah dapat mengakibatkan
kavitasi.

Gambar 3.37 Buffle plate.


3.2.3 JSA Pergantian Termostat Pada Radiator Dozer D6D
JSA adalah suatu prosedur mengidentifikasi dan mengendalikan
bahaya yang ada pada setiap langkah kerja dari suatu pekerjaan dan tuas
juga sebagai pengembangan pemecah masalah untuk setiap bahaya yang
di perlukan di hilangkan dan di kontrol.

JOB SAFETY ANALYSIS

Nama Pekerjaan Pergantian Radiator Pada Radiator Dozer


D6D
Lokasi CV. MARIGA SERVICE
Tanggal
Observasi / Pengamat
NO Kegiatan/ Potensi Rekomendasi Alat pelindung pelaksan
pengerjaan bahaya tindakan diri a
atau prosedu

1 Lepas Hose Tergores Mengunakan Safety mark Mekanik


penghubung safety Gloves
Safety shoes
Radiator ke
Engine dan Safety Glasses
Water Safety Helmet
Regulator
Safety Gloves
2 Pasang Sling Tertimpa Mengunakan Safety mark Mekanik
Webing ke forklift
Terjepit Safety shoes
body
Hindari area
Radiator Safety Glasses
jepitan
Safety Helmet
Safety Gloves
3 Lepas Upper Tergores Hindari area Safety mark Mekanik
Tank tajam
Terjepit Safety shoes
Radiator
Hindari area
dan Lower Safety Glasses
jepitan
Tank
Safety Helmet
Radiator
Safety Gloves
3.2.4 Safety (Alat Pelindung Diri)
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan
budaya menuju masyarakat adil dan makmur.Alat pelindung diri (APD)
adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi
sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau penyakit
akibat kerja.

 Safety Helmet (helm Pengaman)


Tujuan menggunakan helm adalah untuk menghindari benturan benda tajam
dan berat yang dapat melukai kepala. Selain itu, kepala juga terlindung dari
api, percikan bahan kimia, suhu ekstrem, dan radiasi panas.
Helm digunakan utamanya pada pekerjaan konstruksi, karena kemungkinan
dari bahaya material-material bangunan yang jatuh dari atas bangunan.

Gambar 3.28 Safety Helmet


 Safety Shoes ( Pengaman Kaki)
Safety Shoes / sepatu pengaman ini membantu supaya kaki tetap terlindung
dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan
lain-lain. Ada yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas,
tahan listrik, dan tahan bahan kimia

Gambar 3.29 Safety Shoes

 Gloves ( Sarung Tangan)


Gloves Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses
pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan
pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko
cedera.Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah:
1. Cotton Gloves (sarung tangan berbahan dasar katun )
2. Leather Gloves (sarung tangan kulit)
3. Rubber Gloves (sarung tangan karet)

Gambar 3.30 Safety Gloves


 Safety Glasses
Safety Glasses berguna untuk melindungi mata dari fragmen atau partikel
berterbangan, debu dan lain-lain.

Gambar 3.31 Safety Glasses

 Ear Plug
Pelindung pendengaran, salah satunya ear plug atau sumbat telinga dapat
memberikan si pekerja perlindungan dari paparan kebisingan yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada telinga. Umumnya ear plug dapat
mengurangi kebisingan sampai dengan 30 dB

Gambar 3.32 Ear Plug

 Mask
Masker ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring bahan kimia, mikro organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap,
ataupun gas.

Gambar 3.33 Mask

3.2.5 Alat Dan Bahan


A. Hand Tools Dan
 Tools Box
 Radiator cup tester
 Brush
 Linesman Pliers
 Philips Screwdriver
 Rachet,dan Flexibel Handel
 Extension.dan/1Socket
 Crane , Shackle dan webbing sling
 Up Shorber, Wipol dan majun

3.2.6 Prosedur Pengerjaan


A. Pembongkaran Radiator
 Kuras semua Coolant dalam Radiator,buaka Drain Plug Radiator dan
tempatkan Container Di bawah Drain Plug
 Lepas Hose penghubung Radiator ke Engine dan Water Regulator
Gambar 3.34 Hose Radiator

 Lepas Cover Fan kanan kiri dan lepas Cover depan Radiator di tempat
yang aman

Gambar 3.35 Cover Fan Radiator

 Pasang Sling Webing ke body Radiator


 Kaitkan Shackle Crane ke Sling Webing dan pastikan aman untuk
pengangkatan

Gambar 3.36 Seling Webing, Shackle Crane

 Lepas baut penghubung Radiator ke Radiator stand dan lepas


penghubungradiator ke water pump
Gambar 3.37 radiator stand dan penghubung water pump

 Setelah penghubung Radiator ke Engine terlepas semua lakukan


pengangkatan dengnn perlahan dan hati-hati
 Letakan Radiator ke tempat yang aman
 Lepas Upper Tank Radiator dan Lower Tank Radiator

Gambar 3.38 upper tank radiator

 Bersihkan bagian Radiator core dan Pipa Tube


 Bersihkan semua komponen Radiator mengunakan air bersih

Gambar3.39 radiator core dan pipa tube

B. Pemeriksaan Radiator
 Lakukan inpeksi pada seluruh bagian Radiator dan pastikan semua
dalam keadaan baik lakukan perbaikan jika diperlukan
Gambar 3.40 Inpeksi Radiator
 Pemeriksaan tutup Radiator dengan Radiator Cup Tester

Gambar. 3.41 Radiator Cup


 Pengecekan System Cooling Radiator dengan menggunakan
Radiator Cup Tester

Gambar 3.42 Pengecekan system cooling radiator cup tester


 Pemeriksaan terhadap sirip-sirip Radiator
 Permeriksaan terhadap Pipa Tube yang berada di Radiator Core

C. Perakitan Radiator
 Memasang kembali Upper Tank Radiator dan Lower Tank Radiator
Gambar 3.43 Upper Tank

 Memasatikan semua terpasang dengan baik


 Pasanga Radiator ke Engine

Gambar 3.44 Pasanga Radiator ke Engine

 Pasang kembali Radiator stand dan Radiator


 Pasang kembali baut pengikat Radiator stand dan kunci dengan
kekuatan sesuai dengan buku sepesifikasi.

