Laporan kunjungan industri ini dibuat guna untuk melengkapi tugas yang diberikan kepada siswa
SMKN 1 Tambelang tahun 2024 disahkan :
Hari : Jumat,
Tanggal : 12 Januari 2024
Tempat : SMKN 1 Tambelang
Mengetahui,
Waka Hubin Pembimbing
Kepala Sekolah
SMKN 1 TAMBELANG
H. Saparudin, S.Pd,MM
NIP. 196803251991031003
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas karuniaNya, kami dapat
menyelenggarakan kegiatan “Kunjungan Industri” Kelas XI yang bertepatan di “PT.
MADUKISMO” dalam rangka menyelenggarakan salah satu program tahunan SMKN 1
TAMBELANG. Atas kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan pertanggungjawaban hasil
kegiatan dengan tepat waktu.
Laporan pertanggungjawaban kegiatan ini disusun dengan berbagai hasil observasi terhadap
kegiatan yang dilaksanakan oleh “PT MADUKISMO” untuk menyusun laporan pertanggungjawaban
yang Insya Allah hasilnya dapat diperhitungkan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah mendukung kami hingga selesainya laporan ini. Saya memahami bahwa masih
banyak kesalahan besar dalam laporan pertanggungjawaban ini, oleh karena itu mohon maaf apabila
terdapat kesalahan atau bahasa yang kurang tepat sehingga menyinggung perasaan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Kunjungan Industri Pt Madubaru/Madukismo...............................................1
1.2 Tujuan Kunjungan Industri......................................................................................................1
1.3 Manfaat Kunjungan Industri....................................................................................................1
1.4 Waktu Pelaksanaan..................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................................................2
2.1 Pengertian Kunjungan Industri................................................................................................2
2.2 Pengertian Gula........................................................................................................................2
2.3 Handsanitizer...........................................................................................................................2
2.4 Penyulingan.............................................................................................................................2
2.5 Limbah Proses Produksi Tebu.................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................4
3.1 Sejarah Perusahaan..................................................................................................................4
3.2 Proses Produksi........................................................................................................................5
3.2.1 Produksi Gula..................................................................................................................5
3.2.2 Produksi Alkohol.............................................................................................................7
3.3 Hasil Produksi..........................................................................................................................8
3.4 Pemasaran................................................................................................................................8
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................9
4.1 Simpulan dan Saran.................................................................................................................9
4.1.1 Simpulan..........................................................................................................................9
4.1.2 Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................10
LAMPIRAN DOKUMENTASI............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak cukup hanya melakukan Praktik di sekolah saja agar siswa dapat memiliki gambaran. Tentang
dunia kerja yang sesungguhnya,maka kunjungan industri merupakan langkah tepat yang perlu diambil.
Kunjungan industri dilaksanakan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan siswa tentang dunia kerja.
Sehingga siswa dituntut aktif untuk menggali informasi tentang kunjungan Industri untuk mendapatkan
pengetahuan dan informasi baru tentang produk yang dihasilkan dari setiap tempat usaha yang dikunjungi.
Kunjungan ini tepatnya mengunjungi suatu pabrik pengolahan gula,alkohol yang bernama PT
MADUBARU/MADUKISMO terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian siswa diwajibkan untuk
membuat laporan atas informasi yang telah didapatkan saat kunjungan industri yang berkaitan dengan
perusahaan yang bersangkutan.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
II.4 Penyulingan
Penyulingan adalah metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
penguapan bahan. Dalam penyulingan, campuran direbus hingga menguap, dan uap tersebut kemudian
didinginkan kembali menjadi cairan.
Limbah yang dibuang terutama blotong (ampas tebu) diambil secara cuma- cuma untuk pembuatan asbes,
genteng, pupuk, kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu bata, karena blotong ini masih mengandung
sejumlah belerang sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
Pihak PG. Madukismo melakukan pengovenan blotong pada oven dengan suhu 103° dalam kurun waktu
3 jam sebelum membuangnya. Tujuan blotong di oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di blotong
tersebut, sehingga tidak menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika dibuang.
Saat ini, pihak PG. Madukismo memanfaatkan blotong tersebut sebagai bahan baku dalam pembuatan
pupuk kompos.
2
Limbah padat ampas tebu merupakan limbah yang dihasilkan pada proses awal penggilingan tebu
menjadi nira mentah. Limbah ini jumlahnya cukup banyak sehingga sangat bermanfaat jika dapat diolah
sehingga tidak mencemari lingkungan. PG. Madukismo memanfaatkan limbah ampas tebu sebagai bahan
bakar organik yang dikenal dengan istilah Biomassa (bahan bakar organik) yang diolah untuk menghasilkan
listrik.
