Anda di halaman 1dari 8

Materi Kuliah Metopen

Dr. Nur Azizah, M.Si

Unsur yang harus ada dalam Artikel

Judul / topik :

 Syarat suatu topik/tema tulisan: CCTE (Controversy,


Change/transformation, Trend, Emergency)

1. Abstract (150 words)


Sejak tahun 2020, konflik antara Israel dan Palestina terus menimbulkan ketegangan dan
kekerasan di Timur Tengah. OIC sebagai entitas utama yang merepresentasikan solidaritas negara
Islam tentu dituntut memainkan peran penting. Sejak tahun 2020, konflik antara Israel dan Palestina
terus menimbulkan ketegangan dan kekerasan di Timur Tengah. Hal ini menyebabkan OIC
mengeluarkan banyak resolusi sebagai bentuk respon dan upaya menangani konflik di Palestina.
Melalui teori efektivitas organisasi internasional dan metode penelitian deskriptif, penelitian ini
berusaha menghadirkan pembahasan mengenai upaya-upaya yang dilakukan OIC dalam menangani
masalah Palestina dan Israel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya OIC masih belum efektif
dalam menangani pelanggaran kemanusiaan di Palestina, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
seperti kepentingan nasional negara anggota yang lebih kuat dan keterlibatan pihak eksternal
sehingga menurunkan kekuatan dan kapabilitas OIC sebagai entitas dan menciptakan rezim.
2. Introduction (4 paragraph)
Timur Tengah merupakan salah satu kawasan di muka bumi yang paling sering dilanda konflik.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti lokasi strategis dan sumber daya alam melimpah yang
terdapat di kawasan tersebut. Salah satu konflik yang paling rumit di kawasan Timur Tengah adalah
konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel (Nurjannah & Fakhruddin, 2019). Konflik antara
Palestina dan Israel merupakan permasalahan yang sudah berlangsung lama dan kompleks di Timur
Tengah. Akar konflik ini antara lain klaim atas tanah, status Yerusalem, dan hak-hak rakyat Palestina.
Kedua belah pihak, Israel dan Palestina, memiliki pandangan berbeda mengenai wilayah dan hak
politik.
Konflik Palestina dan Israel telah menjadi salah satu isu kemanusiaan yang menyita perhatian
dunia (Nurjannah & Fakhruddin, 2019). Atas dasar ini, pada tanggal 22 hingga 25 September pada
tahun 1969 sejumlah negara Islam mengadakan sebuah konferensi di Rabat, Maroko dan
menyepakati Deklarasi Rabat yang menjadi cikal bakal pembentukan Organization of Islamic
Cooperation (OIC) (Lestari, Widhiyoga, & Kusumo, 2020).
Sejarah terbentuknya OIC tidak bisa dilepaskan dari konteks konflik Palestina-Israel. Peristiwa
pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem menjadi dorongan penting bagi berdirinya OIC. Peristiwa ini
memicu solidaritas negara-negara Islam terhadap umat Islam di Palestina dan mendorong kerja sama
untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung (CNN Indonesia, 2021).
Hubungan OKI dengan konflik Israel-Palestina terus berkembang seiring berjalannya waktu.
OKI secara konsisten mengecam tindakan Israel yang dianggap melanggar hak-hak rakyat Palestina,
termasuk serangan militer dan kebijakan yang dianggap merugikan. Upaya OKI untuk menyelesaikan
konflik ini meliputi resolusi, pertemuan tingkat tinggi dan dukungan diplomasi untuk mencapai solusi
yang adil dan berkelanjutan (CNN Indonesia, 2021).
Pertemuan tingkat tinggi OKI-Liga Arab di Riyadh pada November 2023 merupakan salah satu
contoh terkini keterlibatan OKI dalam upaya merespons eskalasi konflik Palestina-Israel. Resolusi
yang diambil dalam pertemuan tersebut menekankan dukungan OKI terhadap hak-hak rakyat
Palestina dan keinginan perdamaian di kawasan (Nailufar, 2020).
Dalam konteks ini, OKI berperan penting dalam upaya meredakan ketegangan dan melindungi
hak-hak rakyat Palestina. Meskipun tantangannya masih berat, upaya OKI menunjukkan
komitmennya untuk menemukan solusi damai dan berkelanjutan terhadap konflik yang telah
berlangsung selama beberapa dekade ini.
Berkat kehadiran OKI, upaya diplomasi dan dukungan internasional semakin terfokus untuk
mencari solusi yang adil dan berkelanjutan terhadap konflik Israel-Palestina. Namun, jalan menuju
perdamaian sejati masih sulit dan diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi akar penyebab
konflik ini.