Gambar 3.45 Pasang kembali radiator stand

 Pasang kembali penghubung Radiator ke Water Pumap.


 pasang kembali Hose Water Regulator ke Radiator
Gambar 3.46 hose water regulator

 pasang Cover Fan belakang kanan dan kiri


 pasang kembali Cover depan Radiator

Gambar 3.47 cover fan dan cover depan radiator

 setelah semua terpasang lakukan pengecekan kembali seperti


kekencangan baut dan bagian yang telah di lepas sebelumnya
3.2.7 kesimpulan
 mengetahuai bagaimana cara perbaikan dan pelepasan Radiator
buntu
 perawatan Radiator harus lebih di perhaatikan.
3.3 Kegiatan Pergantian Clutch DT

3.3.1 Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 September 2023

3.3.2 Komponen – Komponen Kopling

1. Fly wheel

Gambar 3. 32 Fly Wheel

Roda gila atau fly wheel adalah merupakan sebuah piringan roda besi Roda gila
berfungsi untuk meredam terjadinya perubahan kecepatan putaran mesin mobil.

Fungsi yang kedua dari roda gila atau flywhell pada mesin mobil adalah sebagai
tempat untuk menaruh cover clutch atau pegas matahari kopling, diantara cover
clutch dan roda gila terdapat plat kopling atau kampas kopling mobil.

Fungsi Roda gila yang ketiga adalah untuk memberikan start awal putaran mesin
dengan memasang ring gear pada bagian sisi luar lingkaran roda gila, ring gear ini
terhubung dengan pinion gear motor starter ketika mesin mobil di stater dari kunci
kontak.
2. Clutch cover

Gambar 3. 33 Clotch Cover

Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang
dimana didalamnya terdapat komponen- komponen lainnya yang mendukung
kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate
dengan fly wheel supay putaran disc plate dengan fly wheel berotasi bersama saat
pedal kopling tidak diinjak.

2. Disc clutch

Gambar 3. 34 Disc Cluth

Disc Clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel
dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch
cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
3. Presure Plate

Gambar Presure Plate


Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit
disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring,
presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover
4. Diafragma Spring

Gambar 3. 36 Diafragma Spring

Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover,
saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan
serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate
supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas.
Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
5. Release bearing
Gambar 3. 37 Release bearing
Realese bearing merupakan sebuah bantalan berupa bearing atau klaher yang
fungsinya untuk menekan pelat pegas (matahari kopling) atau diafragma spring
pada tutup kopling (cover clutch).
6. Release Fork

Gambar 3. 38 Release Fork


Realese Fork Untuk menekan release bearing sehingga menyentuh diafraghma
spring.

B. Cara Kerja Kopling

Gambar 3. 39 Posisi terhubung


a. Pegas penekan diafragma menekan plat penekan sehingga plat penekan
terhubung/ tertekan.

b. Kanvas kopling terjepit diantara fly wheel dan plat penekan, putaran mesin
dapat diteruskan ke poros input transmisi.
2. Kopling Posisi Terlepas

Gambar 3. 40 Posisi terlepas

a. plat penekan diafragma mengungkit plat penekan sehingga plat kopling


bebas dari penekanan
b. kanvas kopling bebas dari penekanan/jepitan sehingga putaran mesin tidak
dapat diteruskan ke poros input transmisi, hanya sampai pada kanvas
kopling.

3.3.3 JSA
JSA adalah suatu prosedur mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya yang
ada pada setiap langkah kerja dari suatu pekerjaan dan tuas juga sebagai
pengembangan pemecah masalah untuk setiap bahaya yang di perlukan di
hilangkan dan di kontrol.
JOB SAFETY ANALYSIS

Nama Pekerjaan Pergantian Clutch DT

Lokasi CV. MARIGA SERVICE


Tanggal
Observasi / Pengamat
Rekomend
NO Kegiatan/ Potensi Alat pelaksana
asi
pengerjaan bahaya pelindung diri
tindakan
atau
prosedu
lepas baut
1 Tertimpa Dikerjakan Safety mark Mekanik
pada cross
joint di lebih dari
Terjepit Safety shoes
propeller 1 orang
shaft secara Safety Glasses
Mhindar
berurutan daerah Safety Helmet
jepit
Safety Gloves
2 Angkat chain Tertimpa chain Safety mark Mekanik
blook agar blook agar
Safety shoes
transmisi transmisi
terangkat tidak jatuh Safety Glasses
sedikit.
Safety Helmet
Safety Gloves
3 lepas Tertimpa Pasang Safety mark Mekanik
transmisi chain
Terjepit Safety shoes
dengan cara blook agar
menggoyang transmisi Safety Glasses
kan keatas tidak jatuh Safety Helmet
dan kebawah
Mhindar
atau Safety Gloves
daerah
kesamping
jepit
kanan dan
kekiri.
4 Lepas clutch Terjepit Mhindar Safety mark Mekanik
cover, Disc daerah
Safety shoes
clutch jepit
Safety Glasses
Angkat
komponen Safety Helmet
satu
Safety Gloves
persatu

3.3.4 Safety
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.Alat pelindung diri (APD) adalah
seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian
atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau penyakit akibat
kerja.

