Anda di halaman 1dari 4

Materi Shibori

Shibori berasal dari Jepang, shibori berasal dari kata kerja ‘shiboru’ yakni merupakan teknik
pewarnaan kain yang mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tak
jauh berbeda dengan batik (meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah dan sederhana). Tak
heran jenis kain yang satu ini acap kali disebut dengan ‘batik’ asal Jepang.Dikabarkan, teknik
shibori ini telah digunakan sejak zaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun yang lalu.
Bahkan beberapa pewarna alami dapat bertahan 600 tahun lamanya.

Shibori (Foto: dok.Instagram @shibori_textiles)


Konsep pembuatannya pun juga serupa dengan teknik tie dye yang mengandalkan teknik ikat
celup. Dengan teknik ini, beberapa kain ‘dilindungi’ agar tidak terkena corak pewarna
sehingga pada hasil akhirnya tercipta pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan
‘dilindungi’.Teknik ‘melindungi’ kain shibori ini dilakukan dengan menggunakan teknik
seperti melipat, melilit, mengikat kain dan mencelupkannya pada pewarna indigo.
Shibori (Foto: dok.Instagram @shibori_textiles)
Singkat kata, jika di Indonesia teknik tie dye dikenal dengan istilah jumputan (Jawa),
sasirangan (Banjarmasin), Pelangi (Palembang), Jepang memiliki shibori yang memiliki
enam teknik pewarnaan yang dapat menghasilkan motif yang berbeda-beda.Enam teknik
pewarnaan tersebut adalah;

1. Kanoko shibori
Kanoko shibori adalah yang sering kita jumpai di pasaran Indonesia, di mana bagian
tertentu pada kain diikat dengan benang secara acak, atau dilipat terlebih dahulu baru
diikat. Penggabungan lipatan dan ikatan bisa menghasilkan motif berupa bercak
lingkaran.
2. Miura Shibori
Jika ingin mencoba mewarnai kain sendiri dengan teknik shibori, maka miura shibori
adalah pilihan yang tepat bagi pemula. Anda hanya membutuhkan beberapa utas
benang untuk mengikat bagian kain yang diinginkan, tanpa perlu menyeragamkan
bentuk dan kekuatan ikatannya.
3. Arashi Shibori
Arashi dalam bahasa Jepang berarti badai. Jadi motif yang dihasilkan dari teknik
arashi shibori ini akan menyerupai badai. Cara membuatnya adalah dengan melilitkan
kain pada sebatang pipa secara diagonal. Lilitannya jangan terlalu erat sehingga
menghasilkan efek ‘badai’ yang indah.
Shibori (Foto: dok.Instagram @shibori_textiles)
4. Itajime Shibori
Jika teknik arashi menggunakan bantuan pipa, itajime menggunakan dua bilah kayu.
Jadi, kain dijepit di antara dua potong kayu lalu diikat dengan tali atau benang. Motif
yang dihasilkan akan bercorak kotak-kotak.
5. Kumo Shibori
Teknik pewarnaan kumo shibori ini memerlukan ketelitian yang agak tinggi. Bagian
tertentu dari kain dilipat sedemikian rupa kemudian diikat dengan benang. Motif yang
dihasilkan nantinya menyerupai jaring laba-laba. Nah, kain hasil kumo shibori ini
biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi.
6. Nui Shibori
Berbeda dengan teknik lainnya, nui shibori menggunakan pola jahitan tertentu yang
dilakukan seirama pada beberapa bagian kain. Motif yang didapat nantinya akan
sesuai dengan pola jahitan yang dibuat.Motifnya yang unik dan bernuansa
ethnic membuat shibori kian digandrungi saat ini. Di Indonesia kain dengan teknik
shibori biasanya menggunakan kain katun berwarna putih karena sifatnya yang dapat
menyerap air. Namun sejatinya kain yang bagus dan biasa dipakai untuk teknik
shibori adalah kain kapas yang bernama kain nikisima.

Shibori (Foto: dok.Instagram @shibori_textiles)


Ragam kain shibori yang diolah menjadi baju siap pakai sering kali terdiri dari bahan yang
lembut dan nyaman. Karena itu, shibori sering dijadikan pilihan sebagai baju santai hingga
pakaian tidur. Namun, banyak pula yang menyulap kain shibori menjadi busana premiun
nan stylish yang dapat digunakan untuk acara casual, resmi dan pesta.

Anda mungkin juga menyukai