a. Identifikasi unsur-unsur hukum tata negara yang muncul dalam film.
Jawab: Film “Dirty Vote” memperlihatkan beragam unsur hukum tata negara yang relevan dengan konteks pembentukan dan pelaksanaan kekuasaan dalam suatu negara. Salah satu unsur yang dapat diidentifikasi adalah asas kedaulatan rakyat. Konsep ini tercermin dalam adegan-adegan di mana pemilihan umum diadakan, di mana rakyat secara langsung atau tidak langsung berpartisipasi dalam menentukan pemimpin dan kebijakan negara. Partisipasi rakyat ini menjadi fondasi utama dalam pembentukan dan pelaksanaan keputusan politik yang diambil dalam film tersebut. Selain itu, asas negara hukum juga muncul dalam konteks pembahasan hukum di film tersebut. Prinsip bahwa negara harus berdiri atas dasar hukum tercermin dalam upaya untuk menegakkan keadilan dan menjalankan aturan yang berlaku secara adil bagi semua warga negara. Misalnya, dalam adegan di mana tokoh-tokoh utama berjuang melawan korupsi dan melawan kekuasaan yang korup, mereka berpegang pada prinsip bahwa negara harus tunduk pada aturan hukum yang berlaku1. Asas pembagian kekuasaan juga dapat diidentifikasi dalam dinamika antara lembaga-lembaga pemerintah dalam film tersebut. Ada representasi dari kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang saling berinteraksi dan memainkan peran masing- masing dalam menjalankan tugas mereka. Misalnya, dalam adegan di mana parlemen mengusulkan undang-undang untuk memerangi korupsi, eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan undang-undang tersebut, sementara lembaga yudikatif memiliki peran dalam menegakkan hukum dan memberikan keadilan 2. Asas negara kesatuan juga tercermin dalam upaya untuk mempersatukan beragam kepentingan dan kelompok dalam mencapai tujuan bersama3. Meskipun ada konflik dan perbedaan pendapat di antara tokoh-tokoh dalam film tersebut, mereka akhirnya bersatu untuk melawan kekuasaan yang korup dan memperjuangkan keadilan bagi semua warga negara. 1 Dian Aries Mujiburohman. Pengantar Hukum Tata Negara. Yogyakarta: STPN Press, 2017; 2 Kusumadi Pudjosewojo. Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia (Cetakan ke 10). Jakarta: Sinar Grafika, 2004; 3 Jimly Asshiddiqie. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006; Kemudian, asas Pancasila menjadi landasan moral dan ideologis dalam tindakan para tokoh dalam film tersebut. Nilai-nilai Pancasila, seperti ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial, tercermin dalam motif dan tujuan mereka dalam memperjuangkan perubahan dan reformasi dalam sistem politik dan pemerintahan4. Dengan demikian, film "Dirty Vote" menghadirkan beragam unsur hukum tata negara yang relevan dengan pembentukan dan pelaksanaan kekuasaan dalam suatu negara, yang mencerminkan kompleksitas dan dinamika dalam sistem politik dan hukum. b. Analisis konsep-konsep hukum tata negara yang dapat ditemukan dalam cerita "Dirty Vote" Dalam film "Dirty Vote", terdapat beberapa konsep hukum tata negara yang dapat ditemukan yakni: Konsep asas kedaulatan rakyat tercermin melalui plot cerita yang menyoroti peran rakyat dalam pemilihan umum dan penentuan kebijakan negara. Proses demokrasi dalam pemilihan umum menjadi penentu utama dalam menentukan wakil rakyat yang akan mewakili kepentingan publik di pemerintahan. Selain itu, penggambaran tentang pengawasan dan tanggung jawab badan-badan pemerintahan terhadap keputusan hukum juga mencerminkan asas negara hukum. Para tokoh dalam cerita harus mematuhi aturan yang berlaku, dan keputusan yang diambil harus sesuai dengan hukum yang berlaku. Konsep pembagian kekuasaan juga dapat ditemukan dalam cerita ini. Terlihat bahwa terdapat tiga kekuasaan utama dalam pemerintahan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Masing-masing kekuasaan memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri, dan kerja sama di antara mereka diperlukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar bagi negara 5. Selain itu, tema mengenai korupsi dan keadilan yang menjadi fokus cerita juga mencerminkan konsep asas negara hukum. Penegakan hukum dan keadilan merupakan prinsip utama dalam menjaga kestabilan dan kesejahteraan masyarakat. Ketika aturan tidak dijalankan dengan baik dan terjadi praktik korupsi, maka hal itu akan mengancam kedaulatan hukum dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah6. Dengan demikian, cerita "Dirty Vote" secara implisit menggambarkan berbagai konsep hukum tata negara seperti kedaulatan rakyat, negara hukum, pembagian kekuasaan, dan penegakan hukum. Melalui narasinya, cerita ini 4 Tundjung Herning Sitabuana. Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta: Konstitusi Press, 2020. 5 Dian Aries Mujiburohman, Pengantar Hukum Tata Negara, Yogyakarta: STPN Press, 2017; 6 I Gede Yusa (et.al), Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945, Malang: Setara Press, 2016; memberikan gambaran tentang kompleksitas sistem pemerintahan dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga prinsip-prinsip hukum tata negara. c. Apakah film ini memberikan pandangan yang seimbang atau bias terhadap isu-isu hukum tertentu? Film tersebut dapat dianggap memberikan pandangan yang seimbang terhadap isu- isu hukum tertentu dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang dibahas dalam hukum tata negara. Hal ini dikarenakan film tersebut menyoroti konflik atau permasalahan yang melibatkan struktur kelembagaan negara dan hubungan antar organ kelembagaan negara, yang merupakan salah satu ruang lingkup hukum tata negara. Misalnya, film tersebut dapat menggambarkan konflik antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya, film tersebut juga mungkin menggambarkan perjuangan individu atau kelompok dalam memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip kewarganegaraan serta hak-hak dan kewajiban asasi manusia, yang merupakan bagian dari ruang lingkup hukum tata negara 7. Misalnya, film tersebut dapat menyoroti perjuangan untuk melawan ketidakadilan atau pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pihak berwenang. Selain itu, film tersebut juga mungkin menyoroti konflik atau permasalahan yang berkaitan dengan konstitusi sebagai hukum dasar, yang merupakan objek kajian utama dalam hukum tata negara. Film tersebut dapat menampilkan pertentangan antara interpretasi konstitusi dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. d. Jelaskan bagaimana film ini dapat memberikan pemahaman tambahan atau konteks baru terhadap materi HTN. Film “Dirty Vote” dapat memberikan pemahaman tambahan atau konteks baru terhadap materi Hukum Tata Negara (HTN) melalui berbagai cara. Film dapat menggambarkan secara visual dan naratif bagaimana struktur kenegaraan suatu negara diatur dan dijalankan. Misalnya, melalui adegan-adegan yang menampilkan lembaga- lembaga pemerintahan, proses pembuatan kebijakan, dan interaksi antara pemerintah dengan warga negara, penonton dapat memahami secara lebih konkret bagaimana HTN diterapkan dalam kehidupan nyata. Selain itu, film juga dapat menggambarkan konflik atau dilema moral yang terkait dengan pelaksanaan HTN. Melalui karakter-karakter dalam cerita, penonton dapat melihat bagaimana keputusan-keputusan yang diambil 7 Ni’matul Huda. Hukum Tata Negara Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press, 2012. oleh pemerintah atau individu dipengaruhi oleh prinsip-prinsip HTN, dan bagaimana konsekuensi dari keputusan tersebut dapat memengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Selanjutnya, film dapat memperkenalkan isu-isu kontemporer yang relevan dengan HTN, seperti hak asasi manusia, keterbukaan pemerintah, atau kesejahteraan sosial. Dengan memvisualisasikan isu-isu tersebut melalui cerita yang menarik, film dapat membangkitkan kesadaran dan diskusi di kalangan penonton tentang pentingnya penerapan prinsip-prinsip HTN dalam membangun masyarakat yang adil dan demokratis8. Selain itu, film juga dapat menginspirasi penonton untuk belajar lebih lanjut tentang HTN dan masalah-masalah yang terkait. Dengan menyajikan cerita yang kompleks dan multidimensional, film dapat merangsang minat penonton untuk menjelajahi topik-topik tersebut dengan lebih dalam, baik melalui membaca literatur akademis maupun terlibat dalam diskusi dan debat. Dengan demikian, film dapat menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan pemahaman tambahan dan konteks baru terhadap materi HTN, karena mampu menggambarkan secara visual, naratif, dan emosional bagaimana prinsip-prinsip HTN diterapkan dalam kehidupan nyata, serta merangsang penonton untuk lebih mendalami dan terlibat dalam pembahasan mengenai masalah-masalah tersebut. e. Berikan kesimpulan tentang sejauh mana film "Dirty Vote" mencerminkan prinsip-prinsip hukum tata negara. Film “Dirty Vote” mencerminkan prinsip-prinsip hukum tata negara dalam berbagai aspeknya. Film ini secara langsung memperlihatkan bagaimana kekuasaan politik diatur dan dipertahankan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini sesuai dengan prinsip asas kedaulatan rakyat yang menjadi salah satu landasan hukum tata negara. Selanjutnya, film ini juga menggambarkan konflik-konflik yang terjadi dalam menjalankan kekuasaan, yang mencerminkan asas pembagian kekuasaan dan pentingnya menjaga keseimbangan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Aspek lain yang tercermin dalam film adalah bagaimana hukum digunakan sebagai alat untuk memastikan keadilan dan menegakkan aturan, meskipun dalam konteks yang kadang kala korup atau melenceng dari tujuan awal 9. Konflik dan intrik politik yang ditampilkan 8 Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Bandung: Citra Aditia Bakti, 1993. 9 Lestari, S. A., Sadida, M. R., Maharani, R. P., & Andini, I. W. (2023). Analisis Tantangan Negara Hukum Dalam Menegakkan Hukum Tata Negara Di Era Digital. JRP: Jurnal Relasi Publik, 1(2), 29–43. https://doi.org/10.59581/jrp-widyakarya.v1i2.286 dalam film juga mencerminkan kompleksitas hubungan antar lembaga negara dan antara negara dengan warga negaranya, sebagaimana diatur dalam prinsip-prinsip hukum tata negara. Selain itu, film ini menyoroti isu-isu politik dan sosial yang relevan dengan masyarakat, termasuk hak asasi manusia dan partisipasi politik warga negara. Hal ini sejalan dengan prinsip kewarganegaraan dan hubungan antara negara dengan warga negara yang diatur dalam hukum tata negara 10. Meskipun demikian, film "Dirty Vote" juga dapat diinterpretasikan sebagai kritik terhadap sistem politik yang korup dan tidak ideal, yang kadang-kadang melanggar prinsip-prinsip hukum tata negara. Namun demikian, keberadaan film tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kritis terhadap tatanan politik juga mencerminkan pentingnya kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat dalam sebuah negara berdasarkan hukum tata negara yang demokratis. Dengan demikian, secara keseluruhan, film "Dirty Vote" dapat dianggap sebagai refleksi yang cukup akurat terhadap prinsip-prinsip dan kompleksitas hukum tata negara dalam konteks sosial dan politik.
10 H. Syafa’at Anugrah Pradana, Buku Ajar Hukum Tata Negara, Parepare: Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Parepare, 2019;