• Safety Helmet (helm Pengaman)


Tujuan menggunakan helm adalah untuk menghindari benturan benda tajam
dan berat yang dapat melukai kepala. Selain itu, kepala juga terlindung dari
api, percikan bahan kimia, suhu ekstrem, dan radiasi panas.
Helm digunakan utamanya pada pekerjaan konstruksi, karena kemungkinan
dari bahaya material-material bangunan yang jatuh dari atas bangunan.

Gambar 3.28 Safety Helmet

• Safety Shoes ( Pengaman Kaki)

Safety Shoes / sepatu pengaman ini membantu supaya kaki tetap terlindung
dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan
lain-lain. Ada yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas,
tahan listrik, dan tahan bahan kimia

Gambar 3.29 Safety Shoes

• Gloves ( Sarung Tangan)


Gloves Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses
pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan
pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko
cedera.Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah:
1. Cotton Gloves (sarung tangan berbahan dasar katun )
2. Leather Gloves (sarung tangan kulit)
3. Rubber Gloves (sarung tangan karet)

Gambar 3.30 Safety Gloves

• Safety Glasses
Safety Glasses berguna untuk melindungi mata dari fragmen atau partikel
berterbangan, debu dan lain-lain.

Gambar 3.31 Safety Glasses

• Ear Plug
Pelindung pendengaran, salah satunya ear plug atau sumbat telinga dapat
memberikan si pekerja perlindungan dari paparan kebisingan yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada telinga. Umumnya ear plug dapat
mengurangi kebisingan sampai dengan 30 dB
Gambar 3.32 Ear Plug

• Mask
Masker ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring bahan kimia, mikro organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap,
ataupun gas.

Gambar 3.33 Mask

3.3.5 Alat dan Bahan

 Kunci Shock
 Combination Wrench (Kunci Ring Pass)
 Obeng Min
 Hammer
 Absorbent pad / Majun
 Jack
 Jack Stand
3.3.6 Prosedur Pengerjaan
A. Prosedur Pembongkaran
 lepas baut pada cross joint di propeller shaft secara berurutan dan tahan
propeller shaft agar ketika baut dilepas tidak jatuh.
Gambar 3. 51 Cross join
 Setelah baut terlepas semua, gunakan palu plastik untuk memukul
Propeller shaft tetapi dengan cara perlahan.
 Setelah terlepas, Letakan ditempat yang bersih
 Lepas Kabel kopling dan switch mundur.
 Agar transmisi tidak jatuh sebelum membuka bolt sebaiknya transmisi di
ikat dengan belting, dan belting di ikat ke chain blook
 Lepas bolt pangkon transmisi, tetapi sisakan 2 bolt
 yang sudah dikendorkan dengan posisi menyilang.
 Kencangkan chain blook agar transmisi terangkat sedikit, agar transmisi
tidak jatuh saat boold dilepas semua.
 Setelah itu lepas semua baut yang mengaitkan transmisi dengan engine.
 Lepas bolt yang tersisa pada pangkon transmisi dan keluarkan.
 Setelah itu turunkan chain blok sedikit lalu lepas transmisi dengan cara
menggoyangkan keatas dan kebawah atau kesamping kanan dan kekiri.
 Selanjutnya turunkan chain blook secara perlahan untuk menurunkan
transmisi

Gambar 3. 52 Transmisi
 Setelah lepas keluarkan transmisi dari bawah mobil
 Setelah itu lepas baut clutch cover secara menyilang.
 Setelah lepas, taruh clutch cover dan kanvas kopling jauh dari oli atau
minyak pelumas lainnya.
 Lakukan penggantian clutch yang rusak
Gambar 3. 53 Clutch

B. Pemeriksaan komponen kopling


 Pemeriksaan Clutch cover

Gambar 3. 33 Clotch Cover

 Pemeriksaan Disc clutch

Gambar 3. 34 Disc Cluth


 Pemeriksaan Presure Plate

Gambar 3. 35 Presure Plate

 Pemeriksaan Diafragma Spring

Gambar 3. 36 Diafragma Spring

 Pemeriksaan Release bearing

Gambar 3. 37 Release bearing


 Pemeriksaan Release Fork

Gambar 3. 38 Release Fork


\

C. Pemasangan
1.Sebelum memasang clutch cover dan disk kopling, perhatikan posisi disk
kopling dan tidak boleh terbalik.

2.Angkat transmisi dengan chain blok


3.Setelah itu tepatkan tanda pada clutch cover dan fly wheel
4.Pasang, kencangkan baut dengan urutan menyilang tetapi jangan terlalu
kencang untuk selanjutnya melakukan center pada disk kopling

5.Setelah melakukan center dengan menggunakan spesial tools, periksa


kembali bahwa disk kopling berada di tengah - tengah dan kemudian
kencangkan baut.
6.Setelah selesai, pasang transmisi, dan kencangkan baut yang mengikat
transmisi dengan mesin dengan cara menyilang.
7.Setelah itu pasang pangkon transmisi
8.Lalu pasang switch mundur dan kabel kopling.
9.Pasang propeller shaft dan kencangkan bautnya dengan cara menyilang
10.Setel ketinggian gerak pedal kopling sesuain selera pemakai.
3.3.7 Kesimpulan
3.4 Pergantian Spring pada MERCEDES BEN 1526
3.4.1 Waktu
Kegiatan ini di laksanakan pada tanggal 2- 6 September 2023
3.4.2 Pengertian Spring atau Pegas daun
A. Spring atau Pegas daun

