Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

RA AL FAJAR MANGUNWENI
Pengembangan Kependidikan Kompetensi Pendidik dan
Tenaga

NAMA RA Al Fajar
KODE DOK. SOP/PROS-000
LEMBAGA Mangunweni
UNIT
RA STANDAR PROSES
PROGRAM
TGL.
17 JULI 2023 TGL. REVISI -
DISAHKAN
Pengembangan Kompetensi Pendidik dan
1 JUDUL Tenaga Kependidikan

 Mengembangkan pengetahuan, dan


kreativitas sesuai dengan kompetensi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan agar
menjadi pendidik yang professional
2 TUJUAN
 Melaksanakan Pengajaran sesuai kurikulum
yang ditetapkan
 Meningkatkan Mutu Pendidik pada Lembaga
nya
 Permendikbud no. 146 tahun 2014
 Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga
3 REFERENSI
 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Guru dan
Dosen
PIHAK-PIHAK
4 Kepala Sekolah / Guru / Operator sekolah
TERKAIT
5 DOKUMEN Sertifikat guru, Ijazah , Penilaian Kinerja Guru
6 PROSEDUR
KERJA Strategi pengembangan SDM melalui jalur
belajar.
Terdapat deretan panjang strategi perubahan
SDM melalui jalur belajar yang dapat
dilaksanakan di lingkup sekolah. Berikut adalah
cara-cara tersebut :

1. Peningkatan kualifikasi pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal yang dipersyaratkan
bagi guru SMP rintisan SBI adalah S-1 atau D-4,
sedangkan tenaga kependidikan lain adalah D-3
kecuali kepala tata usaha S-1/D-4 (Dit. PSMP,
2007, h.). Peningkatan kualifikasi pendidikan
formal, jika demikian, adalah wajib bagi mereka
yang belum memenuhi kriteria. Peningkatan
kualifikasi pendidikan akan sangat
menguntungkan baik kepada individu maupun
bagi lembaga. Keuntungan individual diperoleh
karena peningkatan kualifikasi pendidikan
disamping merupakan agen pencerahan
(enlightment agent) bagi guru juga menambah
poin untuk kepentingan sertifikasi dan kenaikan
jabatan guru dan pangkatnya.

2. Pendidikan dan Pelatihan (diklat)


Diklat umumnya diselenggarakan oleh lembaga
atau organisasi yang memiliki tugas pembinaan
terhadap sekolah berkisar mulai dari tingkat
Kabupaten/Kota sampai tingkat pusat bahkan
tingkat internasional. Berbeda dengan
pendidikan formal, diklat bersifat luwes dalam
hal waktu.

3. Kursus
Seperti halnya diklat, kursus diselenggarakan oleh
lembaga atau organisasi di luar sekolah.
Bedanya, diklat diselenggarakan oleh lembaga
atau organisasi sedangkan kursus biasanya oleh
organisasi berorientasi laba. Karena berorientasi
bisnis, lembaga pengelola kursus umumnya
berusaha menjual produk jasanya dalam kualitas
maksimal yang dapat mereka tawarkan.

4. In-house training (IHT)


Berbeda dengan diklat dan kursus yang
diselenggarakan oleh lembaga atau organisasi di
luar sekolah, IHT dilaksanakan sendiri oleh
sekolah. Instruktur dapat diambil dari kalangan
dalam sekolah atau dari luar sekolah. Karena
diselenggarakan oleh sekolah, materi IHT dapat
lebih dispesifikasikan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan sekolah penyelenggaranya.
Karena diselenggarakan di sekolah,

5. Peningkatan Budaya Membaca


Membaca masih terbukti sebagai cara belajar
yang sangat efektif. Bahan dan waktu membaca
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesempatan yang dimiliki oleh individu.
6. Aktif dalam Group-group Media Sosial
Sekarang banyak sekali group-group WEBINAR,
WHATSUP GROUP, TELEGRAM Banyak sekali
yang biasanya diikuti oleh orang-orang dalam
kelompok minat tertentu, akan sangat
membantu guru memperoleh banyak
pengetahuan baru di bidang tugasnya.

7. Naratif (Narrative)
Naratif berkaitan dengan cerita seseorang
tentang pengalamannya kepada orang lain.
Walaupun naratif dengan sengaja dapat
difasilitasi untuk disampaikan pada pertemuan
resmi, naratif umumnya berkembang dalam
suasana informal pada waktu luang.

Mangunweni, 17 Juli 2023


Kepala
RA Al Fajar Mangunweni

Dra. Lily Nurhafifah

Anda mungkin juga menyukai