Limbah cair tetes yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu menjadi gula dimanfaatkan PG.
Madukismo sebagai alkohol. Alkohol yang diproduksi di P.S Madubaru merupakan alkohol jenis etanol
Pembuatan alkohol ini merupakan salah satu upaya P.S Madubaru untuk mengolah limbah. Alkohol dapat
digunakan sebagai campuran kosmetik dan industri farmasi. Tetes tebu sebelum menjadi alkohol akan
mengalami tahap-tahap pengolahan.
Hasil akhir dari proses produksi alkohol adalah etanol yang memiliki kadar yang tinggi yakni berkisar
antara 94%-96%. Proses pengolahan limbah tetes ini selain dapat menyelamatkan lingkungan dari
pencemaran, juga dapat menghasilkan income untuk PG. Madukismo.
Bagasse atau ampas tebu yang dibakar akan menjadi arang, yang bermanfaat untuk pupuk pertanian dan
bahan bangunan (batako). Joglo tani juga memanfaatkan arang ampas tebu tersebut sebagai batako.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Dahulu PG Madukismo bernama PG Padokan dengan luasan yang sangat kecil, pada masa Belanda PG
Padokan hancur lebur, atas jasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX kemudian didirikan kembali Pabrik Gula
Padokan dengan nama Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo tujuannya adalah untuk
menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena dibumihanguskannya Pabrik-Pabrik Gula waktu
itu. Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk bekerja. Banyak petani akan
terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta di pabrik akan menyerap banyak tenaga
kerja teristimewa pada waktu masa giling.
PG Madukismo tidak hanya memproduksi gula, juga menawarkan paket wisata edukasi Agro Industri.
Perjalanan Wisata Agro Industri ini adalah wisata untuk melihat proses produksi yang dilaksanakan. Kita akan
diantar menggunakan gerbong yang ditarik oleh lokomotif tua. Biasanya wisata ini dilaksanakan pada masa
giling yakni bulan Mei - September.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa di Daerah Istimewa Yogyakarta dahulu kala terdapat
banyak pabrik gula, Dengan luasan daerah yang tidak begitu besar wilayah ini memiliki 17 Pabrik gula yakni
PG. Randugunting, PG. Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Wonocatur, PG padokan, PG Bantul, PG
Barongan, PG Sewugalur, PG Gondang Lipuro, PG Pundong, PG Gesikan, PG Rewulu, PG Demakijo, PG
Cebongan, PG Beran, PG Medari, dan PG Sendangpitu, namun pada zaman malaise atau lebih disebut zaman
meleset yakni supply gula dunia berlebih maka banyak pabrik tersebut yang tutup.
Setelah ada kesepakatan perdagangan tahun 1931 yang terkenal dengan Chadbourne Agreement yang
berdampak pada pengurangan produksi gula termasuk di Yogyakarta dari sekitar 3 juta ton menjadi 1,4 juta
ton per tahun. Akhirnya dari 17 hanya tersisa 8 pabrik gula yakni PG. Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG
Padokan, PG Gondang Lipuro, PG Gesikan, PG Beran, PG Medari, namun saying saat agresi militer ke II
tahun 1948 semua bangunan pabrik tersebut dibumihanguskan dan rata dengan tanah tapi masih ada beberapa
4
yang menyisakan temboknya saja. Pada tahun 1955 di atas bangunan Pabrik gula Padokan yang turut di bumi
hanguskan dibangun PG-PS Madukismo atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX dan diresmikan
pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI I yakni Ir. Soekarno dan mulai berproduksi tahun itu juga.
Saat ini jika kita ingin menikmati keberadaan Pabrik Gula Madukismo dapat mengikuti Paket Agrowisata
Madukismo, namun kita harus mendaftar beberapa hari sebelumnya karena tidak setiap saat diadakan. Paket
Agrowisata Madukismo ini menawarkan wisata yang sangat bermanfaat sebagai edukasi dan menyadarkan
bahwa ternyata proses untuk menjadi gula yang manis yang kita konsumsi melalui proses yang panjang. Mulai
dari penanam pohon tebu hingga berumur sekitar 1 tahun agar mencapai kemasakan yang optimal dan melalui
proses penggilingan untuk pemerahan nira yang mendapatkan sari gula, kemudian pemurnian nira dengan
sulfitasi kemudian penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan, dan gula putih yang manis dan
higienis siap dipasarkan. Pabrik ini secara administrasi di desa Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan
karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya
produksi, bahkan pemurnian mudah didapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure
Hoofd Sumber).