Gambar Pegas daun


Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam
kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang
tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan
pengendalian kendaraan. Sistem suspensi kendaraan terletak di antara bodi
(kerangka) dengan roda. Ada dua jenis utama suspensi yaitu :
1. Sistem suspensi dependen atau sistem suspensi poros kaku (rigid)
2. Sistem suspensi independen atau sistem suspensi bebas.
B. Komponen - Komponen Spring atau Pegas daun
 Pegas
Dengan sifat pegas yang elastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran
atau goncangan roda akibat dari kondisi jalan yang dilalui dengan tujuan
agar getaran atau goncangan dari roda tidak menyalur ke bodi atau rangka
kendaraan. Biasanya shock absorber hanya memiliki.
seal dan membutuhkan oli untuk bekerjanya, dan rangka asli dari pegas ialah
besi elastis Beberapa tipe pegas yang digunakan pada sistem suspensi :
1. Pegas ulir (coil spring), dikenal juga dengan nama 'per keong', jenis yang
digunakan adalah pegas ulir tekan atau pegas ulir untuk menerima beban
tekan.
2. Pegas daun (leaf spring), umumnya digunakan pada kendaraan berat atau
niaga dengan sistem suspensi dependen.
3. Pegas puntir atau dikenal dengan nama pegas batang torsi
(torsion bar spring), umumnya digunakan pada kendaraan dengan
beban tidak terlalu berat.

 Peredam kejut
Peredam kejut berfungsi untuk meredam beban kejut atau goncangan atau
getaran yang diterima pegas.

Gambar Peredam kejut

 Lengan suspensi
Lengan suspensi atau suspension arm hanya terdapat pada sistem suspensi
dependen, terpasang pada bodi atau rangka kendaraan, berfungsi untuk
memegang rangka roda kendaraan. Pergerakan yang komplek pada roda agar
dapat sinkron dengan pergerakan pergerakan lengan suspensi maka terdapat
ball joint pada pengikatan lengan suspensi dengan rangka roda.

Gambar Lengan suspensi


 Lengan suspensi
Lengan suspensi atau suspension arm hanya terdapat pada sistem suspensi
dependen, terpasang pada bodi atau rangka kendaraan, berfungsi untuk
memegang rangka roda kendaraan. Pergerakan yang komplek pada roda agar
dapat sinkron dengan pergerakan pergerakan lengan suspensi maka terdapat
ball joint pada pengikatan lengan suspensi dengan rangka roda.

Gambar Lengan suspensi


 U Bolt
U-bolt merupakan baut yang berbentuk menyerupai huruf U yang berfungsi
untuk menjepit diantara 2 leafspring untuk menahan leafspring pada poros
kendaraan.

Gambar U Bolt
 Center bolt spring
Center bolt spring adalah bagian dari komponen suspensi pada unit yang
berfungsi menyamakan/meratakan spring satu dan yang lainnya.

Gambar Center bolt spring.

C. Prinsip kerja
Sistem ini memiliki bagian utama berupa pegas yang terbuat dari baja elastis.
Elastisitas yang dimiliki oleh pegas digunakan untuk meredam seluruh getaran yang
dihasilkan roda karena permukaan jalan. Suspensi sendiri bekerja sebagai
penghalang benturan roda dengan bodi unit.

3.4.3 JSA
JSA adalah suatu prosedur mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya yang
ada pada setiap langkah kerja dari suatu pekerjaan dan tuas juga sebagai
pengembangan pemecah masalah untuk setiap bahaya yang di perlukan di
hilangkan dan di kontrol.
JOB SAFETY ANALYSIS

Nama Pekerjaan Pergantian spring

Lokasi
Tanggal
Observasi / Pengamat
NO Kegiatan/ Potensi Rekomendasi Alat pelindung pelaksan
pengerjaan bahaya tindakan diri a
atau prosedu
-Safety shoes
1 Memarkir -Unit bisa Parker pada mekanik
unit bergerak tempat yang
Safety helmet
sendiri rata
Safety Glasses

Safety Mask
Safety Gloves

2 Lepas u bolt Terjepit Hindari titik Safety mark


jepit
Safety shoes
Safety Glasses
Safety Helmet
Safety Gloves
Safety shoes
3 Dongkrak Terjepit Hindari titik
SafetyHelmet
casis unit jepit
Tertimpa Safety Glasses
hingga tyree
Tambah kan Safety Mask
menggantung
Jack stand Safety Gloves
dan berikan
penyangga
Safety shoes
4 Lepas bolt Terjepit Hindari titik Mekanik
center spring jepit SafetyHelmet
Safety Glasses
Safety Mask
Safety Gloves
Angkat dan Safety shoes
5 Terjepit Hindari titik Mekani
lepas spring Safety Helmet
jepit
Terkilir Safety Glasses
Mengunakan Safety Mask
Chain block
Safety Gloves

3.4.4 Safety Alat Pelindung Diri (APD)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang
mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Alat
pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya
atau penyakit akibat kerja.

 Safety Helmet
Safety helmet berfungsi untuk melindungi kepala kita dari benturan yang
timbul tidak disengaja maupun benturan dari jatuhan material-material

Gambar Safety Helmet

 Safety gless (kacamata safety)


Safety gless berfungsi untuk melindungi mata kita dari kotoran-
kotoran,debu,atau pun reruntuhan pasir yang tidak sengaja jatuh.
Gambar Safety gless.