3. Literature Review (6 paragraph)


Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Atik Lestari, Ganjar
Widhiyoga dan Dipo Kusomo yang berjudul “The Effectiveness of Islamic Cooperation Organization
(OIC) in Handling the Palestina-Israel Conflict in 2016-2019”. Pada penelitian Lestari, Widhiyoga dan
Kusomo ditemukan bahwa efektivitas OIC dalam menangani konflik Palestina-Israel belum
membuahkan hasil yang maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat posisi OIC
menghadapi kompleksitas seperti ketidakpatuhan negara-negara anggota OIC terhadap resolusi yang
dirumuskan dan keterlibatan pihak eksternal seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang
menghalangi implementasi resolusi oleh negara-negara anggota OIC.
Penelitian berikutnya yang menjadi rujukan adalah tulisan berjudul “The Organization of
Islamic Conference (OIC): NATURE, ROLE, AND THE ISSUES” yang ditulis oleh Ishtiaq Hossain. Tulisan
ini membahas tentang OIC dari berbagai sisi mulai dari peranan, kebiasaan dan isu-isu yang
diakomodasi oleh OIC. Hossain menjelaskan bahwa OIC sebagai institusi mewakili masyarakat dan
nilai Islam. Ia menegaskan bahwa pandangan Islam (yang direpresentasikan oleh OIC) tidak
bertentangan dengan hubungan internasional kontemporer. OIC sejatinya dirancang untuk
menciptakan persatuan dan pembangunan kualitas manusia bagi negara-negara Islam. Berlandaskan
argumen Hossain penelitian ini akan menetapkan sudut pandangan bahwa OIC merupakan organisasi
yang mewakili nilai dan masyarakat Islam dalam dinamika hubungan internasional kontemporer.
Terakhir, penelitian yang akan menjadi rujukan bagi tulisan ini adalah “The OIC’s potential,
capabilities and constraints for International Conflict Resolution” yang ditulis oleh Shahid Ahmad
Hashmat pada tahun 2011. Tulisan ini secara singkat membahas tentang kapabilitas OIC sebagai
organisasi internasional dalam menyelesaikan konflik internasional. Menurut Hashmat, OIC sejatinya
memiliki kapabilitas yang cukup mumpuni dalam menjadi pihak utama untuk membangun
perdamaian, hal ini karena negara-negara anggota OIC memiliki sumber daya alam yang melimpah
dan dapat digunakan untuk kemajuan dan kesejahteraan.
Meski demikian, negara-negara anggota OIC sejatinya menghadapi realita konflik internal dan
internasional sehingga menganggu stabilitas dan harmoni di antara negara-negara anggota.
Terganggunya stabilitas dan harmoni ini mengakibatkan negara-negara anggota OIC tidak memiliki
solidaritas yang kuat sehingga mudah terpengaruh dan ditekan oleh pihak eksternal lain yang hadir
untuk melibatkan diri dalam konflik di kawasan Timur Tengah seperti AS dan Inggris serta berbagai
negara-negar kuat lainnya. Argumen dan temuan penelitian Hashmat mengenai kapabilitas OIC
dalam resolusi konflik internasional ini akan menjadi titik keberangkatan penulis dalam
menghadirkan analisis terkait efektivitas OIC dalam menangani konflik Palestina-Israel dari tahun
2020 hingga tahun 2023.
4. Methods (5 paragraph)
Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis dan menggambarkan
secara komprehensif efektivitas keterlibatan OIC dalam dinamika konflik Palestina dan Israel. Metode
deskriptif merupakan satu di antara metode penelitian dalam ranah pendekatan kualitatif yang