5
Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan
pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari hasil pembakaran.
Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur dalam defekator,
kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor
yang diendapkan kemudian disaring menggunakan Rotary Vacuum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira
jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian dikirim ke stasiun penguapan.
Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar air dilakukan penguapan
(evaporasi).
Di Pabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem multiple
effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya terdiri dari
4-5 bejana yang bekerja dari satu bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas
5990m² vo.
Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak
langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira
dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana nomor
2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1.
Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang
berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian
seterusnya, sampai pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar
60 brik.
4. Kristalisasi
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum, yaitu tempat dimana
nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul
kristal gula.
Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai bibit
(seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan
dibawah atmosfer dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 65°c. Jadi kadar gula (sakarosa)
tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan
(Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan (kultrog).
6
Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai balancing dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan
dibuang ke kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.
Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan gaya memutar
(sentrifugal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri dari:
Dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada tingkat ini
terjadi proses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini,
tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melase (kristal gula) dan m olase (tetes
gula).
Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan cara ini
membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula
menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara
panas.
2. Penyaringan (Filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2SO4 agar tetes tebu tidak
terkontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak gagal dalam proses peragian.
7
Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri khusus yang dapat menjadikan tetes tebu menjadi
atau memiliki kandungan alkohol.
3. Peragian
Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan fermentasi. Pada
tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri (Saccharomyces Cerevisiae).
4. Destilasi (Penyulingan)
Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi. Destilasi atau penyulingan bertujuan
untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol lebih tinggi. Di P.S Madu Kismo destilasi
dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi bertingkat.
III.4 Pemasaran
PG. Madukismo mendefinisikan “MK” sebagai merek produk gula yang dipasarkan untuk membedakan
produk PG. Madukismo dengan produk gula lainnya dan sedemikian rupa sehingga mudah diingat oleh
konsumen, karena MK merupakan singkatan dari nama pabrik gula. Jalur Distribusi Gula Curah PG.
Madukismo melalui 2 tahapan yaitu PG. Madukismo kepada pedagang dan dari pedagang ke pedagang.
Sementara penjualan gula merek MK melalui satu tahap yaitu PG. Madukismo mengirimkan langsung ke
pengecer. Hasil Pemasaran PG. Pada pemasaran gula Madukismo atau gula pasir sebanyak 21.312.058 kg
terjual pada tahun 2016 dan 40.094.974 kg pada tahun 2017, sedangkan nilai penjualan tahun 2016 sebesar Rp
246.726.801.825 dan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 272272.7 mengalami penurunan sebesar
Rp 30,50,70 pada tahun 2016 2017 dan penjualan meningkat pada tahun 2017.
8
BAB IV
PENUTUP
IV.1.1 Simpulan
Kunjungan industri merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh semua siswa kelas 2, selain
ditujukan untuk berwisata juga digunakan untuk belajar mengenai lingkungan pekerjaan di sekitar kita.
Karena kegiatan Kunjungan industri bertujuan membekali siswa akan gambaran pengalaman langsung proses
produksi suatu industri. Meningkatkan profesionalisme siswa dibidang pengetahuan/ilmu yang diperolehkan
dibangku sekolah dan ilmu yang diterapkan di luar dunia kerja, dan siswa dapat membandingkan antara teori
dan praktek lapangan.
IV.1.2 Saran
a. Saran Untuk Sekolah
Lebih kreatif dalam mencari perusahaan untuk kunjungan industri agar siswa/i dapat mengambil banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari di dunia kerja.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
dari, K. (2021, October 18). perusahaan asal Indonesia. Wikipedia.org; Wikimedia Foundation, Inc.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pabrik_Gula_dan_Pabrik_Spiritus_Madukismo. Diakses Rabu,
28-02-2024 13:00.
Andi Tri Wahyuni, Ratna, N., & Ayiek, A. (2018). PEMASARAN GULA PADA PG.
14:56.
https://www.slideshare.net/Ngelo/laporan-kunjungan-industri-pt-madu-kismo-magelang.
sarah pratika putri. (2019). Laporan Kegiatan Kunjungan Industri pt madukismo. Scribd.
https://id.scribd.com/doc/298951391/Laporan-Kegiatan-Kunjungan-Industri-pt-madukismo.
dari, K. (2005, March 30). bahan pemanis yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Wikipedia.org;
11:30.
11
LAMPIRAN DOKUMENTASI
12