 Safety vest (pakaian kerja)


Pakaian kerja didesain secara khusus untuk melindungi badan kita dari
kotoran dan bahaya seperti tumpahan cairan

Gambar Safety vest

 Safety Shoes ( Pengaman Kaki)


Safety Shoes / sepatu pengaman ini membantu supaya kaki tetap terlindung
dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan
lain-lain. Ada yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas,
tahan listrik, dan tahan bahan kimia

Gambar Safety Shoes

 Gloves ( Sarung Tangan)


Gloves Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses
pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan
pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko
cedera.Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah:
4. Cotton Gloves (sarung tangan berbahan dasar katun )
5. Leather Gloves (sarung tangan kulit)
6. Rubber Gloves (sarung tangan karet)

Gambar Safety Gloves


 Safety Glasses
Safety Glasses berguna untuk melindungi mata dari fragmen atau partikel
berterbangan, debu dan lain-lain.

Gambar 3.31 Safety Glasses

 Ear Plug
Pelindung pendengaran, salah satunya ear plug atau sumbat telinga dapat
memberikan si pekerja perlindungan dari paparan kebisingan yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada telinga. Umumnya ear plug dapat mengurangi
kebisingan sampai dengan 30 dB

Gambar 3.32 Ear Plug


 Mask
Masker ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring bahan kimia, mikro organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap,
ataupun gas.

Gambar 3.33 Mask

3.4.5 Alat dan Bahan


A. Hand Tools
 Tools box set
 Impact wrench
 Hammer
 Chain block
 Majun
 Dongkrak
 Jack stand
 Gerinda tangan

3.4.6 Prosedur Pengerjaan


A. Pembongkaran

Gambar komponen suspense

 Ganjal unit
Gambar Ganjal unit

 Lepas u bolt

Gambar Lepas u bolt


 Dongkrak casis unit hingga tyree menggantung dan berikan penyangga pada
bodi/kerangka.

Gambar dongkrak casis

 Lepas bolt center spring


Gambar Lepas bolt center spring

 Lepas pin spring

Gambar3.18 lepas pin sprin

 Angkat dan lepas spring

Gambar 3.19 lepas spring

B. Pemeriksaan/pengukuran
 Bersihkan busing spring
 Periksa kondisi pin,bila bengkok/aus harus di ganti!
 Periksa ulir pada pin,rusak ganti!
 Cek kondisi spring bila ada retakan ganti!
 Cek kondisi U bolt jika retak,aus,atau ulirnya rusak ganti
 Cek kondisi karet stopper, jika aus ganti!

C. Perakitan
 Angkat dan pasang spring
Gambar 3.20 angkat dan pasang spring

 Pasang pin spring

Gambar 3.21 pasang Pin spring

 Pasang bolt center spring

Gambar 3.22 pasang center spring

 Turunkan Dongkrak perlahan

Gambar 3.23 turunkan dongkr

 Pasang dan kencangkan U bolt


Gambar pasang U bolt

3.4.1 Kesimpulan
 Lakukan pemeriksaan spring setiap P2H
 Lakukan pemeriksaan U bolt setiap P2H
 Lakukan gresing pada pin agar tidak cepat aus.
 Bila center spring bengkok di ganti jangan di repair!
 Bila spring retak/putus jangan di las!
3.5 Penggantian Tyre pada PAMA BI LV 05
3.5.1 WAKTU
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2023
3.5.2 Pengertian Tayer PAMA BI LV 05
A. Tyre
Tyre adalah merupakan benda bundar yang terbuat dari karet,nilon dan
steel yang berisi angin dan bagian kendaraan yang berhubungan langsung
dengan permukaan tanah.

Gambar 3. 68 Tyre
Tyre mempunyai beberapa fungsi diantaranya :
1. Menahan beban.
2. Meneruskan fungsi pengereman dan traksi kepermukaan jalan.
3. Menyerap goncangan.
4. Mengendalikan arah

Setiap tyre manufactur tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan


,untukitu tergantung kita memilihnya yang disesuaikan dengan kondisi site
masing-masing. Jadi dalam memilih tyre harus diperhatikan adalah:
1. Kondisi medan,dalam hal ini kondisi tanah.

2. TKPH site,dalam hal ini cycle distance dari loading area ke


dumping area.
3. Kapasitas muatan unit,dalam hal ini terjadi penambahan
kapasitas muat vessel.
3.5.3 JSA
JSA adalah suatu prosedur mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya yang
ada pada setiap langkah kerja dari suatu pekerjaan dan tuas juga sebagai
pengembangan pemecah masalah untuk setiap bahaya yang di perlukan di
hilangkan dan di kontrol.
JOB SAFETY ANALYSIS

Nama Pekerjaan Penggantian Tyre pada PAMA BI LV 05

Lokasi
Tanggal
Observasi / Pengamat
NO Kegiatan/ Potensi Rekomendasi Alat pelindung pelaksan
pengerjaan bahaya tindakan diri a
atau prosedu

1 Memundur Unit bias Parker pada Safety mark mekanik


kan unit bergerak tempat yang Safety shoes
sendiri rata Safety Glasses
Safety Helmet
Safety Gloves
2 Naikan Terjepit Hindari area Safety mark mekanik
dongkrak Terjepit. Safety shoes
Tertimpa
hingga Masan Jack
Safety Glasses
tayer naik. stand
Safety Helmet
Safety Gloves
3 Lepas baut Terkilir Dikerjakan 2 Safety mark Mekanik
dengan orang Safety shoes
imapck dan
Safety Glasses
menngunak
an shoket. Safety Helmet
Safety Gloves
4 Lepas tayer Terjepit Hindari Safety mark Mekanik
ganti daerah jepit Safety shoes
Tertindih
dengan
Angakat Safety Glasses
tayer baru
dengn
Safety Helmet
perlahan
Safety Gloves

3.5.4 Safety

Safety Alat Pelindung Diri (APD)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang
mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Alat
pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya
atau penyakit akibat kerja.