digunakan sebagai landasan metodologis dalam meneliti suatu fenomena. Menurut Hikmawati
(2020, hal. 88), metode deskriptif merupakan metode penelitian yang ditujukan untuk menghimpun
informasi dan fakta mengenai suatu fenomena yang terjadi, hal ini membuat penelitian ini
cenderung ‘apa adanya’ dan tidak ditekankan untuk menguji hipotesis ataupun meneliti kesenjangan
antar variabel dalam suatu fenomena. Lebih lanjut, Hardani (2020, hal. 54) menegaskan bahwa
metode deskriptif sejatinya difungsikan untuk menghadirkan pemaparan mengenai gejala, fakta dan
informasi suatu fenomena secara sistematis dan akurat. Hal ini menegaskan bahwa penggunaan
metode deskriptif dalam penelitian ini akan membawa peneliti akan menganalisis dan
menggambarkan fenomena mengenai efektivitas peran OIC dalam konflik Palestina-Israel secara
sistematis, terstruktur dan akurat.
Dalam rangka memperoleh fakta dan informasi untuk dipaparkan secara sistematis, penelitian
ini juga akan menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka. Studi pustaka merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian kualitatif, teknik ini
menekankan pengumpulan data-data yang berasal dari literatur tertulis seperti buku, jurnal dan
literatur ilmiah lainnya yang telah ditulis oleh peneliti terdahulu berhubungan dengan fenomena
yang sedang diteliti (Adlini, dkk., 2020). Untuk mengoptimalkan pengumpulan data, penelitian ini
juga akan mengkombinasikan teknik pengumpulan data berbasis internet.
Menurut Hewson dan Laurent (2012), teknik pengumpulan data berbasis internet merupakan
jenis teknik yang menekankan pemanfaatan teknologi dan akses informasi melalui jaringan internet
seperti situs web ilmiah, situs berita, media sosial hingga repositori daring sehingga data-data yang
diperoleh akan bersifat elektronik. Penggunaan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data
studi pustaka yang didukung dengan teknik berbasis internet akan menjadi landasan penelitian ini
dalam menghadirkan penjelasan mengenai efektivitas OIC dalam keterlibatannya pada konflik
Palestina dan Israel.
Dalam rangka meneliti suatu efektivitas dari peran organisasi internasional diperlukan
perangkat analisis yang dapat menopang validitas ilmiah dari analisis dan argumentasi penulis. Untuk
itu penelitian ini akan menggunakan teori yang berhubungan erat dengan tujuan penelitian ini yakni
teori efektivitas peran organisasi internasional. Teori efektivitas peran organisasi internasional adalah
pandangan ilmiah yang digunakan untuk mengukur sejah mana efektivitas dari tindakan dan aktivitas
suatu organisasi internasional. Teori ini dikemukakan oleh Frank Biermann dan Steffen Bauer.
Menurut Biermann dan Bauer (2004), efektivitas dari kegiatan organisasi internasional dapat dilihat
dari tiga dimensi yakni output (kegiatan apa yang dilakukan), outcome (perubahan yang terjadi) dan
impact (dampak yang dihasilkan). Ketiga dimensi ini merupakan landasan yang dapat digunakan
untuk menilai secara komprehensif kegiatan dari suatu organisasi internasional mulai dari evaluasi
terhadap aktivitas yang dilakukan hingga dampak nyata yang dihasilkan. Teori efektivitas organisasi
internasional dalam penelitian ini akan digunakan sebagai pisau analisis untuk melihat seberapa
efektif upaya dan tindakan OIC dalam menangani konflik Palestina-Israel.

