1. Tujuan
SOP ini sebagai petunjuk untuk menjamin pengambilan darah lengkap dari pendonor untuk
memenuhi kebutuhan transfusi bagi penyembuhan penyakit atau pemeliharaan kesehatan
sesuai standar.
2. Ruang lingkup
SOP ini digunakan oleh seluruh staf pengambilan darah di UDD dan dalam melakukan
pengambilan darah, mulai dari menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan persiapan
peralatan dan bahan habis pakai, persiapan dokumentasi, identifikasi pendonor, desinfeksi
lengan pendonor, pengambilan darah, perawatan luka tusuk jarum, dan monitoring pendonor
pasca penyumbangan darah.
3. Persyaratan Sistem Mutu
Pengambilan darah :
3.1 Hanya dilakukan terhadap calon pendonor yang lulus seleksi dan telah menandatangani
formulir informed consent.
3.2 Proses pengambilan darah dilakukan dalam sistem tertutup untuk menghindari kontaminasi
sehingga didapatkan darah yang aman bagi pasien.
3.5 Dilakukan dengan menggunakan peralatan pengambilan darah yang telah dikualifikasi dan
bahan habis pakai yang telah divalidasi.
3.7 Persyaratan kantong darah induk dan kantong satelit sebagai berikut:
3.7.1 Kantong darah berada dalam wadah tertutup yang penggunaannya sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan oleh pabrik.
3.7.4 Label kantong dari pabrik yang memuat informasi: nomor kantong kandungan dan kadar
antikoagulan, jenis dan volume kantong darah, kolom-kolom yang bisa diisi dengan informasi
golongan darah, hasil uji saring infeksi, masa kedaluwarsa, dan suhu penyimpanan;
3.7.5 Hasil validasi menunjukkan tubing kantong mudah dipatahkan, ketajaman jarum baik; dan
3.7.6 Selang memiliki nomor yang tercantum jelas pada setiap segmen.
3.8 Pengambilan darah tidak melebihi 12 menit jika darah akan dijadikan komponen trombosit
dan fresh frozen plasma.
3.9 Darah yang waktu pengambilannya lebih dari 12 dan 15 menit diberikan label
3.11 Dilakukan pencatatan dan pelaporan proses pengambilan darah dan reaksi samping yang
terjadi.
3.12.2 Gatal/ alergi terhadap: alkohol, betadin, plester, cairan antikoagulan (walau jarang)
3.12.3 Kesemutan
3.12.4 Tertusuk vena, arteri dan syaraf, hematoma, bengkak dan nyeri
3.12.5 Kejang
4. Referensi
4.1 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah yang berlaku.
5.1 Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas teknis terdiri dari masker (jika diperlukan), sarung
tangan, baju kerja lengan panjang, sepatu yang menutup kaki.
5.2 Antikoagulan adalah zat kimia untuk mencegah terjadinya pembekuan darah dan sebagai
pengawet, sehingga darah dapat disimpan dalam waktu tertentu sesuai komponen darahnya.
Antikoagulan yang digunakan tergantung pabrik kantong darah, dapat berupa:
5.2.1 ACD/ ACDA: Acid Citrate Dextrose/ Acid Citrate Dextrose Adenine
5.3 Kantong darah dengan antikoagulan ACD mempunyai masa simpan 21 hari, ACDA dan CPDA
35 hari, dan SAGM 42 hari.
5.4 Sampel darah adalah contoh darah pendonor dengan volume masing-masing 5 mL yang
ditampung ke dalam 2 sampai 3 tabung sampel tanpa antikoagulan untuk uji konfirmasi
golongan darah, uji saring IMLTD, dan NAT.
Meninjau ulang dokumen SPO dan formulir yang terkait dengan pengambilan darah
Memeriksa dokumen
Menindaklanjuti laporan reaksi samping pengambilan darah Kepala Seksi Pengambilan Darah
Membuat dan memperbarui SPO dan formulir
7.1 Alat:
7.1.1 Hemoscale
7.1.2 Tensimeter
7.1.3 Stetoskop
7.1.5 Pinset
7.1.6 Pean
7.1.8 APD
7.2 Bahan:
7.2.4 Label
7.2.6 NaCl
8. Prosedur
8.1 Persiapan:
8.3.2 Lakukan persiapan daerah yang akan ditusuk di lengan donor dengan mencari akses vena
dengan memperhatikan kesehatan serta kebersihan lengan donor.
8.3.3 Tempelkan label pada kantong darah, kantong satelitnya, dan tabung sampel, serta
musnahkan label yang tersisa.
8.3.4 Letakan kantong darah di atas hemoscale yang sudah dinyalakan, sehingga goyangan
hemoscale akan mencampurkan darah dengan antikoagulan di dalam kantong secara homogen.