• Safety Helmet
Safety helmet berfungsi untuk melindungi kepala kita dari benturan yang
timbul tidak disengaja maupun benturan dari jatuhan material-material

Gambar Safety Helmet

• Safety gless (kacamata safety)


Safety gless berfungsi untuk melindungi mata kita dari kotoran- kotoran,debu,atau
pun reruntuhan pasir yang tidak sengaja jatuh.

Gambar Safety gless


 Safety vest (pakaian kerja)
Pakaian kerja didesain secara khusus untuk melindungi badan kita dari
kotoran dan bahaya seperti tumpahan cairan

Gambar Safety vest


Safety Shoes ( Pengaman Kaki)
Safety Shoes / sepatu pengaman ini membantu supaya kaki tetap terlindung
dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan
lain-lain. Ada yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas,
tahan listrik, dan tahan bahan kimia

Gambar Safety Shoes


 Gloves ( Sarung Tangan)
Gloves Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses
pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan
pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko
cedera.Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah:
7. Cotton Gloves (sarung tangan berbahan dasar katun )
8. Leather Gloves (sarung tangan kulit)
9. Rubber Gloves (sarung tangan karet)
Gambar Safety Gloves
 Safety Glasses
Safety Glasses berguna untuk melindungi mata dari fragmen atau partikel
berterbangan, debu dan lain-lain.

Gambar 3.31 Safety Glasses.


• Ear Plug
Pelindung pendengaran, salah satunya ear plug atau sumbat telinga dapat
memberikan si pekerja perlindungan dari paparan kebisingan yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada telinga. Umumnya ear plug dapat mengurangi
kebisingan sampai dengan 30 dB

Gambar 3.32 Ear Plug


 Mask
Masker ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring bahan kimia, mikro organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap,
ataupun gas.

Gambar 3.33 Mask

3.5.5 Alat dan Bahan

 Kunci Shock
 Combination Wrench (Kunci Ring Pass)
 Impact Wrench
 Hammer
 Dongkrak
 Pengganjal Ban
 Jack stand

3.5.6 Prosedur Pengerjaan

A. Pembongkaran Tayer
 Pertamatama pasang ganjal pada tayer.
 Naikan dongkrak hingga tayer naik.
 Lepas cover bolt.
 Lepas baut dengan imapck dan menngunakan shoket.
 Lepas tayer ganti dengan tayer baru

B. Pemeriksaan Tayer
 Cek kondisi Tayer dan kelayakan Pakai Tayer
Gambar Cek kondisi Tayer dan kelayakan Pakai Tayer

 Memperhatian Kembang dan Tapak Tayer


 Memeriksa Tekanan Angin Pada Tayer

Gambar Memeriksa Tekanan Angin Pada Tayer


 Pastikan Tayer Serep dalam kondisi siap pakai

C. Pemasangan
 Pasang tyre yang baru
 Pasang bolt dan kencangkan
 Turunkan dongkrak
 Lepas ganjal

3.5.7 Kesimpulan
Pergantian tayer paling sering dilakukan karena unit dengan kontur jalan
berlumpur dan sering mengalami slip sehinnga mengakibatkan tayer habis.
hal ini yang mengakibatkan biaya perbaikan tayer yang paling besar.
3.6 Pergantian spider bearing

3.6.1 Waktu
Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 7-9 September 2023.
3.6.2 Pengertian proprller shaft
A. Propeller shaft

Gambar 3.25 proprller shaft

Pada kendaraan tipe front engine rear drive, mesin, kopling, dan
transmisi terletak dibagian depan. Sedangkan rear axle , dan rear
wheel yang dibantu oleh suspensi terletak dibagian belakang . Untuk
memindahkan tenaga mesin ini ke sistem penggerak roda belakang maka
digunakan propeller shaft antara transmisi dengan diferential. Panjang
pendeknya propeller shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada
kendaraan yang panjang, propeler dibagi menjadi beberapa bagian untuk
menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik. Pada umumnya
propeller shaft terdiri dari satu batang (dengan joint). Untuk propeller
shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya getaran yang besar, propeller
shaft mudah melentur dan jalannya kendaraan tidak nyaman.
Sehingga pada umumnya apabila propeller shaft terlampau panjang,
dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan3 atau 4 joint.
 Tipe 2 joint

Gambar 3.26 tipe 2 joint

 Tipe 3 joint

Gambar 3.27 tipe 3 joint

B. Komponen proprller shaft


 Universal joint
Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi dan beraibat posisi
deferential selalu berubah-ubah terhadap transmisi, universal joint
dipakai untuk mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar
dengan lancar, sehingga universal joint harus mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut :
- Dapat menghindari kerusakan pada saat propeller shaft bergerak
naik turun .
- Tidak berisik dan dapat berputar dengan lembut
- Konstruksinya harus sederhana , dan tidak mudah rusak
Dilihat dari konstruksinya maka universal joint dibagi menjadi beberapa
jenis :
- Hook joint
- Turnion joint
- Flexible joint
- Uniform velocity joint
- Slip joint

 HookJoint

Gambar3.28 hook joint

Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena


selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat
dan konstan. Konstruksi hook joint adalah seperti gambar diatas. Ada dua
tipe hook joint yaitu shell bearing cup type dan solid bearing cup type,
Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar
sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dimongkar.
 Flexible joint