5. Results (9 paragraph) : DESKRIPTIF (berbasis DATA – What )

Dinamika Konflik Palestina-Israel Pada Tahun 2020-2023


Sejak tahun 2020, konflik antara Israel dan Palestina terus menimbulkan ketegangan dan
kekerasan di Timur Tengah. Pada tahun 2020, meskipun ada upaya perdamaian, konflik meningkat
menjadi serangkaian insiden yang meningkatkan ketegangan. Pada awal tahun 2021, pemilu Israel
dan keputusan kontroversial mengenai status Yerusalem telah memperdalam perselisihan. Konflik
mencapai puncaknya pada Mei 2021, dengan bentrokan di Masjid Al-Aqsa dan serangan roket Hamas
ke Israel, disusul serangan udara Israel di Jalur Gaza (CNBC Indonesia, 2023).
Terdapat berbagai upaya diplomasi pada tahun 2022, namun perbedaan dan ketegangan
mendasar akan tetap ada. Pada Oktober 2022, konflik kembali meningkat ketika Hamas di Jalur Gaza
menyerang sebuah konser di perbatasan Gaza-Israel sehingga menimbulkan reaksi keras dari pihak
Israel. Pada tahun yang sama, berbagai upaya internasional dilakukan untuk mengurangi ketegangan,
termasuk peran Amerika Serikat dan PBB (Reuters, 2023).
Memasuki tahun 2023, konflik terus berkecamuk dengan serangkaian peristiwa di Jalur Gaza.
Hamas terus memainkan peran kunci, sementara Israel meresponsnya secara militer. Tanggal 7
Oktober 2023 menandai momen kritis ketika ketegangan yang sudah berlangsung lama memuncak.
Serangan Hamas di perbatasan menciptakan babak baru kekerasan, dan Israel membalasnya dengan
operasi militer yang lebih besar. Konflik tersebut telah meningkatkan penderitaan penduduk di
wilayah tersebut dan menimbulkan kekhawatiran internasional (BBC Indonesia, 2023).
Sejarah panjang konflik Palestina-Israel, dengan akar sejarah yang kompleks, terus
memberikan tantangan serius bagi komunitas internasional. Meskipun upaya untuk mencapai solusi
damai terus berlanjut, perbedaan pendapat, klaim lahan dan ketidakpercayaan antara kedua belah
pihak masih menjadi hambatan utama, hal ini kemudian yang membuat OIC sebagai salah satu
organisasi penting di kawasan Timur Tengah memainkan peran penting.