8.3.6 Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan larutan povidon iodine dan alkohol
70% sesuai ketentuan.
8.3.7 Naikan tekanan manset tensimeter hingga 40-60 mmHg untuk mempermudah melihat
vena
8.3.8 Lakukan penusukan vena dan catat waktu mulai darah mengisi kantong.
8.3.9 Lakukan pengambilan darah dan turunkan serta jaga tekanan manset tensimeter sekitar
20-40 mmHg.
8.3.10 Hentikan pengambilan darah setelah volume darah yang diinginkan tercapai dengan
menerapkan langkah-langkah yang telah ditetapkan, catat waktu akhir pengambilan darah.
8.3.11 Lakukan pengambilan sampel darah donor dengan menampung darah ke dalam tabung
sampel sebanyak masing-masing 5 ml.
8.3.12 Cabut jarum dan rawat luka tusuk pada lengan donor.
8.3.13 Persilahkan donor mengangkat lengannya lurus dan lebih tinggi dari letak jantung.
8.4.2 Masukan segera kantong darah berisi darah donor ke dalam cool box yang telah
dipersiapkan dan dijaga suhunya sesuai dengan jenis komponen yang akan diolah.
8.4.3 Untuk kantong ganda tiga/empat yang akan dijadikan komponen PRC, TC, dan plasma,
serta cryoprecipitate, suhu penyimpanannya 20-24°C
8.4.4 Untuk kantong ganda dua yang akan dijadikan komponen PRC dan plasma, suhu
penyimpanannya 2-10°C.
8.4.5 Simpan sampel darah donor dalam cool box dengan suhu 2-10°C untuk dikirimkan ke
bagian uji saring IMLTD dan ke bagian uji konfirmasi golongan darah.
Pemulihan donor
8.5.1 Berikan kesempatan kepada pendonor untuk tetap berbaring sedikitnya 5 menit diikuti
dengan posisi duduk.
8.5.2 Jika tidak ada keluhan, pendonor boleh meninggalkan tempat tidur.
8.5.4 Persilahkan pendonor memasuki ruang istirahat, berikan minum dan makanan ringan
secukupnya.
8.5.5 Awasi pendonor di ruang pemulihan hingga cukup kuat untuk melanjutkan aktivitasnya.
8.6.1 Tindakan pada pre syok (mual, muntah, pusing), syok/ pingsan:
8.6.1.1 Hentikan proses pengambilan darah, pindahkan pendonor ke tempat yang ada udara
segar, atau jika diperlukan beri oksigen.
8.6.1.2 Posisikan pendonor dengan kaki lebih tinggi daripada kepala, longgarkan pakaian dan
sabuk jika pendonor pusing/ pingsan.
8.6.1.3 Jika ada mual/muntah, posisikan kepala ke arah samping, kompres dingin di dahi atau
belakang leher pendonor, beri air untuk membilas mulut donor.
8.6.1.5 Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan donor hingga keadaan membaik.
8.6.1.6 Beri kalsium atau infus NaCl 0,9% atas instruksi dokter jika diperlukan.
8.6.2.2 Cari penyebabnya, beri terapi sesuai penyebab: antialergi (topikal atau oral) sesuai
anjuran dokter.
8.6.3.1 Kesemutan bisa diakibatkan karena kekurangan kalsium pada darah pendonor.
8.6.3.2 Berikan kalsium, berupa tablet kalsium atau parenteral bolus kalsium intravena.
8.6.4 Tindakan pada tertusuk vena, arteri dan syaraf, hematoma, bengkak dan nyeri:
8.6.4.3 Tekan keras 3-4 kassa yang ditumpuk di atas luka selama 7-10 menit.
8.6.4.5 Beri gel heparin, antinyeri dan antibiotik sesuai instruksi dokter.
8.6.5.1 Letakkan karet atau sendok yang dilapisi kassa untuk mencegah agar lidah tidak tergigit.
8.6.6 Tindakan pada keluhan jantung serius (pendonor mengeluh nyeri dada seperti ada beban
berat, tertekan atau rasa ditusuk-tusuk di jantung):
8.6.6.3 Beri bantuan resusitasi jantung paru, jika donor mengalami “jantung berhenti”.
8.6.6.4 Pendonor yang teridentifikasi mengalami keluhan jantung serius, dianjurkan untuk
ditolak permanen.
8.6.7.4 Jika pendonor setuju, lakukan pengambilan darah dengan kantong darah baru di lengan
yang lain.
8.7 Pencatatan
8.7.1Catatan harus dijaga kerahasiaannya untuk setiap pendonor dan setiap kegiatan, meliputi:
9. Riwayat Perubahan