Gambar 3.29 Flexible joint

Flexible joint terdiri dari : Coupling, rubber coupling dan sleeve yoke
yang dihubungkan atau diikat oleh baut. Model ini mempunyai
keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik, dan tidak memerlukan
minyak/grease. Tetapi apabila sudut antara drive shaft dan driven
shaft melebihi 7-10o maka akan timbul juga vibrasi, untuk
menghindari hal ini, maka dipasangkan center ring ball pada ujungnya .
 Trunion joint
Gambar 3.30 Trunion joint

Model ini berusaha menggabungkan 2 tipe universal joint yaitu tipe hook
joint dan slip joint. Seperti terlihat pada gambar didlam bodi terdapat alur
sebagai tempat masuknya propeller shaft, dan diujung pin (pada gambar:
adalah shaft) dipasangkan ball. Model ini jarang digunakan karena dalam
pemindahan daya/ tenaga masih kurang baik yang hasilnya masih
dibawah slip joint sendiri.
 Uniform velocity joint

Gambar 3.31 Uniform velocity joint

Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik sehingga
dapat mengurangi getaran dan suara bising, akan tetapi harganya lebih
mahal. Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menggunakan sistem
pemindah daya tipe front engine front drive (FF).
 Slip joint
Gambar 3.32 Slip joint

Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros output


transmisi terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint Hal ini
memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output
transmisi dengan deferential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar.
 Center Bearing

Gambar 3.33 Center Bearing

Center bearing dipasangkan pada bagian ujung propeler shaft yang


berfungsi untuk menumpu intermediate shaft. Center bearing dilapisi
dengan bos karet (gum bush). Dan dengan bracket, center bearing diikat
dengan chasis hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan bunyi pada saat
bekerja. Tetapi pada kecepata tinggi bunyi tersebut akan timbul
walaupun hanya sedikit.

 Torsion Dump

Gambar 3.34 Torsion Dump

Torsion dump biasanya dipasangkan pada ujung propeller shaft yaitu


pada bagian center bearing. Tujuannya yaitu untuk meredam bunyi
pada saat propeller shaft bekerja. Pada model ini juga penerus
dipasangkan yang berfungsi untuk mencegah penambahan/pengurangan
kecepatan yang mendadak.
3.6.3 JSA
JSA adalah suatu prosedur mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya
yang ada pada setiap langkah kerja dari suatu pekerjaan dan tuas juga
sebagai pengembangan pemecah masalah untuk setiap bahaya yang di
perlukan di hilangkan dan di kontrol.

JOB SAFETY ANALYSIS

Nama Pekerjaan Pergantian spider bearing

Lokasi CV. MARIGA SERVICE


Tanggal
Observasi / Pengamat
NO Kegiatan/ Potensi Rekomendasi Alat pelindung pelaksan
pengerjaan bahaya tindakan atau diri a
prosedu

1 Pukul Terjepit Hindari area Safety mark mekanik


perlahan- jepitan Safety shoes
lahan Safety Glasses
bearing Safety Helmet
outer race
Safety Gloves
2 Tekan Terjepit Hindari area Safety mark mekanik
keluar Terjepit. Safety shoes
bearing
Safety Glasses
Safety Helmet
Safety Gloves
3 Jepitlah Terjepit Hindari area Safety mark Mekanik
bearing terjepit Safety shoes
outer race Tergores
pada ragum Mengunakan Safety Glasses
dan pukul safety Gloves
Safety Helmet
propeller
shaft. Safety Gloves
3.6.4 Safety
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian
yang mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja.
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari
adanya potensi bahaya atau penyakit akibat kerja.
 Safety Helmet
Tujuan penggunaan helm sebagai pelindung kepala ini apabila terkena
jatuhan material, akan melindungi dan meminimalisir dari cidera serius.
Seperti helm warna kuning digunakan untuk Pekerja pada Unit Kerja
Sipil. Kemudian helm warna merah digunakan untuk pekerja pada unit
K3 (keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Gambar 3.35 safety helmet


 Safety Shoes
Safety Shoes (Sepatu Safety) adalah salah satu Alat Pelindung Diri
(APD) yang harus dipakai oleh para pekerja guna menghindari resiko
kecelakaan. Berikut beberapa manfaat menggunakan Safety Shoes.
Melindungi Dari Benda Tajam & Berbahaya.
Gambar 3.36 safety shoes
 Gloves
Penggunaan sarung tangan dapat melindungi kulit dari luka dan cedera.
Fungsi sarung tangan lainnya yaitu untuk menjaga suhu tangan Anda.
Sarung tangan akan memberikan kehangatan ketika cuaca sedang dingin
yang disebabkan oleh hujan.

Gambar 3.37 gloves


 Safety Glasses
Safety Glasses adalah kacamata yang di desain khusus untuk pekerja di
area yang memiliki resiko tinggi. Kacamata ini berfungsi melindungi dan
menutupi area sekitar mata agar terhindar dari partikel mikro, cairan
berbahaya dan benda lainnya yang dapat membahayakan mata.
Gambar 3.38 safety glasses
 Masker
Perlengkapan K3 berikutnya yang harus digunakan untuk menjadi
perlengkapan pelindung diri kesehatan merupakan masker. Sebagai
pelindung pada bagian pernapasan seperti hidung serta mulut, menjauhi
paparan bahan beresiko semacam debu bahan kimia, asap solder serta
bau bahan kimia.