6. Discussion (6 paragraph) : ANALITIS (berbasis LITERATUR - Why)

Analisis Efektivitas Peran OIC dalam Menangani Konflik Palestina-Israel di Tahun 2020-2023
Selaras dengan penelitian terdahulu dari Lestari, Widhiyoga dan Kusumo yang membahas
upaya OIC dalam menangani konflik Palestina-Israel pada tahun 2016-2019, penelitian ini akan
melanjutkan analisis mengenai upaya dan aktivitas OIC pada tahun berikutnya yakni pada tahun 2020
hingga tahun 2023 sebagaimana saran yang dihadirkan di akhir penelitian mereka.
Berbicara mengenai OIC yang merupakan organisasi internasional atau dalam konteks
geopolitik sebagai pembentuk rezim, aktivitas dan perilaku organisasi internasional sejatinya
merupakan perpanjangan tangan dari kepentingan negara-negara yang menjadi anggotanya, hal ini
mengindikasikan bahwa tindakan ataupun perilaku yang dihadirkan merupakan bentuk moderasi dari
kepentingan nasional negara anggotanya. Satu di antara bentuk moderasi yang menjadi output
daripada aktivitas organisasi internasional adalah perumusan resolusi.
Resolusi adalah bentuk ekspresi dari opini secara formal yang dikeluarkan oleh suatu
organisasi internasional dalam rangka merespon atau menangani suatu kejadian atau peristiwa yang
berkaitan dengan konflik. Dalam studi perdamaian, resolusi merupakan salah satu aspek penting
yang memainkan peran penting untuk melahirkan perdamaian dan harmoni antar negara. Menurut
Aji dan Indrawan (2019) resolusi bagi suatu organisasi internasional adalah pembentukan norma,
penetapan kepastian, pembangunan kualitas masyarakat/anggota, pencegahan konflik, upaya non-
intervensi dan intervensi terhadap konflik dan aturan untuk mengatur perilaku.
Selaras dengan hal tersebut, sebagaimana organisasi internasional yang memiliki anggota-
anggota, dalam menangani konflik Palestina-Israel, OIC mengeluarkan beberapa resolusi yang
menjadi basis analisis penulis untuk melihat efektivitas peran OIC dalam menangani konflik Palestina-
Israel. Adapun resolusi tersebut mulai dari resolusi OIC/CFM-47/2020/CS/FINAL, OIC/PAL-02/EX-
COM/2021/RESOLUTION/FINAL,OIC/CFM-48/2022/PAL/RES/FINAL serta resolusi terbaru di tahun
2023 bertajuk “Resolution of the Joint Arab Islamic Extraordniary Summit On Israeli Aggression
Against the Palestine People” yang memuat 31 pesan kecaman dan seruan terhadap Israel yang
merugikan masyarakat Palestina (Muhammad, 2023).
Keempat resolusi yang dikeluarkan OIC tersebut mengadung berbagai tuntutan terhadap Israel
dan upaya melegitimasi kedaulatan Palestina. Resolusi pertama yakni OIC/CFM-47/2020/CS/FINAL
berisi tentang upaya menjaga masyarakat Palestina dengan menitikberatkan pada persoalan budaya
dan sosial. Dalam resolusi tersebut memuat poin-poin penting seperti akomodasi pendidikan di
Palestina, perlindungan penduduk Palestina dari agresi militer Israel dan situs suci budaya Islam serta
promosi nilai dan status perempuan dan peningkatan kapasitas anak muda Palestina (OIC, 2020).
Kemudian, resolusi di tahun 2021 yakni resolusi
OIC/PAL-02/EX-COM/2021/RESOLUTION/FINAL yang memuat tentang kecaman bagi Israel untuk
menghentikan agresi militer terhadap penduduk Palestina di Tepi Barat (Gaza) dan seruan untuk
tidak merusak dan menyerang situs suci Masjid Al-Aqsha milik umat Islam (Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia, 2021).
Selanjutnya resolusi OIC/CFM-48/2022/PAL/RES/FINAL yang berisi tentang pelanggaran-
pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel terhadap masyarakat Palestina dan seruan
untuk menghentikan serangan biadab Israel yang berulang-ulang terhadap masyarakat Palestina
(OIC, 2022). Serta terakhir, resolusi pada tahun 2023 yakni “Resolution of the Joint Arab Islamic
Extraordinary Summit on Israeli Agression Against the Palestinian People. Resolusi ini berisi 31 pesan
yang memuat kecaman-kecaman mulai dari kecaman terhadap serangan Israel yang bengis dan
melanggar hak asas manusia hingga mempromosikan posisi dan kedaulatan Palestina secara hukum
dan di mata internasional (OIC, 2023).
Berbicara mengenai efektivitas dari suatu tindakan organisais internasional tentu akan
berhubungan dengan pengukuran. Sementara itu, mengukur suatu efektivitas tentu akan berkaitan
erat dengan analisis kuantitatif yang memuat data-data numerikal dan statistik, kendati demikian,
pandangan mengenai analisis terhadap efektivitas sejatinya dapat diinterpretasikan dalam konteks
pendekatan kualitatif yang menekankan pada prioritas variabel-variabel penting. Atas dasar ini,
berlandaskan pandangan Biermann dan Bauer terkait output, outcome dan impact Underdal dkk.
(2001, hal. 4) merumuskan formula Er = f (Sr.Cr) + Br. Formula ini merupakan interpretasi kualitatif
yang dihadirkan oleh Underdal (berdasarkan pemaparan yang disarikan dari Lestari, Ganjar dan
Kusumo). Sr adalah Stringency (output) atau kekuatan aturan yang ditetapkan oleh suatu
rezim/organisasi, kemudian Cr adalah singkatan dari Compliance (outcome) atau kepatuhan anggota
dari organisasi/rezim terhadap aturan-aturan yang dibuat, serta ketiga Br Biophysical environtment
(impact) atau singkatan dari adalah rezim efek samping yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengecekan keluaran, hasil dan dampak resolusi terlebih dahulu untuk menentukan
efektivitas rezim tersebut (Underdal, 2001, hal. 4-6).
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, serangkaian resolusi yang dikeluarkan oleh OIC
mengisyaratkan bahwa OIC merupakan entitas yang menciptakan suatu rezim, selaras dengan
pandangan Nye (2014) yang menyatakan bahwa rezim merupakan entitas yang membuat aturan dan
norma serta mengambil keputusan atas kejadian dan peristiwa tertentu, maka secara implisit
anggota negara-negara OIC merupakan unit-unit yang tergabung dalam sistem rezim OIC.Sejak awal
berdirinya OIC baik itu aturan, piagam hingga konvensi yang diciptakan telah menjadi aturan yang
diikuti oleh negara-negara anggotanya. Berdasarkan studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini,
variabel yang dikemukakan oleh Underdal dapat diaplikasikan sebagai berikut
Pertama untuk variabel Sr (output) dapat dikatakan berjalan dan terlaksana, hal ini dapat
dilihat dari bukti resolusi yang muncul pada setiap tahun yakni dari tahun 2020 hingga 2023.
Munculnya resolusi merupakan kesepakatan dari para kepala negara anggota OIC, hal ini
mengisyarakatkan bahwa aktivitas konkret yang dilaksanakan OIC terbukti dan benar adanya.
Kedua untuk Cr (outcome) yang menitikberatkan pada perubahan perilaku anggota. Hal ini
dapat dilihat dari reaksi dan respon perubahan perilaku yang dikeluarkan oleh negara-negara dalam
OIC setelah perumusan resolusi, ditemukan bahwa OIC sebagai rezim masih belum mampu
mengubah perilaku negara-negar anggota OIC dalam konteks promosi perdamaian di Palestina. Hal
ini dapat dibuktikan dari salah satu contoh nyata dari Arab Saudi yang menjalin hubungan dekat
dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris, sebagai konsekuensinya Arab Saudi
tidak dapat optimal mendukung Palestina dan secara implisit mengubah sikapnya terhadap Palestina
atas akibat AS yang menekan Arab Saudi. Kedekatan dengan negara-negara besar dan Eropa menjadi
bentuk kegagalan OKI jika negara-negara anggotanya mundur dan menyerah terhadap negara-negara
barat dan Eropa yang kuat atas tuntutan mereka untuk menerima Israel sebagai negara berdaulat
(Khan, 2022, hal. 9). Akibatnya, sebagaimana yang diungkapkan Lestari, Widhiyoga dan Kusomo
(2020) realitas anggota OIC jadi lagi seperti beberapa tahun ke belakang yakni hanya sebagian kecil
anggota rezim yang mematuhi resolusi tersebut, sedangkan menyesuaikan kepentingan nasional
mereka pribadi.
Hasil dari resolusi OIC/CFM-47/2020/CS/FINAL,
OIC/PAL-02/EX-COM/2021/RESOLUTION/FINAL,OIC/CFM-48/2022/PAL/RES/FINAL serta resolusi
terbaru di tahun 2023 bertajuk “Resolution of the Joint Arab Islamic Extraordniary Summit On Israeli