Gambar 3.39 masker


 Baju APD
Baju safety adalah alat pelindung diri (APD) yang melindungi tubuh dari
resiko cedera ringan hingga berat. Nama lain baju safety adalah baju
wearpack. Sebagai pelindung tubuh, APD ini pastinya harus terbuat dari
bahan yang berkualitas sehingga tidak mudah sobek.
Gambar 3.40 baju APD

3.6.5 Alat dan Bahan

A. Hand Tools dan Spare Part

 Spider Bearing
 Satu Set Combination Wrenchu
 Set Socket Wrench
 Tool Box
 Vise Grip
 Snap Ring Set
 Hammer
 Tang Snap Ring

3.6.6 Prosedur Pengerjaan

A. Pembongkaran
Setelah dilakukan pemberian tanda pada beberapa tempat, maka
langkah-langkah pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :
 Pukul perlahan-lahan bearing outer race dan keluarkan keempat
snap ring dari tempatnya. Pada beberapa tipe yang menggunakan
lock plate, lepaskan lock plate.

Gambar 3.41 Melepas spider bearing

 Tekan keluar bearing dari tempatnya dengan menggunakan SST,


atau dengan alat penekan (mesin/ alat press).

Gambar 3.42 Melepas spider bearing

 Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft.
Lepaskan bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.

Gambar 3.43 melepas spider bearing


 Pasangkan dua outer race bearing yang telah dilepas ke spider
sebagai tumpuan penekanan dan dengan menggunakan SST tekan
keluar bearing dari yoke.

Gambar 3.44 Melepas spider bearing

 Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft.
Lepaskan bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.

Gambar 3.45 Melepas spider bearing

B.Pemeriksaan
Setelah di lakukan proses pembongkaran kita dapat melakukan
Analisa/pemeriksaan pada propeller shaft. Perawatan yang dilakukan pada
propeller shaft adalah memberikan pelumasan dengan grease pada
universal joint. Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu
kerusakanatau untuk memastikan penyebab suatu keusakan.
Pemeriksaan pencegahan atau perawatan dilaksanakan secara berkala
dan rutin untuk memeriksa/ menjaga kondisi komponen dan kerjanya.
Sedang pemeriksaan guna memastikan penyebab kerusakan harus
dilakukan dengan betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu
pemeriksaan komponen dengan urutan yang cepat, tepat dan benar.
 diagram analisa dan urutan pemeriksaan Bunyi dari propeller shaft

Gambar 3.46 bagan alur diagnosis

Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik,


ketelitian dan kecermatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan
terdapat sumber bunyi yang komplek sehingga kalau tidak cermat sering
terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.
 diagram analisa dan urutan pemeriksaan Getaran dari propeller shaft
Gambar 3.47 bagan alur diagnosis
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus
dilaksanakan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda
penggerak, dan menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk.
Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari
propeller shaft. Jika ditemukan adanya getaran atau bunyi dari propeller
shaft maka lakukan pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan
unit propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.
 Pemeriksaan Kebengkokan poros propeller depan dan belakang.
Dengan menggunakan V-blok dan dial tester

Gambar 3.48 Pemeriksaan kebengkokan poros propeller

 Keausan dan kekocakan bantalan spider. Putar spider dan


pastikan bahwa tidak ada hambatan saat berputar. Periksa juga
kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke ketika tertahan
poros dengan kuat. Kebebasan axial max. 0.05 mm.

Gambar 3.49 Pemeriksaan keausan dan kekocakan bantalan spider

 Keausan dan kerusakan center support bearing Periksalah bahwa


bearing dapat berputar dengan bebas tanpa hambatan namu tidak
longgar/goyang/kocak.
Gambar 3.50 Pemeriksaan keausan center support bearing
 Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke Lakukan pengamatan
secara visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan
memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve
yoke dan gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi
kekocakan yang berlebihan tetapi bisa bergerak maju mundur
dengan lancar.

Gambar 3.51 Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke


 Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap
flange maupun yoke Propeller belakang. Menggunakan metode
yang sama dengan di atas lakukan pengecekan alur-alur ujung
propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang.
Gambar 3.52 Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller
 Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center
bearing. Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing
maupun karet penutup debu pada center bearing.
 Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center
bearing. Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing
maupun karet penutup debu pada center bearing.

C.Pemasangan
Setelah pembongkaran, maka pasangkan kembali dengan spider bearing yang
baru dengan prosedur sebagai berikut :
 Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas khusus pada
spider dan bearing-nya.

Gambar 3.53 Melumasi spider bearing


 Tepatkan tanda pada yoke (u-joint)
Gambar 3.54 Menepatkan tanda pada yoke
 Pasangkan spider bearing yang baru ke dalam yoke dengan
menggunakan SST.

Gambar 3.55 Memasang spider bearing


 Setel masing-masing bearing sehingga celah snap ring pada
maksimum dan lebarnya sama.

Gambar 3.56 Penyetelan celah snap ring

 Pasangkan snap ring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan


axial max. 0.05 mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.
Gambar 3.57 Memasang snap ring
 Pukul yoke hingga tidak terdapat celah antara bearing bagian luar
dengan snap ring.

Gambar 3.58 Menepatkan snap ring


 Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan
lembut. Kebebasan axial maksimal 0.05 mm.

Gambar 3.59 Memeriksa kebebasan spider bearing


 Pasangkan spider bearing pada sisi yang lain dengan prosedur yang
sama sebagaimana digambarkan di atas dengan memperhatikan
tanda yang telah dibuat.
Gambar 3.60 Pemasangan spider bearing

3.6.7 Kesimpulan
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus
dilaksanakan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak,
dan menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan
putaran mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari propeller
shaft.
8

Anda mungkin juga menyukai