Aggression Against the Palestine People” dapat dikatakan masih belum efektif dalam mengubah
perilaku anggota OIC, hal ini mengindikasikan bahwa variabel Cr (outcome) tidak tercapai.
Terakhir untuk variabel Br (impact) yang berkaitan dengan hasil nyata yang diciptakan oleh
rezim/organisasi internasional. Dalam konteks penelitian ini, OIC sejatinya mempromosikan
perdamaian Palestina dengan mengecam agresi militer Israel dan mengupayakan kedaulatan
Palestina atas wilayah yang diinvasi oleh Israel. Tujuan penting dari resolusi yang dirumuskan oleh
OIC dari tahun 2020 hingga tahun 2023 yakni kedaulatan atas wilayah Palestina dan penghentian
agresi militer tidak manusiawi yang dilakukan oleh Israel, hal ini melahirkan konsekuensi sejatinya
negara-negara anggota OIC tidak berhubungan dengan Israel dan memboikot segala bentuk aktivitas
dan produk dari Israel. Namun, realita yang terjadi tidaklah demikian. Fakta bahwa Israel telah
memiliki kekuatan militer dan ekonomi membuat negara-negara anggota OIC seperti Mesir dan
Yordania Bahrain, UEA, Maroko dan Sudan perlahan justru membuka, menormalisasi dan
memperbaharui hubungan diplomatik dengan (Khan, 2022, hal. 9).
Berdasarkan pengukuran Sr (output), Cr (outcome) dan Br (impact) atas tindakan OIC terhadap
konflik Palestina-Israel dari tahun 2020 hingga tahun 2023, dapat dikatakan bahwa efektivitas OIC
masih rendah (sama seperti penelitian sebelumnya), hal ini dilandaskan pada salah satu faktor utama
yakni perumusan berbagai resolusi yang dilakukan oleh OIC mulai dari OIC/CFM-47/2020/CS/FINAL,
OIC/PAL-02/EX-COM/2021/RESOLUTION/FINAL,OIC/CFM-48/2022/PAL/RES/FINAL serta resolusi
tahun 2023 “Resolution of the Joint Arab Islamic Extraordniary Summit On Israeli Aggression Against
the Palestine People” yang hanya disetujui oleh anggota negara OIC namun tidak diimplementasikan
secara nyata, dengan kata lain pula rezim OIC pada tahap ini tidak lagi menjadi entitas yang dapat
mengikat negara anggotanya dengan aturan atau norma-norma organisasi internasional.
7. Conclusion (3 paragraph)
Konflik Palestina dan Israel menjadi sangat kompleks seiring berjalannya waktu, aspek sejarah
yang menjadi faktor utama dari perseteruan Palestina dan Israel telah dicampuradukkan dengan
faktor-faktor eksternal lain seperti kepentingan nasional setiap negara yang terlibat dan pihak-pihak
yang berada di kedua pihak utama berkonflik. Seperti halnya OIC yang hadir menyerukan dan
mencitrakan diri sebagai pembela Palestina, namun realitanya upaya dan berbagai strategi yang
dilakukan belum dapat menghentikan kekerasan dan pelanggaran kemanusiaan yang terjadi
terhadap masyarakat Palestina.
Serangkaian resolusi dan strategi yang diterapkan oleh OIC sebagai organisasi internasional
dengan citra membangun solidaritas umat Islam belum relevan dengan realitas dinamika hubungan
internasional saat ini yang dipenuhi dengan kepentingan geopolitik dan ekonomi politik
internasional. Upaya OIC dalam mengeluarkan resolusi dari tahun 2020 hingga tahun 2023 belum
mampu mendorong negara-negar anggotanya dalam menitikberatkan fokus politik luar negeri pada
persoalan kemanusiaan di Palestina, di sisi lain konflik terus berjalan karena agresi militer tidak
manusiawi yang dilakukan oleh Israel.
Kesimpulan mengenai ketidakefektifan OIC dalam mengupayakan perdamaian bagi masyarakat
Palestina ini diharapkan dapat menjadi tumpuan untuk penelitian berikutnya yang dapat
memfokuskan pembahasan pada strategi relevan OIC dalam memotori kepentingan setiap negara
anggota, sebab negara anggota yang merupakan unit penting dari implementasi resolusi OIC harus
terlebih dahulu diselesaikan. Diharapkan penelitian berikutnya dapat membahas tentang langkah
yang efektif untuk mengatur kepentingan negara anggota OIC dan campur tangan pihak eksternal
pada konflik Palestina-Israel yang justru membuat pelanggaran kemanusiaan di Palestina semakin
berlarut-larut.

References
Adlini, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 974-980. Retrieved September 9, 2023, from https://ummaspul.e-
journal.id/maspuljr/article/download/3394/1177/
Aji, M. P., & Indrawan, J. (2019). Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu
Hubungan Internasional. Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 9(3), 65-83.
BBC Indonesia. (2023, Oktober 24). Sejarah konflik Palestina-Israel, pertikaian
berkepenjangan yang berlangsung puluhan tahun. Retrieved from bbc.com:
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjr0pz20z7po
CNBC Indonesia. (2023, Oktober 1). Ini Kronologi Awal Konflik Panjang Israel-Palestina.
Retrieved from cnbcindonesia.com:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20231021060930-4-482456/ini-kronologi-awal-
konflik-panjang-israel-palestina
CNN Indonesia. (2021, Juni 28). Sejarah Berdirinya OKI, Organisasi Kerja Sama Islam.
Retrieved from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210623160237-125-658417/sejarah-
berdirinya-oki-organisasi-kerja-sama-islam
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka
Ilmu Group.
Hewson, C., & Laurent, D. (2012). Research design and tools for internet research. SAGE.
Hikmawati, F. (2020). Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2021). Resolution Adopted By The Virtual
Open-Ended Extraordinary Meeting of the OIC Executive Commite at the Level of Foreign
Ministers. Retrieved from kemlu.go.id:
https://kemlu.go.id/download/L3NpdGVzL3B1c2F0L0RvY3VtZW50cy9FWENPTS1NYXkxNi0
yMDIxLVJlcy1GaW5hbC1Fbi5wZGY=
Khan, F. G. (2022). Israel-Palestine Conflict and the Role of International Organizations.
Pakistan Review of Social Sciences, 3(1), 1-12.
Lestari, A., Widhiyoga, G., & Kusumo, D. (2020). The Effectiveness of Islamic Cooperation
Organizations (OIC) In Handling the Palestine-Israel Conflict in 2016-2019. The 3rd
International Conference on Technology, Education, and Social Science (pp. 1-13). ICTESS.
Muhammad, M. (2023, November 12). OIC Urges Investigation into Israel's Humanitarian
Crimes. Retrieved from kompas.id: https://www.kompas.id/baca/english/2023/11/12/en-
oki-desak-penyelidikan-kejahatan-kemanusiaan-israel
Nailufar, N. N. (2020, Februari 17). Organisasi Kerja Sama Islam (OKI): Sejarah, Tujuan, dan
Anggota. Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/200000869/organisasi-kerja-sama-
islam-oki---sejarah-tujuan-dan-anggota?page=all
Nurjannah, E., & Fakhruddin, M. (2019). The Balfour Declaration: The Beginning of the
Israeli Palestinian Conflict. Journal of History and Historical Education, 1(1), 15-26.
Nye, J. S. (2014). The regime complex for managing global cyber activities. Belfer Center for
Science and International Affairs, John F. Kennedy School.
OIC. (2020). Resolutions on Cultura, Social and Family Affairs. Retrieved from oic-oci.org:
https://www.oic-oci.org/docdown/?docID=6648&refID=3255
OIC. (2022). Resolution on the Cause of Palestina, Al-Quds Al-Sharif and the Arab-Israeli
Conflict. Retrieved from oic-oci.org: https://www.oic-oci.org/docdown/?
docID=8661&refID=4261
OIC. (2023). Resolution of the Joint Arab Islamic Extraordinary Summit On Israeli Agression
Against the Palestinian People. Retrieved from oic-oci.org:
https://www.oic-oci.org/docdown/?docID=9922&refID=4279
Reuters. (2023, Oktober 7). Timeline of conflict between Israel and Palestinians in Gaza.
Retrieved from reuters.com:
https://www-reuters-com.translate.goog/world/middle-east/conflict-between-israel-
palestinians-gaza-2023-10-07/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Underdal, A. (2001). One Question, Two Answer. In d. Arild Underdal, Environmental
Regime Effectiveness (p. 6). London: The MIT Press.

Kriteria Penilaian Draft Publikasi :


 Semua unsur yang harus ada dalam naskah jurnal ( 1.a s/d 7.b.) : ADA
 Dapat Mencari, menentukan pilihan dan submit ke jurnal tujuan (dibuktikan dengan
screenshot dan pengisian data berikut :
o Nama Jurnal : ICMES (The Journal of Middle East Studies)
o Link Jurnal : https://ic-mes.org/jurnal/index.php/jurnalICMES
Sinta : 4 atau Jurnal Internasional – Q : -

Anda mungkin juga menyukai